Taman Rekreasi Air (Arsitektur Hijau)

(1)

TAMAN REKREASI AIR

( ARSITEKTUR HIJAU )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

ROSALYNN WILONA 060406024

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010


(2)

TAMAN REKREASI AIR

( ARSITEKTUR HIJAU )

Oleh :

ROSALYNN WILONA 06 0406 024

Medan, Desember 2010

Disetujui Oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 19630716 199802 1001 Ir. Nelson, M.Siahaan, Dipl.TP, M.Arch

NIP : 195 81127 198701 1001

Imam Faisal Pane, ST, MT NIP : 19740810 200212 1002


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR

(SHP2A) Nama : Rosalynn Wilona

NIM : 06 0406 024

Judul Proyek Akhir : Taman Rekreasi Air Tema Proyek Akhir : Arsitektur Hijau

Rekapitulasi Nilai :

Nilai akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasisiwa bersangkutan dinyatakan :

No Status

Waktu Pengumpulan

Laporan

Paraf Pembimbing I

Paraf Pembimbing II

Koordinator TKA - 490 1 LULUS

LANGSUNG 2 LULUS

MELENGKAPI 3 PERBAIKAN

TANPA SIDANG 4 PERBAIKAN

DENGAN SIDANG 5 TIDAK LULUS

Medan, Desember 2010

Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA -490


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan- Nya kepada penulis dalam memulai, menjalani hingga menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

Laporan Tugas Akhir ini disusun guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Nelson, M.Siahaan, Dipl.TP, M.Arch sebagai Dosen Pembimbing I dan Pimpinan Sidang, untuk semua bimbingan dan arahan yang diberikan selama proses asistensi dan sidang, serta dedikasi dan kesabaran yang sangat besar kepada Penulis dalam memberikan masukan- masukan dari awal sampai akhir proses Tugas Akhir.

2. Bapak Imam Faisal Pane, ST. MT. sebagai Dosen Pembimbing II, untuk semua bimbingan dan arahan yang diberikan selama proses asistensi dan sidang.

3. Bapak Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho,MT sebagai Dosen Penguji dan ketua Jurusan, untuk semua saran dan kritik yang diberikan kepada Penulis serta kepada Ibu Amy Marissa, ST. M.Sc dan Ibu Lisa Suryani, ST. MT. sebagai dosen penguji, untuk semua saran, kritik serta nasehat yang diberikan selama proses asistensi dan sidang.

4. Ayah dan ibu Penulis (Marulam Sitohang dan Widia Erlina) untuk dukungan, semangat, dan nasihat kepada Penulis, serta adik- adik (Oscar Henry, Rosalynn Veronica, Alfred Raja dan Amanda Putri).

5. Sahabat terbaik Penulis Ria Afriana, Mariani Hutapea, Henny Togatorop, Catlin Therecia, Laura Umboh, Eva Kenny serta Agoesd Lumban Gaol untuk doa, semangat, dukungan bahkan tenaga. Teman- teman Arsitektur angkatan 2006, Keluarga Besar Sitohang, pegawai Tata Usaha Departemen Arsitektur . Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya di Departemen Arsitektur USU. Akhir kata Penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2010 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul Luar

Halaman Judul Dalam Lembar Pengesahan

Surat Hasil Penilaian Proyek Akhir

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 3

1.3 Manfaat ... 4

1.3.1 Bagi pemerintah ... 4

1.3.2 Bagi Masyarakat ... 4

1.4 Perumusan Masalah ... 4

1.4.1 Bangunan ... 4

1.4.2 Lingkungan ... 5

1.4.3 Struktur ... 6

1.5 Pendekatan Masalah ... 6

1.6 Batasan Masalah ... 6

1.7 Asumsi ... 7

1.8 Metodologi Pembahasan ... 8

1.9 Kerangka Berfikir ... 9

1.10 Sistematika Penulisan Laporan ...10

BAB 2 DESKRIPSI PROYEK ...11

2.1 Terminologi Judu l ...11


(6)

2.2.2 Situs Pariwisata ...14

2.3 Landasan Teori ...19

2.3.1 Tipe dan tempat bangunan rekreasi . ...20

2.3.2 Jenis Rekreasi ...20

2.3.3 Aktifitas Rekreasi . ...24

2.3.4 Kesimpulan Landasan teori ...25

2.4 Lokasi . ... ...26

2.4.1 Peruntukan Lahan ...26

2.4.2 Pemilihan Lokasi ...29

2.5 Tinjauan Fungsi ...33

2.5.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan ...33

2.5.2 Dimensi Kebutuhan Ruang ...36

2.5.3 Dimensi Alat permainan yang digunakan ...37

2.5.4 Klasifikasi jenis pohon untuk Kolam Renang ...46

2.5.5 Deskripsi Kebutuhan Ruang ...49

2.6 Studi Banding Proyek Sejenis ...56

2.6.1 Randburg Waterfront ...56

2.6.2 Tropical Island ...59

2.6.3 The Jungle, Bogor ...60

2.6.4 Snow Bay TMII Jakarta ...63

2.6.5 Kesimpulan ...64

BAB 3 ELABORASI TEMA ...66

3.1 Pengertian Tema ...66

3.2 Prinsip dan Teori Green Architecture ...67

3.2.1 Teori Brenda & Robert Vale ...67

3.2.2 Teori Heinz Frick ...69

3.2.3 Teori Ken Yeang ...69

3.3 Interpretasi Tema ...70

3.4 Sifat Bangunan ...71

3.5 Keterkaitan Tema dengan Judul ...73

3.6 Studi Banding dengan Tema Sejenis ...75

3.5.1 ACROS Fukuoka, Jepang ...75


(7)

3.5.3 Stadion Water Cube, Beijing, China ...78

3.5.4 Tech Linx Technology Park, Cyberjaya, Malaysia ...80

BAB 4 ANALISA ...84

4.1 Analisa Fisik . ...84

4.1.1 Analisa Lokasi . ... 84

4.1.2 Kondisi Eksisting lahan ...86

4.1.3 Analisa Tata Guna Lahan ...91

4.1.4 Analisa Kondisi Lingkungan Sekitar . ...92

4.1.5 Analisa Pencapaian ...94

4.1.6 Analisa Sirkulasi . ...96

4.1.7 Analisa Matahari . ...98

4.1.8 Analisa View . ... 100

4.1.9 Analisa Vegetasi . ... 101

4.2 Analisa Non- Fisik ... 102

4.2.1 Analisa Kegiatan . ... 102

4.2.2 Analisa Pengguna . ... 104

4.2.3 Analisa Jumlah Pengunjung . ... 105

4.2.4 Besaran Ruang . ... 107

4.3 Analisa Bangunan ... 117

4.3.1 Bentuk Bangunan . ... 117

4.3.2 Struktur Bangunan . ... 120

4.4 Analisa Utilitas ... 123

4.4.1 Sistem Air Bersih . ... 123

4.4.2 Sistem Filter untuk Air . ... 124

4.4.3 Sistem Air Hujan . ... 125

4.4.4 Sistem Air Kotor . ... 126

4.4.5 Sistem Pengamanan terhadap kebakaran . ... 127

4.4.6 Sistem pencahayaan . ... 128

4.4.7 Sistem Pengkondisian Udara . ... 128

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN . ... 129


(8)

5.3 Konsep Sirkulasi . ... 130

5.4 Konsep Perancangan Bangunan . ... 132

5.5 Konsep Utilitas . ... 133

5.6 Konsep Open Area pada Bangunan . ... 136

5.7 Kesimpulan . ... 142

BAB 6 HASIL PERANCANGAN . ... 143


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Kerangka Berfikir ... 9

Tabel 2.1 Perbandingan jumlah penduduk kota besar di Indonesia . ...12

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk kota Medan per tahun . ...14

Tabel 2.3 Wisatawan Mancanegara ke Sumatera Utara menurut Pintu Masuk . ....15

Tabel 2.4 Banyaknya pengunjung dan Nilai Karcis yang terjual ...15

Tabel 2.5 Tempat Hiburan Berijin Menurut Jenisnya dan Kecamatan 2006 ...17

Tabel 2.6 Jarak Kota Medan ke kota Lainnya di Sumatera Utara . ...19

Tabel 2.7 Karakter Bangunan Rekreasi ...23

Tabel 2.8 Wilayah Pengembangan Pembangunan kota Medan. ...26

Tabel 2.9 Perbandingan Pemilihan Lokasi Site. ...31

Tabel 2.10 Fasilitas Kolam . ...37

Tabel 2.11 Besaran Alat untuk Seluncur pada Kolam renang . ...44

Tabel 2.12 Klasifikasi Jenis Pohon . ...46

Tabel 2.13 Deskripsi Kebutuhan Ruang . ...49

Tabel 2.14 Kesimpulan Studi Banding . ...64

Tabel 3.1 Perbandingan bangunan untuk studi banding tema sejenis . ...82

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan, kepadatan penduduk 2007. ...86

Tabel 4.2 tempat hiburan/rekreasi di Kec. Medan Tuntungan . ...85

Tabel 4.3 View dari dalam ke luar ... 100

Tabel 4.4 View dari luar ke dalam . ... 100

Tabel 4.5 Analisa kegiatan ... 102

Tabel 4.6 Proyeksi Jumlah Pengunjung . ... 105

Tabel 4.7 Besaran Ruang . ... 107

Tabel 4.8 Bentuk Dasar Massa Bangunan . ... 117

Tabel 4.9 Perbandingan massa tunggal dan majemuk ... 118

Tabel 4.10 Pola Massa Bangunan ... 119

Tabel 4.11 Pemilihan tekstur pada bangunan ... 121

Tabel 4.12 Kelompok warna pada bangunan dan kesan . ... 122

Tabel 4.13 Kebutuhan Air Bersih berdasarkan fungsi bangunan . ... 124


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian wilayah kota Medan per kecamatan...28

Gambar 2.2 Skema Prosedur Penerbitan Izin Tanah Ruang Terbuka. ...29

Gambar 2.3 Lokasi Alternatif a yang terletak di Jl. Flamboyan. ...29

Gambar 2.4 Lokasi alternati B terletak di antara perumahan. ...30

Gambar 2.5 Lokasi alternatif c yang terletak di Jl., Seroja Raya, Medan Selayang. ..31

