C. Asas Hukum Perlindungan Desain Industri
Suatu hasil kreatifitas intelektual dapat dilindungi dengan beberapa undang- undang HKI sekaligus, misalnya hak cipta dan hak atas desain industri. Suatu desain
baru dalam bentuk cetak biru blue print yang dianggap sebagai suatu karya seni dapat dilindungi dengan hak cipta. Hak cipta yang melindungi suatu karya seni
terapan applied art. Hasil karya seni yang bertujuan untuk dapat digunakan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari. Hasil kreasi desain yang dilindungi dengan hak
cipta harus orisinil dan ada dalam lingkup karya seni sastra danatau ilmu pengetahuan termasuk hak terkait. Syarat orisinil orisinil dalam hak cipta berarti
suatu kreatifitas langsung diungkapkan oleh pencipta dan dapat membuktikan sumber aslinya. Bentuk suatu desain dalam rupa cetak biru adalah suatu karya seni. Karya
seni yang tidak hanya berupa obyek-obyek estetik indah, tetapi berbagai perwujudan dari ungkapan perasaan yang memiliki nilai-nilai seni. Perlindungan hak cipta copy
rights yang diberikan kepada pencipta secara otomatis setelah ide atau gagasannya diberi wujud konkrit, adalah hak untuk menggandakan. Ini berarti seorang pendesain
juga mempunyai eksklusif untuk membuat karyanya tersebut menjadi tiga dimensi. Karena hak yang diberikan adalah hak menggandakan memperbanyak dan
mengumumkan, maka suatu hasil karya seni tidaklah mungkin diproduksi dalam bentuk masal. Karena hak ini diberikan kepada pencipta secara otomatis, maka tidak
diperlukan pendaftaran. Atau seandainya didaftar tidak diperlukan pemeriksaan oleh Pemeriksa di Direktorat Jendral HKI Departemen Hukum dan HAM.
Sebaliknya dengan hak atas desain industri, pendaftaran sangat diperlukan untuk perlindungan hak. Dalam pemeriksaan permohonan hak atas desain industri
dianut asas kebaruan dan pengajuan pendaftaran pertama. Asas kebaruan dalam
Universitas Sumatera Utara
desain industri berbeda dengan asas orisinil pada hak cipta. Asas kebaruan disini berarti ketika didaftar tidak ada pihak lain yang dapat membuktikan bahwa pendaftar
tersebut tidak baru atau telah ada publikasi sebelumnya baik tertulis atau tidak tertulis. Pendaftar pertama, adalah yang akan mendapat perlindungan hukum dan bukan
berdasarkan atas asas orang pertama yang mendesain. Hak Cipta secara umum diberikan seumur hidup pencipta dan ditambah 50 tahun sesudah ia meninggal.
Sedangkan desain industri hanya diberikan perlindungan setelah didaftar dan hanya 10 tahun, Waktu perlindungan ini tidak dapat diperpanjang. Perlindungan Desain
industri lebih mengarah pada bentuk desain dan nilai estetik. Mengapa orang lebih memilih perlindungan suatu desain dengan hak atas
desain industri ketimbang hak cipta. Ketika seorang pendesain mendisain suatu kursi baru pada kertas atau cetak biru blue print sebagai penampilan suatu produk, karya
ini bisa dianggap suatu hasil kreativitas di bidang seni dan akan dilindungi oleh hak cipta. Ketika cetak biru ini diberi bentuk tiga dimensi dan hanya diproduksi satu buah
dan penekanannya pada seni, maka akan dilindungi dengan hak cipta. Kalau, bentuk desainnya mempunyai nilai estetika serta diproduksi masal, desain ini dilindungi oleh
hak atas desain industri. Hak Desain industri adalah perlindungan yang diberikan pada hasil karya yang diproduksi secara masal. Di Australia suatu karya seni
dilindungi dengan hak atas desain diberi batasan jumlah, yaitu lebih dari 50 buah. Seorang pendesain mempunyai hak cipta atas hasil kreativitasnya yang berupa
cetak biru dan mempunyai hak eksklusif untuk membuat karya seni itu menjadi tiga atau dua dimensi. Undang-undang desain industri diarahkan untuk melindungi
barang-barang yang diproduk secara masal. Orang lebih memilih perlindungan dengan hak atas desain industri, yang hanya dilindungi selama 10 tahun. Hal ini
disebabkan suatu desain sangat mudah dan cepat ditiru oleh masyarakat umum. Bila
Universitas Sumatera Utara
dilindungi dengan hak cipta, menjadi tidak efektif dan mubasir. Hak cipta tidak melindungi produk masal.
Disamping berlakuya asas-asas prinsip hukum hukum benda terhadap hak atas desain industri, asas hukum yang mendasari hak ini adalah :
28
1. Asas publisitas
2. Asas kemanunggalan kesatuan
3. Asas kebaruan Novelty
Asas publisitas bermakna bahwa adanya hak tersebut didasarkan pada pengumuman atau publikasi di mana masyarakat umum dapat mengetahui keberadaan
tersebut. Untuk itu hak atas desain industri itu diberikan oleh Negara setelah hak tersebut terdaftar dalam berita resmi Negara. Di sini perbedaan yang mendasar dengan
hak cipta, yang menyangkut system pendaftaran deklaratif, sedangkan hak atas desain menganut sistem pendaftaran konstitutif, jadi ada persamaanya dengan paten.
