SATMA IPK USU (Studi Etnografi Mahasiswa di Organisasi Masyarakat Ikatan Pemuda Karya)

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Dhaniel, Dhakidae. 1989. Soe Hok Gie Catatan Seorang Demonstran. Jakarta. LP3ES

Giddens, Anthony.2003. Teori Strukturasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Herry. B-Priyono. 2003. ANTHONY GIDDENS SUATU PENGANTAR,

Jakarta:Kepustakaan Populer Gramedia.

Irawan,prasetya(1999);Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Repro International.

Irianto, Sulistyowati (1997); “Konsep Kebudayaan Koentjaraningrat dan Keberadaannya dalam Paradigma Ilmu-Ilmu Sosial” dalam Masinambow

(eds) Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2005) hal.200-203.

Koentjaraningrat(1990); Pengantar Ilmu Antropologi Cetakan ke delapan.Jakarta : Rineka Cipta, (1998); Sejarah Teori Antropologi II. Jakarta: Universitas Indonesia.

Margono, S. (2007); Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK.

Jakarta:PT.Rineka Cipta.

Mutis, Thoby, dkk. 2007. Keadaan publik: Menata masyarakat Kultural YangSantun. Jakarta: Universitas Trisakti pers.

Nababan, Ir Leo. 2013. Mahasiswa Pejuang Pejuang Mahasiswa. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Prasetyantoko & Indriyo Wahyu. Gerakan Mahasiswa dan Demokrasi di Indonesia. Bukit Pakar Timur, P.T. Alumni.

Riduwan (2004;) Metode Riset. Jakarta:PT.Rineka Cipta.

Robbins, Stephen P. 1994. Teori Organisasi Struktur, Desain dan Aplikasi. San Diego. Prentice Hall International, Inc.,.

Santoso, Slamet. 1999. Dinamika Kelompok. Jakarta. PT. Bumi Aksara. Jl. Sawo Raya.


(2)

Saifuddin,Achmad.F (2005);Antropologi Kontemporer Cetakan I. Jakarta: Kencana.

Sarwono, Jonathan. (2006;)Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers, 2012. Soelaeman,M. Munandar.(1987); Ilmu Sosial Dasar. Bandung: PT. Refika

Aditama.

Soemardjan, Selo dan Soemardi, Soelaeman. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta LPFEUI, 1964.

Soyomukti,Nuraini (2008); MetodePendidikan Marxis Sosialis. Jogjakarta; Ar-Ruzz Media.

Spradley, James. (1979); The Ethnographic Interview. New York: Holt, Rinehartand Winston.

Suwono.2011.Definisi Mahasiswa.Available online at http://definisipengertian.com/2011/pengertian-mahasiswa/ (diakses tanggal 12 Januari 2012).

Suyanto, Bagong dan Sutinah (2005);Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.

Sumber Skripsi

Saragih, Okta Vina. 2014. Skripsi : Resistensi Masyarakat Terhadap Organisasi Kepemudaan (Studi Kasus Tentang Keberadaan Organisasi Pemuda Pancasila di Desa Perkebunan Bukit Lawang, Kecamatan Bahorok). Fisip USU: Okta Vina Saragih Departemen Sosiologi Fisip USU. NIM 080901035. Abstrak.

Edo. 2013. Skripsi : Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Fisip USU: Edo Departemen Antropologi Sosial Fisip USU. Nim 070905030. Abstrak


(3)

Sumber-sumber dari internet:

http://definispengertian.com diakses 1/12/2014

http://isma-ismi.com/pengertianorganisasi.html diakses 1/12/2014 http://id.wikipedia.org/wiki/Kader diakses tanggal 8 januari 2015

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekstensi di akses pada tanggal 16 Januari 2015 http://kesmas-unsoed.com/2011/10/definis-masyarakat-menurut-para-ahli.html akses 1/12/2014

http://kafeilmu.com akses 1/12/2014

http://medan.tribunnews.com/2013/12/08/puluhan-anggota-ipk-dibariskan-di-halaman-polresta di akses pada tanggal 14 Februari 2015

Sumber: www.seputarpemuda.blogspot.com Sumber: www.usu.ac.id

http://www.pemalangkab.go.id/kesbangpolinmas/wpcontent/uploads/2014/04/UU _NO_17_2013.pdf


(4)

BAB III

IKATAN PEMUDA KARYA (IPK)

3.1 IKATAN PEMUDA KARYA NASIONAL

Gambar 1. Lambang DPP IPK

Makna bentuk dan warna lambang

Makna Gambar Roda

Roda menjelaskan bagaimana seharusnya organisasi berjalan tanpa henti demi mewujudkan cita – cita organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK), sepertinya halnya roda yang berjalan saling beriringan dengan makna seluruh anggota harus mampu menjalankan organisasi dengan baik dan saling melangkapi dalam kebersamaan demi tercapinya tujuan IPK dalam membangun Indonesia.

Makna Gambar Bintang

Gambar bintang merupakan symbol sebuah kejayaan yang menjelaskan IPK harus mampu mendapatkan kejayaannya sebagai salah satu


(5)

organisasi masyarakat dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan masyarakat adil dan makmur di Indonesia.

Makna Warna Biru dalam Lambang

Warna biru merupakan ciri khas warna dari Organisasi Masyarakat (ORMAS) Ikatan Pemuda Karya yang memiliki makna bagikan langit dan lautan yang luas. Biru menjelaskan IPK harus bisa merangkul seluruh elemen masyarakat untuk ikut terlibat dalam pembangunan masyarakat di Indonesia tanpa batasan apapun.

Makna Warna Kuning dalam Lambang

Kuning menjelaskan bagaimana pengaruh besar Partai Golongan Karya (GOLKAR) dalam sejarah organisasi Ikatan Pemuda Karya.

3.1.1 Sejarah Ikatan Pemuda Karya Nasional

Partai Golkar bermula pada tahun 1964 dengan berdirinya Sekber Golkar di masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Sekber Golkar didirikan oleh golongan militer, khususnya perwira Angkatan Darat ( seperti Letkol Suhardiman dari SOKSI) menghimpun berpuluh-puluh organisasi pemuda, wanita, sarjana, buruh, tani, dan nelayan dalam Sekretariat Bersama GOLONGAN KARYA (Sekber Golkar).

Sekber Golkar didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964.Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat.Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak


(6)

Golkar adalah Brigadir Jenderal (Brigjen) Djuhartono sebelum digantikan Mayor Jenderal (Mayjen) Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Bulan Desember Tahun 1965.

Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudian berkembang hingga mencapai 291 organisasi.

Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber Golkar ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu:

1. Koperasi Serbaguna Gotong Royong (KOSGORO) 2. Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) 3. Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) 4. Organisasi Profesi

5. Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM)

6. Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI) inilah yang menjadi dasar terbentuknya IPK


(7)

Pada masa Pemerintahan Orde Baru, elemen-elemen dari masyarakat banyak ikut andil bagian sesuai skenario yang di bangun oleh Pemerintah termasuk memberikan fasilitas kepada semua yang mendukungnya baik dari kalangan militer, buruh/karyawan, petani, pelaut, serta preman diberikan wadah pada saat itu untuk menjaga keharmonisan Pemerintahan Orde Baru. Salah satu wadah untuk mengkader preman agar loyal pada Pemerintahan maka di bentuklah Ikatan Pemuda Karya dan Pemuda Pancasila pada saat itu.

Ikatan Pemuda Karya yang disingkat IPK berdiri di Medan-Sumatera Utara pada tanggal 28 Agustus 1969 oleh pendirinya Kakanda Olo Panggabean. Olo Panggabean diperhitungkan setelah keluar dari organisasi Pemuda Pancasila, saat itu di bawah naungan Effendi Nasution alias Pendi Keling, salah seorang tokoh Eksponen „66‟. Tanggal 28 Agustus 1969, Olo Panggabean bersama sahabat dekatnya, Syamsul Samah mendirikan IPK. Masa mudanya itu, dia dikenal sebagai preman besar. Wilayah kekuasannya di kawasan bisnis di Petisah. Dia juga sering dipergunakan oleh pihak tertentu sebagai debt collector.

Sementara organisasi yang didirikan terus berkembang, sebagai bagian dari lanjutan Sentral Organisasi Buruh Pancasila (SOB Pancasila), di bawah naungan dari Koordinasi Ikatan – Ikatan Pancasila (KODI), dan Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI). Olo Panggabean sering disebut sebagai seorang "raja perjudian" yang berpengaruh di kawasan tersebut, meskipun tuduhan terhadapnya belum dapat dibuktikan pihak berwajib.

Sekarang tampuk kepemimpinan DPP IPK dipegang oleh Ketua Umum Budi panggabean. IPK Berdiri sebagai kelanjutan dari berdirinya Sentral


(8)

Organisasi Buruh Pancasila (SOB Pancasila) pada tanggal 19 Juni 1954 di Jakarta serta berinduk kepada Koordinasi Ikatan-Ikatan Pancasila (KODI) dan merupakan salah satu pendukung Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI).IPK Berpusat di Medan SumateraUtara, sekaligus sebagai tempat kedudukan Dewan Pembina dan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IPK sang mengendalikan seluruh kebijakan (policy) dan kegiatan oraganisasi IPK yang ada di hampir seluruh provinsi di Indonesia (Dewan Pimpinan Daerah/DPD).

IPK adalah salah satu organisasi kepemudaan yang berorientasi dan berjuang di bidang karya dan kekaryaan. IPK berazaskan PANCASILA dan UUD 1945 serta bertujuan untuk mewujudkan cita-cita bangsa seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.IPK merupakan himpunan Pemuda, Pelajar, Mahasiswa, dan Wanita sebagai kekuatan sosial yang mempunyai persamaan semangat dan kehendak sesuai dengan kedudukannya ditengah-tengah masyarakat untuk beramal, berbakti kepada masyarakat serta melaksanakan pembaharuan di segala bidang. IPK dalam keanggotaanya tidak membedakan Suku, Agama, Ras dan Golongan serta tidak mempertentangkan tingkat pendidikan maupun status sosial. IPK bersatu seperti Bhineka Tunggal Ika.

IPK bukan organisasi keagamaan atau kesukuan atau organisasi bagi golongan atau kepentingan kelompok tertentu, melainkan merupakan organisasi massa atau organisasi kepemudaan yang bersifat universal (umum) dengan

berpegang kepada prinsip “Bhineka Tunggal Ika” yang tidak membeda-bedakan


(9)

IPK berorientasi pada “karya dan kekaryaan” dimana para anggota IPK sebagai anggota IPK sebagai kaum pemuda bangsa adalah wajib bekerja dan berkarya dalam pengertian yang baik dan benar guna mengisi kehidupannya serta sekaligus merupakan partisipasinya dalam pembangunan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Untuk mencapai tujuannya, IPK memiliki tugas pokok di bidang Ideologi, Politik, Sosial Budaya dan di bidang Hankamnas. Seluruhnya itu tercantum dalam anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IPK.

3.1.2 Manajemen dan Struktur Organisasi IPK Nasional

Kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa Italia (1561) maneggiare yang berarti “mengendalikan,” terutamanya “mengendalikan kuda” yang berasal dari bahasa latin manus yang

berati “tangan”. Kata ini mendapat pengaruh dari bahasa Perancis manège yang

berarti “kepemilikan kuda” (yang berasal dari Bahasa Inggris yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa Italia.[1] Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.