Gambar 2.6 Tampak serta Denah Permainan Aquaplay ...37

Gambar 2.7 Berbagai aktifitas Aquaplay. ...38

Gambar 2.8 Denah dan Perspektif Body Slides...38

Gambar 2.9 Berbagai permainan dalam Body Slides. ...39

Gambar 2.10 Denah serta perspektif permainan Mat Racer ...39

Gambar 2.11 Denah serta perspektif permainan Boomerang. ...40

Gambar 2.12 Denah serta perspektif permainan Boomerang. ...41

Gambar 2.13 Permainan Kolam Ombak. ...41

Gambar 2.14 Denah serta aktraksi permainan kolam arus single. ...42

Gambar 2.15 Denah Kolam Sungai Arus dan salah satu bentuk kolam arus. ...43

Gambar 2.16 Pohon Kelapa yang kebanyakan tumbuh di pinggir pantai. ...46

Gambar 2.17 Pohon Dadap, batang beserta daunnya. ...46

Gambar 2.18 Bunga pohon kamboja beserta batang pohon. ...47

Gambar 2.19 Pohon pisang dan pisang kipas. ...48

Gambar 2.20 Palem Kuning dan Palem Raja ...48

Gambar 2.21 Atraksi air mancur yang sangat terkenal di Brightwater Commons. ...56

Gambar 2.22 Denah Lantai bawah dan Lantai. ...57

Gambar 2.23 Permainan anak- anak di tengah danau. ...57

Gambar 2.24 Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan di Brightwater Commons ...58

Gambar 2.25 Berbagai jenis permainan yang dapat dinikamti anak- anak - dewasa. ..59

Gambar 2.26 Tampak luar dari Tropical Island Resort. ...59

Gambar 2.27 Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan pengunjung di Tropical Island Resort. ...60

Gambar 2.28 Pintu masuk The Jungle, Bogor. ...60

Gambar 2.29 Kolam renang anak- anak. ...61


(11)

Gambar 2.31 Lazy River ...62

Gambar 2.32 Bird Park. ...62

Gambar 2.33 Denah Lokasi Permainan di Snow Bay, TMII. ...63

Gambar 2.34 Berbagai permainan menarik di Snow Bay. ...63

Gambar 2.35 Dua permainan menarik ...64

Gambar 3.1 Skematik Pemanfaatan air pada lokasi...72

Gambar 3.2 Konsep dari bangunan hijau ...73

Gambar 3.3 Tampak depan dan samping gedung ACROS. ...75

Gambar 3.4 Detail serta potongan bangunan ACROS. ...76

Gambar 3.5 Tampak Atas serta atrium di bangunan...76

Gambar 3.6 Salah satu bangunan di Alila Villas ...77

Gambar 3.7 Bangunan penginapan untuk pengunjung dengan view pemandangan alam. ...78

Gambar 3.8 Kulit luar dari Water Cube. ...79

Gambar 3.9 Kolam renang di dalam Water Cube ...79

Gambar 3.10 Bentuk atap dari luar dan di dalam bangunan. ...80

Gambar 3.11 Perspektif Maket Tech-Linx Malaysia. ...81

Gambar 3.12 Detail Perspektif. ...81

Gambar 4.1 Peta Indonesia, Sumatera dan Medan . ...84

Gambar 4.2 Lokasi Site . ...87

Gambar 4.3 Luas Site . ...87

Gambar 4.4 Batas Site . ...88

Gambar 4.5 Garis Sepadan Bangunan . ...88

Gambar 4.6 KLB . ...89

Gambar 4.7 GSS . . ...89

Gambar 4.8 Kondisi Site ...90

Gambar 4.9 Tata Guna Lahan . ...91

Gambar 4.10 Lingkungan sekitar Deli Serdang . ...92

Gambar 4.11 Lingkungan sekitar Medan . ...93

Gambar 4.12 Analisa Pencapaian ...94

Gambar 4.13 Analisa Sirkulasi Kendaraan . ...96

Gambar 4.14 Analisa sirkulasi pejalan kaki . ...97


(12)

Gambar 4.17 Analisa view . ... 100

Gambar 4.18 Analisa vegetasi. ... 101

Gambar 4.19 Skema sirkulasi pengunjung , ... 104

Gambar 4.20 Skema sirkulasi pengelola . ... 104

Gambar 4.21 Skema sirkulasi servis . ... 104

Gambar 4.22 Skema sirkulasi air PDAM . ... 123

Gambar 4.23 Skema sirkulasi air dari sungai . ... 123

Gambar 4.24 Skema sirkulasi air bersih dari tandon . ... 123

Gambar 4.25 Skema sistem air hujan pada bangunan . ... 126

Gambar 4.26 Skema sistem air hujan pada kolam . ... 126

Gambar 4.27 Skema penyaluran air kotor . ... 126

Gambar 4.28 Skema penyaluran air turn over . ... 127

Gambar 4.29 Skema pembersihan air . ... 127

Gambar 4.30 Skema sirkulasi hidran . ... 127

Gambar 5.1 Diagram Konsep . ... 130

Gambar 5.2 Sirkulasi parkir pada site . ... 132

Gambar 5.3 Area parkir . ... 132

Gambar 5.4 Sirkulasi parkir pada round a bout . ... 131

Gambar 5.5. Jalur sirkulasi kendaraan . ... 132

Gambar 5.6 Massa bangunan ... 132

Gambar 5.7 Pembagian ruang pada bangunan . ... 133

Gambar 5.8 Integrasi antara ruang luar dan dalam , ... 133

Gambar 5.9 Entrance pajalan kaki dan kendaraan , ... 134

Gambar 5.10 Efek pembayangan . ... 134

Gambar 5.11 Berbagao jenis permainan . ... 135

Gambar 5.12 Sifat dasar air . ... 135

Gambar 5.13 Sistem filtrasi untuk kolam renang ... 136

Gambar 5.14 Pembagian open area . ... 137

Gambar 5.15 Pembagian area kolam . ... 138

Gambar 5.16 Greenwall planter . ... 139

Gambar 5.17 Symbiotic Green wall ... 139

Gambar 5.18 Parabienta . ... 140

Gambar 5.19 Anatomi green roog . ... 141


(13)

Gambar 6.1 Site Plan ... 143

Gambar 6.2 Ground Plan . ... 144

Gambar 6.3 Denah Bangunan ... 145

Gambar 6.4 Tampak Bangunan Bagian A ... 146

Gambar 6.5 Tampak Bangunan Bagian B ... 147

Gambar 6.6 Tampak keseluruhan ... 148

Gambar 6.7 Rencana Air Kotor ... 149

Gambar 6.8 Rencana Air Bersih ... 150

Gambar 6.9 Rencana Titik Lampu ... 151

Gambar 6.10 Rencana Titik AC ... 152

Gambar 6.11 Rencana Air Bersih Kolam ... 153

Gambar 6.12 Rencana P;ondasi ... 154

Gambar 6.13 Rencana Atap... 155

Gambar 6.14 Rencana Alur Air ... 156

Gambar 6.15 Detail ... 157

Gambar 6.16 Foto Maket ... 158


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, kemajuan dunia pariwisata di berbagai belahan dunia berkembang dengan pesat, seiring dengan usaha dari setiap Negara di dunia untuk memajukan dunia pariwisata juga dengan tingginya kebutuhan dalam bidang pariwisata ini. Bidang pariwisata merupakan salah satu bidang yang dapat mengenalkan nama suatu Negara ke dunia luas selain bidang lainnya seperti bidang ekonomi, bidang pemerintahan, bidang pendidikan, dan lain sebagainya.

Bidang pariwisata ini dapat menyangkut berbagai hal, mulai dari wisata kuliner, wisata belanja, wisata air, wisata bermain dan sebagainya yang tujuannya membuat pengunjung daerah wisata tersebut merasakan suatu sensasi yang berbeda dari kehidupan mereka sehari- hari. Di Indonesia termasuk Sumatera Utara, saat ini pemerintah telah menggalakan berbagai sektor dalam bidang pariwisata melalui program Visit Indonesia yang memberikan kesempatan kepada berbagai daerah untuk menunjukkan kebolehan mereka kepada wisatawan domestik maupun mancanegara. Setiap daerah di Indonesia berlomba- lomba untuk menata daerah wisatanya sehingga dapat menarik para wisatawan.

Sumatera Utara sebagai bagian dari Indonesia juga tidak mau ketinggalan untuk menyemarakkan program Visit Indonesia ini. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya kegiatan yang dilakukan di daerah Danau Toba seperti acara tahunan Pesta Danau Toba serta berbagai acara yang dilakukan untuk menarik wisatawan. Selain Danau Toba, juga terdapat berbagai daerah wisata lainnya yang terus menerus memperbaiki diri menjadi lebih baik. Pantai Cermin, Sibolangit, Berastagi dan daerah wisata lainnya berlomba untuk memberikan berbagai fasilitas yang menarik.

Peran sektor pariwisata makin penting dalam perekonomian Sumatera Utara, baik sebagai salah satu sumber penerimaan devisa maupun kesempatan kerja serta kesempatan berusaha. Pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan ditingkatkan dengan memperluas dan memanfaatkan sumber serta potensi pariwisata di Sumatera Utara sehingga menjadi kegiatan ekonomi yang dapat meningkatkan penerimaan devisa, memperluas dan meratakan kesempatan kerja, serta memperkenalkan identitas dan kebudayaan bangsa.


(15)

Kota Medan yang merupakan ibukota Sumatera Utara sendiri sepertinya ketinggalan untuk memperbaiki diri dalam hal wisata dibandingkan wilayah lainnya di Sumatera Utara. Pembangunan perumahan serta ruko yang begitu menjamur menyebabkan pembangunan sektor lainnya menjadi terbengkalai. Padahal sebagai ibukota dan juga sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, seharusnya kota Medan memiliki berbagai tempat wisata yang dapat menarik wisatawan serta penduduk kota Medan sendiri.

Medan merupakan salah satu kota yang berada di pulau Sumatera dan merupakan ibu kota dari propinsi Sumatera Utara. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km2) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut dan memiliki Sembilan sungai yang melewatinya.2 Penduduknya memiliki mata pencarian terbesar sebagai pedagang selain juga karena letaknya yang strategis, yaitu di daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka. Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan saat ini.

Seringkali, penduduk kota Medan serta wisatawan yang datang merasa kebingungan untuk mencari tempat wisata yang menarik di kota Medan. Kota Medan hanya menawarkan tempat wisata seperti mall, café serta restoran kaki lima, taman kota, serta bangunan tua. Kadangkala tempat wisata yang ditawarkan tidak dirawat dengan baik serta fasilitas yang ditawarkan tidak menarik. Mereka harus berpergian ke luar kota untuk mencari tempat wisata seperti di Berastagi, Danau Toba, Taman Simalem dan lain sebagainya yang harus ditempuh dalam hitungan jam.

Tempat wisata yang berhubungan dengan air, seperti kolam renang, taman bermain air, akuarium raksasa seringkali menarik perhatian berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan sifat air yang apabila dilihat, dirasakan serta dinikmati akan memberi kesan tenang dan nyaman sehingga memberikan sensasi yang baru bagi para penikmatnya. Berbagai tempat wisata yang berhubungan dengan air terdapat di Indonesia, seperti pantai Kuta di Bali, Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta, Taman Nasional Bunaken di Manado, serta di Sumatera Utara juga terdapat Pantai Cermin.


