Berdasarkan data pada tabel 4.3, diketahui bahwa jumlah subjek yang tinggal di Kota Medan ada 25 orang 20,83, jumlah subjek yang tinggal di
Kota Pekanbaru ada 11 orang 9,17, jumlah subjek yang tinggal di Kota Jakarta ada 63 orang 52,5, dan jumlah subjek yang tinggal di Kota
Bandung ada 21 orang 17,5.
2. Hasil Penelitian
Berikut ini akan dipaparkan mengenai hasil uji normalitas, uji linearitas dan hasil analisa data hubungan gambaran tubuh dengan harga diri
pada pria. a. Uji Asumsi Penelitian
1 Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data
penelitian telah menyebar secara normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program komputer SPSS
version 16.0 For Windows. Data dikatakan terdistribusi normal apabila harga p
≥ 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Normalitas Sebaran Variabel Gambaran Tubuh dan Variabel Harga Diri
Variabel Z
p Keterangan
Gambaran Tubuh 0,522
0,948 Normal
Harga Diri 0,955
0,322 Normal
Kaidah normal yang digunakan untuk uji normalitas adalah jika p ≥
0,05 maka data penelitian terdistribusi normal, sebaliknya jika nilai p 0,05 maka data penelitian tidak terdistribusi normal. Hasil uji normalitas variabel
gambaran tubuh diperoleh nilai Z = 0,522 dan p = 0,948. Hasil menunjukkan bahwa nilai p 0,948 α 0,05 maka data dari variabel gambaran tubuh
terdistribusi normal. Hasil uji normalitas variabel harga diri diperoleh nilai Z = 0,
955 dan p = 0,322. Hasil menunjukkan bahwa nilai p 0,322 α 0,05 maka data dari variabel harga diri terdistribusi normal.
2 Uji Linearitas Hubungan Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel
penelitian, yaitu variabel gambaran tubuh dan harga diri memiliki hubungan yang linear. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan analisis statistik
uji Anova dengan bantuan program komputer SPSS version 16.0 For Windows. Kedua variabel dikatakan memiliki hubungan yang linear jika
nilai p linearitas 0,05 dan nilai p deviasi dari linearitas 0,05. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini.
Tabel 4.5 Hasil Pengujian Linearitas
Variabel F
linearitas p
linearitas F
deviasi dari
linearitas p
deviasi dari
linearitas Keterangan
Gambaran tubuh dengan
harga diri 15,946
0,000 1,523
0,063 Linear
Dari hasil uji linearitas antara gambaran tubuh dengan harga diri, diperoleh nilai p linearitas = 0,000 p 0,05 dan nilai p deviasi dari
linearitas = 0,063 p 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel gambaran tubuh memiliki hubungan yang linear dengan harga diri.
b. Hasil Analisa Data 1 Hasil Perhitungan Korelasi
Data dianalisis menggunakan Pearson Product Moment yang akan menjelaskan mengenai hubungan antara gambaran tubuh dengan harga diri
dengan bantuan program komputer SPSS version 16.0 For Windows. Hasil perhitungan korelasi pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Korelasi Antara Gambaran Tubuh dengan Harga Diri
Variabel r
p Keterangan
Gambaran tubuh dengan harga diri
0,325 0,000
Berkorelasi
Hasil perhitungan korelasi antara gambaran tubuh dengan harga diri, diperoleh nilai r = 0,325 dengan tingkat signifikansi koefisien korelasi p =
0,000 p 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara gambaran tubuh dengan harga diri pada pria yang mengikuti
penelitian ini. Dari hasil korelasi Pearson Product Moment, diketahui arah hubungannya adalah positif yang menunjukkan bahwa semakin positif
gambaran subjek terhadap tubuhnya sendiri maka harga diri subjek juga akan semakin tinggi dan semakin negatif gambaran subjek terhadap tubuhnya
sendiri maka harga diri subjek juga akan semakin rendah. Berdasarkan hasil pengolahan data hubungan gambaran tubuh dengan
harga diri diperoleh koefisien determinan R² sebesar 0,11. Hal ini mengandung pengertian bahwa kontribusi gambaran tubuh terhadap harga
diri sebesar 11 dan sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain selain gambaran tubuh.
2 Kategorisasi Analisa data penelitian dapat dilakukan dengan pengelompokan yang
mengacu pada kriteria kategorisasi. Kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal.
a Deskripsi Data Penelitian Data penelitian tentang kategori gambaran tubuh dapat dilihat pada
tabel 4.7 berikut ini.
