33 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru yakni kompetensi pedagogik, kompetensi personal, kompetensi profesional dan
kompetensi sosial. Hal tersebut sejalan dengan Yamin 2007:2 bahwa guru profesional disamping memiliki kualifikasi, juga dituntut memiliki kompetensi.
Diperkuat oleh pendapat Suparlan 2008:147 bahwa kualifikasi, kompetensi dan kesejahteraan merupakan tiga aspek yang saling berpengaruh. Ketiga hal tersebut
harus terpenuhi agar tercapai kompetensi guru yang optimal. Rachmawati dan Daryanto 2013:121 mengatakan bahwa kinerja guru
dapat dilihat dari dan diukur berdasarkan spesifikasikriteria kompetensi yang dimiliki. Wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses
pembelajaran yaitu bagaimana merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar. Sejalan dengan hal tersebut, kompetensi
mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi merujuk kepada kinerja dan perbuatan yang rasional
untuk memenuhi spesifikasi tertentu didalam pelaksanaan tugas-tugas pendidikan yang dikatakan rasional karena memiliki arah dan tujuan. Dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi kualifikasi guru maka semakin baik pula kinerja guru tersebut.
2.2 Kajian Empiris
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Harun Al Rasyid 2013 jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan
34 dengan judul “Analisis Standar Kualifikasi Akademik Guru SD di Kecamatan
Kras Kabupaten Kediri”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 174 guru SD 77 di Kecamatan Kras Kabupaten Kediri yang telah memenuhi kualifikasi
akademik guru dari 226 jumlah keseluruhan guru, sebanyak 52 orang guru 23 yang masih belum mencapai kualifikasi akademik sebagaimana yang
dipersyaratkan. Jumlah 23 tersebut didominasi oleh guru yang masih memiliki kualifikasi akademik Diploma II DII yakni sebanyak 17 orang 7,5.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Syaikhul Alim 2013 Manajemen Sekolah IAIN Walisongo
dengan judul “Pengaruh Kualifikasi Pendidikan, Keikutsertaan Diklat dan Sikap Pada Profesi Terhadap Kompetensi
Guru PAI SD di Kabupaten Pekalongan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari kualifikasi pendidikan terhadap kompetensi
guru PAI SD di Kab. Pekalongan dengan koefisien korelasi 0,388 dan sumbangan efektif sebesar 15,05.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Iriyana Rahwi Narni 2012 dari Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul “Kontribusi Intensitas Kegiatan
Kelompok Kerja Guru KKG, Pelatihan-Pelatihan, dan Kualifikasi Akademik terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Pengaron
Kabupaten Banjar ” menunjukkan bahwa 1 terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara intensitas kegiatan Kelompok Kerja Guru KKG terhadap kinerja guru sebesar 0,324 dan kontribusi sebesar 10,5; 2 terdapat hubungan
yang positif dan signifikan antara pelatihan-pelatihan dengan kinerja guru sebesar 0,322 dan kontribusi sebesar 10,4; 3 terdapat hubungan yang positif
35 dan signifikan antara kualifikasi akademik terhadap kinerja guru sebesar
0,303 dan kontribusi sebesar 9,2; 4 terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara intensitas kegiatan Kelompok Kerja Guru KKG, pelatihan-
pelatihan, dan kualifikasi akademik secara bersama-sama terhadap kinerja guru sebesar 0,482 dan kontribusi bersama-sama sebesar 23,2.