(16)

Di kota Medan sendiri seringkali tempat wisata yang berhubungan dengan air terabaikan, tidak terawat dengan baik sehingga pengunjung tidak merasa tertarik untuk datang ke lokasi wisata tersebut. Seringkali daerah tepi air disalahgunakan oleh masyarakat atau bahkan dialihkan fungsinya menjadi fungsi yang tidak seharusnya. Hal ini disebakan karena ketidaktahuan masyarakat serta kurangnya perhatian pemerintah. Padahal daerah tepi air bisa menjadi salah satu potensi wisata yang cukup baik.

Melalui pembahasan di atas, muncullah gagasan yang menjadi pemikiran untuk membuat suatu tempat wisata air yang dapat menampung berbagai kegiatan rekreasi yang didominasi dengan air yang dapat menjadi daya tarik bagi penduduk kota Medan maupun wisatawan yang datang ke kota Medan yaitu Taman Rekreasi Air . Bangunan ini akan memiliki fasilitas- fasilitas yang akan mendukung tempat wisata air ini menjadi menarik seperti fasilitas permainan air, fasilitas pendidikan, tempat makan indoor maupun outdoor serta fasilitas pendukung lainnya yang berhubungan dengan fasilitas rekreasi ini.

1.2 Tujuan

Tujuan perencanaan Taman Rekrasi Air ini yaitu membuat suatu tempat wisata yang kebanyakan didominasi oleh air untuk memberikan berbagai macam fasilitas rekreasi yang berhubungan dengan air yang dapat dinikmati berbagai kalangan masyarakat di kota Medan maupun wisatawan domestik maupun asing yang datang ke kota Medan.

 Membuat tempat rekreasi air terbesar dan pertama di kota Medan

 Menyediakan tempat rekreasi dengan berbagai fasilitas yang berhubungan dengan air yang dapat dinikmati berbagai kalangan serta menciptakan rasa aman dan nyaman terhadap penggunanya.

 Menjadikan area rekreasi yang dapat menjadi suatu wadah bagi masyarakat untuk dapat saling bersosialisasi satu dengan yang lain

 Memberikan suatu wadah rekreasi aktif bagi masyarakat yang dapat merangsang pergerakan berbagai anggota tubuh sehingga badan seperti diajak untuk berolahraga namun tidak sadar sepenuhnya

 Menciptakan suatu area rekreasi yang juga dapat memberikan wawasan bagi para penikmatnya, sehingga tidak hanya bersenang- senang namun juga dapat menambah pengetahuan


(17)

Menambah sarana rekreatif dan hiburan untuk mendukung program Visit Indonesia dalam lingkup daerah maupun nasional

1.3 Manfaat

Manfaat yang didapat dari perencanaan Taman Rekreasi Air ini adalah :

1.3.1 Bagi pemerintah :

 Meningkatkan kemampuan daerah pinggiran air untuk berkembang ke arah yang lebih positif

 Diharapkan dapat membantu perekonomian mikro kawasan dan memberikan sumbangsih terhadap industri Sumatera Utara secara umum dan Medan secara khsusu dalam bidang pariwisata.

 Sebagai upaya untuk turut serta dalam pengembangan serta pembangunan kota Medan menuju Kota Metropolitan

 Mengembangkan pencapaian sasaran pembangunan nasional di bidang pariwisata

 Mengangkat citra kota Medan dalam bidang pariwisata

1.3.2 Bagi Masyarakat

 Menyediakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitarnya

 Menyediakan berbagai fasilitas rekreasi sehingga pengunjung bisa merasa nyaman setelah berada di tempat ini

 Menambah aktivitas baru bagi para penduduk di lingkungan sekitar

 Memberikan alternatif tempat rekreasi pilihan di kota Medan

 Mengangkat citra lingkungan sekitar

1.4 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dapat dihimpun dalam perencanaan Taman Rekreasi Air ini adalah :

1.4.1 Bangunan

 Bagaimana merancang suatu tempat wisata yang dapat menyediakan berbagai fasilitas rekreasi, mulai dari fasilitas permainan, fasilitas pendidikan, tempat makan indoor maupun outdoor serta fasilitas pendukung lainnya. Berbagai fasilitas ini


(18)

merencanakan suatu tempat wisata rekreasi air yang dapat menampung berbagai kegiatan rekreasi.

 Menciptakan integrasi antar ruang yang ada sehingga menjadi suatu tempat yang menarik, berbagai fasilitas direncanakan dalam bangunana ini. Bagaimana menciptakan suatu kesatuan dari berbagai fasilitas yang ada sehingga menjadi suatu tempat yang menarik untuk dikunjungi dan tidak menimbulkan kesan monton namun setiap area memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung.

 Pengaturan sirkulasi manusia yang ada dalam area ini yang memiliki berbagai keinginan dalam melakukan kegiatan rekreasi sehingga tidak mengalami disorientasi ruang ketika berjalan dalam area ini. Dalam perencanaan serta perancanagan diusahakan untuk menggabungkan berbagai macam kebutuhan ruang dalam fasilitas yang berbeda sehingga menarik untuk dijalani.

 Bagaimana merancang pengolahan tapak dengan massa bangunan agar terlihat selaras dan serasi dengan tema Arsitektur Hijau, sehingga keberadaannya kelak dapat member kontribusi dan nilai lebih bagi lingkungan sekitar sehingga mampu menumbuhkan bidang pariwisata di kota Medan.

1.4.2 Lingkungan

 Pemilihan lokasi taman rekreasi yang tidak menjadi batu sandungan bagi lingkungan sekitarnya yang disebabkan berbagai hal, misal ketidakseusaian dengan RUTRK Kota Medan, kepemilikan lahan yang bermasalah dan sebagainya.

 Menciptakan suatu taman rekreasi yang kondusif dengan lingkungan sekitarnya. Tidak hanya menjadi bangunan yang berdiri sendiri namun juga ramah terhadap lingkungan sekitar.

 Meningkatkan potensi air sungai di lingkungan sekitar, bukan untuk mengotori tapi untuk memanfaatkan dan mengolah air sungai menjadi lebih baik.

 Menciptakan suatu area rekreasi yang dapat menarik agar masyarakat mau untuk masuk ke dalam tanpa menciptakan kesan enggan dan bosan.

 Meningkatkan citra dan potensi lingkungan sekitar sebagai kontribusi dari sebuah faslitas hiburan yang bersifat rekreasi dan edukatif terhadap lingkungan sekitarnya.


(19)

1.4.3 Struktur

 Bagaimana merencakan struktur bangunan yang tepat dan tanggap terhadap cuaca, iklim dan topografi setempat tanpa mengurangi estetika serta fungsi utama dari suatu bangunan.

 Menciptakan area rekreasi yang menggabungkan antara indoor dan outdoor tanpa membuat pengunjung merasa tidak nyaman di dalam bangunan tersebut.

1.5 Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang dapat dilakukan untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam perencanaan serta perancangan proyek ini adalah :

 Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih di kawasan yang cukup strategis dimana terdapat berbagai kegiatan permukiman, perdagangan yang berkembang pesat sehingga memungkin tempat wisata ini dapat ramai dikunjungi oleh penduduk sekitar maupun masyarakat lainnya sehingga tidak menjadi bangunan mati.

 Survey, survey langsung ke lokasi untuk mendapatkan data akurat mengenai keberadaan lokasi dan kegiatan apa saja yang terjadi pada lokasi tersebut serta survey literature sebagai penambah data mengenai lokasi dan daerah sekitarnya.

 Wawancara, wawancara dilakukan dengan pihak yang berhubungan dengan lokasi serta hal- hal yang berhubungan dengan bidang rekreasi serta pariwisata mulai dari peruntukkan lahan, jenis rekreasi, fasilitas rekreasi dan sebagainya.

 Studi literatur, mengenai berbagai macam fasilitas rekreasi yang akan disediakan, bentuk bangunan yang berhubungan dengan fasilitas yang ada, dan sebagainya.

 Analisa, berbagai analisa dilakukan yang mendukung mengenai perencanaan dan perancangan bangunan, seperti analisa fisik dan analisa non fisik.

 Laporan, penyusunan laporan mengenai Taman Rekreasi Air yang berisi mengenai berbagai data yang berhubungan dengan Taman Rekreasi Air ini.

1.6 Batasan Masalah

Banyaknya masalah yang akan timbul dalam proses perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Air ini maka diperlukan batasan masalah sehingga tidak melenceng dari garis yang ada. Adapun batasan perencanaan dan perancangan proyek ini adalah bangunan sebagai wadah rekreasi yang berhubungan dengan air serta fasilitas pendukung lainnya.


(20)

Lingkup perencanaan dan perancangan proyek ini adalah perencanaan sarana rekreasi yang berhubungan dengan air yang meliputi fasilitas permainan, fasilitas pendidikan, tempat makan indoor dan outdoor serta fasilitas pendukung lainnya. Kompleksitas ruang yang dibutuhkan dalam bangunan ini membutuhkan analisa yang mendalam mengenai sirkulasi, program ruang, serta jenis kegiatan dalam bangunan tersebut sehingga tercipta suatu bentuk bangunan yang menarik, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dan menghasilkan banyak keuntungan baik bagi pengguna maupun pengelola.

Perencanaan daerah tepi sungai yang baik sehingga daerah tepi sungai menjadi daerah yang lebih menarik. Sekarang ini, di Indonesia dan khususnya di kota Medan, sungai seperti menjadi sesuatu yang buruk, dibelakangi oleh bangunan, menjadi tempat sampah. Seharusnya, sungai menjadi salah satu potensi wisata yang cukup menarik. Berbagai kegiatan dapat dilakukan di sungai, seperti bermain perahu, memancing atau sekadar bersantai di pinggir sungai sambil menikmati keindahan alam.

Pemilihan sistem struktur juga tidak luput dari perhatian akan perencanaan serta perancangan proyek ini. Sistem struktur yang kuat namun tidak terkesan berat untuk menampung berbagai macam fasilitas rekreasi tetapi tidak menimbulkan kesan takut kepada pengunjung tempat wisata ini. Pemilihan sistem struktur bentang lebar yang efisien yang dapat menahan beban serta menghasilkan bentukan desain yang modern menjadi salah satu pilihan struktur yang dapat dipertimbangkan dalam perencanaan serta perancangan proyek ini.

1.7 Asumsi

Dengan pertimbangan bahwa kasus proyek ini bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan proyek, yaitu :

 Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat edukasi dan rekreasi.

 Perkembangan kebutuhan akan dunia rekreasi di Indonesia semakin meningkat, sehingga diperlukan fasilitas rekreasi yang baru yang dapat menampung kebutuhan masyarakat.

 Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukkan lahan sesuai dengan RUTRK Kota Medan sebagai kawasan rekreasi.


(21)

 Kondisi perekonomian di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara diasumsikan berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini.

1.8 Metodologi Pembahasan  Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan membaca bahan- bahan yang terkait, baik dari buku, majalah, internet ataupun koran yang membahas tentang kasus dan tema sejenis, profil kota Medan, serta data- data lainnya yang mendukung proses perencanaan serta perancangan.