(10)

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Menurut Griffin (2002), organisasi adalah a group of people working together in a structured and coordinated fashion to achieve a set of goals. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerja sama dalam struktur dan koordinasi tertentu dalam mencapai serangkaian tujuan tertentu. Atau dengan bahasa lain, penulis mendefinisikan organisasi sebagai sekumpulan orang atau kelompok yang memiliki tujuan tertentu dan berupaya untuk mewujudkan tujuannya tersebut melalui kerja sama.

Berjalannya organisasi masyarakat seperti IPK pastilah mengikuti visi misi organisasi sehingga pergerakan IPK sesuai dengan cita-cita pendiri IPK. Adapun visi misi IPK seperti:

 Visi IPK

Mendorong partisipasi Pemuda, Pelajar, Mahasiswa untuk berkarya nyata, membuka kesempatan berkarya, bela negara, menjunjung tinggi demokratisasi serta menjalin persatuan dan kesatuan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

 Misi IPK

Meningkatkan kecerdasan rakyat dan memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur sehingga memiliki kedewasaan berfikir dan


(11)

bertindak serta keseimbangan dalam kehidupan lahiriah dan bathiniah sehingga menjadi Pemuda, Pelajar, Mahasiswa yang terampil.

Tabel 6


(12)

3.1.3 Internal IPK

Kehidupan pemuda mempunyai peranan penting dalam kelompok-kelompok tertentu, mereka memiliki kehidupan yang unik dengan cara hidup berkelompok dengan menguasai daerah masing-masing. Pemuda ini mempunyai tujuan sendiri dan berusaha untuk menjaga wilayahnya dari gangguan kelompok pemuda lainnya, sehingga mereka rela mengorbankan jiwa dan raga untuk mempertahankan daerah kekuasaannya (Eva Mei Yanti, 2001).

Fungsi konflik sosial dalam masyarakat dalam derajat tertentu dapat diindentifikasikan untuk memperkuat identitas kelompok dan sebagai pengikat kelompok, serta mempertahankan keseimbangan kekuasaan dalam kelompok, dan membangun assosiasi dan koalisi.Fungsi konflik yaitu memperkuat identitas kelompok dan sebagai pengikat kelompok jelas terlihat dalam tubuh organisasi Ikatan Pemuda Karya (IPK). Karena kelompok yang selalu menang dalam persaingan akan menjadi kelompok yang disegani, dipuji, dan ditakuti oleh kelompok lainnya.

Perilaku organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok tertentu. Ia meliputi aspek yang ditimbulkan dari pengaruh organisasi terhadap manusia. Demikian juga aspek yang ditimbulkan dari pengaruh manusia terhadap organisasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui prilaku manusia itu dapat mempengaruhi usaha pencapaian tujuan-tujuan tertentu, hal ini dinyatakan oleh (Miftah Thoha, 2003). Konflik yang terjadi antara organisasi Pemuda Pancasila dan organisasi Ikatan Pemuda Karya pada dasarnya karena disebabkan hal-hal sebagai berikut :


(13)

1. Memperebutkan lahan.

Setelah berdirinya organisasi Ikatan Pemuda Karya tahun 1969 oleh Olo Pangabean, maka organisasi Pemuda Pancasila sepertinya mendapatkan saingan dalam menguasai sumber kehidupan yang berada dijalanan. Yang dimaksudkan adalah areal atau lahan untuk mencari makan. Lahan itu sebelumnya telah dikuasai oleh anggota Pemuda Pancasila, tetapi akhirnya harus terbagi dua dengan anggota Ikatan Pemuda Karya. Konflik yang terjadi umumnya adalah ditempat yang banyak menghasilkan uang, misalnya lahan parkir, pajak atau tempat pedagang yang banyak berjualan, dan pusat-pusat perbelanjaan (wawancara dengan Johan. tgl 5 Juni 2000, hari Selasa).

Bentrokan pemuda yang terjadi dilahan-lahan tersebut adalah karena anggota Ikatan Pemuda Karya ingin mengambil dan merebut daerah yang telah dikuasai oeh anggota Pemuda Pancasila, disebabkan pemasukan yang didapatkan oleh anggota Pemuda Pancasila lebih banyak didaerah tersebut. Keinginan dari anggota Ikatan Pemuda Karya yang berusaha merebut lokasi inilah yang mengakibatkan munculnya konflik dengan anggota Pemuda Pancasila. Masing-masing anggota dari kedua organisasi ini mempersenjatai dirinya dengan senjata tajam seperti pisau, kelewang, panah beracun, bom malotov dan sebagainya. Persenjataan ini digunakan untuk melumpuhkan lawan-lawan yang menghalangi perlawanan mereka. Banyak jatuh korban dari kedua belah pihak kelompok organisasi ini, ada yang luka maupun meninggal dunia, juga dari masyarakat banyak rumahnya yang rusak dan para pedangang banyak yang hancur tempat


(14)

2. Mempertahankan eksistensi organisasi masing-masing

Dalam rangakaian konflik tersebut dapat dilihat begitu gigihnya masing-masing anggota kelompok pemuda untuk mempertahankan eksistensi dari organisasinya. Mereka berfikiran bagaimana cara untuk menjatuhkan fihak lawan dan harus dapat kemenangan disetiap perlawanan. Karena kemenangan itu akan dianggap sebagai kemenangan dari organisasi, dan kelompok yang menang akan disegani oeh pihak yang lain. Masing-masing dari anggota kelompok akan saling mempertahankan diri dalam membesarkan nama organisasi masing-masing.

Anggota dari kedua organisasi ini apabila terkena musibah seperti kena bacok, tikaman, ataupun meninggal dunia, biasanya mereka akan mendapatkan bantuan atau dana dari orang-orang yang berada diorganisasinya masing-masing. Loyalitas anggota dari satu kelompok akan terlihat saat mereka dihadapkan pada suatu masalah yang besar yang membawa-bawa nama organisasi. Maka saat itulah rasa kebersamaan itu akan timbul.

3. Merasa sakit hati

Konflik antara organisasi Ikatan Pemuda Karya dan organisasi Pemuda Pancasila sering terjadi karena adanya kecemburuan dan sakit hati dari para anggotannya Organisasi Ikatan Pemuda Karya anggotanya banyak yang diperkerjakan menjadi penjaga pabrik dan satuan pengamanan di perusahaan yang ada disekitar kota Medan sehingga anggota Pemuda Pancasila menjadi tersaingi oleh kehadiran dari anggota Ilkatan Pemuda Karya ini dan sakit hati oleh kehadiran anggota dari kelompok lain yang mengambil tempat kerjanya.


(15)

Perasaan sakit hati ini juga dirasakan oleh anggota dari masing masing organisasi apabila mereka mempunyai masalah pribadi dan dikait-kaitkan dengan keberadaan mereka diorganisasi. Banyak anggota yang berasal dari Pemuda Pancasila yang beralih masuk menjadi anggota Ikatan Pemuda Karya, mereka ini merasa sakit hati karena merasa tidak diperhatikan oleh organisasinya. Dan akhirnya anggota yang beralih masuk ke organisasi Ikatan Pemuda Karya inilah yang mengembosi keberadaan organisasi Pemuda Pancasila.

Dampak dari konflik yang terjadi antara organisasi Pemuda Pancasila dan organisasi Ikatan Pemuda Karya menyebabkan masyarakat menjadi antipati atau benci terhadap keberadaan kedua organisasi ini. Sering terjadi apabila ada keributan atau konflik, masyarakatlah yang selalu memberikan informasi kepada pihak keamanan agar cepat mengambil tindakan yang dianggap dapat meredam keributan tersebut. Masyarakat juga telah membuat kesepakatan diantara mereka, apabila aparat keamanan tidak dapat mengambil tindakan yang tegas, maka masyarakatlah yang akan mengambil tindakan untuk melawan kelompok pemuda yang telah menimbulkan keonaran dan kekacauan disekitar daerah mereka tinggal ataupun daerah tempat mereka berjualan (wawancara dengan Ibu Siregar, tanggal 29 Desember 2014, hari Senin).

Keamanan menjadi terganggu dan masyarakat menjadi tidak aman ditengah-tengah kelompok pemuda yang sedang konflik. Aktifitas masyarakat menjadi terganggu bahkan terhenti. Hal ini dapat dilihat dari situasi jalan-jalan yang sepi dan pajak yang banyak ditinggal para pedagang pada waktu konflik itu


(16)

sering terjadi, sehingga mengakibatkan pendapatan mereka menjadi berkurang dan pasti kerugian ada pada masyarakat, karena harga-harga menjadi serba mahal.

Konflik antara organisasi Pemuda Pancasila dan Ikatan Pemuda Karya terjadi sekitar tahun 1990 sampai sekitar tahun 2000. Tapi sekarang konflik itu sudah tidak ada lagi setelah pimpinan kedua organisasi itu dipertemukan oleh pihak yang dapat menjadi mediator untuk dapat menjamin banhwa konflik tersebut dapat dituntaskan. Dan masing-masing organisasi dapat menjaga anggotanya agar tidak membuat keonaran yang dapat menganggu ketentraman serta kenyaman dari masyarakat. Karena masyarakat jugalah yang terkena sasarannya apabila ada kerusuhan dari setiap kelompok yang membuat kekacauan.

Penyelesaian konflik yang baik adalah dengan mempertemukan pimpinan dari dua kelompok yang sedang mengalami konflik dan masing-masing kelompok atau organisasi menyampaikan pendapatnya masing-masing secara terbuka dan tanpa ada yang ditutupi. Pertemuan seperti itu biasanya membuahkan hasil dan merupakan titik awal dalam menanggulangi tingkat konflik yang terjadi. Hal seperti itulah yang terjadi pada organisasi Pemuda Pancasila dengan organisasi Ikatan Pemuda Karya setelah adanya kesepakatan damai. Masing-masing anggota organisasi harus patuh kepada perintah ketua organisasinya. Tapi kadang-kadang masih saja ada anggota yang melanggar kesepakatan damai padahal sudah ada dibuat sanksinya, apabila anggota dari kedua belah pihak mulai terlibat konflik dan membuat onar, maka sudah ada hukumannya yaitu masuk penjara.


(17)

3.1.4 Masa Kepemimpinan Organisasi IPK a. Kepemimpinan Olo Panggabean

Pada masa awal kepemimpinan Olo Panggabean bisa dikatakan masa kejayaan organisasi IPK. Ini dikarenakan sifat pribadi dari Kakanda Olo Panggabean yang sangat memperhatikan anggotanya hampir tidak ada anggota yang mengikuti Beliau sengsara sehingga mereka sangat memberi hormat dan rela mati demi Beliau. Organisasi IPK sangat disegani pada masa kepemimpinan Olo Panggabean ini terlihat dengan berkembangnya IPK sampai ke daerah-daerah terpencil. Salah satu faktor tumbuhnya sikap loyal dan militansi anggota IPK pada masa itu timbul karena anggota IPK dapat disejahterakan secara ekonomi sehingga dalam buku Marcell Mauss “pemberian itu bersifat balas budi, apa yang engkau tanam pastilah itu yang engkau dapatkan”. Dalam kasus IPK, Olo Panggabean memberikan jaminan kesejahteraan bagi anggotanya sehingga ia mendapatkan kesetiaan dari anggotanya. Salah satu bentuk kepedulian Olo Panggabean terhadap anggotanya ketika terjadi bentrok antar sesama OKP yang mengakibatkan korban jiwa (meninggal atau luka-luka) maka beliau akan memberikan bantuan kesejahteraan baik berupa pemberian uang, kendaraan bahkan diberikan rumah bagi keluarga yang ditinggalkan.

