Sebagai salah satu unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan Apotek perlu terus melakukan penataan-penataan, sehingga fungsi dan peranan semakin serasi dan mendukung
penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan lainnya. Untuk itu aspek pelayanan obat termasuk informasi obat kepada masyarakat harus lebih dominan dan dirasakan realitas manfaatnya oleh
masyarakat.
Apoteker sebagai pengelola Apotek bukan sebagai Pemilik Sarana Apotek, pengelolaan keuangan harus diatur sedemikian rupa, sehingga dapat menjamin kerja sama yang baik dengan
pemilik modal. Untuk mencapai hal dimaksud Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 5 tahun 1980, Pemilik Sarana Apotek dapat menyelenggarakan Pengelolaan keuangan
39
Berdasarkan ketentuan di atas dapatlah kita tarik kesimpulan, bahwa pengelolaan Apotek menjadi tugas dan tanggung jawab Apoteker. Apabila Apoteker tidak mempunyai sarana Apotek,
maka dapat mengadakan perjanjian kerja sama dengan pihak lain yang mempunyai sarana Apotek dan dalam perjanjian kerja sama ini harus dilampirkan akte perjanjian kerja sama antara
pemilik modal dengan Apoteker. .
B. Tugas dan Kewenangan Apoteker
1. Pelayanan resep
Menurut Kongres nasional XVII ikatan Sarjaan Farmasi Indonesia pelayanan resep adalah suatu proses pelayanan terhadap permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dan
dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
Prosedur tetap pelayanan resep
40
39
Soerjono Soekanto, Pengantar Hukum Kesehatan. Bandung: CV.Ramadya Karya, 2005
:
40
Adelina Ginting. Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Kota Medan Tahun 2008. www.repository.usu.ac.id.
a Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep yaitu nama dokter, nomor
izin praktetk, alamat, tanggal penulisan resep, tanda tangan atau paraf dokter serta nama, alamat, umur, jenis kelamin dan berat badan pasien.
b Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik yaitu: bentuk sediaan, dosis,
frekuensi, kekuatan, stabilitas, inkompabilitas, cara dan lama pemberian obat c
Mengkaji aspek klinis yaitu: adanya alergi, efek samping, interaksi kesesuaian dosis, durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya. Membuatkan kartu pengobatan
pasien medication record d
Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah resep apabila diperlukan. 2.
Menyediakan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan a
Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan permintaan pada resep
b Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum
c Mengambil obat dengan menggunakan sarung tanganalatspatulasendok
d Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan ke tempat
semula e
Meracik obat timbang, campur, kemas f
Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak minum g
Menyiapkan etiket h
Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan permintaan pada resep
3. Penyerahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan
b Memanggil nama dan nomor tunggu pasien
c Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat
e Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh apoteker
f Menyiapkan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan
4. Pelayanan komunikasi, Informasi dan Edukasi KIE
Apoteker hendaknya mampu menggalang komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya, termasuk kepada dokter
5. Pelayanan informasi obat
Kegiatan pelayanan obat yang dilakukan oleh apoteker untuk memberikan informasi dan konsultasi secara akurat, tidak bias, factual, terkini, mudah dimengerti, etis
dan bijaksana. Prosedur tetap pelayanan informasi obat:
a Memberikan informasi obat kepada pasien berdasarkan resep atau kartu pengobatan
pasien medication record atau kondisi kesehatan pasien baik lisan maupun tertulis b
Melakukan penelusuran literature bila diperlukan, secara sistematis untuk memberikan informasi
c Menjawab pertanyaan pasien dengan jelas dan mudah dimengerti, tidak bias, etis dan
bijaksana baik secara lisan maupun tertulis d
Mendisplai brosur, leaflet, poster atau majalah kesehatan untuk informasi pasien e
Mendokumentasikan setiap kegiatan pelayanan informasi obat
6. Edukasi
Edukasi adalah kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan memberikan pengetahuan tentang obat dan pengobatan serta mengambil keputusan bersama pasien
setelah mendapat informasi, untuk tercapainya hasil pengobatan yang optimal
41
Prosedur tetap swamedikasi: 1.
Mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin melakukan swamedikasi 2.
Menggali informasi dari pasien meliputi: a.
tempat timbulnya gejala penyakit b.
seperti apa rasanya gejala penyakit c.
kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya d.
sudah berapa lama gejala dirasakan e.
ada tidaknya gejala penyerta f.
pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan 3.