 Studi Lapangan

Dilakukan untuk pengumpulan data- data dan informasi menyangkut tentang lokasi sehingga mengetahui secara langsung bagaimana keadaan sebenarnya di lapangan.

 Studi Analisa

Analisa data dan permasalahan berupa data fisik dan non fisik menyangkut tentang analisa lokasi (view, matahari, orientasi dan sebagainya), analisa non fisik (kebutuhan ruang, jenis aktifitas) serta kesinambungan antara proyek dengan tema yang diambil.


(22)

1.9Kerangka Berfikir

- LATAR BELAKANG

- TUJUAN

- MANFAAT

- PERUMUSAN MASALAH

STUDI LOKASI

Ukuran dan kondisi site Kondisi sekitar lokasi Peraturan pemerintah

PENGUMPULAN DATA

Studi literatur Wawancara Survey ke lokasi

Taman Rekreasi Air

Tema Arsitektur Hijau

PENDEKATAN MASALAH

DESAIN AKHIR DESAIN SKEMATIK

ANALISA

Analisa fisik : analisa matahari, lokasi, orientasi, view, pencapaian, peraturan pemerintah

Analisa non fisik : analisa kebutuhan ruangan analisa aktifitas analisa hubungan antar ruang


(23)

1.10 Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang kasus proyek berupa faktor- faktor yang mempengaruhi perlunya dibangun Taman Rekreasi Air , maksud dan tujuan, perumusan masalah, pendekatan masalah, batasan masalah, serta asumsi- asumsi yang dianggap perlu.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisikan tinjauan umum maupun tinjauan khusus mengenai proyek yang akan dilaksanakan seperti beberapa teori yang menyangkut tentang tempat rekreasi yang dapat membantu proses perencanaan dan perancangan, posisi site, kondisi, potensi yang ada serta ketentuan dan peraturan lainnya.

BAB III ELABORASI TEMA

Berisikan berbagai landasan teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya, intepretasi tema ke dalam proyek yang akan dilaksanakan beserta studi banding yang sesuai dengan tema.

BAB IV ANALISA

Berisikan pembahasan mengenai masalah- masalah yang diuraikan pada bab sebelumnya secara terperinci berdasarkan fakta dan standard yang ada. Pembahasan berupa tinjauan analisis tentang pengguna, aktifitas, kebutuhan dan standar ruang, program ruang dan organisasi ruang yang ada dan analisis keadaan lingkungan tentang lokasi, kondisi tanah, potensi lahan sebagai kasus proyek, kontrol fisik, sirkulasi dan pencapaian, orientasi dan pemandangan.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisikan tentang konsep dasar dan konsep lanjutan tentang tapak, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, konsep sirkulasi dan berbagai konsep lainnya yang mendukung proses perencanaan serta perancangan proyek.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Berisikan gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data dan konsep perancangan yang telah dibahas pada BAB I sampai BAB V.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literature selama proses perencanaan dan perancangan proyek ini.


(24)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

2.1 Terminologi Judul

Judul proyek tugas akhir ini adalah Taman Rekreasi Air. Dengan pembahasan mengenai judul tersebut yaitu :

Taman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian taman adalah kebun yang ditanami dengan bunga- bunga dan sebagainya (tempat bersenang); tempat (yang menyenangkan dsb).

Taman Rekreasi

Taman Rekreasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu kawasan khusus, biasanya tertutup sehingga untuk memasukinya perlu membayar, pengunjung dapat bersantai dan menghibur diri dengan memanfaatkan beranekaragam fasilitas hiburan, pertunjukan, permainan, restoran atau toko cendera mata.

Air

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian air adalah cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau yang diperlukan di kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan yang secara kimiawi mengandung hidrogen dan okseigen; benda cair yang biasa terdapat di sumur, sungai, danau yang mendidih pada suhu 100oc.

Jadi pengertian dari Taman Rekreasi Air adalah suatu tempat yang menyenangkan, biasanya tertutup sehingga untuk memasukinya perlu membayar, pengunjung dapat bersantai dan menghibur diri dengan memanfaatkan beraneka ragam fasilitas hiburan, pertunjukkan, permainan, restoran atau toko cendera mata yang berhubungan dengan air.


(25)

2.2 Tinjauan Umum

2.2.1 Sejarah Kota Medan

Kota Medan adalah ibukota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota Medan memiliki luas 26.510 Hektar (265,10 Km2) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Lintang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut dan memiliki Sembilan sungai yang melewatinya.

Tabel 2.1 Perbandingan jumlah penduduk kota besar di Indonesia

No. Kota Keterangan Jumlah Penduduk

1. Jakarta Ibukota negara Indonesia Pusat pemerintahan Pusat perdagangan

+/- 10.000.000

(siang mencapai 13.000.000)

2. Surabaya Ibukota Jawa Timur

Kota pelabuhan kedua terbesar

3.000.000

(siang 3.600.000)

3. Medan Ibukota Sumatera Utara

Pusat perdagangan di Sumatera Utara

2.500.000

(siang 3.000.000)

4. Bandung Ibukota Jawa Barat

Pusat pendidikan teknologi Indonesia

2.800.000

(siang 3.500.000)

5. Semarang Ibukota Jawa Tengah 1.700.000

(siang 2.000.000)

6. Makassar Ibukota Sulawesi Selatan Kota terbesar di Sulawesi

1.300.000

(siang 1.500.000)

7. Palembang Ibukota Sumatera Selatan yang merupakan pusat kerajaan Sriwijaya pada masa lampau

1.500.000

(siang 1.700.000)


(26)

Tujuan wisata yang paling sering dikunjungi di Indonesia

9. Batam Kota masa depan 800.000

10. Surakarta Kota baru metropolitan di Jawa Tengah

600.000

(siang 1.000.000) Sumber : hasil olah data pribadi

Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan juga sebagai pintu gerbang bagi para wisatawan untuk menuju objek wisata Berastagi di daerah dataran tinggi Karo, objek wisata Orangutan di Bukit Lawang serta objek wisata yang paling terkenal di Sumatera Utara yaitu Danau Toba.

Wilayah kota Medan dibagi menjadi 21 kecamatan dan 151 kelurahan. Kecamatan tersebut yaitu Medan Tuntungan, Medan Johor, Medan Amplas, Medan Denai, Medan Area, Medan Kota, Medan Maimun, Medan Polonia, Medan BAru, Medan Selayang, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Petisah, Medan Barat, Medan Timur, Medan Perjuangan, Medan Tembung, Medan Deli, Medan Labuhan, Medan Marelan dan Medan Belawan.

Secara administratif, batas wilayah kota Medan adalah sebagai berikut yaitu sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka, sebelah selatan, barat dan timur dengan Kabupaten Deli Serdang. Karena secara geografis kota Medan didukung oleh daerah yang kaya sumber daya alam, seperti Deli Serdang, LAbuhan Batu, Simalungun, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan menjadikan kota Medan secara ekonomi mampu mengembangkan berbagai kerjasama dan kemitraan yang sejajar.

Di samping itu, sebagai daerah pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka, Medan memiliki posisi yang strategis sebagai gerbang kegiatan perdagangan barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Posisi geografis Medan ini telah mendorong perkembangan kota dalam dua kutub pertumbuhan secara fisik, yaitu daerah Belawan dan pusat Kota Medan.

Sedikitnya ada Sembilan sungai yang melintasi kota Medan yaitu Sungai Belawan, Sungai Badera, Sungai Sikambing, Sungai Putih, Sungai Babura, Sungai Deli, Sungai Sulang Saling, Sungai Kera, Sungai Tuntungan.

Berdasarkan data kependudukan tahun 2008, penduduk Medan saat ini diperkirakan mencapai 2.102.105. jumlah penduduk tersebut diketahui merupakan


(27)

penduduk tetap, sedangkan penduduk tidak tetap diperkirakan mencapai lebih dari 500.000 jiwa, yang merupakan penduduk komuter. Jumlah penduduk paling banyak ada di Kecamatan Medan Deli, Medan Helvetia dan Medan Tembung. Jumlah penduduk yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Medan BAru, Medan Maimun dan Medan Polonia. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi ada di kecamatan Medan Perjuangan, Medan Area dan Medan Timur.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Kota Medan per tahun

Tahun Penduduk

2002 1.963.086

2003 1.993.060

2004 2.006.014

2005 2.036.018

2007 2.083.156

2008 2.102.105

2009 2.121.053

Sumber : BPS Kota Medan, Januari 2009

2.2.2 Situs Pariwisata

Di luar potensi bisnisnya, kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan wisata. Ada banyak bangunan tua di Medan yang masih menyisakan arsitektur khas Belanda. Contohnya gedung Balai Kota Lama, Kantor Pos Medan, menara Air, Titi Gantung- sebuah jembatan di atas rel kereta api, dan juga Gedung London Sumatera. Daerah Kesawan masih menyisakan bangunan tua seperti bangunan PT. London Sumatera dan ruko tua seperti yang bisa ditemukan di Penang, Malaysia dan Singapura.

Tempat wisata lain yang bisa dikunjuni adalah plaza dan mal. Terdapat berbagai macam mall serta plaza di kota Medan yaitu Berastagi Mall, Deli Plaza, Grand Paladium, Plaza Medan Fair, Medan Plaza dan sebagainya. Ada juga berbagai wisata kuliner seperti Merdeka Walk, Jalan Semarang, Jalan Pagaruyung, Ring Road dan masih banyak lagi.

Dengan banyaknya tempat wisata di kota Medan membuat wisatawan baik asing maupun lokal, juga penduduk kota Medan dan sekitarnya menjadi tertarik untuk


(28)

datang ke kota Medan. Selain karena Medan merupakan ibukota Sumatera Utara yang menjadi pusat kegiatan di Sumatera Utara.

Tabel 2.3 Wisatawan Mancanegara yang Datang ke Sumatera Utara menurut Pintu Masuk

Tahun Bandar

Udara Polonia

Pelabuhan Laut Belawan

Pelabuhan Laut Tanjung Balai

Jumlah

2003 76.930 15.110 6.296 98.336

2004 96.675 9.708 5.936 112.319

2005 106.083 9.181 5.788 121.052

2006 109.574 6.936 5.336 121.846

2007 116.614 7.312 10.204 134.130

Total 587683

Sumber : BPS Prov. Sumatera Utara, Medan dalam Angka 2008

Tanggapan

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara setiap tahunnya meningkat. Dari tahun 2003- 2007, rata- rata wisatawan mancanegara yang datang melalui pintu masuk kota Medan yaitu 117.536,6. Dengan adanya kenaikan wisata setiap tahunnya, akan membuat proyek Taman Rekreasi ini akan menjadi satu area wisata yang akan dikunjungi oleh wisatawan.

