RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017
IV-13
Di samping mendorong bertumbuh kembangnya sektor pertanian, sektor industri kecil menengah dan sektor non-migas lainnya dengan
mempertimbangkan pendekatan
spasial, pembangunan
juga perlu
diprioritaskan pada pembangunan yang berbasih pada kekuatan sektor non- migas, khususnya sektor pertanian dan perdagangan yang terkait dengan
perkembangan sektor pertanian dalam arti luas. Hal ini penting dilakukan terutama untuk mengatasi perbedaan pola pertumbuhan dan pola aktivitas
ekonomi antarsektor yang muncul karena perbedaan produktivitas antar sektor, kontribusi antar sektor, serta perbedaan struktur ekonomi antara
migas dan non-migas.
2. Pendidikan dan Kebudayaan
Persoalan kemiskinan dan kesejehateraan juga berkaitan dengan dimensi pendidikan. Semakin terdidik masyarakat, semakin besar
peluangnya untuk mampu memberdayakan dirinya, dan semakin mungking untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Mempertimbangkan
hal tersebut, pendidikan menjadi isu strategis dalam pembangunan lima tahun ke depan. Hal ini mengingat persoalan pendidikan di Kabupaten
Cilacap masih menjadi kendala dalam rangka mewujudkan masyarakat Cilacap yang sejahtera.
Dari aspek kesejahteraan, partisipasi pendidikan di Kabupaten Cilacap yang ditunjukan oleh indikator APM masih relatif rendah, khususnya
partisipasi pada pendidikan lanjut. Jika dibandingkan dengan target MDGs, APM Kabupaten Cilacap tidak akan mencapai target MDGs jika tidak ada
akselerasi. Oleh karena itu, perlu ditempuh strategi laju peningkatan APM tersebut agar dapat memenuhi komitmen MDGs. Pendekatan kesetaraan
gender dalam mengakses pendidikan sebagai pelayanan publik dasar juga harus menjadi pendekatan dalam meningkatkan partisipasi pendidikan.
Rata-rata lama pendidikan Kabupaten Cilacap juga masih relatif rendah, yakni 6,86 tahun pada 2011. Hal ini mengindikasikan masih perlu
ditingkatkanya efektivitas program-program dalam rangka wajib belajar sembilan tahun.
Persoalan pendidikan di Kabupaten Cilacap juga menyangkut aspek pelayanan, khususnya pemerataan pelayanan pendidikan. Pelayanan
RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017
IV-14
pendidikan di Kabupaten Cilacap cenderung belum merata. Meskipun rasio siswa per guru, dan rasio siswa per kelas secara umum telah memenuhi
standar, tetapi sebarannya masih belum merata. Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur dan sumber daya pendidikan harus diarahkan dalam rangka
pemerataan pendidikan tersebut dengan tetap mengedepankan pendekatan spasial menuju pemerataan kualitas pendidikan.
Berkaitan dengan kualitas pendidikan, kualifikasi tenaga pendidikan juga masih perlu ditingkatkan dengan memperhatikan standar
pelayanan minimum dan standar operasional prosedur SOP. Salah satu isu penting menyangkut pendidikan nasional saat ini
adalah lemahnya relevansi pendidikan. Indikasinya adalah pergeseran pengangguran, dari pengangguran tidak terdidik ke pengangguran
berpendidikan tinggi. Dalam kaitannya dengan hal ini, relevansi pendidikan juga menjadi isu strategis di yang diangkat dalam pembangunan Cilacap lima
tahun ke depan. Pendidikan vokasi merupakan salah satu yang perlu ditingkatkan sehingga lulusan sekolah tingkat lanjut lebih siap masuk pasar
tenaga kerja dengan kemampuan dan keahlian praktis yang dimilikinya. Melalui strategi pendidikan tersebut, visi Cilacap berbudaya dan
sejahtera diharapkan bisa terwujud. Salah satu tolok ukur kunci untuk melihat terwujudnya Cilacap berbudaya dan sejahtera adalah meningkatnya
Indeks Pembangunan Manusia IPM. IPM Kabupaten Cilacap cenderung meningkat dari tahun ke tahun, tetapi peningkatan tersebut tergolong relatif
lambat. Tahun 2005, IPM Kabupaten Cilacap adalah 69,50 meningkat menjadi 71,73 pada tahun 2010. Berdasarkan nilai shortfall reduction, perkembangan
IPM yang lambat tersebut disebabkan lambatnya perkembangan angka harapan hidup dan melek huruf. Bahkan peningkatan angka rata-rata lama
sekolah tergolong sangat lambat. Gambaran ini sekaligus menunjukkan masalah-masalah pokok yang perlu mendapat prioritas pada periode
pembangunan mendatang. Kebudayaan juga menjadi isu strategis dalam pembangunan
Kabupaten Cilacap mendatang. Hal ini mengingat semakin terpinggirkannya budaya dan kearifan lokal local wisdom di tengah derasnya arus dan hingar
bingar globalisasi dan modernisasi. Globalisasi yang beriringan dengan derasnya arus informasi tidak hanya membawa dampak positif, tetapi juga
RPJMD KABUPATEN CILACAP 2012-2017
IV-15
membawa dampak negatif bagi masyarakat Indonesia terutama generasi mudanya. Semakin maraknya narkoba di kalangan generasi muda bersamaan
dengan tren budaya yang menonjolkan hedonisme adalah gambaran ancaman yang nyata bagi generasi muda Indonesia.
Hal ini perlu disikapi dengan arif oleh pemerintah dengan kembali menengok nilai-nilai serta budaya lokal untuk dijadikan pijakan dalam
berkreasi. Nilai-nilai gotong royong, tepo seliro, dan toto kromo yang telah lama tertanam dalam kebudayaan dan kesenian Indonesia harus digali
kembali dalam kehidupan bermasyarakat Kabupaten Cilacap khususnya.
3. Derajat Kesehatan Masyarakat