Tabel 4.7 Deskripsi Data Penelitian Gambaran Tubuh
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik Min
Maks Mean
SD Min
Maks Mean
SD
Gambaran Tubuh 43
85 65,2
8,7 24
96 60
12
Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh mean empirik untuk skala gambaran tubuh sebesar 65,2 dengan SD empirik sebesar 8,7, sedangkan untuk mean
hipotetiknya sebesar 60 dengan SD hipotetiknya sebesar 12. Data penelitian tentang kategori harga diri dapat dilihat pada tabel 4.8
berikut ini.
Tabel 4.8 Deskripsi Data Penelitian Harga Diri
Variabel Skor Empirik
Skor Hipotetik Min
Maks Mean
SD Min
Maks Mean
SD
Harga Diri 53
95 71,1
7,8 24
96 60
12
Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh mean empirik untuk skala harga diri sebesar 71,1 dengan SD empirik sebesar 7,8, sedangkan untuk mean
hipotetiknya sebesar 60 dengan SD hipotetiknya sebesar 12.
b Kategorisasi Data Penelitian Berdasarkan kategorisasi subjek penelitian secara empirik, data
dikelompokkan dalam beberapa tingkatan untuk kemudian disusun menurut norma-norma tertentu. Menurut Azwar 2000, subjek dikategorikan menjadi
dua kelompok dengan menggunakan rumus: Tinggi Positif
= X ≥ Mean + ZSD√N
Tidak Terkategorisasi = Mean – ZSD √N X Mean + ZSD√N
Rendah Negatif = X
≤ Mean – ZSD√N Kriteria variabel gambaran tubuh pada pria dengan jumlah frekuensi
dan bobotnya dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini.
Tabel 4.9 Kategorisasi Data Gambaran Tubuh
Kategori Rentang Nilai
Jumlah Bobot
Positif X
≥ 62 76
63,33 Tidak Terkategorisasi
58 X 62 23
19,17 Negatif
X ≤ 58
21 17,5
Total 120
100
Pada tabel 4.9 diketahui terdapat 76 orang subjek 63,33 yang memiliki gambaran tubuh positif, 23 orang subjek 19,17 memiliki
gambaran tubuh yang tidak terkategorisasi dan 21 orang subjek 17,5 yang memiliki gambaran tubuh negatif. Subjek yang memiliki gambaran tubuh
yang tidak terkategorisasi berada antara positif dan negatif tidak ikut diklasifikasikan karena tujuan semula penelitian memang hanya untuk
memisahkan subjek ke dalam dua kategori saja. Kriteria variabel harga diri pada pria dengan jumlah frekuensi dan
bobotnya dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini.
Tabel 4.10 Kategorisasi Data Harga Diri
Kategori Rentang Nilai
Jumlah Bobot
Tinggi X
≥ 62 108
90 Tidak Terkategorisasi
58 X 62 9
7,5 Rendah
X ≤ 58
3 2,5
Total 120
100
Pada tabel 4.10 diketahui terdapat 108 orang subjek 90 yang memiliki harga diri tinggi, 19 orang subjek 7,5 memiliki harga diri yang
tidak terkategorisasi dan 3 orang subjek 2,5 yang memiliki harga diri rendah. Subjek yang memiliki harga diri yang tidak terkategorisasi berada
antara tinggi dan rendah tidak ikut diklasifikasikan karena tujuan semula penelitian memang hanya untuk memisahkan subjek ke dalam dua kategori
saja .
d Data Penelitian Tambahan Setelah dilakukan pengujian statistik untuk data utama dalam
penelitian ini, maka diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara gambaran tubuh dengan harga diri pada pria yang mengikuti penelitian
ini. Selain itu, peneliti juga ingin melihat lebih jauh mengenai hubungan tersebut berdasarkan perbandingan dimensi masing-masing variabel, indeks
massa tubuh dan kota tempat tinggal subjek. Berikut adalah penjabaran nilai signifikansi perbandingan antara
dimensi gambaran tubuh dengan komponen harga diri dapat dilihat pada tabel 4.10 ini.