Tabel 2.4 Banyaknya pengunjung dan Nilai Karcis yang terjual

Tahun/Museum Year/Museum

Pengunjung/Visitor Nilai

Karcis/Value of Ticket

Bayar/Pay Tidak

Bayar/Free

Jumlah Total

(1) (2) (3) (4) (5)

2002 399.443 28.319 427.762 777.024.550

2003 695.358 58.822 754.180 1.399.921.650

2004 372.768 41.846 414.614 926.693.400

2005 976.133 202 1.178 1.367.845.050


(29)

2006

Bukit Barisan 101.125 11.311 112.436 281.090.000

Juang 45 Sumut - - - -

Sumatera Utara 66.657 15.219 81.876 14.746.450

Taman Budaya 28.275 10.725 39.000 70.291.650

Kebun Binatang 76.350 15.271 91.629 210.238.000

Kolam Renang Deli Medan

84.476 - 84.476 319.802.000

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan, Medan Dalam Angka 2007

Tanggapan

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pengunjung yang datang per tahun nya tidak memiliki kepastian jumlah. Namun pada tahun 2006, pengunjung yang datang berjumlah 408.967 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan jumlah pada tahun 2005, namun lebih rendah dibandingkan jumlah pengunjung pada tahun 2002- 2005. Berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2006, maka hanya sekitar 5% saja dari penduduk kota Medan yang mengunjungi tempat hiburan di atas.

Selain tempat wisata, juga terdapat berbagai tempat hiburan di kota Medan. Yang dimaksud dengan tempat hiburan di sini yaitu kolam renang, diskotik, klab malam, bilyard, dan sebagainya.


(30)

Tabel 2.5 Tempat Hiburan Berijin Menurut Jenisnya dan Kecamatan pada 2006

Kecamatan Jenis hiburan

Kola m Rena ng

Permaina n

Ketangka san

Disko tik

Kla b Mal am

Bily ard

Panti Pijat

Rek reas i

Kara oke

Live Music

Ouk up

Bowling Senam Bioskop

Tuntungan 1 0 0 0 1 0 0 0 3 9 0 0 0

Johor 0 1 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0

Amplas 3 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Denai 0 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 1 0

Area 0 9 1 0 16 2 0 0 0 1 0 0 1

Kota 0 1 0 0 7 0 0 1 0 0 0 1 0

Maimun 1 1 1 1 6 4 0 2 0 1 2 0 0

Polonia 0 3 1 0 1 3 0 3 1 0 1 0 1

Baru 0 1 1 0 5 5 0 1 0 0 0 0 0

Selayang 1 0 0 0 5 0 0 1 0 1 1 1 0

Sunggal 1 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0

Helvetia 0 1 0 0 5 3 0 1 0 3 0 0 0

Petisah 0 3 1 1 3 5 0 9 0 0 0 1 2


(31)

Tanggapan

Dari data diatas dapat dilihat bahwa tempat hiburan yang paling banyak di kota Medan adalah tempat arena bilyard, diikuti oleh panti pijat dan karaoke, permainan ketangkasan, oukup, senam, bioskop dan live music, serta klab malam. Sedangkan kolam pancing dan tempat rekreasi belum ada dibangun di kota Medan. Walaupun ada, namun tidak terkelola dengan baik, ntuk itu diperlukan suatu tempat rekreasi baru di kota Medan yang berhubungan dengan air serta rekreasi, sehingga pengunjung tempat hiburan memiliki pilihan baru dalam mengunjungi tempat hiburan.

Timur 1 0 0 0 1 2 0 2 1 0 0 4 0

Perjuangan 0 1 0 1 4 0 0 2 0 0 0 0 0

Tembung 0 1 0 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0

Deli 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Labuhan 0 0 0 0 3 0 0 0 0 1 0 0 0

Marelan 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Belawan 1 0 0 0 5 1 0 1 0 0 0 0 0


(32)

Selain untuk menarik wisatawan asing maupun lokal yang berada di kota Medan,

juga penduduk kota Medan, proyek ini juga berencana untuk menarik pengunjung dari luar kota Medan. Jauhnya jarak yang ditempuh akan menjadi perbandingan bagi pengunjung di luar daerah untuk datang ke kota Medan.

Tabel 2.6 Jarak Kota Medan ke kota Lainnya di Wilayah Provinsi Sumatera Utara

Kota Jarak (km)

Pakam 28

Tebing Tinggi 78

Siantar 125

Parapat 175

Kisaran 158

Sidikalang 151

Tj. Balai 184

Sibolga 347

Kabanjahe 78

Stabat 42

Sumber : Dinas Jalan dan Jembatan Prov. Sumatera Utara, Medan dalam Angka 2008

Tanggapan

Dari data di atas dapat dilihat jarak kota Medan ke kota lainnya di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Hal ini berguna untuk jangkauan pengunjung Taman Rekreasi Air ini sehingga dapat ditentukan pengunjung mana saja yang akan datang berdasarkan jarak yang ada. Apabila jarak yang ditempuh cukup dekat, maka pengunjug dari daerah tersebut akan lebih banyak dibandingkan kota lainnya di Sumatera Utara. Namun secara khusus, Taman Rekreasi Air ini menampung pengunjung dari kota Medan, baik lokal, domestik maupun mancanegara.

2.3 Landasan teori

Berikut ini akan dibahas beberapa landasan teori yang dapat mendukung perencanaan serta perancangan proyek ini.


(33)

2.3.1 Tipe dan tempat bangunan rekreasi

Menurut Recreation Development Hand Book adalah : 1.Resort/residential community

 Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan bermacam-macam aktifitas rekreasi, seperti : penginapan, makan/minum, dan pertunjukan dengan latar belakang susunan dari mewah sampai primitif.

 Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar wisatawan.

 Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan tempat pemandian.

 Dibangun daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim.

 Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang. 2.Theme Park

Merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi dan imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World (skala besar), Water Activity Park (skala kecil).

3.Commercial Recreational

 Daerah perkotaan yang dibuat alami (bangunan untuk rekreasi) dengan pemasaran atau tujuan konsumen yang sudah ada.

 Dapat berupa orientasi pasif dan aktif, contoh health club, arcades, theatres, dan sebagainya.

4.Supplemental Recreation

Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi utama sebuah kawasan perumahan, komersil, seperti kolam renang, golf course, dan sebagainya.

2.3.2 Jenis Rekreasi

Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis rekreasi yaitu :


(34)

1. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut :

 Sifatnya

Rekreasi dapat bersifat mendidik, sport, tontonan, atau permainan.

 Objeknya

Aktif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti kolam renang, taman kota dan sebagainya

Pasif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi tersebut, seperti film, sandiwara, dan sebagainya.

 Tingkatan Umur

Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa.

 Waktu Penyelenggaraan Pagi, siang, dan malam.

 Tempatnya

Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). 2. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori :

 Fasilitas khusus (yang bersifat spesifik)

Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk mengunjunginya.

 Fasilitas pokok (yang harus ada) 3. Klasifikasi sarana olahraga rekreatif

 Berdasarkan sifat ruang :

Dilakukan di luar bangunan; Dilakukan di dalam bangunan

 Berdasarkan kelompok usia pemakai :

Untuk anak-anak : area bermain anak; Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga

 Berdasarkan jenis penggunaannya :

Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks; Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama; Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar bangunan.

 Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat : Rekreasi harian; Rekreasi mingguan; Rekreasi liburan


(35)

 Berdasarkan ruang lingkup :

o Lingkup perumahan; Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan

o Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota

o Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya

o Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri

o Lingkup internasional, melayani seluruh dunia

 Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi :

o Rekreasi darat, seperti : berkuda, atletik, hiking, kemping

o Rekreasi air atau bahari, seperti : memancing, renang, power boating, bersampan

o Rekreasi udara, seperti : terjun payung dan olahraga udara lainnya

 Berdasarkan aktifitas/kegiatan :

o Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.

o Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi kegiatan utama.

o Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan utama.

o Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan kreatifitas.

o Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.

o Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa.

o Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan pikiran, misalnya : melukis dan mematung.

o Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.


(36)

o Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung)

o Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.

o Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.

o Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, grur, dan lain-lain.

o Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

o Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain.

o Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.

Berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y, bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah :

Tabel 2.7 Karakter Bangunan Rekreasi

KRITERIA BAGIAN

UTAMA

KETERANGAN

1. Pengolahan

Tapak

A. Pemilihan Tema

Umumnya dengan pemanfaatan potensi tapak dan di sesuaikan pada perkembangan wadah rekreasi tiap kurun waktu.


(37)

mengkombinasikan pola-pola yang ada dan menuntut adanya suatu aliran, sehingga memberikan pengarahan yang jelas bagi pengunjung.

2. Pengolahan

Bangunan

A. Pemilihan Tema

Wadah rekreasi menjadi wadah imajinasi bentuk arsitektur yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar tapak

B. Pengolahan Ruang

Menciptakan ruang-ruang intim, santai dan sesuai dengan sifat rekreasi.

C. Kegiatan Penerapan pada pengolahan ruang yang sesuai hirarkinya (utama, pendukung) D. Bentuk Ruang DINAMIS, pengunjung merasa nyaman

dan informasi, yang menghilangkan rasa tegang dan formil dalam kegiatan rutin. E. Penyediaan

Fasilitas dan Kegiatan

Selalu mengalami pembaharuan dengan memperhatikan keunikan dan imajinasi yang berkaitan dengan tema wadah rekreasinya.

3. Penggunaan

Teknologi

a. Peralatan

b. Bahan Bangunan

c. Struktur dan Konstruksi

Sumber : Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y

2.3.3 Aktifitas Rekreasi

Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori :

1. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya.

2. Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya.


(38)

3. Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik).

4. Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya. 5. Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.

Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis dan aktifitas rekreasi yang dilakukan, yaitu :

1. Faktor jenis kelamin, usia, dan keluarga

2. Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang dewasa.

3. Faktor sosial ekonomi

4. Masyarakat dengan kebutuhan sosial tertentu (elite) akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki. 5. Faktor Pranata

6. Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.

7. Faktor ketersediaan waktu luang

8. Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja. 9. Faktor perubahan teknologi

2.3.4 Kesimpulan Landasan Teori

Dari beberapa landasan teori yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Taman Rekreasi Air

1. Menurut Tipe dan Tempat Bangunan termasuk ke dalam Commercial Recreation

2. Berdasarkan jenis rekreasinya termasuk ke dalam rekreasi yang bersifat mendidik, sport dan permainan dengan objeknya bersifat aktif, tingkatan umur untuk anak- anak sampai dewasa serta waktu penyelenggaraan dari pagi hingga sore hari.

3. Berdasarkan akitifitasnya termasuk ke dalam gabungan antara Enviroment-related Recreation, Natural Learning serta Relaxation.

4. Berdasarkan kategorinya termasuk ke dalam gabunga antara kategori kegiatan dengan interaksi sosial, kegiatan olahraga serta kegiatan outdoor tidak resmi.


