Keaslian Penulisan Tinjauan Kepustakaan

D. Keaslian Penulisan

Penelitian ini dilakukan atas gagasan dari peneliti sendiri juga melalui masukkan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud. Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang, ”Bank Garansi Sebagai Pengalihan Kewajiban Jika Terjadi Wanprestasi Oleh Nasabah Studi di Bank Rakyat Indonesia Cabang Putri Hijau” ternyata belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya, maka dengan demikian penelitian ini sangat jauh dari unsur plagiat. Penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, dan dapat dipertanggungjawabkan.

E. Tinjauan Kepustakaan

Istilah garansi berarti jaminan, dan menggaransi berarti menjamin. Jadi, bank garansi berarti suatu jaminan yang diberikan oleh bank. Adapun mengenai kata ”garansi” berasal dari bahasa Belanda, yaitu dari kata garantie yang berarti jaminan. 16 Istilah garansi dalam bahasa Inggris disebut dengan guarantee atau guaranty yang berarti menjamin atau jaminan. Menurut pengertian di sini bahwa Bank garansi adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan nasabah pihak terjamin untuk menjamin resiko tertentu penggantian kerugian yang timbul apabila pihak terjamin tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik wan prestasi kepada pihak yang menerima jaminan. Dengan kata lain, 16 Thomas Suyatno., Loc. cit, hal. 59. Universitas Sumatera Utara bahwa Bank garansi merupakan perjanjian penanggungan atau borgtocht dimana Bank yang menjadi pihak ketiga penanggung, guarantor, borg bersedia bertindak sebagai penanggung bagi nasabahnya yang menjadi debitur dalam mengadakan suatu perjanjian pokok dengan pihak lain sebagai kreditur. 17 Secara ringkas, Bank Garansi BG dapat diartikan sebagai suatu jaminan yang diberikan oleh suatu bank dimana bank akan menjamin untuk memenuhi prestasi atau kewajiban kepada pihak yang menerima jaminan jika si terjamin wanprestasi. Bank Garansi BG adalah jaminan yang diberikan oleh bank, maksudnya bank menyatakan suatu pengakuan tertulis yang isinya menyetujui mengikatkan diri kepada penerima jaminan dalam jangka waktu dan syarat-syarat tertentu apabila dikemudian hari ternyata si terjamin ternyata tidak memenuhi kewajibannya kepada si penerima jaminan. 18 Dalam artikel Sahabat Konsumen Bank Indonesia, Bank Garansi didefinisikan adalah jaminan pembayaran yang diberikan kepada pihak penerima jaminan, apabila pihak yang dijamin tidak memenuhi kewajibannya. 19 Dalam penerbitan Gank Garansi tidak terlepas dari berbagai masalah. Misalnya terjadinya wanprestasi baik wanprestasi dari pihak bank, pihak pemberi jaminan nasabah bank, maupun pihak penerima jaminan. Pihak Bank adalah pihak yang bertindak sebagai debitur yaitu yang memberi Bank Garansi kepada 17 http:herman-notary.blogspot.com200907bank-garansi.html, diakses terakhir tanggal 28 Februari 2010. 18 Muhammad Djumhana., Op, cit, hal. 460. 19 Sahabat Konsumen Bank Indonesia., ”Mengenal Bank Garansi”, Artikel Bank Indonesia Disebarkan sebagai bagian dari Program Edukasi Masyarakat Dalam Rangka Implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia, www.bi.go.id. Universitas Sumatera Utara pihak nasabah, sedangkan yang bertindak sebagai pihak penerima jaminan atau terjamin adalah pihak kontraktor. Wanprestasi berasal dari bahasa Belanda artinya prestasi buruk. Wanprestasi adalah suatu keadaan yang dikarenakan kelalaian atau kesalahan. Dimana jika dikaitkan dengan judul dalam penelitian ini wanprestasi dimaksud ditujukan kepada nasabah sebagai kreditur bukan pihak Bank sebagai debitur, yaitu nasabah tidak dapat memenuhi prestasi seperti yang telah ditentukan dalam perjanjian 20 dan bukan dalam keadaan memaksa. Adapun bentuk-bentuk dari wanprestasi nasabah atau kreditur dalam perjanjian pemberian Bank garansi yaitu: 21 a. Tidak memenuhi prestasi sama sekali. Sehubungan dengan kreditur atau nasabah yang tidak memenuhi prestasinya maka dikatakan debitur tidak memenuhi prestasi sama sekali; b. Memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya. Apabila prestasi kreditur masih dapat diharapkan pemenuhannya, maka debitur dianggap memenuhi prestasi tetapi tidak tepat waktunya; c. Memenuhi prestasi tetapi tidak sesuai atau keliru. kreditur yang memenuhi prestasi tetapi keliru, apabila prestasi yang keliru tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka debitur dikatakan tidak memenuhi prestasi sama sekali. Secara umum menurut Subekti, bentuk-bentuk wanprestasi ini dibagi dalam 4 empat macam yaitu: 22 a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukan; b. Melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak sebagaimana dijanjikannya; c. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat; dan d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. 20 Nindyo Pramono., Hukum Komersil, Jakarta: Pusat Penerbitan UT, 2003, cet. 1, hal. 221. 21 R. Setiawan, Pokok-Pokok Hukum Perjanjian, Jakarta: Putra Abadin, 1999, cet. 6, hal. 18. 