Luas dan Kondisi Lahan Kajian Terhadap Perumahan Tepi Air

2.3 Luas dan Kondisi Lahan

Kondisi lahan datar tidak berkontur, dengan luas lahan sekitar 5 Ha.Pada saat ini lahan merupakan lahan yang separuh kosong dan separuhnya dibangun taman kecil yang tidak terpakai dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya. Gambar 2.6 Peta Kota Banda Aceh Gambar 2.7 Lahan Kosong Gambar 2.8 Taman Umum 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 10 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.9 Lahan Kosong Gambar 2.10 Lahan Kosong Gambar 2.11 Muara Syiah Kuala Gambar 2.12 Lahan Kosong Gambar 2.13 Jalan Pelabuhan Gambar 2.14 Muara Syiah Kuala 3 4 5 6 7 8 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.15 Muara Buatan Gambar 2.16 Laut Banda Aceh

2.4 Laju Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010 laju pertumbuhan penduduk Banda Aceh mempunyai angka laju pertumbuh penduduk yang tinggi. Dibawah ini adalah table laju pertumbuhan penduduk tahun 2010. NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK PRE- TSUNAMI 2003 PASCA- TSUNAMI 2005 PASCA- TSUNAMI 2010

1. Baiturrahman

37.449 36.783 37.340

2. Kuta Alam

55.062 43.113 50.165

3. Meuraxa

31.218 5.657 20.298 4. Syiah Kuala 42.779 35.514 39.067

5. Lueng Bata

18.360 18.254 19.287

6. Kuta Raja

20.217 5.122 14.023

7. Banda Raya

19.071 19.015 19.134

8. Jaya Baru

22.005 11.384 16.120

9. Ulee Kareng

17.510 17.388 17.610 TOTAL 263.668 192.194 234.194 Tabel 2.1 Laju Pertumbuhan Penduduk Banda Aceh 9 10 Universitas Sumatera Utara

2.5 Letak dan Geografis

2.5.1 Geografi

Letak geografis Kota Banda Aceh antara 5°30’ – 05035’ LU dan 95°30’ – 99016’ BT. Tinggi rata-rata 0,80 meter diatas permukaan laut, dengan luas wilayah 61,36 km2. Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut: Utara : Selat Malaka Selatan : Kecamatan Darul Imarah dan Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar Barat : Kecamatan Peukan Bada , Kabupaten Aceh Besar Timur : Kecamatan Barona Jaya dan Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar Adapun Wilayah administrasi Kota Banda Aceh meliputi 9 Kecamatan, 70 desa dan 20 kelurahan dengan pembagian tiap kecamatan seperti pada Gambar 2.17. Sedangkan luas dan prosentase untuk tiap kecamatan dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini. Gambar 2.17 Peta Kabupaten Aceh Besar Universitas Sumatera Utara NO KECAMATAN LUAS Km² PERSENTASE 1. Baiturrahman 7,258 11,83

2. Kuta Alam

4,539 7,40

3. Meuraxa

10,047 16,37 4. Syiah Kuala 14,244 23,21

5. Lueng Bata

6,150 10,02

6. Kuta Raja

4,789 7,80 7. Banda Raya 5,211 8,49

8. Jaya Baru

5,341 8,70

9. Ulee Kareng

3,780 6,16 JUMLAH 61,359 100,00 Tabel 2.2 Luas dan Prosentase Wilayah Kecamatan di Kota Banda Aceh

2.5.2 Topografi

Kota Banda Aceh secara geologi merupakan dataran banjir Krueng Aceh dan 70 wilayahnya berada pada ketinggian kurang dari 10 meter dari permukaan laut. Ke arah hulu dataran ini menyempit dan bergelombang dengan ketinggian hingga 50 m di atas muka laut. Dataran ini diapit oleh perbukitan terjal di sebelah Barat dan Timur dengan ketinggian lebih dari 500 m, sehingga mirip kerucut dengan mulut menghadap ke laut.