(39)

2.4 Lokasi

Dalam memilih lokasi, diperlukan beberapa kriteria agar lokasi tersebut dapat sesuai dengan proyek. Pemilihan lokasi berdasarkan pada beberapa kriteria seperti : 1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Medan. Lokasi yang

dipilih harus ditinjau terhadap struktur kota, apakah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan oleh epmerintah.

2. Pencapaian tapak dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik dengan menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi.

3. Lingkungan di sekitar lokasi site dapat memberikan manfaat yang saling berhubungan sehingga menjadi suatu lingkungan yang lebih baik dari sebelumnya setelah dibangun tempat wisata ini.

4. Lokasi site merupakan milik pribadi atau swasta.

5. Lokasi site memiliki potensi yang cukup tinggi untuk dijadikan areal wisata sehingga mendatangkan keuntungan bagi pihak pengelola.

2.4.1 Peruntukkan Lahan

Kota Medan menetapkan ada 5 WPP (Wilayah Pengembangan Pembangunan) dari 21 kecamatan yang ada. Kelima WPP tersebut dapa dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 2.8 Wilayah Pengembangan Pembangunan kota Medan

Wilayah Pembangunan

Cakupan

Wilayah Adm Kecamatan

Pusat

Pengembangan

Kegiatan Utama

WPP A Kec. Medan

Belawan, Medan Marelan, Medan Labuhan

Pusat

Pengembangan : Belawan

Pelabuhan

Industri

Terminal

Barang

Pergudangan

beorientasi pelabuhan Belawan

Perumahan


(40)

WPP B

Kec. Medan Deli Pusat

Pengembangan : Tanjung Mulia

Perumahan

Perdagangan

• Perkebunan

WPP C Kec. Medan

timur, Medan Perjuangan, Medan Area, Medan Denai, Medan Amplas Pusat Pengembangan : Aksara • Perumahan

Industri (KIM)

Terminal barang/ pergudangan, Berorientasi ke konsumen WPP D

Kec. Medan Baru, Medan Maimoon, Medan Polonia, Medan Kota, Medan Johor

Pusat

Pengembangan : di Inti Kota

Pusat bisnis

(CBD)

Pusat

Pemerintahan

Perumahan

Hutan Kota

• Pusat Pendidikan

WPP E Kec. Medan

Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan, Medan Selayang Pusat Pengembangan : Sei Sikambing Perumahan Perkantoran Komersil Konservasi

Lapangan Golf

Hutan Kota

Sumber : Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kodya Tingkat II Medan Tahun 1995-2005

Proyek merupakan tempat rekreasi yang bisa dikategorikan kegiatan utama berupa kegiatan komersil. Dari data tabel tentang Wilayah Pengembangan Pembangunan dapat dilihat bahwa pengembangan untuk daerah komersil berada pada WPP E yaitu Kec. Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Helvetia, Medan Tuntungan dan Medan Selayang.


(41)

Lokasi yang dipilih untuk proyek Taman Rekreasi Air ini adalah di daerah pinggiran kota serta terdapat sungai, laut atau danau di dekatnya. Maka, berdasarkan tabel RUTRK di atas, maka WPP yang cocok adalah WPP E pada kecamatan yang terletak pada WPP tersebut.

Pemakaian tempat rekreasi /olahraga di Medan diatur dalam Izim Pemakaian Tempat Rekreasi/Lapangan Olahraga ( Perda No. 32 tahun 2002) dan diproses oleh Dina Pertamanan Kota Medan. biaya retribusi ditentukan dalam Perda No. 03 tahun 1999 setelah diteliti apakah ada jadwal yang lowong atau dipakai oleh pihak lain. Skema tersebut yaitu dari munculnya permohonan mengenai ruang terbuka sampai dengan munculnya izin dari pemerintahan kota setempat. Hal ini untuk menghindari penyalagunaan izin penggunaan tanah ruang terbuka.

WPP A

WPP C WPP B

WPP E

WPP D

Gambar 2.1 Pembagian wilayah kota Medan per kecamatan


(42)

2.4.2 Pemilihan Lokasi

Setelah melihat pertimbangan kriteria lahan dan pembagian WPP di kota Medan,

maka langkah selanjutnya adalah menentukan lokasi yang tepat untuk proyek ini. Terdapat tiga pilihan lokasi, di mana ketiganya memiliki potensi yang cukup kuat untuk menjadi lokasi proyek. Untuk menentukan lokasi yang tepat maka diperlukan uji kelayakan.

Penilaian terhadap alternatif lokasi

a. Jl. Flamboyan Kec. Medan Tuntungan, dekat dengan Sungai Sunggal

 Batas- batas site

Utara : perumahan penduduk Deli Serdang, sungai sunggal Timur : perumahan penduduk

Selatan : hotel melati dan Jl. Flamboyan Barat : perumahan penduduk

 Berada pada Kec. Medan Tuntungan, dekat dengan perbatasan Medan dan Deli Serdang. Termasuk dalam WPP E, dengan fungsi perumahan, perkantoran, komersil, konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

 Kelebihan : berada di sebelah sungai sunggal, pencapaian mudah karena banyak dilalui oleh angkutan umum, kawasan telah dikenal dengan baik oleh penduduk kota Medan sebagai tempat rekreasi sungai.

 Kekurangan : jalan di depan site cukup rusak, karena banyak dilalui oleh truk.

Gambar 2.3 Lokasi Alternatif a yang terletak di

Jl. Flamboyan S b


(43)

b. Jl. Flamboyan 6, Kel. Tanjung Selamat, Kec. Medan Tuntungan

 Batas- batas site

Utara : jalan menuju ke dalam site Timur : perumahan penduduk

Barat : sungai kecil, cabang dari sungai sunggal Selatan : perumahan penduduk

 Berada di antara dua perumahan yaitu perumahan Griya Nusa Tiga dan perumahan dosen. Pada lokasi juga terdapat kolam pancing yang banyak dikunjungi orang pada sore hari. Banyak lahan kosong di sekitar lokasi karena daerah ini merupakan daerah pemekaran kota Medan yang berbatasan langsung dengan Deli Serdang.

 Kekurangan : tidak dilalui oleh angkutan umum secara langsung, kondisi sekitar merupakan perumahan yang sepi. Banyak perumahan penduduk yang tidak tertata dengan baik, yang dibangun tidak memakai izin.

c. Jl. Seroja Raya, Kec. Medan Sunggal

 Batas- batas site

Utara : sungai sunggal

Timur : lahan kosong dan perumahan penduduk Barat : sungai sunggal

Selatan :jalan kecil menuju ke dalam site

 Berada pada Kec. Medan Sunggal, Medan. Pada sekitar site masih banyak lahan kosong yang dijadikan lahan perkebunan jagung oleh penduduk

Gambar 2.4 Lokasi alternati B terletak di antara perumahan


(44)

 Kelebihan : terdapat jalan masuk khusus menuju ke dalam site, banyak dilalui oleh kendaraan umum pada jalan utama.

 Kekurangan : jalan masuk ke dalam site cukup jauh +/- 600 meter, banyak perumahan penduduk yang dibangun tidak memiliki izin.

Tabel 2.9 Perbandingan Pemilihan Lokasi Site

No. Kriteria Jl. Flamboyan,

Kec. Medan Tuntungan

Jl. Flamboyan 6, Kec. Medan Tuntungan

Jl. Seroja Raya, Kec. Medan Sunggal

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Terletak di pinggir kota (5)

Terletak di pinggir kota (5)

Terletak di pinggir kota (5)

2. Pencapaian ke site Dapat dicapai dengan kendaraan pribadi serta kendaraan umum, namun kendaraan umum hanya pada jalan utama (4)

Dilalui oleh kendaraan pribadi baik motor maupun mobil, namun kendaraan umum hanya pada jalan utama (4)

Banyak dilalui oleh angkuan umum serta kendaraan pribadi, namun tidak dilewati angkutan umum (4)

3. Fungsi Site Eks pemandian alam Zefanya (5)

Eks kolam pancing

(5)

Lahan kosong (5)

Gambar 2.5 Lokasi alternatif c yang terletak di Jl., Seroja Raya, Medan Selayang Sumber : pribadi


(45)

4. Pengenalan Entrance

Mudah, karena dekat dengan jalan utama (5)

Mudah, karena dekat dengan jalan utama (5)

Mudah, karena dekat dengan jalan utama (5)

5. Fungsi lain di sekitar site

Perumahan, tempat rekreasi pinggir sungai (5)

Rumah penduduk

(4)

Perkantoran,

perumahan penduduk, sekolah, lahan kosong

(4)

6. Keadaan Lingkungan

Merupakan daerah pinggir kota, sungai merupakan

perbatasan Medan-Deli Serdang (5)

Merupakan daerah pinggir kota dengan perumahan

penduduk (5)

Merupakan daerah pinggiran kota, namun cukup ramai karena di area perkantoran (5)

7. Ukuran Lahan +/- 2,5ha (5) +/- 2,5 ha (5) +/- 3 ha (5)

8. Kontur Tapak Relatif datar, berkontur di pinggir sungai (5)

Relatif datar (5) Berkontur di bagian dekat sungai (4)

10. Potensi Lahan Baik, karena

merupakan eks tempat rekreasi (5)

Baik, karena merupakan kolam pancing (4)

Kurang, karena banyak pertanian jagung (3)

11. RUTRK WPP E (5) WPP E (4) WPP E (5)

Total Nilai 49 46 45

Peringkat 1 2 3

Keterangan :

1. Kurang Sekali 2. Kurang 3. Sedang 4. Baik 5. Baik Sekali

Dari tabel analisa di atas, maka lokasi yang cukup potensial untuk dijadikan lokasi Taman Rekreasi Air ini berlokasi pada Jl. Flamboyan Kel. Tanjung Selamat Kec. Medan Tuntungan.


(46)

1. Batas Wilayah

Sebelah Utara berbatasan dengan sungai dan perumahan penduduk Sebelah Selatan berbatasan dengan perumahan penduduk

Sebelah Timur berbatasan dengan perumahan penduduk

Sebelah Barat berbatasan dengan Jl. Flamboyan dan perumahan penduduk 2. Peraturan Pemerintah

Terdapat beberapa Peraturan Pemerintah Daerah yang mengatur tentang pembangunan di lokasi ini, yaitu

KDB (Koefisien Dasar Bangunan ) : 60- 100% dari luas lahan GSS (Garis Sempadan Sungai) : < 8 meter

KLB (Koefisien Lantai Bangunan) : 2- 3 lantai Kepemilikan lahan : Swasta

3. Deskripsi Proyek

Nama Proyek : Taman Rekreasi Air Status Proyek : Fiktif

Pemilik proyek : Swasta Lokasi lahan : Jalan Luas Lahan : +/- 2,3 ha

Kontur : Datar ( Tidak berkontur), kecuali di tepi sungai yang agak landai ke arah sungai

2.5 Tinjauan Fungsi

2.5.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan

Pelaku kegiatan dalam Taman Rekreasi Air ini terbagi atas dua kelompok yaitu

pengunjung dan pengelola. Pengunjung yang datang ke Taman Rekreasi Air ini dapat dibagi berdasarkan beberapa kelompok :

1. Berdasarkan motivasi atau tujuan kunjungannya

 Pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu dan dengan rencana kunjungan sebelumnya, antara lain terdiri dari : pelajar, kelompok pengunjung dari luar daerah kota Medan, wisatawan domestik maupun asing.

