2. PT Tertutup
Perseroan Terbatas Tertutup adalah Perseroan Terbatas yang didirikan dengan tidak menjual sahamnya kepada masyarakat luas, yang berarti
tidak setiap orang dapat ikut menanamkan modalnya. Biasanya Perseroan Terbatas tertutup ini dimiliki oleh pemegang-pemegang saham yang
memiliki ikatan keluarga maupun kerabat. 3.
PT Perseorangan Perseroan Terbatas Perseorangan berarti bahwa saham-saham dalam
Perseroan Terbatas tersebut dikuasai oleh seorang pemegang saham. Hal ini dapat terjadi setelah melalui proses pendirian Perseroan Terbatas itu
sendiri. Pada waktu pendirian Perseroan Terbatas, terdapat lebih dari seorang pemegang saham, yang kemudian beralih menjadi berada pada
seorang pemegang saham karena pemegang saham itu ingin menjual sahamnya. Hal ini sebenarnya tidak boleh berlangsung terus menerus,
pemilik Perseroan Terbatas harus segera mencari investor untuk membeli saham Perseroan Terbatas tersebut sehingga pemegang saham tidak
hanya satu orang saja.
E. Dasar Hukum Terbentuknya Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas diatur pertama sekali dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang WvK yang aslinya berasal dari Belanda yang dianut oleh
Indonesia sejak tahun 1948 yang merupakan konsekuensi dari penerapan asas konkordasi. Setelah hampir lebih dari setengah abad berlaku di Indonesia yaitu
Universitas Sumatera Utara
kurang lebih lima puluh tahun, pada tanggal 7 Maret 1995 Indonesia memiliki undang-undang nasional sendiri yang mengatur mengenai badan hukum Perseroan
Terbatas, yaitu Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995. Dalam Undang-undang Perseroan Terbatas Nomor 1 Tahun 1995 ini, pembuat undang-undang dengan
tegas menyatakan bahwa Pasal 36-56 KUHD yang mengatur mengenai Perseroan Terbatas dan perubahannya dinilai sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan
ekonomi dan dunia usaha baik nasional maupun internasional. Selain itu juga, Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 ini juga merupakan
bentuk unifikasi atas dua ketentuan yang mengatur bentuk usaha berbadan hukum yaitu, KUHD sendiri dan Ordonansi Maskapai Andil Indonesia Ordonnantie op
de Indonesische Maatschapij op Aandeleen. Setelah dua belas tahun berlaku, pada 16 Agustus 2007, Pemerintah mengundangkan Undang-undang Perseroan
Terbatas yang baru, yaitu Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007. Setidaknya terdapat empat alasan pokok diundangkannya Undang-undang Nomor 40 Tahun
2007 ini, yaitu: 1.
Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi 2.
Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang cepat, berkepastian hukum serta pengembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan
korporasi yang baik 3.
Memperjelas dan mempertegas ketentuan yang menyangkut organ perseroan, yang termasuk di dalamnya tugas dan tanggung jawab Direksi
dan dewan komisaris. 4.
Menegaskan bahwa tujuan perseroan tidak semata-mata untuk mencarikan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemegang saham
tetapi juga ditujukan bagi pemangku kepentingan dan lingkungan hidup.
24
24
Freddy Harris Teddy Anggoro, Hukum Perseroan Terbatas, Bogor: Ghalia Indonesia, 2010, hal.7
Universitas Sumatera Utara
Perseroan Terbatas yang ada sebelum dikeluarkannya Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 banyak yang menjalankan usahanya hanya untuk kepentingan
perseroan itu saja. Banyak Perseroan Terbatas yang berusaha dalam bidang industri menjalankan perusahaannya sampai merusak lingkungan sampai
membuat kesehatan masyarakat sekitar terganggu. Hal ini dapat terjadi karena pendirian Perseroan Terbatas yang berusaha dalam bidang industri tersebut
dibangun di dekat pemukiman masyaratkat. Pemerintah Indonesia belum benar- benar menerapkan wilayah industri yang tepat agar tidak mengganggu kehidupan
masyarakat umum Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007, diharapkan dapat menjadi peraturan
yang komprehensif melingkupi berbagai aspek perseroan dan menjadi dasar hukum terbentuknya Perseroan Terbatas, yang pada akhirnya mencapai tujuan
dari peraturan ini yaitu memenuhi kebutuhan hukum masyarakat serta lebih memberikan kepastian hukum, khususnya kepada dunia usaha.
F. Pembagian Wewenang dan Tanggung Jawab Dalam Perseroan Terbatas