Salah satu dampak negatif pada masa kepemimpinan Olo Panggabean adalah maraknya perjudian berupa judi togel. Sebagian besar dari hasil judi togel itu digunakan Beliau untuk mensejahterakan anggotanya. Selain itu pada masa kepemimpinannya, juga banyak terdapat kutipan-kutipan wajib bagi pengusaha dalam hal pengamanan.


(18)

b. Kepemimpinan Budi Panggabean

Setelah meninggalnya Olo Panggabean, tongkat kepemimpinan IPK diambil alih oleh salah satu saudaranya yaitu Budi Panggabean. Setelah IPK di pegang oleh Budi Panggabean, IPK mengalami kemunduran yang sangat drastis karena setelah meninggalnya Olo Panggabean moral dan mental anggota IPK jatuh. Selain itu organisasi IPK di bawah kepemimpinan Budi Panggabean dinilai kurang menggigit dikarenakan salah satu faktornya adalah basic dari Budi Panggabean itu sendiri adalah seorang pengusaha. Banyak tindakan oleh Olo Panggabean yang royal akan uang sekarang tidak terlihat jelas oleh ketua DPP IPK Budi Panggabean ( wawancara dengan seorang mantan anggota IPK A. Fao ).

Pada masa sekarang kordinasi antara DPP IPK dengan PAC IPK di seluruh daerah terlihat kurang berkordinasi. Bisa juga dikatakan bahwa berjalannya organisasi IPK di daerah kecil seperti PAC dan Ranting seperti kehilangan ruhnya walaupun mekanisme organisasi tetap berjalan. Hal inilah yang menjadi penyebab kemunduran drastis IPK sampai hari ini.


(19)

3.2 Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya ( SATMA IPK ) USU

Gambar 2. Lambang Satma IPK USU

Makna Lambang

Pada dasarnya lambang ini memiliki makna yang sama dengan lambang IPK Nasional, dan perbedaannya adalah lambang buku yang menjelaskan pentingnya ilmu pengetahuan dalam organisasi ini dan lambang buku ini sekaligus menjelaskan identitas mhasiswa yang menjadi bagian dari organisasi ini. Mahasiswa merupakan stake holder dalam pembangunan sehingga IPK ingin merangkul seluruh mahasiswa di Indonesia untuk berkontribusi nyata untuk pembangunan masyarakat dengan ilmu pengetahuan luas yang dimilikinya dan mampu menjalankan roda – roda organisasi.


(20)

3.2.1 Sejarah Satma IPK USU

Dalam memenuhi kebutuhan yang sangat strategis bagi IPK untuk mempersiapkan kader pemimpin masa depan bagi organisasi yang terlatih dan memahami nilai-nilai juang yang ada pada kader IPK maka dibentuklah Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya (SATMA IPK) dimana dalam wadah lembaga ini berhimpunlah mahasiswa IPK yang masih menuntut ilmu pengetahuan sesuai dengan jenjang yang sedang ditekuni saat ini.

IPK mencoba untuk memperluas sayapnya dengan membuat Lembaga SATMA IPK untuk waktu yang tidak ditentukan. Dalam rangka mewujudkan cita-cita historis perjuangan SATMA IPK kemasa depan, maka SATMA IPK mempertegas posisinya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi melaksanakan tanggung jawabnya bersama seluruh rakyat Indonesia mewujudkan tercapainya cita-cita reformasi. SATMA IPK tentang identitas bahwa SATMA IPK: Himpunan Mahasiswa yang beridentiskan kebangsaan dan kemajemukan yang menjunjung moral agama dan kemanusiaan, sehubungan dengan itu SATMA IPK menegaskan organisasi ini berasaskan Pancasila. Penegasan kedua pasal ini memberikan cerminan bahwa dalam dinamikanya kemasa depan SATMA IPK senantiasa mengemban tugas dan tanggung jawab dan semangat yang integralistik antara nilai moral agama dan kebangsaan (Ke-Indonesiian). Dalam dinamikanya SATMA IPK sebagai organisasi kemahasiswaan yang secara umum mempunyai Tujuan: untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi, mengabdikan dirinya kepada bangsa dan negara untuk mewujudkan


(21)

masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera yang dilandasi oleh nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Setelah terbentuknya SATMA IPK, maka SATMA IPK mencoba mengembangkan basis diberbagai Universitas yang ada di Indonesia. Salah satu Universitas di Indonesia ini adalah Universitas Sumatera Utara (USU) maka dibentuklah SATMA IPK USU.

Satma IPK USU merupakan Satuan Mahasiswa yang dimana didalamnya terdapat sekelompok Mahasiswa yang mempunyai satu pemikiran untuk bersama-sama berkarya guna memajukan bangsa dan dimulai dari mahasiswa itu sendiri. Pandangan masyarakat yang buruk terhadap organisasi IPK dapat diubah dengan munculnya organisasi SATMA IPK dimana keseluruhan anggotanya berisikan mahasiswa yang masih aktif di Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara.

Satma IPK USU didirikan berdasarkan rekomendasi dari Satma IPK Medan yang terlebih dahulu dibentuk guna mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Adapun terbentuknya Satma IPK komisariat Universitas Sumatera Utara untuk memenuhi kebutuhan akan permintaan adanya adanya Satma IPK di setiap Perguruan Tinggi yang ada di Indonesia pada umumnya dan di Medan pada khususnya.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara organisasi masyarakat IPK dengan SATMA IPK, dimana organisasi masyarakat IPK lebih mengutamakan otot dalam kegiatan organisasinya sedangkan SATMA IPK lebih mengutamakan otak atau pemikirannya dalan kegiatan organisasinya. Ini dikarenakan seluruh


(22)

anggota SATMA IPK berisikan mahasiswa yang aktif di Perguruan Tinggi yang berada di ruang lingkup USU (Universitas Sumatera Utara).

Satma IPK USU pada tahun 90 an sudah terbentuk tetapi belum di lantik secara resmi oleh DPD SATMA IPK kota Medan, akan tetapi jalannya roda organisasi Kampus USU tetap berjalan walaupun pada dasarnya anggota-anggota SATMA IPK ini mendapatkan bantuan dana dari sang Ketua Olo Panggabean setiap bulannya. Hal ini digunakan untuk menjalankan bisnis gelap sang ketua yaitu bisnis togel di USU.

Barulah Satma IPK USU resmi dilantik pada tanggal 5 Oktober 2011 bertempat di gedung gelanggang mahasiswa USU (GEMA USU) dengan nomor SK 06/SATMA DPD-IPK/MDN/VI/2011, tentang Komposisi Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya Komisariat Universitas Sumatera Utara (USU). Pelantikan Satma IPK USU yang dilaksanakan pada hari sabtu dihadiri oleh perwakilan walikota medan yaitu H.M.Rasyid, SH, perwakilan birokrasi USU yaitu Prof. DR. Ir. H. Hasnudi, MS, DPP IPK, Satma IPK kota medan beserta komosariat-komisariat lainnya, beberapa PAC IPK kota Medan, serta beberapa undangan organisasi ekstra kampus seperti MPI USU, AMPI USU, GMNI USU, GMKI USU dan HMI USU.


(23)

Gambar 3. Acara Pelantikan Satma IPK USU di Gelanggang Mahasiswa

3.2.2. Struktur Organisasi Satma IPK USU

Struktur kepengurusan Organisasi adalah Orang-orang yang tersusun berdasarkan kesepakatan dan hak perogatif seorang Ketua Umum menunjuk Kader untuk membantu menjalankan amanah satu periodesasi organisasi tersebut.

Tabel 7

Daftar Kepengurusan SATMA IPK USU

No Nama Jabatan

1 Leonard Sihombing Ketua

2 Bastian Tambunan Sekretaris

3 Giovani Sinurat Bendahara

4 Patuan Andre Sidauruk Wakil Ketua I 5 Roby Pardomuan Cibro Wakil Ketua II 6 Reno Sijabat Wakil Ketua III


(24)

7 Daniel Marpaung Wakil Ketua IV

8 Dermawan Purba Ketua Bidang Kaderisasi 9 Jackson Tambunan Ketua Bidang Humas

10 Junior Hutapea Ketua Bidang Politik Dan Hukum 11 Joshua Sitinjak Ketua Bidang Seni dan Budaya 12 Liza Syahfriani Ketua Bidang Pemberdayaan Wanita 13 Rahmat Hidayat Ketua Bidang Kerohanian

a. Ketua

Ketua merupakan orang yang memimpin SATMA IPK USU. Selain memimpin, ketua merupakan simbol pencitraan SATMA IPK tersebut, karena ketua merupakan orang yang paling didukung penuh semua kepengurusan. Selain bijaksana, seorang ketua haruslah memiliki wibawa dan cakap dalam berbicara untuk mengatur anggota-anggotanya. Setiap tindakan yang dilakukan kelompoknya maka ketua yang menanggung konsekuensinya. Ketua sebagai pemimpin memiliki tanggung jawab atas seluruh anggota, dan setiap tindakan yang dilakukan anggota akan melibatkannya.

b. Bendahara

Bendahara merupakan orang yang mengatur keuangan SATMA IPK USU baik itu pemasukan maupun pengeluaran. Seorang bendahara walaupun hanya sebagai pengatur keuangan, namun orang yang terpilih juga harus melalui proses seleksi yang dilakukan oleh ketua dan kesepakatan anggota. representasi jiwa pekerja. Pekerja yang dimaksud merupakan pelaksana harian yang bertugas untuk


(25)

menghasilkan materi untuk keberlangsungan kebutuhan organisasi SATMA IK USU.

c. Sekretaris Jenderal

Sekretaris Jenderal adalah Orang yang mengatur surat menyurat SATMA IPK USU, kemampuan mengorganisir surat menyurat memudahkan perjalanan organisasi dalam melakukan kegiatan yang dilakukan oleh SATMA IPK USU. Jiwa ritualitas yang dimaksud adalah sebagai penggerak kerja-kerja khusus dan secara rutin dilakukan. Pengetahuan yang terdapat di bidang Adm Kesek digunakan sebagai penghubung antara setiap bidang yang ada.

d. Wakil Ketua

Wakil Ketua merupakan Orang yang menggantikan Ketua ketika Ketua berhalangan hadir pada rapat-rapat yang dilakukan SATMA IPK USU. Biasanya hubungan eksternal diwajibkan dan dibebankan kepadanya. Membantu kinerja ketua agar memudahkan proses berjalannya organisasi.

e. Bidang Kaderisasi

Bidang Kaderisasi merupakan representasi dari jiwa social dan penyanggah organisasi agar tetap bertahan, dan mencarikan orang-orang yang akan melanjutkan SATMA IPK USU ini. Pengetahuan di bidang ini ditujukan untuk mengembangkan bentuk dari kepribadian anggota. Kepribadian anggota yang diinginkan adalah kepribadian yang berjiwa social dan peka terhadap berkelanjutan SATMA IPK USU. Kepekaan anggota terhadap persoalan-persoalan sosial dibentuk sejak anggota-anggota mengenal SATMA IPK USU. Skenario mengenai pembentukan anggota merupakan peran dari bidang


(26)

kaderisasi di kepengurusan. Setelah bidang ini menskenariokan sesuai dengan nilai-nilai yang dibutuhkan seperti pembentukan rasa solidaritas yang tinggi, barulah bidang ini mensosialisasikan kepada bidang-bidang lainnya untuk di implementasikan sesuai dengan kompetensi bidang lain yang ada di kepengurusan.

f. Bidang Humas

Bidang Humas adalah Bidang yang berhubungan langsung dengan masyarakat, menangani masalah masalah isu-isu yang berkembang baik pada tataran Kampus maupun tataran Satuan Mahasiswa Lain serta juga Organisasi lainnya. Bidang ini juga menjaga hubungan baik antar Satma IPK, antar Satma IPK dengan IPK, dan juga menjaga hubungan yang baik dengan Organisasi lain yang berada di kampus maupun yang berada di masyarakat sekitarnya.