 Pengunjung yang datang tanpa motivasi dan tanpa rencana kunjungan sebelumnya, misalnya masyarakat kota Medan yang mencari hiburan dan tempat rekreasi selain mall atau taman kota lainnya.


(47)

2. Berdasarkan usia

 Kelompok anak- anak

 Kelompok remaja

 Kelompok dewasa

 Kelompok Lanjut usia

Dalam suatu tempat rekreasi, biasanya anak- anak serta remaja cenderung lebih aktif untuk menggunakan berbagai fasilitas rekreasi yang disediakan. Sedangkan untuk dewasa cenderung untuk mendampingi atau hanya untuk sekedar duduk- duduk melihat keadaan atau bersantai. Untuk itu diperlukan berbagai fasilitas yang berbeda sehingga berbagai kelompok usia dapat menikmati tempat ini.

3. Berdasarkan kuantitas pengunjung yang datang

 Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi)

 Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi)

 Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang (dengan menggunakan bus wisata)

4. Berdasarkan cakupan pelayanan

Cakupan pelayanan khususnya bagi kota Medan dan sekitarnya tetapi tidak tertutup kemungkinan pengunjung terutama yang bersifat rombongan berasal dari luar Sumatera Utara bahkan mendapat kunjungan wisatawan mancanegara.

Yang dimaksud dengan pengelola adalah orang yang memiliki kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan, pemeliharaan dan pengawasan terhadap taman rekreasi ini. Pengelola terbagi atas :

1. Direktur

Sebagai pimpinan tertinggi yang membawahi beberapa bagian pengelolaan pada taman rekreasi ini.

2. Kepala bagian

Membawahi staff dalam bidang yang telah ditentukan oleh direktur 3. Karyawan

Karyawan yang dimaksud adalah staff dalam berbagai bidang pengelolaan, yaitu, struktur, mekanikal elektrikal, perawatan air, kebersihan, administrasi, pengawas


(48)

Kegiatan yang terjadi pada taman rekreasi air ini terbagi atas beberapa kelompok, yang berkenaan langsung dengan ruang- ruang dibutuhkan, yaitu :

1. Kegiatan Utama

Kegiatan ini menjalankan fungsi utama dari sebuah taman rekreasi air, yaitu segala aktifitas yang berhubungan dengan air yang dapat dinikmati oleh pengunjung. Kegiatan tersebut antara lain :

 Berenang

Berenang merupakan kegiatan yang berhubungan langsung dengan air. Berenang juga dapat dibagi atas beberapa bagian yaitu berenang santai yang hanya membutuhkan arena kolam biasa, berenang permainan yang membutuhkan arena kolam renang dengan berbagai fasilitas pendukung seperti lintasan seluncur.

 Bersantai

Merupakan kegiatan yang tujuannya untuk membuat pengunjung merasa nyaman, seperti duduk- duduk di pinggir kolam, menggunakan pelampung mengelilingi kolam, berjemur di tepi kolam serta hanya sekedar menikmati air. Selain di pinggir kolam, juga terdapat kegiatan bersantai di pinggir sungai, seperti memancing, duduk- duduk di pinggir sungai, naik perahu.

 Belajar

Belajar tidak melulu identik dengan kegiatan yang menjemukan, monoton yang membuat orang bosan. Belajar juga dapat dilakukan sambil berekreasi sehingga dapat memancing kreatifitas. Kegiatan yang dapat dilakukan yaitu menonton film animasi mengenai air, membaca berbagai buku yang berkenaan dengan air, melihat miniatur mengenai air serta melihat kebun binatang kecil.

 Makan minum

Kegiatan ini diperlukan untuk menambah energi setelah pengunjung menikmati berbagai fasilitas rekreasi. Namun dapat juga dilakukan sebagai kegiatan utama, apabila pengunjung yang datang memang bertujuan hanya untuk makan/minum.

 Kegiatan lainnya

Menikmati sajian acara yang diadakan oleh pengelola selain yang berhubungan dengan air, misalnya acara musik, acara amal, dan sebagainya.


(49)

 Berbelanja

Berbelanja pad taman rekreasi ini lebih ditujukan kepada berbelanja berbagai souvenir untuk kenang- kenangan, seperti kaos, gelas, dan sebagainya.

 Kegiatan lainnya

Penitipan barang, ibadah, mandi, BAB/BAK, berganti pakaian

 Kegiatan pelayanan pengunjung

Parker kendaraan baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum, informasi pengunjung, pertolongan untuk kecelakaan.

3. Kegiatan pengelolaan dan pelayanan teknis

 Ruang- ruang pengelola

 Ruang- ruang servis

 Ruang- ruang pemeliharaan

2.5.2 Dimensi Kebutuhan Ruang untuk Kolam Renang

a. Lama kegiatan pengunjung

Pengunjung berendam atau mandi memiliki lama rata- rata mandi tergantung fasilitasnya, antara lain :

 Pada kolam renang dengan sedikit permainan air, biasanya pengunjung beah selama 0,75 jam – 1 jam

 Dengan fasilitas permanan air bergerak terbatas pengunjung betah di dalam kolam selama 1 – 1,25 jam

 Kolam besar dengan fasilitas permainan air yang banyak, pengunjung tahan selama 1,5 – 2 jam.

b. Hall kolam

Adapun persyaratan untuk area air adalah sebagai berikut :

 Kemiringan kolam dari tempat dangkal ke tempat dalam 0 m sampai 1,5 m

 Tangga untuk naik dari kolam harus berjarak 10 -15 m

 Diameter seluncuran bervariasi 0,8 – 1,5 m Bagian pendaratan :

 Pada kolam jatuh bebas panjang bebas 6 m dari ujung seluncuran

 Minimal kedalaman air 1 meter

 Jatuhnya orang dari ujung seluncuran ke air adalah 0,3 m dan tidak boleh lebih dari 1,2 m


(50)

Tabel 2.10 Fasilitas Kolam

Fasilitas Dalam lantai Panjang Lebar

Kolam berombak Min 1,5 meter Min. 25-30 m 6-30 m Kolam untuk

seluncuran ( lebih dari 1 seluncuran)

1 meter Bebas, 6 m 4 m; 2-3 m

ditambah tiap seluncuran

Kolam berarus 0,75 m – 1,25 m 50 m 2,5 – 4 m Sumber : Hasil Olah Data Primer

2.5.3 Dimensi Alat permainan yang Digunakan

a. Aquaplay

Aquaplay terdiri atas berbagai jenis, mulai dari yang sederhana sampai yang memiliki tingkat kompleksitas tinggi. Aquaplay yang akan dipakai di sini, berjenis AP350. Alat ini merupakan pusat permainan aktif dan penuh dengan warna. Membawa pengunjung ke tingkat yang lebih tinggi dengan adanya alat siram, seluncur kecil, dan tembakan air. Dengan konstruksi unik dari AngleForm membuat alat ini akan aman, nyaman, dan mudah untuk dipelihara.

Model ini dapat dilengkapi dengan Ember Tumpah (Ember besar yang diletakkan di atas, yang setiap beberapa saat menumpahkan air ke bawah) sebagai salah satu pilihan pendukung. Berbagai macam pilihan warna untuk setiap pipa yang ada dapat disediakan untuk kebutuhan pemakai.

Permaianan ini akan memanjakan pengunjung kolam khususnya anak- anak. Dengan desain yang menarik, penuh tantangan serta warna yang cerah akan membuat anak- anak merasa tertarik untuk memainkan permainan ini.

Gambar 2.6 Tampak serta Denah Permainan Aquaplay


(51)

b. Body Slides

Alat ini merupakan alat yang telah dicoba, diuji dan merupakan alat favorit dari para penyuka permainan sejenisnya. Alat ini merupakan percampuran ideal dari kesenangan, kapasitas dan desain dengan harga efektif. Terdiri atas 3 pipa atau lebih, yaitu poolslider, aquatube, dan giantslide.

Dari jenis dasar seluncur anak- anak sampai seluncur air terbesar dan terkompleks di seluruh dunia dengan 50 seluncur dalam satu menara luncur, para desainer telah mempelajari desain dari jalur, menciptakan seluncur air yang menantang untuk setiap umur dan tingkat petualangan. Indoor maupun outdoor, ruang kecil atau besar, dapat didesain dan diproduksi sebuah seluncur yang sempurna untuk para pengunjung.

Alat ini dapar didesain dalam bentuk seluncur terbuka, tertutup ataupun gabungan dari keduanya. Seluncur ini dapat dipakai untuk semua umur dan tingkatan, namun ada juga yang memerlukan peraturan khusus. Dapat digunakan untuk arena kolam renang indoor maupun outdoor. Pemberian warna juga dapat

Gambar 2.7 Berbagai aktifitas Aquaplay Sumber : www.whitewaterwest.com

Gambar 2.8 Denah dan Perspektif Body Slides Sumber : www.whitewaterwest.com


(52)

c. Mat Racer

Merupakan salah satu jenis klasik dari seluncur air yang pernah ada. Seluncur ini menawarkan kecepatan, kejatuhan, dan aksi yang menarik untuk semua pengunjung. Pengunjung berlomba kecepatan dengan yang lain dalam seluncur yang berbeda dan dapat melihat siapa yang paling cepat menuju ke garis finish. Selain pemakai seluncur, atraksi ini juga menarik pengunjung yang lain untuk menonton. Jumlah seluncur yang digunakan beserta kombinasi warna dapat ditentukan oleh kita sendiri.

Ukuran seluncur ini cukup kecil sehingga tidak memakan banyak tempat di arena permainan kolam renang. Dapat juga digunakan baik untuk arena indoor maupun outdoor. Tersedia dalam berbagai macam warna dan kombinasi seluncur. Dalam menggunakan seluncur ini diperlukan beberapa persyaratan khusus untuk menghindari terjadinya kecelakaan atau tabrakan antar pengguna.

Gambar 2.9 Berbagai permainan dalam Body Slides

Gambar 2.10 Denah serta perspektif permainan Mat Racer


(53)

d. Family boomerang

Sebuah permainan yang akan membuat semua orang merasa semangat karena memacu adrenalin yang tinggi. Dengan menggunakan ban kapasitas 5 orang, membawa kita dari satu sisi ke sisi lain sebelum jatuh ke air dari ketinggian 17 meter. Dengan tenaga gravitasi membawa kita naik ke atas menuju dinding veertikal, kemudian melambat untuk berhenti sejenak sebelum jatuh ke bawah.