2.5.3 Hidrologi

Ada delapan sungai yang melalui Kota Banda Aceh yang berfungsi sebagai daerah tangkapan air Catchment Area dan sumber air baku, kegiatan perikanan, dan sebagainya. Wilayah Kota Banda Aceh memiliki air tanah yang bersifat asin, payau dan tawar. Daerah dengan air tanah asin terdapat pada bagian utara dan timur kota sampai ke tengah kota. Air payau berada di bagian tengah kota membujur dari timur ke barat. Sedangkan wilayah yang memiliki air tanah tawar berada di bagian selatan kota membentang dari kecamatan Baiturrahman sampai kecamatan Meuraxa. Berikut pada Tabel 2.3, menjelaskan nama-nama sungai dan luas daerah resapannya . Universitas Sumatera Utara NAMA SUNGAI LUAS DAERAH RESAPAN KM 2 Krueng Aceh 1712,00 Krueng Daroy 14,10 Krueng Doy 13,17 Krueng Neng 6,55 Krueng Lhueng Paga 18,25 Krueng Tanjung 30,42 Krueng Titi Panjang 7,80 Tabel 2.3 Sungai di Kota Banda Aceh

II.5.4 Klimatologi

Banda Aceh memiliki suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 25,50Cº hingga 27,50Cº dengan tekanan minibar 1008-1012. Sedangkan untuk suhu terendah dan tertinggi bervariasi antara 18,00Cº hingga 20,00Cº dan antara 33,00Cº hingga 37,00Cº. Curah hujan kota Banda Aceh yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Blang Bintang menunjukkan bahwa curah hujan yang terjadi selama tahun 1986 sampai dengan 1998 berkisar antara 1.039 mm sampai dengan 1.907 mm dengan curah hujan tahunan rata-rata 1.592 mm. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret, Oktober dan Nopember, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari, Februari dan Agustus. Jumlah hari hujan tertinggi terjadi pada bulan agustus yaitu 20-21 hari dan terendah pada bulan februari dan maret dengan jumlah hari hujan hanya 2 – 7 hari. Kelembaban udara di Kota Banda Aceh sangat bervariasi tergantung pada keadaan iklim pada umumnya. Kelembaban udara dari data tahun 1998 berkisar antara 75 - 87 . Kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Desember dan terendah pada bulan juni. Kecepatan angin bertiup antara 2 – 28 knots.

2.6 Kajian Terhadap Perumahan Tepi Air

Suatu kawasan yang diperuntukan untuk daerah pemukiman elite yang bernuansakan “Air” dan atau natural, dituntut untuk dapat menciptakan kondisi lingkungan yang baik dan berkualitas bagi penghuninya, serta dapat memahami kebutuhan – kebutuhan penghuni, seperti : Universitas Sumatera Utara

2.6.1 Teritorial

Teritorial adalah ruang – ruang hunian yang bersifat pribadi yang merupakan milik keluarga yang menghuni seperti taman depan, balkon, teras, dan sebagainya. Biasanya territorial dibatasi dengan pemagaran, deretan pepohonan, pembedaan tinggi lantai, dinding – dinding setempat atau bentuk – bentuk rumah itu sendiri serta skala ruang antara yang satu dengan ruang yang lain.

2.6.2 Orientasi

Orientasi yang dimaksud disini adalah pemandangan view yang bersifat kualitatif sinar matahari, angin dan pemandangan sebagai gaya – gaya dinamis. Untuk itu, baik itu tampak atau denah rumah haruslah tanggap dan peka terhadap kualitas – kualitas dinamis guna menjamin para penghuni atas kualitas lingkungan tempat tinggal yang menyenangkan.

2.6.3 Privasi

Pada perumahan yang berkepadatan menengah, keleluasaan pribadi diciptakan terutama oleh penghalang pembatas yang dipakai bersama, seperti dinding, partisi, lantai dan pagar. Hal mengenai keleluasaan pribadi pada bagian dalam ruangan biasanya diciptakan dengan cara mendirikan kamar – kamar dengan pintu dan jendela dan bukaan lainnya yang tidak mudah untuk dilihat kearah yang dilindungi.

2.6.4 Identitas

Faktor utama pada bentuk perumahan dan pemukiman adalah social budayanya, bukan hanya iklim, bahan ataupun teknologi bangunan yang bersangkutan. Untuk mencari identitas rumah biasanya lebih condong kepada pemilihan suatu gaya bangunan. Bentuk – bentuk rumah yang beraneka ragam dan akrobatis telat timbul untuk menciptakan suatu identitas individual yang menyolok.

2.6.5 Kemudahan

Kemudahan adalah suatu derajat kemudahan fisik atau kurangnya kesulitan yang dijumpai pada pergerakan melalui kegiatan penghuni sehari – hari, diantaranya adalah kemudahan pencapaian aksesibilitasi , kemudahan pencapaian kepada semua bagian Universitas Sumatera Utara lingkungan perumahan oleh semua anggota keluarga penghuni dapat dianggap sebagai kebutuhan dasar manusia. Aksesibilitas tidak dapat disamaratakan, harus secara hati – hati disesuaikan kepada kebutuhan – kebutuhan dari kelompok pemakai yang dimaksud dan aspek aksesibilitas harus mudah untuk ditangani dan dapat bermanfaat bagi semua orang.