Tabel 4.11 Nilai Signifikansi Perbandingan Antara Dimensi Gambaran Tubuh Dengan Komponen Harga Diri
Harga Diri Total
PD PM
PB
Gambaran Tubuh
Total r = 0,325;
p = 0,000 r = 0,278;
p = 0,001 r = 0,302;
p = 0,000 r = 0,276;
p = 0,001 Signifikan
Signifikan Signifikan
Signifikan
EP r = 0,511;
p = 0,000 r = 0,388;
p = 0,000 r = 0,484;
p = 0,000 r = 0,480;
p = 0,000 Signifikan
Signifikan Signifikan
Signifikan
OP r = -0,158;
p = 0,043 r = -0,158;
p = 0,042 r = -0,103;
p = 0,131 r = -0,145;
p = 0,058 Signifikan
Signifikan Nonsignifikan Nonsignifikan
KBT r = 0,145;
p = 0,057 r = 0,174;
p = 0,028 r = 0,086;
p = 0,177 r = 0,111;
p = 0,114 Nonsignifikan
Signifikan Nonsignifikan Nonsignifikan
KMG r = 0,153;
p = 0,048 r = 0,151;
p = 0,050 r = 0,164;
p = 0,037 r = 0,091;
p = 0,161 Signifikan
Nonsignifikan Signifikan
Nonsignifikan
PUK r = 0,222;
p = 0,007 r = 0,176;
p = 0,027 r = 0,229;
p = 0,006 r = 0,186;
p = 0,021 Signifikan
Signifikan Signifikan
Signifikan Keterangan:
EP : Evaluasi Penampilan OP : Orientasi Penampilan
KBT :Kepuasan terhadap Bagian Tubuh KMG :Kecemasan Menjadi Gemuk
PUK :Pengkategorian Ukuran Tubuh PD :Perasaan Diterima
PM :Perasaan Mampu PB :Perasaan Berharga
Berdasarkan tabel 4.11, dapat terlihat bahwa hubungan signifikan hanya terdapat pada perbandingan antara:
1. Skor total gambaran tubuh dengan skor total harga diri, komponen perasaan diterima, perasaan mampu, dan perasaan berharga
2. Skor total harga diri dengan dimensi evaluasi penampilan, orientasi penampilan, kecemasan menjadi gemuk, dan pengkategorian ukuran tubuh
3. Dimensi evaluasi penampilan dengan komponen perasaan diterima, perasaan mampu, dan perasaan berharga
4. Dimensi orientasi penampilan dengan komponen perasaan diterima 5. Dimensi kepuasan terhadap bagian tubuh dengan komponen perasaan diterima
6. Dimensi kecemasan menjadi gemuk dengan komponen perasaan mampu 7. Dimensi pengkategorian ukuran tubuh dengan komponen perasaan diterima,
perasaan mampu, dan perasaan berharga Berikut adalah tabel nilai signifikansi perbandingan antara gambaran
tubuh dengan harga diri berdasarkan indeks massa tubuh subjek.
Tabel 4.12 Nilai Signifikansi Perbandingan Antara Gambaran Tubuh Dengan Harga Diri Berdasarkan Indeks Massa Tubuh
IMT Kategori
Jumlah N r
P Keterangan
17 Sangat Kurus
3 -0,980
0,128 Nonsignifikan
17 – 18,4 Kurus
16 0,166
0,536 Nonsignifikan
18,5 – 24,9 Normal
74 0,253
0,300 Nonsignifikan
25 – 27 Gemuk
11 0,852
0,000 Signifikan
27 Sangat Gemuk
16 0,380
0,162 Nonsignifikan
Total 120
Berdasarkan tabel 4.12, dapat terlihat bahwa hubungan signifikan
hanya terdapat pada responden dari kategori gemuk. Berikut adalah tabel nilai signifikansi perbandingan antara gambaran
tubuh dengan harga diri berdasarkan kota tempat tinggal subjek.
Tabel 4.13 Nilai Signifikansi Perbandingan Antara Gambaran Tubuh Dengan Harga Diri Berdasarkan Kota Tempat Tinggal
Kota Jumlah N
R P
Keterangan
Medan 25
0,252 0,224
Nonsignifikan Pekanbaru
11 -0,053
0,878 Nonsignifikan
Jakarta 63
0,353 0,004
Signifikan Bandung
21 0,500
0,210 Nonsignifikan
Total 120
Berdasarkan tabel 4.13, dapat terlihat bahwa hubungan signifikan
hanya terdapat pada responden yang bertempat tinggal di Jakarta.
B. PEMBAHASAN