272
Kelas VII SMPMTs
Pada tahun 1645 Sultan Agung wafat dan dimakamkan di situs pemakaman di puncak bukit tertinggi di Imogiri, yang ia buat sebelumnya. Kerajaan
Mataram kemudian dipimpin oleh puteranya Amangkurat I 1647-1677.Pada masa pemerintahannya Mataram mengalami kemunduran karena masuknya
pengaruh Belanda.Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk menguasai tanah Jawa yang subur, Belanda berhasil memecah belah Mataram.
Pada tahun 1755 M, dilakukan Perjanjian Giyanti yang membagi kerajaan Mataram menjadi dua wilayah kerajaan, yaitu: Daerah kesultanan Yogyakarta
dan Daerah Kasunanan Surakarta.
g. Kesultanan Ternate dan Tidore
Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Pada abad ke-15 M, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa
menyebarkan Islam di Maluku.Dari sini muncul empat kesultanan Islam, yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Pada saat kesultanan-kesultanan tersebut
berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera.
Sumber: https:saripedia.iles.wordpress.com Gambar 4.53.
Peta lokasi Uli Siwa dan Uli lima
273
Ilmu Pengetahuan Sosial
Maluku terkenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti pala dan cengkeh dan menjadi pusat perdagangan.Di antara kesultanan yang ada,
Ternate yang paling maju.Kesultanan Ternate kaya akan hasil rempah-rempah, sehingga menarik banyak pedagang. Kemajuan Ternate ternyata menyebabkan
persaingan antar kesultanan di Maluku.Akibatnya muncul dua persekutuan yang bersaing, yaitu Uli Lima yang dipimpin oleh Ternate dan Uli Siwa
yang dipimpin oleh Tidore. Uli Lima terdiri atas lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Uli Siwa terdiri atas sembilan daerah, yaitu
Tidore, Jailolo, Makyan, Soe-siu, dan pulau-pulau antara Halmahera sampai bagian barat Papua.
Pada 1521 M, Portugis memasuki Maluku dan bekerjasama dengan Ternate. Tidak lama kemudian Spanyol memasuki Maluku dan bekerjasama dengan
Tidore.Kedatangan kedua bangsa Eropa tersebut makin memperuncing keadaan hingga terjadi perseteruan empat pihak, yaitu Ternate-Portugis
dengan Tidore-Spanyol.Perseteruan ini dapat diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa.Berdasarkan isi perjanjian, Spanyol harus meninggalkan Maluku.
Setelah Spanyol pergi, Portugis berupaya menguasai Maluku.Upaya tersebut mendapat perlawanan dari rakyat Maluku.Sultan Khairun dari Ternate
berusaha mengusir Portugis namun usahanya gagal.Perjuangan dilanjutkan oleh Sultan Baabullah. Pada tahun 1575 M, benteng Portugis di Ternate
direbut, kemudian Portugis berhasil diusir dari bumi Maluku. Bebasnya Maluku dari bangsa asing tidak berlangsung lama.Pada Tahun
1605 M, VOC Belanda menduduki Ambon dan berusaha menguasai Maluku. Belanda mendapat perlawanan sengit dari rakyat Maluku, diantaranya adalah
perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Nuku dari Tidore.
h. Kesultanan Banjar
Pada awal abad ke-16 di Kalimantan Selatan terdapat tiga kerajaan, yaitu Nagara Dipa, Nagara Daha, dan Banjar.Raja Kerajaan Banjar bernama Raden
Samudra.Ketika Nagara Daha menyerang Kerajaan Banjar, Raden Samudra meminta bantuan militer kepada Kesultanan Demak. Raden Samudra berjanji
jika Kesultanan Demak membantu berperang melawan Nagara Daha, ia bersama seluruh rakyatnya akan masuk Islam.
Demak memenuhi permintaan itu.Dengan bantuan Demak, Kerajaan Banjar menang melawan Nagara Daha.Sesuai dengan perjanjian, seluruh
rakyatBanjar masuk Islam.Kemudian Raden Samudra dinobatkan oleh Sunan Kudus menjadi Sultan Banjar yang pertama dengan gelar Sultan Suryanullah
atau Sultan Suryansyah.Ia memerintah pada tahun 1526 – 1545 M.