Bidang Humas merupakan representasi dari jiwa pengetahuan. Pengetahuan yang terdapat di Bidang Humas sangat berguna untuk pengetahuan itu sendiri. Pengetahuan dari bidang ini dapat mengembangkan pola-pola analisis dan evaluatif terkait dengan kondisi atau perkembangan SATMA IPK USU. Khusus dalam hal gerakan komisariat, bidang ini berkontribusi terhadap pembentukan wacana arah gerakan SATMA IPK USU.

g. Bidang Politik dan Hukum

Bidang Politik dan Hukum adalah bidang koordinasi perencanaan dan penyusunan kebijakan, serta sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang politik dan hukum. Dalam Bidang ini anggota di harapkan memahami


(27)

permasalahan hukum dan mempelajarinya sedangkan kajian politiknya adalah mengurus persoalan-persoalan politik di tingkatan organisasi mahasiswa (pemilu, musyawarah departemen), sebagai tim lobi dari SATMA IPK USU untuk mempengaruhi kebijakan-kebijakan, membangun hubungan dengan organisasi-organisasi lain, menghadiri undangan-undangan sebagai representasi dari organisasi. Selain memiliki peran dan fungsi sebagai bidang eksternal, bidang ini juga memiliki peran dan fungsi di internal organisasi. Peran dan fungsi internal dari bidang ini adalah meningkatkan kajian-kajian pengetahuan yang dapat membangkitkan daya kritis calon anggota dan anggota, serta meningkatkan daya intelektualitas calon angota dan anggota.

h. Bidang Seni dan Budaya

Konsep dari bidang ini bertujuan mendorong minat anggota untuk berwirausaha dan membentuk kader untuk memiliki keahlian khusus, supaya kedepannya dapat menjadi profesi anggotanya.

Bidang yang merepresentasikan jiwa estetik dan kreatifitas, serta mengembangkan produksi budaya alternatif. Menggali potensi manusia dan membangun sumber daya manusia yang penuh dengan kreatifitas menjadi tugas bidang ini. Gerakan bidang ini lebih menekankan pada kreatifitas dan pendalaman dalam seni dan budaya sehingga diharapkan kedepannya anggota SATMA IPK USU memilki kepekaan terhadap budaya yang berkembang.


(28)

i. Bidang Pemberdayaan Wanita

Bidang Pemberdayaan Wanita adalah bidang yang memfokuskan kajian terhadap masalah-masalah wanita kekinian sehingga terwujudnya keadilan dan kesetaraan gender, terlindunginya hak-hak perempuan. Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan anggota tentang isu-isu terhangat mengenai kajian gender, kesetaraan, feminism dan peka terhadap isu-isu social.

j. Bidang Kerohanian

Bidang yang menyelaraskan pengetahuan anggota bahwasanya agama bukan jurang pemisah antara umat berbeda agama. Membentuk anggota yang taat beribadah serta menjunjung nilai-nilai agama itu sendiri. Menyusun Program Kerja Tahunan Biro Kerohanian. Membina dan mengembangkan pendidikan agama di kalangan anggota dalam upaya lebih meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berpartisipasi aktif membantu program pemerintah / institusi pendidikan lainnya dibidang pendidikan agama di Universitas Sumatera Utara. Menkoordinir pelaksanaan kegiatan peringatan Hari Besar Agama. Membina dan meningkatkan usaha-usaha terciptanya ”Tiga Kerukunan” yaitu kerukunan umat seagama, kerukunan umat antar agama dan kerukunan umat beragama dengan pemerintah. Menyusun dan menyampaikan laporan Bidang Kerohanian.


(29)

3.2.3 Internal Satma IPK USU

Dalam teori elite dikatakan bahwa ada sirkulasi elit. Karena di setiap masyarakat, yang berbentuk apapun senantiasa muncul dua kelas, yaitu kelas yang memerintah dan kelas yang diperintah. Maka akan muncul konflik dengan sendirinya, antara pihak yang memiliki kekuasaan dan hendak mempertahankannya, dengan pihak lain yang menghendaki kekuasaan atau pihak yang diperintah. Karena pada dasarnya, hasrat akan kepemilikan kekuasan merupakan watak yang ada dalam diri setiap manusia. Sebagai konsekuensi dari kepemilikan kekuasaan, karena dengan kekuasaan setiap orang dapat melakukan setiap fungsi politik, memonopoli kekuasaan dan memperoleh semua keuntungan yang timbul karena kekuasaannya, yang kadang-kadang bersifat legal, arbitrer, dan keras.

Maka yang terjadi adalah, setiap elite yang memerintah akan mencoba mempertahankan kekuasaan (status quo), bagaimanapun caranya. Karena kekuasaan hanya dapat bertahan, apabila secara kontinuitas memperoleh dukungan mayoritas dari masyarakat bawah, karena logika demokrasi adalah logika mayoritas masyarakat yang kemudian menjadi konsesus.

Hal ini juga terjadi pada fase pembentukan SATMA IPK USU, pertarungan ide pun terjadi karena adanya keinginan sang ayah yang menjadi pimpinan-pimpinan IPK baik secara kecamatan maupun secara kelurahan, agar anak mereka yang kuliah di USU bisa menjadi ketua. Perdebatan antar ketua PAC ini pun berjalan memakan waktu yang lama sehingga perdebatan ini dimenangkan


(30)

oleh Charles Sihombing ketua IPK PAC Medan Perjuangan yang mengusulkan agar anaknya Leonard Sihombing lah yang menjadi ketua.

Berjalannya waktu mendekati proses pelantikan juga terjadi dinamika kembali, hal ini terjadi karena seorang pimpinan IPK Aceh yang menginginkan agar anaknya yang kuliah di USU yang menjadi Ketua IPK. Permainan pimpinan IPK Aceh adalah membuat dualisme kepemimpinan IPK SATMA USU. Hal ini bisa di ambil jalan damai dengan memasukkan anak Pimpinan IPK Aceh menjadi salah seorang wakil ketua.

Eksistensi SATMA IPK USU menjadi buah bibir dan menjadi acuan semua SATMA IPK Universitas yang lain yang ada di Medan. Track record SATMA IPK USU lah yang membuat bangga para anggotanya agar tetap bertahan dan semakin berkembang dengan adanya anggota-anggota baru yang masuk.


(31)

BAB IV

EKSISTENSI KADER SATMA IPK USU

4.1 Pengertian Eksistensi

Eksistensi berasal dari kata bahasa latin existere yang artinya muncul, ada, timbul, memiliki keberadaan aktual. Existere disusun dari ex yang artinya keluar dan sistere yang artinya tampil atau muncul. Terdapat beberapa pengertian tentang eksistensi yang dijelaskan menjadi 4 pengertian.

1. eksistensi adalah apa yang ada

2. eksistensi adalah apa yang memiliki aktualitas.

3. eksistensi adalah segala sesuatu yang dialami dan menekankan bahwa sesuatu itu ada.

4. eksistensi adalah kesempurnaan12

Menurut seorang ahli filsafat atau filsuf bernama Karl Jaspers memaknai eksistensi sebagai pemikiran manusia yang memanfaatkan dan mengatasi seluruh pengetahuan objektif. Berdasarkan pemikiran tersebut, manusia dapat menjadi dirinya sendiri dan menunjukkan bahwa dirinya adalah makhluk eksistensi. Selain itu, Jaspers juga menjelaskan tentang penerangan eksistensi yang dikemukakannya, yaitu:

1. Eksistensi selalu memiliki hubungan dengan transedensi.

2. Eksistensi merupakan filsafat yang menghayati dan menghidupi kebenaran.

12


(32)

3. Eksistensi seorang manusia dapat dibuktikan oleh cara berpikir dan tindakannya.

Karl Jaspers menerangkan hal-hal tersebut dengan tujuan supaya semua orang paham dan sadar bahwa setiap orang memiliki keunikan yang berbeda satu dengan yang lain. Sebab, eksistensi merupakan sesuatu yang sifatnya individual sehingga bisa ditentukan oleh masing-masing individu. Dan menurut Jaspers, semua orang memiliki cara keberadaan yang khas dan unik, itulah yang dinamakan sebagai eksistensi seorang individu. Sehingga setiap orang yang dapat menentukan jati diri atas keberadaannya dan mampu berdiri diantara eksistensi orang lain maka mereka akan mendapatkan eksistensi yang sejati. Dalam menunjukkan keberadaan/eksistensi Satma IPK USU maka peneliti mencoba menjelaskannya melalui kegiatannya.

4.2 Pengertian Kader dan Kaderisasi

Kader adalah orang atau kumpulan orang yang dibina oleh suatu lembaga kepengurusan dalam sebuah organisasi, baik sipil maupun militer, yang berfungsi sebagai 'pemihak' dan atau membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut (Nano Wijaya). Dalam hal membantu tugas dan fungsi pokok organisasi tersebut, seorang kader dapat berasal dari luar organisasi tersebut dan biasanya merupakan simpatisan yang berasaz dan bertujuan sama dengan institusi organisasi yang membinanya (Nano Wijaya). Pada umumnya penggunaan kata 'kader' sangat lekat pada partai politik, namum organisasi kemasyarakatan juga mempunyai kader-kader yang membantu tugas ormas tersebut, misal: kader-kader kesehatan; yang mana


(33)

mereka bukan pegawai dinas yang melaksanakan fungsi kesehatan. Kaderisasi merupakan usaha pembentukan seorang kader secara terstruktur dalam organisasi yang biasanya mengikuti suatu silabus tertentu. Kader diambil dari istilah yang diperkenalkan Lenin pada masa pembentukan Partai Komunis Sovyet.13

Kaderisasi adalah proses pendididkan jangka panjang untuk pengoptimalan potensi-potensi kader dengan cara mentransfer dan menanamkan nilai-nilai tertentu, hingga nantinya akan melahirkan kader-kader yang tangguh. Kaderisasi suatu organisasi dapat dipetakan menjadi dua ikon secara umum.

Pertama, pelaku kaderisasi (subyek). Dan kedua, sasaran kaderisasi (obyek). Untuk yang pertama, subyek atau pelaku kaderisasi sebuah organisasi adalah individu atau sekelompok orang yang dipersonifikasikan dalam sebuah organisasi dan kebijakan-kebijakannya yang melakukan fungsi regenerasi dan kesinambungan tugas-tugas organisasi. Sedangkan yang kedua adalah obyek dari kaderisasi, dengan pengertian lain adalah individu-individu yang dipersiapkan dan dilatih untuk meneruskan visi dan misi organisasi.