Memilihkan obat yang sesuai dengan kerasionalan dan kemampuan ekonomi pasien dengan menggunakan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek
4. Memberikan informasi tentang obat yang diberikan kepada pasien meliputi: nama
obat, tujuan pengobatan, cara pakai, lamanya pengobatan, efek samping yang mungkin terjadi, serta hal-hal yang harus dilakukan oleh pasien dalam menunjang
pengobatan. Bila sakit berlanjutlebih dari 3 hari hubungi dokter 5.
Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan 7.
Konseling Sherzer dan Stone 1974 mendefinisikan konseling adalah suatu proses yang
terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena
41
Jusuf Hanifah, Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan, Jakarta: Kedokteran ECG, 2001
masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja professional, yaitu orang yang terlatih dan berpengalaman membantu orang lain
mengenai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi. Bahwa konseling adalah pemberian nasehat atau penasehatan kepada orang lain secara individual
yang dilakukan secara berhadapanh dari seorang yang mempunyai kemahiran konselor kepada seorang yang mempunyai masalah klien.
Adapun tujuan dari konseling pasien adalah mengoptimalkan hasil terapi obat dan tujuan medis dari obat dapat tercapai, membina hubungan dengan pasien dan
menimbulkan kepercayaan pasien, menunjukkan perhatian kita kepada pasien, membantu pasien dalam mengatasi kesulitan yang berkaitan dengan penyakitnya, mencegah dan
mengurangi efek samping, toksisitas, resistensi antibiotika, dan ketidakpatuhan pasien
42
Konseling dapat dilakukan kepada: 1.
pasien dengan penyakit kronik seperti: diabetes, TB dan Asma 2.
pasien dengan sejarah ketidakpatuhan dalam pengobatan 3.
pasien yang menerima obat dengan indeks terapi sempit yang memerlukan pemantauan
4. pasien dengan multiregimen obat
5. pasien lansia
6. pasien pediatric melalui orang tua dan pengasuhnya
7. pasien yang mengalami Drug Related Problems
prosedur tetap konseling: 1.
Melakukan konseling sesuai dengan kondisi penyakit pasien
42
Erlizar SH. Hak dan Kewajiban Pasien. http:m.serambinews.comnewshak-dankewajiban- pasien[23 Desember 2012
2. Membuka komunikasi antara apoteker dengan pasienkeluarga pasien
3. Menanyakan tiga pertanyaan kunci menyangkut obat yang dikatakan dokter kepada
pasien dengan metode open-ended question: a.
apa yang telah dokter katakana mengenai obat itu b.
cara pemakaian, bagaimana dokter menerangkan cara pemakaian c.
apa yang diharapkan dalam pemakaian ini 4.
Memperagakan dan menjelaskan mengenai pemakaian obat-obatan tertentu inhaler, supostoria,dll
5. Melakukan verifikasi akhir meliputi:
a. mengecek pemahaman pasien
b. mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan cara
penggunaan obat untuk mengoptimalkan tujuan terapi 6.
Melakukan pencatatan konseling yang dilakukan pada kartu pengobatan 8.
Pelayanan Residensial home care Pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada pasien yang dilakukan di rumah
khususnya untuk kelompok lanjut usia dan pasien penyakit kronis, serta pasien dengan pengobatan paliatif
Jenis layanan home care: 1.
informasi penggunaan obat 2.
konseling pasien 3.
memantau kondisi pasien pada saat menggunakan obat dan kondisinya setelah menggunakan obat serta kepatuhan pasien dalam meminum obat
home care dapat dilakukan dengan 2 cara;
1. dengan kunjungan langsung ke rumah
2. melalui telepon
untuk aktifitas ini, apoteker harus membuat catatan pengobatan medication record
prosedur tetap pelayanan residensial home care 1.
Menyeleksi pasien melalui kartu pengobatan 2.
Menawarkan pelayanan residensial 3.
Mempelajari riwayat pengobatan pasien 4.
Menyepakati jadwal kunjungan 5.
Melakukan kunjungan ke rumah pasien 6.
Melakukan tindak lanjut dengan memanfaatkan sarana komunikasi yang ada atau kunjungan berikutnya, secara berkesinambungan
7. Melakukan pencatatan dan evaluasi pengobatan
C. Tanggung Jawab Apoteker