Untuk pemenuhan asas publisitas inilah diperlukan ada pemeriksaan oleh badan yang menyelenggarakan pendaftaran.
Pemeriksaan terhadap permohonan hak atas desain industri mencakup dua hal sebagai berikut:
1. Administratif
2. pemeriksaan substantif
Tentang langkah-langkah pemeriksaan administratif, prosedur yang dilalui adalah sebagai berikut:
1. Di Indonesia badan yang melakukan pemeriksaan terhadap permohonan hak atas
desain industri adalah Direktorat Jenderal HAKI yang berada di bawah Department Hukum dan Hak Asasi Manusia.
28
OK. Saidin, Aspek Hukum Kekayaan Intelektual Property Rights Raja Grafindo Perkasa, Jakara, 2004, hal. 467.
Universitas Sumatera Utara
2. Apabila hak atas desain industri itu bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku, ketertiban umum, agama, dan kesusilaan atau apabila ternyata terdapat kekurangan dalam pemenuhan persyaratan atau juga
permohonan dianggap telah ditarik kembali maka Direktorat Jenderal akan menerbitkan keputusan penolakan atas permohonan hak tersebut
3. Pemohon atau kuasanya diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atau
keputusan penolakan atau anggapan penarikan kembali permohonan tersebut dalam waktu paling lama 30 hari terhitung sejak tanggal diterimanya surat
penolakan atau pemberitahuan penarikan kembali permohonan tersebut. 4.
Dalam hal pemohon tidak mengajukan keberatan, keputusan penolakan atau penarikan kembali oleh Direktorat Jenderal menjadi keputusan yang bersifat
tetap. 5.
Terhadap keputusan penolakan atau penarikan kembali oleh Direktorat Jenderal, pemohon atau kuasanya dapat mengajukan gugatan melalu Pengadilan Niaga
dengan tata cara sebagaimana diatur dalam UU No. 31 Tahun 2000. Permohonan yang telah memenuhi persyaratan akan diumumkan oleh
Direktorat Jenderal dengan cara menempatkannya pada sarana yang khusus untuk itu yang dapat dengan mudah serta jelas dilihat oleh masyarakat, paling lama 3 bulan
terhitung sejak tanggal penerimaan. Pengumuman tersebut memuat :
29
1. nama dan alamat lengkap pemohon
2. nama dan alamat lengkap kuasa dalam hal permohonan diajukan melalui kuasa
3. tanggal dan nomor penerimaan permohonan
29
Pasal 25 ayat 1 UU No. 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Universitas Sumatera Utara
4. nama negara dan tanggal penerimaan permohonan yang pertama kali apabila
permohonan diajukan dengan menggunakan hak prioritas 5.
judul desain industri 6.
gambar atau foto desain industri Asas kemanunggalan bermakna bahwa hak atas desain industri tidak boleh
dipisah-pisahkan dalam satu kesatuan yang utuh untuk satu komponen desain. Misalnya kalau desain itu berupa sepatu, maka harus sepatu yang utuh, tidak boleh
hanya desain telapaknya saja, berbeda jika dimaksudkan desain itu hanya berupa telapak saja, maka hak yang dilindungi hanya telapaknya saja. Demikian pula bila
desain itu berupa botol berikut tutupnya, maka yang dilindungi dapat berupa botol dan tutupnya berupa satu kesatuan. Konsekuensinya jika ada pendesain baru mengubah
bentuk tutupnya, maka pendesain pertama tidak dapat mengklaim. Oleh karena itu, jika botol dan tutupnya dapat dipisahkan, maka tutup botol satu kesatuan dan botolnya
satu kesatuan jadi ada dua desain industri. Oleh karena itu, asas kebaruan menjadi prinsip hukum yang juga perlu
mendapat perhatian dalam perlindungan hak atas desain industri ini. Hanya desain yang benar-benar baru yang mendapatkan hak. Ukuran atau kriteria kebaruan itu
adalah apabila desain industri yang akan didaftarkan itu tidak memiliki kesamaan dengan industri yang telah ada sebelumnya. Dan kebaruan itu sendiri dapat
diputuskan berdasarkan batasan wilayah, waktu penemuan dan pemberitahuan kepada masyarakat. Kebaruan disini berarti tidak pernah diketahui oleh orang lain
sebelumnya. Suatu nilai kebaruan dapat hilang apabila telah dipublikasikan, dengan berbagai macam cara dan dinegara manapun.
30
30
Muhammad Djumhana dan R. Djubaedilah, Perkembangan Doktrin dan Teori Perlindungan Desain Indusatri, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hal. 116.
Universitas Sumatera Utara
D. Proses pengalihan hak desain industri.