4.2.1 Pembinaan Kader/Anggota Satma IPK USU

Bidang Pembinaan Anggota merupakan representasi dari jiwa sosial.Pengetahuan di bidang ini ditujukan untuk mengembangkan bentuk darikepribadian anggota. Kepribadian anggota yang diinginkan adalah kepribadianyang berjiwa sosial, bukan kepribadian individualis. Kepekaan anggota terhadappersoalan-persoalan sosial dibentuk sejak anggota-anggota

13


(34)

mengenal Satma IPK USU. Skenariomengenai pembentukan anggota merupakan peran dari bidangpembinaan anggota di kepengurusan Satma IPK USU. Setelah bidang ini menskenariokan sesuaidengan nilai-nilai di komisariat, barulah bidang Pembinaan Anggota (PA) mensosialisasikan kepadabidang-bidang lainnya untuk di implementasikan sesuai dengan kompetensikepadabidang-bidang. Selain itu, bidang PA juga berperan menjaga hubungan silahturahmi diinternal organisasi Satma IPK USU, Sebagaimana yang dinyatakan Dermawan Purba yang menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan Kader/Anggota.14

“Bidang PA merupakan ujung tombak semua organisasi baik berbentuk Organisasi mahasiswa maupun Organisasi Politk dan lain-lain. Ujung tombak tersebut adalah menjadi garda terdepan dalam hal melakukan proses pembinaan anggota, mulai dari perekrutan, pembinaan hingga pengideologisasian terhadap kader-kader yang kedepan akan menjdi tulang punggung organisasi. Bidang PA harus mampu menumbuhkan loyalitas dan militansi anggota terhadap komisariat. Demikian peran PA penting untuk menciptakan gerenerasi yang kedepan dapat menjadi garda terdepan dalam perubahan”.

(Wawancara Tanggal 17 januari 2015).

Bidang ini merupakan bidang yang paling bertanggung jawab dengan pembinaananggota. Keaktifan bidang ini dituntut untuk dekat dengan calon anggota maupunanggota komisariat. Pembinaan harus dilakukan secara berkala, baik pembinaansecara formal maupun informal. Nilai-nilai yang terdapat di IPK akandikenalkan di awal, serta diberikan pemahaman terhadap para calon anggota melalui bidang pembinaan anggota sehingga pembentukan anggota anggota sesuai dengan tujuan Satma IPK USU berdiri.

14


(35)

4.2.2 Rekruitmen Organisasi Satma IPK USU

Rekruitmen organisasi memegang peranan penting dalam sistem suatu organisasi karena proses ini menentukan orang-orang yang akan menjalankan fungsi-fungsi sistem organisasi tersebut. Oleh karena itu, tercapai tidaknya tujuan suatu sistem organisasi tergantung pada kualitas rekruitmen organisasi. Menurut Noe at, rekruitmen didefinisikan sebagai pelaksanaan atau aktifitas organisasi awal dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mencari tenaga kerja yang potensial.15

Ada dua macam mekanisme rekruitmen organisasi, yaitu rekruitmen yang terbuka dan tertutup. Dalam model rekruitmen terbuka, semua warga negara yang memenuhi syarat tertentu mempunyai kesempatan yang sama untuk menduduki posisi-posisi yang ada dalam suatu organisasi. Suasana kompetisi untuk mengisi jabatan biasanya cukup tinggi, sehingga orang-orang yang benar-benar sudah teruji saja yang akan berhasil keluar sebagai pemenangnya. Ujian tersebut biasanya menyangkut visinya tentang keadaan masyarakat atau yang dikenal sebagai platform politiknya serta nilai moral yang melekat dalam dirinya termasuk integritasnya. Sebaliknya, dalam sistem rekruitmen tertutup, kesempatan tersebut hanyalah dinikmati oleh sekelompok kecil orang. Ujian oleh masyarakat terhadap kualitas serta integritas tokoh masyarakat biasanya sangat jarang dilakukan, kecuali oleh sekelompok kecil elite itu sendiri.

15

http://www.radarbangka.co.id/rubrik/detail/global/529/rekrutmen-organisasi diakses pada 2 Febuari 2015 pukul 17.50 Wib


(36)

Teori Almond dan Powell prosedur-prosedur rekruitmen politik terbagi dalam dua bagian yaitu:16

1. Prosedur tertutup artinya rekruitmen dilakukan oleh elit organisasi yang memiliki kekuasaan untuk memilih siapa saja calon-calon yang dianggap layak diberikan jabatan berdasarkan skill dan kapasitas yang dimilikinya untuk memimpin.Sehingga prosedur ini dianggap prosedur tertutup karna hanya ditentukan oleh segelintir orang

2. Prosedur terbuka artinya setiap masyarakat berhak untuk memilih siapa saja yang bakal menjadi calon pemimpin didalam negaranya serta pengumuman hasil pemenang dari kompetisi tersebut dilaksankan secara terbuka, dan terang-terangan.

Di dalam rekruitmen organisasi juga dikenal istilah jalur-jalur yang perlu kita ketahui secara luas kajian-kajianya antara lain:

a. Jalur rekruitmen berdasarkan kemampuan-kemampuan dari kelompok atau individu artinya jalur ini menjadi kriteria dasar dalam perekrutan seseorang karena dinilai dari berbagai segi yaitu kriteria-kriteria tertentu,distribusi-distribusi kekuasaan,bakat-bakat yang terdapat didalam masyarakat,langsung tidak langsung menguntungkan organisasi tersebut.

b. Jalur rekruitmen berdasarkan kaderisasi artinyasetiap kelompok-kelompok organisasi harus menyeleksi dan mempersiapkan

16

Joko J. Prihatmoko, Pemilihan Kepala Daerah Langsung, (Semarang: Pustaka Pelajar, 2005) hal.200-203


(37)

anggotanya yang dianggap mampu dan cakap dalam mendapatkan jabatan-jabatan organisasi yang lebih tinggi jenjangya serta mampu membawa/memobilisasi organisasinya sehingga memberi pengaruh besar dikalangan masyarakat.Hal ini menjadi salah satu tujuan dari terbentuknya suatu organisasi yang perlu kita ketahui.Seperti yang terangkum didalam teori Almond dan G.Bigham powell menjelaskan “rekruitmen tergantung pula terhadap proses penseleksian didalam partai politik itu sendiri”.Jadi kesimpulanya setiap individu harus mempunyai skill yang mampu diperjualbelikan sehingga mampu menempati jabatan-jabatan penting.

c. Jalur rekruitmen politik berdasarkan ikatan promodial. Di zaman modern ini jalur rekruitmen promodial tidak menutup kemungkinan terjadi. Fenomenal ini terjadi karena adanya hubungan kekerabatan yang dekat antara orang perorangan yang memiliki jabatan sehingga ia mampu memindahtangankan atau memberi jabatan tersebut kepada kerabat terdekatnya yang dianggap mampu dan cakap dalam mengemban tugas. Fenomena ini dikenal dengan nama “rekruitmen berdasarkan ikatan promodial”.Contoh jalur rekruitmen politik berdasarkan ikatan promodial:seorang raja ketika wafat akan menyerahkan segala kekuasaanya kepada anak-anaknya,kekuasaan yang diberikan kepada keluarga besan,ketika perkawinan menantu lelaki yang diberi jabatan penting oleh mertuanya,karena memiliki persamaan marga atau suku seseorang mendapat jabatan dari sesama marga atau sukunya. Hal ini juga terjadi di Organisasi IPK dimna ketika meninggal sang ketua Olo


(38)

Panggabean maka yang melanjutkan kepemimpinan IPK ini adalah saudara sepupu dari ketua Olo Panggabean.

Berdasarkan cara merekrut di atas, satma IPK juga memiliki kesamaan dalam memasukkan anggota, yang paling menonjol adalah sang ayah ketua IPK PAC maka rekomendasi sang ayah mempengaruhi si anak mendapatkan posisi besar atau jabatan di kepengurusan satma. Selain daripada itu rasa nyaman menjadi anggota satma IPK juga menjadi salah satu faktor besar mahasiswa-mahasiswa ikut ambil bagian menjadi anggota Satma IPK USU. Anggota Satma IPK USU hanya memberikan informasi berupa sosialisasi ketika PMB dan banyak mahasiswa yang akan menghubungi kepengurusan untuk bergabung kedalam Satuan Mahasiswa IPK USU.

Gambar 4. Anggota Satma IPK sedang bersosialisasi dengan mahasiswa baru di PMB


(39)

Dalam hal perekrutan organisasi Satma IPK USU, peneliti coba menjelaskan apa yang menjadi dasar anggota Satma IPK USU lebih memilih untuk bergabung di organisasi ini. Adapun hasil yang di dapatkan di lapangan oleh peneliti adalah :

1. Junior Hutapea merupakan anggota Satma IPK USU yang menduduki jabatan Kabid Politik dan Hukum. Junior berasal dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik jurusan Ilmu Politik stambuk 2010. Junior merupakan seseorang mahasiswa yang rajin berkuliah dan aktif di organisasi internal kampus seperti HMD ( Himpunan Mahasiswa Departemen). Karaketeristik dari Junior adalah seorang yang ramah dan gampang bergaul, disenangi oleh teman-teman dan suka melucu akan tetapi orangnya jangan di pancing emosi.

“Junior berkata aku bang, masuk Satma IPK USU karena kawan bang ngajak bergabung jadi aku ikut aja bang sekalian nambah-nambah banyak kawan bang. Maklumlah bang aku anak perantauan”.

(Wawancara Tanggal 20 januari 2015).

2. Erwin Simbolon merupakan anggota Satma IPK USU dibidang Humas. Erwin berasal dari Fakultas Ekonomi USU jurusan Manajemen stambuk 2010. Erwin seorang mahasiswa yang memiliki watak pendiam, menghindari masalah, serta anak yang rajin berkuliah namun ketika bergabung dengan Satma IPK USU, anak ini berubah wataknya 100% sekarang anak ini lebih pemberani, tukang rebut dan malas berkuliah.

“Erwin berhujar aku bang gabung Satma IPK USU gara-gara aku sering dikompasin sama preman-preman pasar 1 Padang Bulan, sejak aku bergabung sama Satma IPK USU


(40)

aku udah gak pernah lagi bang dipalak segan orang itu sama ku bang karena aku anggota Satma IPK USU ”.

(Wawancara Tanggal 21 januari 2015).

3. Josua Sitinjak merupakan anggota Satma IPK USU yang menduduki jabatan sebagai Kabid Seni dan Budaya. Josua berasal dari Fakultas Ilmu Budaya jurusan Sejarah stambuk 2009. Josua biasa dipanggil “josh” ini memiliki karakter kuat karena pengaruh orang tua. Anak ini cenderung manja, mudah sakit hati tetapi ia menutupinya dengan sikap seolah-olah pemberani. Sifat anak ini lebih menonjolkan bahwa dirinya merasa hebat dibandingkan orang lain. Perkuliahan anak ini sering mengalami ketertinggalan, hal ini disebabkan karena kehidupan malam.

“Josua berkata aku bang masuk diorganisasi Satma IPK USU gara-gara saran orang tua juga bang. Karena orang tua ku juga menjabat jadi ketua IPK PAC di Siantar bang, ya aku juga bang dari kecil senang sama IPK karena liat orang tua ku pakai jubah IPK itu keren ku liat bang”.

(Wawancara Tanggal 22 januari 2015).

