Pendapatan Asli Daerah PAD mana yang memiliki kontribusi yang terbesar atau mungkin terkecil. Sehingga pemerintah daerah dapat merencanakan strategi-strategi
apa saja yang bisa dilakukan dalam mengantisipasi hal ini. Untuk dapat mengetahui besar kecilnya kontribusi yang dihasilkan oleh
masing-masing komponen tersebut dapat dilakukan dengan perhitungan dibawah ini:
1. Kontribusi Pajak Daerah terhadap Realisasi PAD, dapat dihitung dengan:
Total Realisasi Pajak Daerah Total Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD
2. Kontribusi Retribusi Daerah terhadap Realisasi PAD, dapat dihitung dengan:
Total Realisasi Retribusi Daerah Total Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD
3. Kontribusi Hasil Perusahaan dan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Realisasi
PAD, dapat dihitung dengan: Total Realisasi Laba BUMD
Total Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD 4.
Rasio penerimaan lain-lain yang sah terhadap PAD, dapat dihitung dengan: Total Realisasi Penerimaan Lain-lain yang Sah
Total Realisasi Pendapatan Asli Daerah PAD
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
1. Asha Florida 2007
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Pendapatan Asli Daerah PAD terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara
yang diukur dengan rasio aktivitas. Data yang digunakan adalah laporan realisasi anggaran LRA selama periode tahun 2002-2006. Dalam penelitian ini
menggunakan populasi penelitian seluruh Kabupaten dan Kota di Sumatera Utara. Kesimpulan dari penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya pajak
daerah, retribusi daerah, lain-lain pendapatan asli daerah saja yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi
Sumatera Utara, sedangkan hasil perusahaan dan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pemerintah
Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. Sementara secara simultan Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. 2. Dian N. 2008
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Pengaruh Rasio Efektifitas PAD dan DAU terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemkab dan Pemko di Sumatera
Utara. Penelitian ini hanya mengambil empat buah variabel independen yaitu pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan dan kekayaan daearah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, terhadap variabel dependen kinerja keuangan. Periode pengamatan dalam penelitian ini terbatas karena hanya
mencakup tahun 2005-2007.
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan yang dapat diambil adalah secara parsial hanya pajak daerah, retribusi daerah, lain-lain pendapatan asli daerah saja yang berpengaruh signifikan terhadap
kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara, sedangkan hasil perusahaan dan kekayaan daerah yang dipisahkan tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. Sementara secara simultan Pendapatan Asli Daerah PAD berpengaruh signifikan
terhadap kinerja keuangan pemerintah Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera Utara. Hal ini dikarenakan pengukuran kinerja yang digunakan adalah dengan rasio upaya
fiskal, yaitu Total Pendapatan Asli Daerah dibagi Total Anggaran Pendapatan Asli Daerah, yang mengindikasikan daerah-daerah tersebut terkadang tidak bisa mencapai
Anggaran Pendapatan Asli Daerah yang telah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD. Hal ini bisa terjadi, daerah tersebut tidak secara rasional
dalam menyusun Anggaran Pendapatan Asli Daerah. 3. Marsaulina L. Tobing 2009
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Analisis Kinerja Keuangan Pemerintah KabupatenKota di Sumatera Utara sebelum dan sesudah Otonomi Daerah. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa adanya perubahan kinerja keuangan daerah sebelum dan sesudah otonomi daerah meskipun tidak signifikan.
4. Budy Setyawan dan Priyo Hadi Adi 2009
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini ingin melihat Pengaruh Fiscal Stress terhadap Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal.
Hasil dalam penelitian ini adalah fiscal stress mempunyai pengaruh yang positif
terhadap tingkat pertumbuhan belanja pembangunanmodal. Fiscal Stress yang tinggi
menunjukkan semakin tingginya upaya daerah untuk meningkatkan PAD-nya. Sejalan
dengan hal itu, harapan untuk terus meningkatkan penerimaan sendiri ini akan sulit terwujud
apabila alokasi belanja untuk modal pembangunan tidak ditingkatkan. Hasil penelitian ini
memperkuat temuan penelitian sebelumnya yang dilakukan Andayani 2004 yang
menunjukkan adanya peningkatan belanja yang semakin tinggi pada saat fiscal stress
semakin tinggi.
