27 guru  tidak  hanya  dilihat  dari  kemampuan  guru  dalam  mengembangkan  dan
memberikan  pembelajaran  yang  baik  kepada  peserta  didik,  tetapi  juga  harus dilihat  oleh  pemerintah  dengan  cara  memberikan  gaji  yang  pantas  serta
kelayakan.  Peningkatan  kesejahteraan  berkaitan  dengan  intensif  yang  diberikan pada guru. Untuk memaksimalkan kinerja guru langkah strategis yang dilakukan
pemeritah yaitu memberikan kesejahteraan yang layak sesuai volume kerja guru, selain  itu  memberikan  intensif  pendukung  sebagai  jaminan  bagi  pemenuhan
kehidupan guru dan keluarganya. 8  Iklim Kerja
Sekolah  merupakan  suatu  sistem  yang  terdiri  dari  berbagai  unsur  yang membentuk satu kesatuan utuh. Interaksi yang terjadi dalam sekolah merupakan
adanya  keterkaitan  satu  dengan  yang  lainnya  guna  memenuhi  juga  sebagai tuntutan tugas dan tanggungjawab pekerjaannya. Iklim sekolah memegang peran
penting sebab iklim menunjukkan suasana kehidupan pergaulan dan pergaulan di sekolah  itu.  Iklim  menggambarkan  kebudayaan,  tradisi-tradisi,  dan  cara
bertindak  personalia  yang  ada  di  sekolah  itu,  khususnya  kalangan  guru. Terbentuknya  iklim  yang  kondusif  pada  tempat  kerja  dapat  menjadi  faktor
penunjang bagi peningkatan kinerja sebab kenyamanan dalam bekerja membuat guru  berpikir  dengan  tenang  dan  terkonsentrasi  hanya  pada  tugas  yang  sedang
dilaksanakan.
2.1.3.3 Penilaian Kinerja Guru
Guru profesional tentu harus memenuhi syarat kualifikasi akademik dan kompetensi.  Kompetensi  yang  dipersyaratkan  seperti  kompetensi  pedagogik,
28 kompetensi  profesional,  kompetensi  sosial,  dan  kompetensi  kepribadian.  Agar
fungsi  dan tugas  yang melekat  pada jabatan fungsional  guru dilaksanakan sesuai dengan  aturan  yang  berlaku,  maka  diperlukan  penilaian  guru  yang  menjamin
terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan. Penilaian  merupakan  serangkaian  kegiatan  untuk  memperoleh,
menganalisis,  dan  menafsirkan  data  tentang  proses  dan  hasil  yang  dilakukan secara  sistematis  dan  berkesinambungan,  sehingga  menjadi  informasi  yang
bermakna dalam pengambilan keputusan Rusman, 2013: 96. Daryanto 2013:196-197 tujuan sistem penilaian kinerja guru antara lain:
1   Menentukan tingkat kompetensi seorang guru; 2   Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah;
3   Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan dalam mekanisme penetapan efektif atau kurang efektifnya kinerja guru;
4   Menyediakan  landasan  untuk  program  pengembangan  keprofesian berkelanjutan bagi guru;
5   Menjamin  bahwa  guru  melaksanakan  tugas  dan  tanggung  jawabnya  serta mempertahankan sikap positif dalam mendukung pembelajaran peserta didik
untuk mencapai prestasi, dan 6   Menyediakan  dasar  dalam  sistem  peningkatan  promosi  dan  karir  guru  serta
bentuk penghargaan lainnya. Pelaksanaan  kinerja  guru  dimaksudkan  bukan  untuk  menyulitkan  guru,
tapi  penilaian  dilaksanakan  untuk  mewujudkan  guru  yang  profesional  karena harkat  dan  martabat  suatu  profesi  ditentukan  oleh  kualitas  layanan  profesi  yang
29 bermutu,  membantu  meningkatkan  pengetahuan  serta  ketrampilan.  Diharapkan
guru  dapat  memberikan  kontribusi  secara  langsung  pada  peningkatan pembelajaran  kualitas  yang  dilakukan,  sekaligus  pengembangan  karir  guru
sebagai tenaga profesional. Tolok  ukur  kinerja  menurut  T.R.  Mitchell  1989  dalam  Rachmawati
dan Daryanto 2013: 120 terdapat lima hal yaitu: 1   Quality of work
– kualitas hasil kerja 2   Promptness
– ketepatan waktu menyelesaikan pekerjaan 3   Initiative
– prakarsa dalam menyelesaikan tugas 4   Capability
– kemampuan menyelesaikan tugas 5   Comunication
– kemampuan membina kerjasama dengan pihak lain. Sedangkan  standar  kinerja  Tyson  dan  Jackson  1993  dalam  Supardi
2013:70 meliputi: 1   Quantity  of    Work:  berkenaan  dengan  volume  pekerjaan  yang  dapat
dikerjakan guru. 2   Quality of Work: berkenaan dengan ketelitian, dan kelengkapan hasil kerja.