4. Liza Syahfriani merupakan anggota Satma IPK USU yang menduduki jabatan kepala bidang Pemberdayaan Perempuan. Liza berasal dari Fakultas Kesehatan Masyarakat stambuk 2010. Karakteristik yang dimiliki liza adalah anak perempuan yang tomboy (seperti laki-laki) dan gampang bergaul. Sama seperti halnya dengan mahasiswi lainnya, liza tidak mengalami kendala dalam hal perkuliahan.

“Liza berpendapat bahwa adek bang ikut Satma IPK USU ini karena supaya terlihat keren bang terus gak ada cowo yang berani sembarangan sama liza bang. Kan seru itu bang kalo dilihat orang ada cewe yang pakai baju loreng IPK. Disamping itu bang aku memilih Satma IPK karena ada cowo yang ku taksir disini bang ”.


(41)

5. Rahmat Hidayat merupakan anggota Satma IPK USU yang mejabat Kabid Kerohanian. Rahmat berasal dari Fakultas MIPA jurusan Kimia stambuk 2010. Karakteristik yang dimiliki oleh rahmat adalah seorang anak yang pendiam dan susah bergaul. Jika rahmat merasa cocok dengan kawan-kawannya maka ia selalu mengikuti apa yang dikerjakan teman-temannya. Perkuliahan rahmat memiliki banyak kendala hal ini disebabkan rasa persahabatan yang kuat cenderung kearah negative.

“Aku bang gabung Satma IPK USU karena saran kawan-kawan bang. Kebetulan mereka berorganisasi juga di Satma IPK UMSU bang: ungkap rahmat”.

(Wawancara Tanggal 24 januari 2015).

6. Calvin Purba merupakan anggota Satma IPK USU dibidang Humas. Calvin berasal dari Fakultas Hukum stambuk 2011. Karakteristik dari informan ini merupakan orang yang baik, ramah dan loyal terhadap pertemanan dan rajin berkuliah.

“Dulu aku bang pernah dipukulin sama orang Sapma PP dendam kali aku bang gak ada salah aku tiba-tiba aku dipukulin gara-gara dibilang mata ku layas bang. Berpikirlah aku bang apa yang bisa menandingi Sapma PP makanya aku ikut bergabung di Satma IPK USU. Semenjak aku gabung bang segan orang itu sama ku bang: ujar Calvin”.

(Wawancara Tanggal 25 januari 2015).

7. Jimmi Situmorang merupakan anggota Satma IPK USU yang menduduki jabatan wakil Sekretaris Jendral. Jimmi berasal dari Fakultas Pertanian USU jurusan Ilmu Tanah stambuk 2009. Karaktersitik dari jimmy adalah orang yang pintar, berpikir rasional, ramah dan gampang bergaul. Perkuliahan anak ini mengalami kendala akibat pergaulan yang sering berkumpul bersama teman-teman.


(42)

“Jimmi berhujar aku le gabung di Organisasi Satma IPK ini karena jaringan. Yang nanti di masa akan datang dapat digunakan mendapatkan pekerjaan. Kan gak bisa dipungkiri juga le ketua-ketua di IPK ini punya banyak link di perusahaan-perusahaan. Mudah-mudahan le dari link organisasi ini bisa membantu kedepannya”.

(Wawancara Tanggal 26 januari 2015).

Dari kesimpulan yang bisa diambil mahasiswa-mahasiswa yang bergabung di organisasi Satma IPK USU seperti mesin produksi yang menghasilkan karakteristik yang berbeda ketika bergabung, karakter-karakter mahasiswa sebelum bergabung dengan satma IPK USU cenderung nonaktif (gak peduli) baik internal kampus maupun eksternal kampus namun sesudah bergabung dengan satma IPK USU banyak mahasiswa yang peduli atau aktif dalam hal berorganisasi baik internal maupun eksternal kampus, walaupun ada juga mahasiswa yang tidak berubah karakternya.

Mahasiswa yang bergabung dengan Satma IPK USU kebanyakan disebabkan oleh dasar pertemanan, ada juga yang berasal dari saran orang tua, ada juga yang memikirkan bahwasanya bergabung dengan Satma IPK USU akan memiliki jaringan sosial yang tinggi sehingga memudahkan mahasiswa tersebut untuk kedepannya.

4.3 Mahasiswa di Tubuh Satma IPK USU

SATMA IPK USU bertujuan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dalam segi intelektualitas dan sportifitas dan tidak dinilai sebagai organisasi yang berasaskan premanisme. Satma IPK USU di lahirkan untuk menjawab tantangan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih. Organisasi ibaratkan mesin yang menghasilkan kader-kader yang bernilai positif.


(43)

Menurut Koentjaraninggrat (1974), nilai merupakankonsepsi-konsepsi yang ada dalam pikiran masyarakat dan organisasi mengenaihal-hal yang berarti dalam hidup. Dalam hal ini, nilai yang akan disebarkankomisariat adalah konsepsi-konsepsi yang ideal bagi komisariat. Konsep-konsep hidup yang ideal bagi komisariat adalah hidup yang berarti bagi kehidupan dansekitarnyadengan prinsip kebenaran menjadi tolak ukur. Selanjutnya Koentjaraningrat (1974-32) juga mengatakan:

“Suatu sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar dari warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia. Sistem-sistem tata kelakuan manusia lain yang tingkatannya lebih konkrit, seperti aturan-aturan khusus, hukum dan norma-norma, semuanya juga berpedoman kepada sistem nilai budaya itu”

Setelah nilai tersebarkan, nilai tersebut akan menjadi aturan kepada setiapanggota saat bertindak. Cara-cara anggota dalam menyikapi hidup, akanmencerminkan watak dari komisariat Penyebarluasan nilai ditujukan kepada anggota-anggota komisariat dankepada para calon-calon anggota. Tujuan dari penyebarluasan nilai adalah sebagaidasar pengetahuan untuk anggota berperilaku. Nilai komisariat dianggap pentinguntuk disebarluaskan, karena nilai tersebut nantinya akan menjadi prinsip anggotabergerak. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Prof.Dr.Ir.H. Hasnudi, MS yang jugamerupakan Penasehat SATMA IPK USU saat ini bahwa:


(44)

„”Nilai-nilai yang terdapat di SATMA IPK USU, merupakan konsepsi-konsepsi ideal mengenai kehidupan. Nilai ini, penting untuk disebarluaskan kepada para calon anggota dan anggota. Hal tersebut karena, nilai yang dimaksud dapat menjadi penentu dalam perilaku setiap anggota komisariat dalam bertindak. Nilai-nilai yang disebarluaskan di komisariat secara umum seperti nilai-nilai kekeluargaan, nilai tanggung jawab, nilai kerakyatan (yang didalamnya mencakup nilai anti kemapanan, nilai perjuangan) dan serta nilai peduli terhadap kebenaran”. (Wawancara Tanggal 10 Februari 2015)

Oleh karena pengurus komisariat adalah sebagai elemen yang paling bertanggungjawab penuh secara organisatoris, maka persoalan penyebarluasan nilaimerupakan tanggung jawab pengurus.Penyebarluasan nilai terhadap para calon anggota dan anggota merupakanagenda awal pengurus komisariat. Oleh karena itu, setiap kepengurusan salingberkoordinasi antara setiap bidang di kepengurusan untuk dapat bergerak denganefektif untuk mencapai tujuan dari organisasi baik tujuan jangka panjang, maupuntujuan jangka pendek. Sesuai dengan pernyataan Robbins (2001:4), tujuanorganisasi akan tercapai jika satuan unit sosial (terdiri dari 2 atau lebih) yang terdapat di organisasi dapat dikoordinasikan dengan sadar.

Proses interaksi yang dilakukan pengurus adalah dengan cara mendekati setiap mahasiswa baru yang ditemui dan melakukan proses wawancara dengan kesungguhannya untuk bergabung di Organisasi SATMA IPK USU dan mendoktrin mahasiswa baru yang bergabung dengan doktrin siapa yang berkhianat bisa membahayakan dirinya sendiri. Pertemuan dimulai dari penawaran untuk saling berkenalan dan sampai menjadi teman akrab untuk saling berbagi. Ruang-ruang pertemuan dimulai dari lingkungan kampus, sampai di luar


(45)

lingkungan kampus. Pertemuan di luar lingkungan kampus ini dapat terjadi dengan cara pengurus mengajak mahasiswa yang dimaksud untuk berjumpa di luar, seperti kumpul bareng sesama anggota SATMA IPK USU di Lapo Tuak.

Kedekatan pengurus dengan mahasiswa, melalui interaksi yang dilakukan secara berkelangsungan akan mempengaruhi pola pikir dan pola berperilaku mahasiswa yang bersangkutan. Sesuai dengan yang dikatakan oleh H Bonner( dalam Santoso, 1999:15) bahwa dalam interaksi sosial, kelakuan individu yang satu akan mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.Interaksi yang dimaksud adalah hubungan antara dua ataulebih individu manusia.

Penilaian inilah yang kadang-kadang merubah tindakan seseorang sehingga menghasilkan 2 pilihan antara baik dan buruk. Begitu juga peneliti coba menjelaskan dengan kegiatan Satma IPK USU yang mana di anggap baik dan dianggap buruk. Pengklarifikasian kegiatan berdasarkan dengan aksi-aksi Satma IPK USU yang berperan aktif antara lain:

A. Aktivitas Positif SATMA IPK USU

SATMA IPK USU berada pada posisi yang berlawanan terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap merugikan dari pemilik otoritas. Sasaran gerakan penolakan bisa disampaikan pada pemegang otoritas lembaga-lembaga negara, bisa terhadap pihak kampus dan bisa terhadap lingkungan sekitar. Hal ini tergantung sasaran dari isu atau wacana yang dibawa. Penilaian terhadap kebijakan dianggap merugikan atau tidak, tergantung dari hasil diskusi-diskusi


(46)

yang dilakukan, aksi yang di lakukan biasanya selalu membela rakyat dan juga untuk kemajuan organisasi IPK.

Peranan positif Satma IPK USU dapat dilihat dengan aksi yang dilakukan oleh anggota-anggota Satma IPK USU. Adapun aksi-aksi Satma IPK USU seperti:

1. Demonstrasi Aksi Anti Korupsi Kejaksaan

Korupsi adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupun pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legal menyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak, sehingga tindakan harus kita lawan. Satma IPK USU melakukan aksi anti korupsi yang dilakukan salah satu oknum Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (KEJATISU) yaitu oleh Noor Rachmad.


(47)

2. Aksi Penanaman Sejuta Pohon Dan Penyebaran Bibit Ikan

Yang dilakukan Satma IPK USU bekerjasama dengan Satgas Inti DPD IPK Humbahas. Peranan Satma IPK disini membantu dalam hal penanaman pohon serta penyebaran bibit ikan yang merupakan lahan IPK Humbahas sehingga ke depannya hasil ikan ini dapat membantu mensejahterakan anggota IPK Humbahas.

Gambar 6. Satma IPK USU dan Satgas Inti DPD IPK Humbahas 3. Aksi Penutupan Diskotik Lee Garden

Satma IPK USU mencoba membongkar dugaan kasus narkoba yang bersarang di diskotik Lee Garden. Dugaan ini terjadi ketika salah satu anggota Satma IPK ditawari narkoba oleh pekerja di Lee Garden, sehingga Satma IPK USU mencoba membongkar kasus ini dengan aksi ini agar kasus ini terangkat ke permukaan, akan tetapi aksi ini tidak berkelanjutan karena kurang pedulinya Pemerintah akan aksi yang dilakukan oleh Satma IPK USU.