2.6.6 Keselamatan

Keselamatan adalah suatu rasa keamanan pada tempat tinggal seseorang, baik siang ataupun malam hari. Rasa aman juga termasuk dalam hal terhindar dari bermacam gangguan baik itu yang dapat mengancam keselamatan manusia ataupun keamanan terhadap harta benda. Dalam perancangan dan perencanaan perumahan tepi air, tidak terlepas kepada pengkajian terhadap calon penghuni. Sasaran utama terhadap perumahan ini adalah : Penghuni yang bermata pencaharian disektor perairan misalnya pengusaha transportasi air, dan sebagainya. Penghuni yang berasal dari golongan menengah ke atas. Penghuni dengan ukuran keluarga sebagai tipe penghuninya, yaitu: Pasangan muda, pasangan muda dengan anak-anak kecil, pasangan pertengahan usia dengan anak-anak belasan tahun dan pasangan pertengahan usia dengan anak – anak remaja. Perumahan ini direncanakan untuk kalangan yang berpenghasilan menengah keatas dikarenakan dalam perancangan perumahan tepi air ini bertujuan untuk menciptakan suatu kawasan hunian elite, yang mana akan dilengkapi dengan fasilitas – fasilitas pendukung yang mewah pula. Kajian juga dilakukan terhadap tipe – tipe perumahan, konsep perancangan tipe rumah pada perumahan tepi air adalah rumah single dan bukan rumah gandeng couple . Pada kasus studi ini dikhususkan pada pengembangan perumahan yang menengah dan keatas. Secara umum semua rancangan perumahan yang berdasarkan ketentuan KDB 60 dan 40 adalah ruang Universitas Sumatera Utara terbuka. Untuk menciptakan lingkungan perumahan yang ekslusif, dan berkesan mewah maka unit hunian yang akan dibangun dibatasi, sedangkan tipe perumahan tidak dibatasi jumlahnya, yaitu sekitar 28 unit dengan 6 tipe perumahan. Dibatasinya jumlah unit hunian dikarenakan tapak tidak sepenuhnya dipergunakan untuk fungsi perumahan saja, tetapi juga fasilitas pendukung lainnya serta faslitas umum dan rekreasi. Dan untuk tipe bangunan tidak dibatasi karena, ingin meberikan bermacam bentuk bangunan pada perumahan ini dan memberikan banyak pilihan untuk para penghuni. Universitas Sumatera Utara

BAB III ELABORASI TEMA

3.1. Latar Belakang Pemilihan Tema

Letak lahan berada di ulee lheue tepi pantai syiah kuala banda aceh, yang membutuhkan penanganan khusus baik dari segi arsitektural, ekologi maupun strukturnya. Pembangunan sebuah kawasan Perumahan Tepi Air Banda Aceh diharapkan dapat mewadahi kegiatan rekreasi baik aktif maupun pasif, hubungan antar ruang dan manusia baik didalam maupun luar gedung, jumlah dan karakteristik fasilitas yang terdapat di dalamnya sekaligus menampilkan citra kota tersendiri yang membedakannya dengan kota lain.

3.2. Pengertian Tema

Pengertian tema “ Arsitektur Tepi Air “ adalah : Arsitektur adalah : Lingkungan binaan Suatu hal yang membahas tenteng fungsi, struktur, dan estetika. Metode gdan gaya rancngan suatu konstruksi bangunan. Tepi Air adalah : Lahan atau areal yang terletak berbatasan dengan air, terutama bagian kota yang menghadap laut, sungai, danau atau sejenisnya. Batas perairan sebuah pantai, tepi sungai di sepanjang aliran dikenal dengan wilayah tepi air. Jadi “ Arsitektur Tepi Air “ merupakan arsitektur yang perkembangannnya mengarah pada massa bangunan dengan berorientasikan pada tepi air. Namun perlu diketahui bahwa di dalam pengembangan arsitektur tepi air perlu diperhatikan antara lain : iklim, arah angina, arah arus laut, tingksh lsku air,perbedaan pasang surut, topografi, geografi, struktur tanah, vegetasi, lanscapr, dan lain – lain. Tujuan utama Arsitektur Tepi Air adalah menciptakan ruang-ruang ruang – ruang dengan view yang indah serta memiliki fungsi akomodasi yang berguna bagi masyrakat umum baik dari segi estetika, sosiologi, maupun ekonomi. Universitas Sumatera Utara