3   Inisiatif:  berkenaan  dengan  keinginan  untuk  maju,  mandiri  dan  penuh tanggung jawab terhadap pekerjaannya.
4   Adaptability:  berkenaan  dengan  kemampuan  guru  untuk  merespons  dan menyesuaikan dengan perubahan keadaan.
5   Cooperative:  berkenaan  dengan  kemampuan  dan  kemauan  untuk bekerjasama dengan pimpinan dan sesama teman kerja.
30 Rachmawati  dan  Daryanto  2013:121-126  menjelaskan  Georgia
Departemen of Education telah mengembangkan teacher performance assesment instrument  yang  dimodifikasi  oleh  Depdiknas  yaitu  Alat  Penilaian  Kemampuan
Guru  APKG  meliputi:  1  rencana  pembelajaran  RPP,  2  prosedur pembelajaran,  dan  3  hubungan  antar  pribadi.  Indikator  penilaian  kinerja  guru
dijelaskan sebagai berikut: 1  Perencanaan Pembelajaran
Tahap  ini  berhubungan  dengan  kemampuan  guru  dalam  menguasai bahan  ajar  melalui  cara  penyusunan  program  kegiatan  pembelajaran.  Hal  ini
dilakukan  dengan  kegiatan  pengembangan  silabus  dan  rencana  pelaksanaan pembelajaran RPP. Komponen dalam RPP antara lain yaitu: 1 identitas RPP,
2  Standar  Kompetensi  SK,  3  Kompetensi  Dasar  KD,  4  Indikator,  5 Tujuan  pembelajaran,  6  Materi  pembelajaran,  7  Metode  pembelajaran,  8
Langkah-langkah  kegiatan,  9  Alat  dan  sumber  pembelajaran,  dan  10 Penilaian.
2  Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan  pembelajaran  di  kelas  merupakan  inti  penyelenggaraan
pendidikan yang ditandai dengan kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode dan strategi pembelajaran.
3  EvaluasiPenilaian Pembelajaran Penilaian  hasil  belajar  adalah  kegiatan  yang  dilakukan  untuk
mengetahui  ketercapaian  tujuan  pembelajaran  dan  proses  pembelajaran  yang telah dilakukan. Maka dari itu penilaian pembelajaran harus sesuai dengan tujuan
31 pembelajaran  yang  telah  ditetapkan.  Guru  dituntut  memiliki  kemampuan  dalam
menentukan  pendekatan  dan  cara-cara  evaluasi,  penyusunan  alat-alat  evaluasi, pengolahan dan penggunaan hasil evaluasi.
Peraturan  Menteri  Negara  Pendayagunaan  Aparatur  Negara  dan Reformasi Birokrasi Permenpan dan RB Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya Bab V pasal 11 menyatakan bahwa unsur dan sub unsur kegiatan guru yang dinilai angka kreditnya adalah:
1  Pendidikan, meliputi: 1.  Pendidikan formal dan memperoleh gelarijazah; dan
2.  Pendidikan  dan  pelatihan  diklat  prajabatan  atau  sertifikat  termasuk program induksi
2  Pembelajaranbimbingan dan tugas tertentu, meliputi: 1.  Melaksanakan  proses  pembelajaran,  bagi  Guru  Kelas  dan  Guru  Mata
Pelajaran; 2.  Melaksanakan  proses  bimbingan,  bagi  Guru  Bimbingan  dan  Konseling;
dan 3.  Melaksanakan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolahmadrasah;
3  Pengembangan keprofesi berkelanjutan, meliputi: 1.  Pengembangan diri terdiri dari diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru
yang meningkatkan kompetensi danatau keprofesian Guru; 2.  Publikasi  ilmiah  terdiri  dari  publikasi  ilmiah  atas  hasil  penelitian  atau
gagasan  inovatif  pada  bidang  pendidikan  formal  dan  publikasi  buku  teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru; dan
32 3.  Karya  inovatif  terdiri  dari  menemukan  teknologi  tepat  guna;
menemukanmenciptakan karya
seni; membuatmemodifikasi
alat pelajaranperagapraktikum;  dan  mengikuti  pengembangan  penyusunan
standar, pedoman, soal dan sejenisnya; 4  Penunjang tugas Guru, meliputi:
1.  Memperoleh  gelarijazah  yang  tidak  sesuai  dengan  bidang  yang diampunya;
2.  Memperoleh penghargaantanda jasa; dan 3.  Melaksanakan  kegiatan  yang  mendukung  tugas  guru,  antara  lain
membimbing siswa
dalam praktik
kerja nyatapraktik
industriekstrakurikuler dan
sejenisnya; menjadi
organisasi pramukakepramukaan;  enjadi  tim  penila  angka  kredit;  danatau  menjadi
tutorpelatihinstruktur. Berdasarkan penjelasan tersebut, indikator penilaian kinerja guru dalam
penelitian  ini  yaitu  perencanaan  pembelajaran,  pelaksanaan  pembelajaran, penilaian  pembelajaran.  Penilaian  tidak  hanya  untuk  memperbaiki  kinerja  guru
yang  buruk,  melainkan  juga  sebagai  bahan  acuan  untuk  meningkatkan  kinerja guru.
2.1.3.4 Hubungan Kualifikasi dengan Kinerja Guru