(48)

Gambar 7. Aksi Peduli Narkoba

4. Aksi Peringatan Hari HIV AIDS Se-Dunia

Hari AIDS Sedunia yang jatuh pada tanggal 1 Desember diperingati untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Simbol Pita Merah digunakan secara internasional untuk melambangkan perang terhadap AIDS sehingga aksi yang dilakukan oleh Satma IPK USU yang bekerjasama Satma IPK komisariat universitas lainnya menggunakan pita merah di jalanan. Aksi ini mendapat simpati dari masyarakat dengan memberikan tanda tangan disertai dengan membagikan brosur Hari Anti HIV AIDS.


(49)

Gambar 8. Peringatan Hari HIV AIDS Se-Dunia

5. Aksi Peduli Lingkungan

Menurut Sue ( 2003 : 43) bahwa kepedulian lingkungan menyatakan sikap-sikap umum terhadap kualitas lingkungan yang diwujudkan dalam kesediaan diri untuk menyatakan aksi-aksi yang dapat meningkatkan dan memelihara kualitas lingkungan dalam setiap perilaku yang berhubungan dengan lingkungan. Oleh karena kepedulian dinyatakan dengan aksi-aksi seperi yang dilakukan Satma IPK USU seperti aksi memungut sampah yang berada di kampus, yang mana kegiatan ini di harapkan kepada anggota IPK agar selalu menjaga kebersihan. Selain dari pada itu Satma IPK USU pernah melakukan aksi gotong-royong membersihkan wilayah Medan Selayang khususnya daerah pertanian di pasar satu padang bulan bekerjasama dengan Satma IPK Medan.


(50)

Gambar 9. Anggota Satma IPK USU dkk melakukan aksi kebersihan

6. Aksi Tolak Kenaikan Harga BBM

Penolakan-penolakan terhadap kebijakan yang dianggap merugikan tidak jarang dilakukan. Penolakan-penolakan dilakukan melalui berbagai media. Sejauh ini pengamatan penulis, gerakan penolakan terhadap kebijakan yang dilakukan Satma IPK USU yaitu: berbentuk penyebarluasan tulisan-tulisan dan simbol-simbol yang bersifat provokatif, aksi-aksi simbol-simbolis, dan aksi-aksi yang mengerahkan massa (demonstrasi) seperti Aksi Penolakan Kenaikan Harga BBM.

Tepat pada tanggal 21 Maret 2012, Satma IPK USU dan Satma IPK Medan melakukan aksi massa atau demonstrasi di depan Universitas Nomensen. Perihal demonstrasi adalah menyangkut penolakan terhadap rencana kenaikan BBM oleh pemerintah dalam waktu dekat. Massa aksi di komandoi untuk memblokir ruas jalan dengan membentuk lingkaran. Di tengah lingkaran yang


(51)

dibentuk terdapat 2 ban bekas yang dibakar. Massa aksi juga mengitari ban yang dibakar tersebut. Bertepatan dengan proses tersebut berlangsung, massa aksi diajak untuk menyanyikan lagu perjuangan, dan juga mendengarkan orasi-orasi politik, akan tetapi aksi yang direncanakan berjalan damai berakhir dengan kerusuhan yang dilakukan beberapa mahasiswa nomensen seperti membakar kendaraan roda 2 berplat merah yang melintasi jalan ketika aksi berlangsung.

Keadaan semakin parah ketika mahasiswa yang bergabung dengan warga mulai menyerang restoran KFC yang berada dekat dengan Universitas Nomensen. Kerusuhan masih tetap berlanjut sampai satu pleton polisi datang dan menembaki dengan peluru karet secara brutal ke dalam Kampus Nomensen. Banyak mahasiswa yang terluka dan warga sekitar juga. Aksi penembakan brutal ini dapat di redam ketika beberapa Mahasiswa Nomensen meminta perlindungan dari beberapa anggota Polisi Militer yang berada di dekat Kampus Nomensen.

Gambar 10. Aksi Tolak kenaikan BBM berkoalisi dengan mahasiswa HKBP Nomensen


(52)

B. Aktivitas Negatif SATMA IPK USU

Bagaikan sebuah mesin kadang menghasilkan hasil yang baik dan ada juga yang menghasilkan hasil yang buruk, seperi inilah organisasi Satma IPK USU, menghasilkan hasil yang baik terbukti dengan kegiatan Satma IPK USU yang positif bagi anggotanya. Hasil yang buruk sama halnya dengan kegiatan IPK yang negatif seperti :

a. Kasus Pemukulan yang dilakukan Satma IPK USU

Tepat pada tanggal 7 Desember 2013, Satma IPK USU akan berkumpul dengan Satma dari Universitas lain untuk menghadiri Pelantikan salah satu ranting IPK. Sama seperti hal-hal yang biasa dilakukan pada umumnya beberapa komisariat dari Satma IPK akan berkumpul disatu titik di mana waktu dan tempat telah disepakati pada umumnya.

Setelah semua anggota Satma IPK berkumpul termasuk salah satunya Satma IPK USU telah berada di tempat pertemuan maka secara beramai-ramai konvoi di jalan untuk bergerak menghadiri acara pelantikan. Hal ini biasa terjadi ketika acara pelantikan berlangsung dengan kondusif sesuai dengan tata tertib acara yang berlangsung. Pada biasanya dalam acara pelantikan disungguhkan minuman beralkohol seperti tuak karena diwajibkan selain itu untuk mempererat persatuan diantara anggota IPK. Ini sudah merupakan hal yang lazim digunakan dalam acara pelantikan IPK.


(53)

Setelah acara pelantikan berakhir para rombongan dari berbagai ranting maupun PAC IPK pulang ke rumah masing-masing akan tetapi ada juga yang memutuskan untuk berkumpul lagi di tempat yang telah ditentukan. Para rombongan Satma IPK termasuk juga beberapa Satma IPK USU beserta beberaba anggota dari PAC IPK lain memutuskan berkumpul di tempat yang telah disepakati. Kemudian para rombongan Satma dan berberapa anggota IPK lainnya berbondong-bondong bergerak ke tempat yang telah ditentukan.

Setibanya di persimpangan lampu merah rombongan IPK ini ingin memblokir jalan agar mereka tidak mengalami hambatan selama perjalanan. Hal tersebut juga lazim digunakan rombongan IPK dalam konvoi di jalan raya. Pada saat itu juga Polisi Lalu Lintas (POLANTAS) tidak membiarkan rombongan IPK untuk memblokir jalan dikarenakan dapat membuat jalanan menjadi macet. Beberapa anggota IPK termasuk didalamnya anggota Satma IPK USU tidak terima akan perlakuan Polantas tersebut namun tidak digubris sama sekali oleh petugas.

Salah satu anggota IPK yang telah terkena efek dari minuman sebelumnya tidak terima akan perlakuan petugas tersebut kemudian dia langsung memukul petugas tersebut disusul dengan beberapa anggota IPK lainnya termasuk juga anggota Satma IPK USU. Setelah itu rombongan IPK melanjutkan perjalanannya ke tempat tujuan akan tetapi petugas yang terkena pukulan tidak tinggal diam. Petugas tersebut langsung melapor ke Polresta dan dengan seketika beberapa personil dari Polresta melakukan pengejaran terhadap rombongan IPK tersebut.


(54)

akhirnya rombongan IPK diringkus dan dibariskan di halaman Polresta17. Hal ini juga di beritakan di berbagai surat kabar seperti Tribun, Posmetro Medan dan beberapa surat kabar lain yang ada di Medan.

Gambar 11. Beberapa anggota IPK dibariskan di halaman Polresta Medan

b. Perkelahian SATMA IPK dengan SAPMA PP di berbagai Universitas Konflik biasa terjadi di karenakan adanya 2 kekuatan yang berpengaruh berada pada satu tempat. OKP IPK dan OKP PP merupakan 2 kekuatan preman yang memiliki sejarah saling gontok, perang dan sebagainya. Hal ini juga terjadi dengan Satma OKP antar 2 organisasi Preman, ini terjadi di luar Kampus USU. Berbicara USU, Satma IPK berteman dengan Satma yang lain.

17

http://medan.tribunnews.com/2013/12/08/puluhan-anggota-ipk-dibariskan-di-halaman-polresta di akses pada tanggal 14 Februari 2015


(55)

Berbicara universitas lain sama Satma hampir sama dengan OKP, sehingga sering terjadi perkelahian seperti Perkelahian terjadi di UMSU antara Satma IPK dan Sapma PP sehingga Satma IPK yang berada di UMSU meminta bantuan kepada Satma IPK medan dan Satma IPK Medan meminta bantuan dari Satma IPK USU. Perkelahian berlangsung selama 3 hari, sehingga menyebabkan aktifitas kampus tidak kondusif.

Satma IPK USU biasanya selalu di panggil ketika adanya keributan-keributan di universitas lain, hal inilah yang saya anggap negatif adalah tindakan anarkis kami dan juga saya memiliki anggapan inilah salah satu untuk menumbuhkan kekompakan sesama Satma dengan rasa solidaritas sesama Mahasiswa apalagi berada pada satu payung organisasi, kemungkinan ini juga terjadi dengan Satuan Mahasiswa lain baik seperi Sapma PP, BM MPI, dan Satma AMPI.


(56)

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Organisasi Satma IPK USU merupakan Satuan Mahasiswa yang dimana didalamnya terdapat sekelompok Mahasiswa yang mempunyai satu pemikiran untuk bersama-sama berkarya guna memajukan bangsa dan dimulai dari mahasiswa itu sendiri. Pandangan masyarakat yang buruk terhadap organisasi IPK dapat diubah dengan munculnya organisasi SATMA IPK dimana keseluruhan anggotanya berisikan mahasiswa yang masih aktif di Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara.

Terdapat perbedaan yang signifikan antara organisasi masyarakat IPK dengan SATMA IPK, dimana organisasi masyarakat IPK lebih mengutamakan otot dalam kegiatan organisasinya sedangkan SATMA IPK lebih mengutamakan otak atau pemikirannya dalan kegiatan organisasinya. Ini dikarenakan seluruh anggota SATMA IPK berisikan mahasiswa yang aktif di Perguruan Tinggi yang berada di ruang lingkup USU (Universitas Sumatera Utara).

Hidup atau mati suatu organisasisangat ditentukan oleh kemampuan pada proses pengakaderannya. Dibutuhkan kemampuan dalam memenejemen organisasi sesuai dengan grand scenario oleh pengurus-pengurus serta orang-orang yang menopang untuk membangun organisasi tersebut, untuk menjalankan aktifitas organisasi, dan untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut. Ukuran kemajuan suatu organisasi pada umumnya bersumber dari kaderisasi


(57)

organisasiyang menghasilkan kader-kader yang loyal, militan, serta radikal dalam menghadapi keadaan yang bakal terjadi pada organisasi tersebut.

Hanya dengan pola pengkaderan yang baik dan benar bisa menghindarkan dari perbedaan kental antara Satma dan OKP IPK. Jika salah mengkader maka organisasi mahasiswa akan sama dengan OKP IPK.Mahasiswa-mahasiswa yang bergabung di organisasi Satma IPK USU kebanyakan disebabkan oleh dasar pertemanan, ada juga yang berasal dari saran orang tua, ada juga yang memikirkan bahwasanya bergabung dengan Satma IPK USU akan memiliki jaringan sosial yang tinggi sehingga memudahkan mahasiswa tersebut untuk kedepannya.