Ketika kamu berpikir bahwa ini telah selesai, kamu akan dibawa kembali ke atas sepanjang 2 meter, membuat perut terasa berputar sebelum kamu dibawa ke dalam kolam renang.

Untuk memasuki wahana ini diperlukan menara untuk naik ke atasnya sebelum kita dapat meluncur ke dalam wahana. Satu orang, dua atau pun sekeluarga dapat menaiki wahana ini asalkan menggunakan ban.

Sama dengan permainan Mat Racer, dalam menggunakan permainan ini diperlukan persyaratan khusus untuk menghindari terjadinya kecelakaan baik berupa tabrakan maupun jatuh dari area permainan.

Gambar 2.12 Denah serta perspektif permainan Boomerang


(54)

e. Kolam Ombak Keluarga

Kolam ini merupakan kolam ombak buatan yang dapat menampung hampir 2500 orang. Ombak yang dihasilkan untuk kolam ini cukup beragam, dan yang terbesar hampir mencapai 1,5 meter, dengan pola dan waktu yang berbeda. Dengan memasuki kolam ini, pengunjung akan merasakan ombak tanpa harus jauh- jauh pergi ke pantai. Kolam ini dapat dipakai dengan menggunakan ban atau bisa juga tanpa menggunakan ban. Ketinggian kolam berbeda- beda, maksimal 1,25 meter.

Gambar 2.13 Permainan Kolam Ombak Sumber : www.whitewaterwest.com

Gambar 2.12 Denah serta perspektif permainan Boomerang


(55)

f. Kolam Arus Single

Kolam ini merupakan sebuah wahana yang dipakai hanya satu orang per waktu, yang terdiri atas papan tipis dengan air yang bergerak cepat menyerupai bentuk ombak. Pengunjung dapat berselancar di ombak dengan menggunakan papan seluncur, sama dengan yang mereka biasa gunakan di pantai.

Kolam arus ini terdiri atas kolam ganda, kolam single, dan ukuran anak- anak. Kolam ini dapat menempati berbagai area termasuk taman air indoor maupun outdoor, resor dan pusat akuatik lainnya.

Kolam terdiri atas tiga bagian, yaitu bagian pertama adalah bagian kering yang berfungsi sebagai tempat awal berdiri sebelum memasuki kolam arus single. Bagian kedua adalah bagian air, di bagian ini pengunjung dapat menikmati berseluncur dengan ombak layaknya di pantai. Bagian ketiga adalah bagian mesin. Bagian ini merupakan tempat dimana terdapat mesin yang akan menggerakkan air.

g. Kolam arus sungai

Kolam ini merupakan kolam arus yang dibentuk seperti sungai buatan. Dengan menggunakan sistem ombak, pengunjung yang datang akan mengikuti arus sungai mengelilingi suatu daerah pada kolam renang. Pengunjung dapat mengikuti arus dengan berjalan dalam air maupun menggunakan ban yang akan digerakkan oleh arus pada kolam tersebut.

Bentuk kolam arus dapat didesain dengan beragam, sesuai dengan kemauan pemilik. Ada kolam arus yang mengelilingi pulau buatan di tengahnya, atau ada

Gambar 2.14 Denah serta aktraksi permainan kolam arus single Sumber : www.whitewaterwest.com


(56)

ini cocok digunakan untuk pengunjung dari berbagai kalangan umur karena tidak memiliki persyaratan tertentu untuk menggunakan kolam ini.

Gambar 2.15 Denah Kolam Sungai Arus dan salah satu bentuk kolam arus


(57)

Tabel 2.11 Besaran Alat untuk Seluncur pada Kolam renang

Fasilitas Nama Alat Min. Area

Kolam

Tinggi Ukuran Alat (p x l) Kecepatan Kapasitas Keterangan

Aquaplay Aquaplay 16.4 mx 14.9 m 4.9 m 9.7 m x 8.5 m - -

Body slider Pool SLider - 6 m (15m -65 m) x ( 0,9 m -1 m)

4,2 – 5,4 m/s 180 orang/jam

Kemiringan 14 %

Aqua Tube - 11 m ( 35 m -90 m) x ( 0,8

m)

4,2 – 5,4 m/s 180 orang/jam

Kemiringan 15% – 19%

Giant Slide - 11 m ( 60 m -120 m) x ( 1,1 m)

4,2 – 5,4 m/s 180 orang/jam

Kemiringan 12% - 13%

Mat Racer Mat Racer - 50 m 8 m x 0.6 m 5,7 - 7 m/s 120

orang/jam - Family Boomerang Family Boomerang

- 13 – 14

m

17 m x 10 m 5,7 - 7 m/s - -

Kolam Ombak

Kolam Ombak

185 m2 – 4650 m2

1.5 m (tinggi ombak)

- - 100 – 2500

orang - Kolam Arus Sungai Kolam Arus Sungai

- 0,6 m

(tinggi ombak)


(58)

Kolam Arus Single

Papan Kolam Arus Single

6,7 m x 15 m 160 – 240

orang/jam

Berat papan = 1500 kg/m2; volume tank

150000 liter; kedalaman tank 1,8 m


(59)

2.5.4 Klasifikasi Jenis Pohon untuk Kolam Renang

Agar kolam renang yang ada tidak terlihat gersang dan lebih menarik untuk dipandang, diperlukan vegetasi yang sesuai untuk kolam renang. Contoh vegetasi yang cocok untuk kolam renang yaitu :

Tabel 2.12 Klasifikasi Jenis Pohon

No. Nama Penjelasan Gambar

1. Pohon kelapa

(Cocos Nucifera)

Kelapa adalah salah satu jenis tumbuhan dari suku aren- arenan Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga Cocos. Kelapa secara alamai tumbuh di pantai dan pohonnya mencapai ketinggian 30 meter. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, namun akan mengalami pelambatan pertumbuhan.

2. Dadap Merah

(Erythrina Crista Galli)

Dadap atau cangking adalah sejenis pohon anggota suku Fabaceae. Pohon yang berukuran sedang, mencapai tinggi 15-20 meter dan diameter 50-60 cm. Dadap kerap dipakai sebagai pohon peneduh di kebun- kebun, atau pohon rambatan bagi tanaman lain. Juga baik digunakan sebagai tiang-

Gambar 2.17 Sumber : www.id.wikipedia.or

Gambar 2.16 Sumber : www.id.wikipedia.or


(60)

tiang pagar hidup. Di wilayah Pasifik, dadap dimanfaatkan sebagai penahan angin. Dadap merupakan penghuni asli hutan- hutan pantai, mulai dari Afrika Timur, India, Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, hingga Australia.

3. Kamboja

(Plumeria rubra)

Kamboja merupakan sekelompok tumbuhan dalam marga Plumeria. Bentuknya berupa pohon kecil dengan daun jarang namun tebal. Di beberapa tempat di Indonesia, kamboja ditanam sebagai tumbuhan peneduh dan penanda tempat. Kamboja saat ini popular digunakan sebagai tanaman hias outdoor, namun pada awalnya tanaman ini hanya digunakan sebagai tanaman kuburan.

4. Pisang Pisang adalah nama umum

yang diberikan pada tumbuhan terna raksasa berdaun besar memanjang dari suku Musaceae. Pusat keragaman utama pisang terletak di daerah Asia Tenggara, Papua dan

Gambar 2.18 Sumber : www.id.wikipedi


(61)

Australia Tropika.

Pisang Kipas dengan nama

latin Ravenala

madagascariensis,

merupakan jenis pisang yang ada di Madagaskar. Pohon ini mempunyai bentuk unik seperti kipas, makanya di Indonesia sering disebut dengan Pisang Kipas. Batang utama pohon ini mulai dari tinggi 30 cm- 1 meter lebih. Dan untuk cabang pohon ini bisa mencapai tinggi 7 meter.

5. Palem Palem raja adalah

sekelompok palem yang dikelompokkan dalam marga Roystonea. Tumbuhan ini berasal dari daerah Karibia dan Amerika tropika.

Palem kuning adalah tanaman hias popular yang biasa dijumpai di pekarangan. Tumbuhan ini dapat tumbuh hingga setinggi 6 meter, namun biasanya di pekarangan hanya setinggi 3 meter

karena alas an keindahan. Gambar 2.20 Sumber : www.id.wikipedia.o

rg Gambar 2.19

Sumber : www.id.wikipedia.or


(62)

2.5.5 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Tabel 2.13 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Kelompok Kegiatan

Fasilitas Kebutuhan Ruang Pemakai Kegiatan Jenis

Kegiatan Zona

Permainan Air

Aquaplay Kolam renang dilengkapi

dengan permainan air khusus anak- anak

Anak- anak usia 0-7 tahun

Berenang, bermain air, bermain alat permainan, duduk- duduk

Outdoor

Kolam renang arus Kolam renang berliku yang mengelilingi area kolam lainnya

Pengunjung segala usia, pengelola

Berenang mengikuti arus dengan/tanpa menggunakan ban/pelampung

Outdoor

Kolam renang seluncur lurus

Kolam renang dengan seluncur lurus yang memiliki beberapa tingkatan, area seluncur lurus

Pengunjung usia remaja dan dewasa, pengelola

Berenang sambil bermain dengan menggunakan fasilitas seluncur

Outdoor

Kolam renang seluncur berliku

Kolam renang dengan seluncur yang berliku, area seluncur berliku

Pengunjung usia remaja dan dewasa, pengelola

Berenang sambil bermain dengan menggunakan fasilitas seluncur

Outdoor

Kolam renang Family Boomerang

Kolam renang kecil, area untuk family boomerang

Pengunjung usia remaja dan dewasa, pengelola

Berenang sambil bermain dengan menggunakan fasilitas seluncur


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Medan, (2008), Medan dalam Angka 2008, Penerbit Badan Pusat Statistik, Medan

De Chiara, Yoseph, (1973), Time Saver Standards for Building Types, Penerbit MC. Graw Hill Book Company, New York

Hakim, Ir. Rustam, (1987), Unsur Perancangan dalam Arsitektur Lansekap, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

Hartono, Poerbo, (1992), Utilitas Bangunan, Penerbit Djembatan, Jakarta

Juwana, Jimmy S, (2004), Panduan Sistem Bangunan Tinggi untuk Arsitek dan Praktisi Bangunan, Penerbit Gelora Aksara Pratama, Jakarta

Neufert, Ernst, (1996), Data Arsitek Jilid I Edisi 33, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta Neufert, Ernst, (1996), Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Penerbit PT. Erlangga, Jakarta

Poerwadaminta, WJS, (1999), Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta

Reid, Grant W, (2001), Grafik Lansekap, Penerbit Erlangga, Jakarta

Said, Ir. Nusa Idaman dan Heru Dwi Wahjono, B.Eng, (1999), Teknologi Pengolahan Air Bersih dengan Proses Saringan Pasir Lambat, Penerbit Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta

September 2010 diunduh tanggal 22 September 2010

diunduh tanggal 25 September 2010

September 2010