pemantapan kesadaran hukum masyarakat di daerah hukumnya.
Seksi Intelijen dipimpin oleh seorang Kepala Seksi Intelijen yang bertanggung jawab kepada Kepala
Kejaksaan Negeri.
2.3.4. Kepala Sub Seksi Tindak Pidana
Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-009AJA012011 Pasal 628
tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik Indonesia, seksi tindak pidana umum mempunyai tugas
melaksanakan pengendalian, prapenuntutan, pemeriksaan tambahan, penuntutan, penetapan hakimdan putusan
pengadilan, pengawasan terhadap pelaksanaan pidana bersyarat, pidana pengawasan, pengawasan terhadap
pelaksanaan putusan lepas bersyarat dan tindakan hukum lainnya dalam perkara tindak pidana umum.
Menurut Peraturan Jaksa Agung Republik Indonesia Nomor : PER-009AJA012011 Pasal 630
tentang organisasi dan tata kerja kejaksaan Republik Indonesia, seksi tindak pidana khusus mempunyai tugas
melaksanakan pengendalian kegiatan penyelidikan, penyidikan, pra penuntutan, pemeriksaan tambahan,
penuntutan, upaya hukum, pelaksanaan penetapan hakim
dan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, serta pengawasan terhadap pelaksanaan
pidana bersyarat, dan keputusan lepas bersyarat dalam perkara tindak pidana khusus serta tindakan hukum
lainnya. 2.3.5.
Jaksa Fungsional
Berperan sebagai Jaksa Penuntut Umum di persidangan serta bertanggung jawab dalam penyelesaian
suatu perkara dan juga melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara tertentu.
2.3.6. Bendahara
Berperan sebagai menangani segala masalah keuangan serta bertanggung jawab atas segala gaji
pegawai, uang masuk, dan mengeluarkan biaya-biaya kebutuhan pegawai kantor, setelah itu membuat
pertanggung jawaban kebendahara pusat supaya bendahara pusat menyetornya ke kas Negara.
2.3.7. Staf
Berperan sebagai membantu Pimpinan untuk menyelesaikan segala tugas sehari-hari.
Kantor Cabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap tindak pidana
tertentu. 2.
Melakukan penuntutan terhadap suatu perkara. 3.
Melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
4. Mengurus pekerjaan lain yang wajib dilakukan menurut hukum.
Untuk dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai dengan keputusan Pemerintah yang tercantum dalam Pasal II Aturan Peralihan
UUD 1945, yang diperjelas oleh Peraturan Pemerintah PP Nomor 2 Tahun 1945. Isinya mengamanatkan bahwa sebelum Negara R.I. membentuk
badan-badan dan peraturan negaranya sendiri sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Dasar, maka segala badan dan peraturan yang ada masih
langsung berlaku. Di samping itu beberapa perkara yang ditangani Kantor Kejaksaan
Negeri Lubuk Pakam, diselesaikan di kantorCabang Kejaksaan Negeri Lubuk Pakam di Pancur Batu melalui persetujuan dari kantor Pusat. Adapun
Jenis-jenis perkara akan di uraikan dibawah ini : a.
Tindak Pidana Umum Sebagaimana diketahui bahwa peran daripada Kejaksaan
menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Lembaran Negara Nomor 67 Tahun 2004,
termasuk menangani Tindak Pidana Pencurian,Penganiayaan dll sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999
dan dan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tersebut di atas. Sudah barang tentu dalam prosesnya harus senantiasa memperhatikan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP dan Undang-Undang nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia. ini dapat memberikan suatu contoh bagi yang berpendapat bahwa perbuatan tersebut merupakan
perbuatan yang melanggar susila atau . Karena sekarang ini sangat banyak kejadian-kejadian seperti itu, sampai sekarang masih banyak
terulang diberbagai wilayah. b.
Tindak Pidana Korupsi Sebagaimana diketahui bahwa peran daripada Kejaksaan
menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia Lembaran Negara Nomor 67 Tahun 2004,
termasuk menangani Tindak Pidana Korupsi sebagaimana dimaksud pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 dan dan Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 tersebut di atas. Sudah barang tentu dalam prosesnya harus senantiasa memperhatikan Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP dan Undang-Undang nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia. ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi berbagai pihak yang masih berpendapat bahwa perbuatan korupsi
hanya mrupakan perbuatan yang ‘biasa’ atau ‘wajar’ belaka. Karena
sesungguhnya angka korupsi sampai sekarang masih merupakan ‘black number’ bagi pihak yang berwajib.
2.4. Makna Lambang Kejaksaan