melibatkan beberapa bidang studi mata pelajaran yang berkaiatan dengan tema. Sedangkan menurut Trianto 2011: 154 pembelajaran tematik merupakan
pembelajaran yang memadukan beberapa materi dari beberapa mata pelajaran. Menurut Mamat S.B. dalam Prastowo, 2013: 125 pembelajaran tematik
merupakan pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik
pembicaraan yang disebut tema. Pembelajaran tematik menurut Akbar 2013; 69, merupakan usaha mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, sikap, dan
pemikiran kretif dalam pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai pokok kajian. Menurut Sukardi dalam Trianto, 2011: 152, pembelajaran tematik pada
dasarnya dimaksudkan sebagai kegiatan mengajar dengan memadukan materi beberapa mata pelajaaran dalam satu tema.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan, pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang menggabungkan materi dari beberapa mata
pelajaran dalam suatu tema.
2.1.4.2 Prinsip Dasar Pembelajaran Tematik
Prinsip-prinsip pembelajaran
tematik dijadikan
acuan dalam
pengembangan pembelajaran tematik. Secara umum Trianto 2011:154 mengklasifikasikan prinsip pembelajaran tematik menjadi: a prinsip penggalian
tema; b prinsip pengelolaan pembelajaran; c prinsip evaluasi; d prinsip reaksi. a.
Prinsip penggalian tema Prinsip penggalian tema merupakan prinsip utama dalam pembelajaran
tematik. Tema-tema yang saling tumpang tindih dan ada keterkaitan menjadi
target utama dalam pembelajaran. Dalam penggalian tema hendaklah memperhatikan beberapa persyaratan berikut:
1 Tema hendaknya tidak terlalu luas, akan tetapi mudah digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran. 2
Tema harus bermakna sehingga dapat memberikan bekal bagi siswa untuk belajar selanjutnya.
3 tema harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan psikologis siswa.
4 tema yang dikembangkan harus mewadahi sebagian besar minat siswa.
5 Tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan peristiwa-peristiwa
autentik yang terjadi dalam proses belajar. 6
tema yang dipilih mempertimbangkan kurikulum yang berlaku. 7
tema yang dipilih hendaknya mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar.
b. Prinsip pengelolaan pembelajaran
Jika guru dapat menempatkan diri dalam keseluruhan proses pembelajaran maka pengelolaan pembelajaran dapat optimal. Artinya guru harus mampu
menempatkan diri sebagai fasilitator dan mediator dalam proses pembelajaran. Dalam pengelolaan pembelajaran guru dapat berlaku sebagai berikut:
1 Guru hendaknya jangan menjadi single actor yang mendominasi proses
pembelajaran. 2
Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut kerja sama kelompok.
3 Guru perlu mengakomodasi terhadap ide-ide yang terkadang sama sekali
tidak terencana. c.
Prinsip evaluasi Pada dasarnya, evaluasi menjadi fokus dalam setiap kegiatan. Hasil suatu
kerja dapat diketahui apabila melaksanakan evaluasi. Dalam hal ini, pelaksanaan evaluasi pembelajaran tematik memerlukan beberapa langkah, yaitu:
1 Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan evaluasi diri self-
evaluation atau self assessment di samping bentuk evaluasi lainnya. 2
Guru perlu mengajak para siswa untuk mengevaluasi perolehan belajar yang telah dicapai berdasarkan kriteria keberhasilan pencapaian tujuan yang akan
dicapai. d.
Prinsip reaksi Prinsip reaksi merupakan dampak pengiring nurturant effect yang
penting bagi perilaku secara sadar belum tersentuh guru dalam KBM. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran. Pembelajaran tematik memungkinkan guru untuk bereaksi terhadap siswa dalam sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna, dan guru
hendaknya menemukan kiat untuk memunculkan ke permukaan hal-hal yang dicapai melalui dampak pengiring tersebut.
2.1.4.3 Karakteristik Pembelajaran Tematik