Selain daripada itu organisasi Satma IPK USU menghasilkan rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama anggotanya dan menumbuhkan sikap mental yang kuat dalam menghadapi masalah. Ketika terjadi masalah maka organisasi Satma IPK USU lebih mementingkan rasa kekeluaargaan/persaudaraan dibandingkan dengan menggunakan fisik dalam mengatasi masalah tersebut.

Mahasiswa-mahasiwa yang bergabung dengan Satma IPK USU kebanyakan mengalami kendala dalam hal perkuliahan hal ini disebabkan karena Mahasiswa-mahasiswa tersebut lebih cenderung memikirkan apa yang terlihat di hari ini dibandingkan dengan apa yang mau dicapai di masa depan. Ini terlihat jelas dengan keseharian Mahasiswa di Satma IPK yang sehari-harinya hanya memikirkan nongkrong, minum di lapo tuak dan kebersamaan dengan teman-teman.


(58)

Eksistensi SATMA IPK USU menjadi buah bibir dan menjadi acuan semua SATMA IPK Universitas yang lain yang ada di Medan. Track record SATMA IPK USU lah yang membuat bangga para anggotanya agar tetap bertahan dan semakin berkembang dengan adanya anggota-anggota baru yang masuk.

Dalam menjalankan roda-roda organisasi Satma IPK USU banyak peranan yang bernilai positif maupun peranan yang bernilai negatif. Walaupun pada dasarnya Satma IPK USU hanya mementingkan hubungan sesama anggota Satma Universitas lain, hal inilah yang kadang membuat Satma IPK USU terlibat dalam hal yang negatif. Padahal sebenarnya tingkat perbuatan yang negatif jarang sekali dijumpai di USU bahkan hampir tidak pernah ada. Hubungan eksternal dengan sesama Organisasi Mahasiswa yang bergerak dibidang organisasi kepemudaan seperti SAPMA PP, SATMA AMPI, BM MPI USU tidak pernah mengalami gesekan masalah. Bisa dikatakan bahwa kami ini mahasiswa USU jadi kami lebih mengutamakan persaudaraan di bawah naungan Universitas Sumatera Utara.

5.2 Saran

Dalam pandangan penulis terhadap Satma IPK USU harus dilakukan perbaikan, dimana pendekatan yang dilakukan terhadap mahasiswa diupayakan secara kontiniuitas dan di kontrol agar mahasiswa-mahasiswa yang berorganisasi di Satma IPK USU mampu menjadi mahasiswa-mahasiswa yang berprestasi dalam akademik. Sehingga kedepannya tidak dijumpai lagi mahasiswa-mahasiswa Satma IPK USU yang memiliki akademik buruk.


(59)

Selain daripada itu juga diharapkan kepada Pengurus Satma IPK USU lebih peduli dengan perekrutan anggota agar terjadi regenerasi yang baik kedepannya. Karena kita ketahui sebenarnya regenerasi dibutuhkan dalam hal berorganisasi. Perbaikan juga harus dilakukan pada mekanisme organisasi Satma IPK USU mengenai program kerja serta grand skenario tentang masa depan Satma IPK USU. Dan Sekedar menambahkan bahwasanya jabatan di pengurusan harus lebih di prioritaskan secara professional sehingga memunculkan rasa tanggung jawab dan jalannya mekanisme organisasi Satma IPK ini.

Diharapkan setelah penanaman doktrinisasi terhadap mahasiswa-mahasiswa baru yang bergabung di Satma IPK USU tidak membuat mereka menjadi preman baru melainkan menjadi mahasiswa yang berintelektual dalam menghadapi masalah masalah yang muncul. Tindakan-tindakan yang berupa evaluasi harus dapat terus dilakukan agar Satma IPK USU tidak mengulangi kesalahan yang pernah terjadi.

Hal tersebut untuk menilai sejauh mana penerimaan lingkungan sekitar baik kampus maupun masyarakat terhadap adanya Organnisasi Mahasiswa Satma IPK USU. Situasi dan kondisi dari lingkungan sekitar tersebut penting menjadi perhatian karena Satma IPK USU hidup dan bergerak di tengah-tengah lingkungan yang dimaksud. Seandainya hal tersebut dilakukan secara berkala, pastinya Satma IPK USUtidak akan mengalami kemunduran karena eksistensi Satma IPK USU berbeda dengan Organisasi Kepemudaan IPK.


(60)

BAB II

DESKRIPSI ORGANISASI MAHASISWA USU

2.1. Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Medan. Secara historis Universitas Sumatera Utara (USU) dimulai dengan berdirinya Yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Pendirian yayasan ini dipelopori oleh Gubernur Sumatera Utara untuk memenuhi keinginan masyarakat Sumatera Utara khususnya, dan masyarakat Indonesia umumnya.

Yayasan ini diurus oleh suatu dewan pimpinan yang diketuai langsung oleh Gubernur Sumatera Utara dengan susunan sebagai berikut: Abdul Hakim (Ketua); Dr. T. Mansoer (Wakil Ketua); Dr. Soemarsono (Sekretaris/Bendahara); Ir. R. S. Danunagoro, Drh. Sahar, Drg. Oh Tjie Lien, Anwar Abubakar, Madong Lubis, Dr. Maas, J. Pohan, Drg. Barlan, dan Soetan Pane Paruhum (Anggota).

Sebenarnya hasrat untuk mendirikan perguruan tinggi di Medan telah mulai sejak sebelum Perang Dunia-II, tetapi tidak disetujui oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Pada zaman pendudukan Jepang, beberapa orang terkemuka di Medan termasuk Dr. Pirngadi dan Dr. T. Mansoer membuat rancangan perguruan tinggi kedokteran. Setelah kemerdekaan Indonesia, pemerintah mengangkat Dr. Mohd. Djamil di Bukit Tinggi sebagai ketua panitia. Setelah pemulihan kedaulatan akibat clash


(1)

KATA PENGANTAR

Pemuda sebagai aset bangsa yang harus diutamakan oleh bangsa kita, karena dipundak pemudalah harapan bangsa ini dititipkan. Kata pepatah, banyak jalan menuju roma. Banyak cara bisa digunakan untuk meraih cita-cita bangsa ini. Menghadapi era globalisasi yang syarat dengan kompetisi, setiap bangsa pasti memiliki cara sendiri untuk meraih mimpi, terutama demi mewujudkan harapan sebagai bangsa yang maju, makmur dan sejahtera.

Ikatan Pemuda Karya adalah salah satu Organiasi Kemasyarakatan Pemuda di Sumatera Utara, yang anggotanya dari seluruh lapisan masyarakat, tanpa membatasi latar belakang etnis, agama dan profesi. Organisasi ini berbasis pada pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, yang diharapkan melahirkan kader-kader Ikatan Pemuda Karya yang berwawasan jauh kedepan serta tetap berpegang teguh pada nilai-nilai budaya bangsa, sehingga mampu memahami,dan menyikapi persoalan dan permasalahan bangsa di masa kini dan di masa akan datang.

Dalam memenuhi kebutuhan yang sangat strategis bagi IPK untuk mempersiapkan kader pemimpin masa depan bagi organisasi yang terlatih dan memahami nilai-nilai juang yang ada pada kader IPK maka dibentuklah Satuan Mahasiswa Ikatan Pemuda Karya (SATMA IPK) dimana dalam wadah lembaga ini berhimpunlah mahasiswa IPK yang masih menuntut ilmu pengetahuan sesuai dengan jenjang yang sedang ditekuni saat ini.


(2)

Semoga keberadaan organisasi Satma IPK USU menjadi jawaban dan harapan luhur cita-cita pendiri IPK.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat terhadap pengembangan keilmuan Antropologi serta memberikan pengetahuan kepada berbagai pihak yang berkepentingan terutama mahasiswa-mahasiswa Antropologi. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengaharapkan saran, masukan serta pendapat dari berbagai pihak untuk penyempurnaan tulisan ini ke depan. Atas semua kritik dan saran penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2015

Penulis

Bastian Tambunan Nim : 090905012


(3)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Tinjauan Pustaka ... 15

1.3. Rumusan Masalah ... 24

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 24

1.5. Sistematika Penulisan ... 25

1.6. Metode Penelitian ... 26

1.6.1. Sifat dan Pendekatan Penelitian ... 26

1.6.2. Teknik Pengumpulan Data ... 28

1.6.3. Teknik Analisa Data ... 31

1.7. Pengalaman Peneliti... 32

BAB II. DESKRIPSI ORGANISASI MAHASISWA USU 2.1. Universitas Sumatera Utara ... 34

2.2. Organisasi Mahasiswa (ORMAWA) di USU ... 38

2.2.1. Organisasi Intra USU ... 40

2.2.2. Organisasi Ekstra USU ... 42

2.2.3. Gambaran Umum SATMA IPK USU ... 46

BAB III. IKATAN PEMUDA KARYA (IPK) 3.1. Ikatan Pemuda Karya Nasional ... 48

3.1.1. Sejarah Ikatan Pemuda Karya Nasional ... 49

3.1.2. Manajemen dan Struktur Organisasi IPK Nasional ... 53

3.1.3. Internal IPK ... 57

3.1.4. Masa Kemimpinan IPK ... 62

3.2. Satma IPK USU ... 64

3.2.1. Sejarah Satma IPK USU ... 65

3.2.2. Struktur Organisasi Satma IPK USU ... 68

3.2.3. Internal Satma IPK USU ... 74


(4)

BAB IV. EKSISTENSI KADER SATMA IPK USU

4.1. Pengertian Eksistensi ... 76

4.2. Pengertian Kader dan Kaderisasi ... 77

4.2.1. Pembinaan Kader/Anggota Satma IPK USU ... 78

4.2.2. Rekruitmen Organisasi Satma IPK USU ... 80

4.3. Mahasiswa di Tubuh Satma IPK USU ... 87

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 101

5.2. Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105 LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Table 1 :Daftar Nama Pimpinan USU, Jabatan, dan Masa Bakti ... 37

Tabel 2 :Daftar Nama Unit Kegiatan Mahasiswa USU ... 41

Tabel 3 :Daftar Nama Organisasi Ekstra-Kepercayaan ... 43

Tabel 4 :Daftar Nama Organisasi Ekstra-Primordial ... 45

Tabel 5 :Daftar Nama Organisasi Ekstra-Kepemudaan ... 46

Tabel 6 : Struktur Organisasi IPK Nasional ... 56


(6)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Lambang DPP IPK ... 48

Gambar 2 :Lambang Satma IPK USU ... 64

Gambar 3 :Acara Pelantikan Satma IPK USU di Gelanggang Mahasiswa ... 68

Gambar 4 :Anggota Satma IPK bersosialisasi kepada mahasiswa baru di PMB ... 83

Gambar 5 :Aksi di depan kantor Kejaksaan ... 91

Gambar 6 :Satma IPK USU dan Satgas Inti DPD IPK Humbahas ... 92

Gambar 7 :Aksi Peduli Narkoba ... 93

Gambar 8 :Peringatan Hari HIV AIDS Se-Dunia ... 94

Gambar 9 :Anggota Satma IPK USU dkk melakukan aksi kebersihan ... 95

Gambar 10:Aksi tolak kenaikan BBM berkoalisi dengan mahasiswa HKBP Nomensen ... 96