22 Subekti, Hukum Perjanjian, Jakarta: Intermasa, 1985, hal.36. Universitas Sumatera Utara Nasabah dalam pemberian Bank Garansi melakukan wanprestasi dalam suatu perjanjian, kadang-kadang tidak mudah karena sering sekali juga tidak dijanjikan dengan tepat kapan suatu pihak diwajibkan melakukan prestasi yang diperjanjikan. Dalam perjanjian pemberian Bank Garansi, terdapat pihak debitur terjamin atau tertanggung, pihak kreditur pihak penanggung, dan pihak ketiga pengusaha. Menurut terjemahan dari wikipedia, istilah debitur terjamin atau tertanggung didefenisikan sebagai: 23 “Debitur adalah pihak yang berhutang ke pihak lain, biasanya dengan menerima sesuatu dari kreditur yang dijanjikan debitur untuk dibayar kembali pada masa yang akan datang. Pemberian pinjaman kadang memerlukan juga jaminan atau agunan dari pihak debitur. Jika seorang debitur gagal membayar pada tenggat waktu yang dijanjikan, suatu proses koleksi formal dapat dilakukan yang kadang mengizinkan penyitaan harta milik debitur untuk memaksa pembayaran.” Debitur dalam perjanjian pemberian Bank Garansi memberikan keyakinan kepada pihak kreditur atau bank mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hartabarang yang bergerak atau tidak bergerak dapat juga berupa uang sebagai jaminannya. ”Jaminan atau agunan adalah aset pihak peminjam yang dijanjikan kepada pemberi pinjaman jika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Jika peminjam gagal bayar, pihak pemberi pinjaman dapat memiliki agunan tersebut. Dalam pemeringkatan kredit, jaminan sering menjadi faktor penting untuk meningkatkan nilai kredit perseorangan ataupun perusahaan. Bahkan dalam perjanjian kredit gadai, jaminan merupakan satu-satunya faktor yang dinilai dalam menentukan besarnya pinjaman.” 24 23 http:id.wikipedia.orgwikiJaminan, diakses terakhir tanggal 7 Juni 2010. 24 Ibid. Universitas Sumatera Utara Pihak yang bertindak sebagai pemberi jaminan berupa bank atau lembaga keuangan lainnya dimana bahwa: ”Kreditur adalah pihak perorangan, organisasi, perusahaan atau pemerintah yang memiliki tagihan kepada pihak lain pihak kedua atas properti atau layanan jasa yang diberikannya biasanya dalam bentuk kontrak atau perjanjian dimana diperjanjikan bahwa pihak kedua tersebut akan mengembalikan properti yang nilainya sama atau jasa. Pihak kedua ini disebut sebagai peminjam atau yang berhutang.” 25 Bentuk prestasi kreditur dalam perjanjian yang berupa tidak berbuat sesuatu, akan mudah ditentukan sejak kapan kreditur melakukan wanprestasi yaitu sejak pada saat debitur berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam perjanjian. Sedangkan bentuk prestasi kreditur yang berupa berbuat sesuatu yang memberikan sesuatu apabila batas waktunya ditentukan dalam perjanjian maka menurut Pasal 1238 KUH Perdata kreditur dianggap melakukan wanprestasi dengan lewatnya batas waktu tersebut. Apabila tidak ditentukan mengenai batas waktunya maka untuk menyatakan seseorang kreditur melakukan wanprestasi, diperlukan surat peringatan tertulis dari debitur yang diberikan kepada kreditur. Surat peringatan tersebut disebut dengan somasi. Somasi adalah pemberitahuan atau pernyataan dari kreditur kepada debitur yang berisi ketentuan bahwa kreditur menghendaki pemenuhan prestasi seketika atau dalam jangka waktu seperti yang ditentukan dalam pemberitahuan itu. Keputusan Direksi Bank Indonesia No.2388KEPDIR tanggal 18 Maret 1991 Pasal 2 dan atau SE Bank Indonesia No.237UKU tanggal 18 Maret 1991 25 Ibid. Universitas Sumatera Utara butir 4 disebutkan bahwa dalam penerbitan Bank Garansi pihak penerbit Bank Garansi Bank sekurang-kurangnya memuat 8 delapan hal sebagai berikut: 1. Judul ”Garansi Bank” atau bisa juga menggunakan jdudul ”Bank Garansi”; 2. Nama dan alamat bank pemberi; 3. Tanggal penerbitan; 4. Transaksi antara pihak yang dijamin dengan penerima jaminan sesuai dengan jenis bank garansi; 5. Jumlah uang yang dijamin; 6. Tanggal mulai berlaku dan berakhir; 7. Penegasan batas waktu poengajuan klaim; dan 8. Dengan tegas menyebutkan tunduk pada Pasal 1831 atau Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Garansi Bank merupakan perjanjian buntut accessoir yang ditinjau dari segi hukum merupakan perjanjian penanggunan borgtocht dan Bank Garansi akan ada atau dapat diterbitkan jika ada perjanjian induk yang mendahuluinya. Dengan demikian, Bank Garansi juga akan berakhir secara hukum jika perjanjian induk yang mendahuluinya tersebut berakhir. Setiap penerbitan Bank Garansi wajib didukung adanya dokumen yang menjadi dasar diterbitkannya Bank Garanis dimaksud seperti Undangan Tender untuk Tender Bond, Kontrak atau Sales Agreement atau greement lainnya untuk Performance Bond dan dokumen-dokumen lain sebagai dasar penerbitan Bank Garansi underlying transaction. Universitas Sumatera Utara Permasalahan yang ada saat ini adalah, bahwa sebelum berakhirnya perjanjian Bank Garansi, salah satu pihak bisa saja melakukan suatu perbuatan melawan hukum dengan melakukan cidera janjia atau wanprestasi. Jika hal ini terjadi maka pihak-pihak yang terikat dengan perjanjian Bank Garansi tersebut, dalam penyelesaian sengketa garansi mendasarkan kepada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Oleh karena itu, pada waktu melakukan perjanjian garansi itu harus dengan tegas menyebutkan tunduk pada Pasal 1831 atau Pasal 1832 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

F. Metode Penelitian