Penelitian yang dilakukan oleh Meliaty Simbolon 2012 dengan judul “Pengaruh Akademik Guru dan Kompetensi Profesional terhadap Kinerja Guru
Atas Dasar Penilaian Kepala Sekolah Sensus Pada Guru Mata Pelajaran Kesesuaian Tingkat Sekolah Menengah Atas di Kota Binjai Sumatra Barat”.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualifikasi akademik dan kompetensi profesional mempunyai pengaruh secara bersana-sama terhadap Kinerja Guru
Seni atas dasar penilaian Kepala Sekolah di SMA Negeri dan Swasta Kota Binjai. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Neng Siti Marjan Syakirah
2013 Pendidikan Manajemen Perkantoran Universitas Pendidikan Indonesia dengan judul “Pengaruh Kualifikasi Akademik terhadap Kompetensi Profesional
Guru Produktif Program Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 11 Bandung dan SMK Pasundan 1 Bandung”. Hasil penelitian ini yaitu kualifikasi akademik
berpengaruh cukup kuat terhadap kompetensi profesional guru. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Safrudin 2011 Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia dengan judul “Analisis Hubungan Supervisi Kepala Sekolah Dan Kualifikasi Akademik Guru Terhadap Kompetensi
Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Di SMP Satu Atap Se-Kabupaten Indramayu”. Hasil penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan antara variabel
36 kualifikasi akademik terhadap variabel kompetensi guru dalam proses belajar
mengajar disebabkan karena sebanyak 40 guru di SMPN Satu Atap di Kabupaten Indramayu mengajar tidak sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Thomas O. Abe 2014 dengan judul “The effect of theachers’
qualifications on performance in mathematics ”. “Pengaruh Kualifikasi Guru
Dalam Kinerja Pem belajaran Matematika”. The result showed that a significant
difference existed in the performance of students taught by professional teachers and non professional teachers, between students taught by NCE teachers and
B.Sc and Sc.Ed. Teachers and also between B. Sc teachers and . Sc Ed. teachers at P 0.05. The study recommended that, only qualified mathematics teachers
should be allowed to teach mathematics at the secondary school level menunjukkan bahwa terdapat perbedaan prestasi siswa yang diajar oleh guru
profesional dengan guru non profesional, diantara siswa yang diajarkan guru B. Sc S. Si dengan Sc. Ed S. Pd pada P 0.05. Penelitian menyarankan bahwa hanya
guru matematika berkualifikasi yang diijinkan untuk mengajar matematika pada tingkat sekolah menengah.
Lalu Olabode Thomas Owolabi 2012 Departement of Curriculum Studies, Ekiti State University, Ado-
Ekiti, Nigeria yang berjudul “Effect of Teacher’s Qualification on Performance of Senior Secondary School Physics
Students: Implication on Technology in Nigeria ”. “Pengaruh Kualifikasi Guru
Terhadap Prestasi Siswa Fisika Sekolah Menengah: Keterlibatan Teknologi di Nigeria”. The results revealed that students taught by teacher with higher
37 qualifications performed better than those taught by teachers with lower
qualifications. The result also showed that teacher’s gender has no effect on their ability to impact knowledge students, much as heshe is a skilled teacher in that
field of study. Hasil menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan oleh guru dengan kualifikasi tinggi lebih baik daripada mereka yang diajarkan oleh guru dengan
kualifikasi rendah. Hasil juga memperlihatkan bahwa jenis kelamin guru tidak berpengaruh pada kemampuannya untuk memberikan pelajaran pada siswa selama
dia menjadi guru yang handal di dalam pelajaran. Esuh Ossai-Igwe Lucky PhD Nurahimah Bt Mohd Yusoff PhD
2013 dengan judul “A Conceptual Framework On Teaching Qualifications,
Characteristics, Competence And Lecturer Performance For Higher Education Institutions In Nigeria
”. “Sebuah Kerangka Konseptual Kualifikasi Mengajar, Karakteristik, Kompetensi dan Performa Pengajar untuk Lembaga Pendidikan
Tinggi di Nigeria”. This theoretical paper examines the relationship between the teaching qualification, lecturer
’s characteristic, lecturer’s competence and lecture
r’s performance. As posited by the competency-based education theory CBET and personality theory, teache
r’s characteristics and competence affect lecture
r’s performance. Thus, within the context of these theories, it is argued here that lecturer
’s activities and their characteristics would effectively affect lecture
r’s performance. Tulisan teori ini menguji hubungan antara kualifikasi mengajar, karakteristik pengajar, kemampuan pengajar dan performa pengajar.
Telah diungkapkan dalam teori pendidikan berbasis kompetensi dan teori kepribadian, karakteristik dan kemampuan pengajar berpengaruh pada performa
38 pengajar itu sendiri. Jadi, dengan konteks teori tersebut, dituliskan disini bahwa
aktifitas pengajar dan karakteristik mereka berpengaruh efektif pada performa pengajar.
Berdasarkan kajian sebelumnya, penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Perbedaannya
terdapat pada lokasi penelitian, jumlah populasi, jumlah sampel dan jumlah variabel penelitian. Persamaan dari penelitian ini yakni sama-sama menggunakan
variabel kualifikasi akademik sebagai variabel yang akan digunakan.
2.3 Kerangka Berpikir