266
Kelas VII SMPMTs
Perkembangan kesultanan Aceh erat kaitannya dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Sejak Malaka dikuasai Portugis, para pedagang Muslim
menghindari Selat Malaka dan beralih menyusuri pesisir barat Sumatra, ke Selat Sunda, lalu terus ke timur Indonesia atau langsung ke Cina. Hal ini mendorong
perekonomian masyarakat Aceh berkembang pesat dan menjadikan Aceh sebagai bandar transit lada dari Sumatra dan rempah-rempah dari Maluku.
Untuk mempertahankan kedudukannya, Aceh membangun armada laut yang kuat dan menjalin hubungan dengan kesultanan Islam di Timur Tengah seperti,
Turki Utsmani, Abessinia dan Mesir. Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636 M. Kesultanan Aceh berhasil menguasai daerah-daerah di pesisir timur dan barat Sumatra,
serta pesisir barat Semenanjung Melayu, seperti Johor dan Pahang. Pada tahun 1629 M, Sultan Iskandar Muda berupaya merebut Malaka dari Portugis.
Namun upayanya gagal karena kekuatan Portugis lebih unggul. Sultan Iskandar digantikan oleh Sultan Iskandar Thani yang memerintah
tahun 1636 – 1641 M. Pada masa pemerintahannya, kejayaan Kesultanan Aceh semakin meningkat.Namun, berbeda dengan pendahulunya,Sultan Iskandar
Thani lebih mementingkan pengembangan di dalam negerinya.Pada masa ini bidang keagamaan berkembang yang didukung oleh kehadiran seorang ulama
besar bernama Nuruddin ar-Raniri. Sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Aceh lambat laun mulai mengalami kemunduran. Meskipun demikian, Kesultanan
Aceh dapat bertahan sampai awal abad ke-20 M.
c. Kesultanan Demak
Sumber: https:mbahrogo.iles.wordpress.com200806wilayah-kerajaan-demak.jpg
Gambar 4.49.
Peta wilayah kesultanan Demak
267
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Pulau Jawa. Kesultanan ini didirikan sekitar abad ke-15 M oleh Raden Patah yang
merupakan keturunan Raja Brawijaya V, raja terakhir dari kerajaan Majapahit. Awalnya Demak merupakan wilayah dari kerajaan Majapahit.Seiring dengan
kemunduran Majapahit, Demak menjadi kawasan mandiri yang kemudian menjadi sebuah kesultanan.Wilayah-wilayah di pantai utara Jawa yang sudah
menganut Islam berada di bawah pengaruh Demak.Pengaruh Kesultanan Demak kemudian meluas ke Sukadana Kalimantan Selatan, Palembang, dan
Jambi. Kehidupan ekonomi masyarakat Demak bersumber pada pertanian,
perdagangan dan pelayaran. Pengalihan jalur perdagangan setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, membuat pelabuhan-pelabuhan di wilayah
kesultanan Demak seperti Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik berkembang menjadi pelabuhan transito penghubung dengan daerah-daerah penghasil
rempah-rempah. Pada tahun 1512 M dan 1513 M, Demak mengirim pasukan dibawah pimpinan Adipati Yunus untuk membebaskan Malaka dari kekuasaan
Portugis dan menguasai perdagangan di Selat Malaka. Namun upaya ini gagal karena kekuatan Portugis lebih unggul.
Dalam bidang keagamaan, kesultanan Demak berperan sebagai pusat penyebaran agama Islam.Di Pulau Jawa, penyebaran Islam didukung oleh
para wali yang dikenal dengan Wali Songo. Beberapa anggota Wali Songo berasal dari Demak, yaitu Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus,
dan Sunan Murya. Mereka berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesultanan Demak juga berusaha menyebarkan
Islam di luar Pulau Jawa seperti Maluku, dan Kalimantan. Penyebaran Islam di Maluku dilakukan oleh Sunan Giri. Adapun di Kalimantan, penyebaran
Islam dilakukan oleh seorang penghulu yang bernama Tunggang Pararangan. Kesultanan Demak mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Trenggana. Pada masa pemerintahannya, kekuasaan Demak meliputi sebagian Jawa Barat, Jayakarta, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur.
Penaklukkan pesisir utara Jawa Barat dilakukan oleh Fatahillah yang turut merintis berdirinya kesultanan Banten dan Cirebon.
Setelah Sultan Trenggana wafat, Kesultanan Demak mengalami kemunduran. Salah satu penyebabnyaadalah konlik dalam keluarga kesultanan yang
memperebutkan tahta Demak.Konlik berakhir setelah Jaka Tingkir Adipati Pajang sekaligus menantu Sultan Trenggono meredam pemberontakan
Aria Panangsang yang menginginkan tahta Demak.Jaka Tingkir kemudian memindahkan pusat pemerintahan Demak ke daerah Pajang.
268
Kelas VII SMPMTs
d. Kesultanan Banten
Sumber: https:upload.wikimedia.org
Gambar 4.50.
Peta wilayah kesultanan Banten
Sebelum menjadi sebuah kesultanan, Banten sudah berkembang menjadi kota pelabuhan penting di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Pada tahun 1526
M, Fatahillah dari kesultanan Demak berhasil merebut Banten dari kerajaan Sunda. Perebutan kekuasaan ini terjadi disebabkan oleh adanya kerjasama
politik dan ekonomi antara kerajaan Sunda dan Portugis. Hal ini dianggap membahayakan kedudukaan kesultanan Demak setelah kegagalan Adipati
Yunus mengusir Portugis dari Malaka. Fatahillah kemudian mendirikan benteng pertahanan yang bernama Surosowan yang kelak menjadi pusat
pemerintahan kesultanan Banten. Selain membangun benteng pertahanan, Fatahillah juga mengembangkan
Banten menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Banten kemudian tumbuh menjadi kota perdagangan. Ketika kesultanan Demak
mengalami kemunduran, Banten akhirnya melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Demak.
269
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1651-1682. Pada masa pemerintahannya,