Hasil penelitian ini memberikan implikasi diperlukannya suatu upaya yang lebih intensif melalui penggalian potensi sumber-sumber penerimaan daerah
kabupatenkota di propinsi Jawa Tengah agar mampu meningkatkan pertumbuhan PAD. Salah satu langkah yang dapat ditempuh adalah pemerintah kabupatenkota
harus lebih efektif dalam pengalokasian belanja modalpembangunan dalam guna memenuhi kepentingan publik, baik yang mendukung pertumbuhan ekonomi maupun
untuk pelayanan publik secara langsung. Ketebatasan lain dalam penelitian ini adalah belum adanya kesepakatan secara
bulat mengenai pengukuran fiscal stress, sehingga pengukuran fiscal stress dengan tax effort belum tentu mengindikasikan adanya fiscal stress. Sehingga diharapkan untuk
penelitian mendatang diharapkan dapat mengukur fiscal stress dengan indikator empiris yang lain, sehingga benar-benar dapat diperoleh gambaran fiscal stress yang lebih utuh.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti
Judul Variabel
Hasil Penelitian
1 Asha Florida
2007 Analisa Pengaruh
Pendapatan Assli Daerah PAD
terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah
Kabupaten dan Kota di Propinsi Sumatera
Utara Variabel independen adalah
Pajak Daerah X1, Retribusi Daerah X2,
Laba BUMD X3, dan Lain-lain Pendapatan yang
Sah X4, sedangkan variabel dependen adalah
kinerja keuangan Y. . Secara simultan ada
pengaruh PAD terhadap kinerja
keuangan pemerintah, namun secara parsial,
hanya pajak daerah dan retribusi daerah
yang dominan mempengaruhi kinerja
keuangan kabkota di Propinsi Sumut.
2 Dian N.
2008 Pengaruh Rasio
Efektivitas PAD dan DAU Terhadap
Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah
Pada PemkabPemko di Sumatera Utara
Variabel independen adalah PAD X1 dan DAU X2,
sedangkan variabel dependen adalah
kemandirian keuangan daerah Y.
PAD dan DAU mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap kemandirian
keuangan daerah.
3 Marsaulina L. Tobing
2009 Analisis Kinerja
Keuangan Pemerintah KabupatenKota
Sumut Sebelum dan Sesudah Otonomi
Daerah. Variabel yang digunakan
adalah tingkat kemandirian pembiayaan diukur dengan
kemampuan daerah dalam pembiayaan dan
kemampuan mobilisasi daerah, tingkat
ketergantungan dan desentralisasi fiskal
Adanya perubahan kinerja keuangan
daerah sebelum dan sesudah otonomi
meskipun tidak signifikan.
4 Budy Setyawan
dan Priyo Hadi Adi
2009 Pengaruh Fiscal Stress
Terhadap Pertumbuhan
Pendapatan Asli Daerah dan Belanja
Modal Studi Empiris Pada
KabupatenKota se Jawa Tengah
Variabel dependen adalah Pendapatan Asli Daerah
Y1 dan Belanja Modal Y2, sedangkan variabel
independen adalah Fiscall StressX.
Fiscal Stress berpengaruh positif
terhadap Pendapatan Asli Daerah dan
Belanja Modal.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didentifikasikan sebagai masalah penting
Sumarni, 2006:27. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independennya adalah pendapatan asli daerah PAD, dana alokasi umum DAU dan fiscal stress. Sedangkan yang
menjadi variabel dependennya adalah kinerja keuangan. Kerangka konseptual penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
PAD X
1
DAUX
2
Kinerja Keuangan
Y Fiscal
Stress X
3
32
Universitas Sumatera Utara