Bidang Agama Bidang Kebudayaan

228 Kelas VII SMPMTs kebudayaan baru yang memiliki ciri khas dari masing-masing kebudayaan. Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli Indonesia antara lain sebagai berikut. 1 Seni Bangunan Bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya asli Indonesia.Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli. Sumber: https:belajar.kemdikbud.go.id Gambar 4.26. Ilustrasi punden berundak Bangunan punden berundak sebenarnya sudah berkembang dari masa praaksara, sebagai penggambaran dari alam semesta yang bertingkat- tingkat.Tingkat paling atas adalah tempat persemayaman nenek moyang. Punden berundak menjadi sarana khusus untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang. 2 Seni Rupa dan Seni Ukir Masuknya pengaruh Hindu-Buddha membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat dan seni ukir.Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borubudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati. 229 Ilmu Pengetahuan Sosial 3 Sastra dan Aksara Berkembangnya karya sastra terutama yang bersumber dari Mahabrata dan Ramayana, melahirkan seni pertunjukan wayang kulit.Isi dan cerita pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat mendidik.Cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya asli dari Indonesia. Sumber: https:belajar.kemdikbud.go.id Gambar 4.27. Tokoh-tokoh Punakawan Selain itu ada pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia.Misalnya tokoh-tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, Bagong dan Petruk. Tokoh- tokoh ini tidak ditemukan di India.Perkembangan sastra ini didukung oleh penggunaan Bahasa Sansekerta dan huruf-huruf India seperti Pallawa, Prenagari, dan Dewanagari. 230 Kelas VII SMPMTs

3. Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia

Lahirnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.Pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan ini, tradisi agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia berkembang dengan pesat Kapan kerajaan-kerajaan itu berdiri? Kebudayaan apa yang telah dihasilkan dari perkembangan kerajaan-kerajaan itu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kalian jawab dengan menyimak penjelasan berikut ini.

a. Kerajaan Kutai

Sumber: https:puputrahadiani. iles.wordpress.com201203 image71.png Gambar 4.28. Lokasi kerajaan Kutai Setelah mempelajari uraian tentang pengaruh Hindu-Buddha terhadap masyarakat di Indonesia, kerjakanlah tugas berikut 1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang 2. Lakukanlah pengamatan di daerah sekitar tempat tinggalmu 3. Temukanlah pengaruh-pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan hingga saat ini 4. Tulis hasil pengamatan yang kamu lakukan dan presentasikan di depan kelas 5. Setelah selesai, kumpulkan kepada guru untuk penilaian Aktivitas Kelompok 231 Ilmu Pengetahuan Sosial Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-5. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Informasi tentang awal mula Kutai diketahui dari Yupa. Ada tujuh buah Yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli untuk mengetahui sejarah Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan. Sumber: https:ifanjayadi1980.iles.wordpress.com Gambar 4.29. Yupa peninggalan kerajaan Kutai Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.Prasasti Yupa ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta.Berdasarkan salah satu isi Prasasti Yupa, kita dapat mengetahui nama-nama raja yang pernah memerintah di Kutai, yaitu Kundungga, Aswawarman dan Mulawarman. Nama Kundungga tidak dikenal dalam bahasa India, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nama tersebut merupakan nama asli daerah tersebut. Kundungga mempunyai anak bernama Aswawarman dan cucu yangbernama Mulawarman.Dua nama terakhir merupakan nama yang mengandung unsur India. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Hindu pada keluarga kerajaan itu sudah mulai masuk pada masa Kundungga yang dibuktikan dengan diberikannya nama Hindu pada anaknya. Satu di antara yupa di Kerajaan Kutai berisi keterangan bahwa raja Mulawarman telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Hal ini menjelaskan bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat Kutai adalah usaha peternakan. Disamping peternakan, masyarakat Kutai melakukan pertanian. Letak kerajaan Kutai di tepi sungai, sangat mendukung