Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yang memiliki tema mengenai partisipasi masyarakat dan pembangunan masyarakat adalah Yunizar 2001 dalam penelitiannya “Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pengelolaan Sampah di Kota Binjai”. Variabel diteliti yaitu 1 variabel tidak bebas yaitu partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah dan 8 variabel bebas yaitu umur, pendidikan, pekerjaan, bangunan fisik, lamanya menetap, luas pekarangan rumah, peraturan daerah, dan pemahaman dengan metode analisis deskriptif dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menyimpulkan terdapat hubungan yang nyata antara faktor terhadap perubahan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah. Faktor pendidikan, lamanya tinggal, dan pemahaman memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah, sedangkan faktor pekerjaan, umur, bangunan fisik, luas halaman dan peraturan daerah tidak memberikan pengaruh yang nyata. Siregar 2005 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Pembangunan Kebersihan Kota Medan. Fenomena yang dikaji adalah pelaksanaan pembangunan kebersihan kota dibutuhkan peran dan partisipasi masyarakar baik langsung maupun tidak langsung. Variabel yang Universitas Sumatera Utara diteliti adalah partisipasi masyarakat dan pembangunan kebersihan dengan menggunakan uji statistik model korelasi produk moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh hubungan positif antara partisipasi masyarakat dengan pembangunan kebersihan Kota Medan. Purba 2006 dalam penelitiannya “Pengaruh Tingkat Partisipasi Masyarakat Terhadap Proyek Pemberdayaan Kecamatan Terpadu P2KT Dalam Pengembangan Wilayah di Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun”. Variabel yang diteliti tingkat partisipasi, tingkat pendidikan, pendapatan dan kepentingan. Metode yang digunakan uji linier sederhana, uji Wilcoxon dan uji linier berganda. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 55 persen memiliki tingkat partisipasi tinggi dan selebihnya sebanyak 45 persen berpartisipasi rendah. Tingkat partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap keberhasil P2KT dengan nilai koefisien sebesar 0,53 pada tingkat kepercayaan 5. Handayani 2007 melakukan penelitian Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Kelayakan Ekonomi Pembangunan Jalan Alternatif. Fenomena yang dikaji adalah suatu pembangunan jalan layak dilaksanakan jika jalan tersebut memberikan manfaat benefit yang lebih besar dari pada biaya cost yang dikeluarkan. Pada pembangunan jalan di daerah pedesaan jumlah penerima manfaat langsung kecil padahal nilai manfaat yang sulit dihitung dengan uang intangible cost besar dan sangat dibutuhkan masyarakat. Sebagai usaha meningkatkan nilai kelayakan pembangunan Jalan Alternatif Simpang Wotawati- Tlogo Suling, maka masyarakat bersedia melibatkan diri berpartisipasi dalam memperkecil biaya cost. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh Universitas Sumatera Utara partisipasi masyarakat terhadap peningkatan kelayakan ekonomi pembangunan jalan alternatif sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam menentukan prioritas pembangunan wilayah. Penelitian ini menggunakan evaluasi ekonomi terbatas dengan mengkaji manfaat jalan alternatif dari manfaat langsung berupa penghematan biaya operasional dan pengurangan nilai waktu, manfaat tidak langsung didapat dari peningkatan nilai lahan. Perhitungan biaya didasarkan pada biaya pembangunan dan pemeliharaan. Evaluasi ekonomi dihitung dengan dan tanpa partisipasi masyarakat. Bentuk partisipasi masyarakat dalam membangun jalan alternatif yaitu ikut menyiapkan badan jalan dan lapisan pondasi bawah. Analisis kelayakan dikaji dengan metode BCR, NPV dan IRR dengan asumsi jalan dibangun selama 1 tahun 2008, umur rencana 10 tahun, pertumbuhan lalu lintas 6 tahun serta interest rate 15tahun. Dari hasil penelitian ditinjau dengan metode BCR memperlihatkan peningkatan nilai kelayakan sebesar 34.55 kondisi tanpa partisipasi masyarakat = 0.7187, dengan partisipasi = 0.9670, dengan metode NPV didapat peningkatan nilai kelayakan sebesar 91.35 kondisi tanpa partisipasi masyarakat = -Rp 3.324.585.722, dengan partisipasi = - Rp287,467.005, sedangkan dengan metode IRR diperoleh kenaikan nilai bunga pengembalian sebesar 9.0446 dari kondisi tanpa partisipasi sebesar 4.644 menjadi 13.6886 pada kondisi dengan partisipasi masyarakat. Meskipun nilai-nilai kelayakan masih memperlihatkan kondisi tidak layak BCR1.0 ; NPV 0 ; irr bunga bank berlaku, penelitian ini memperlihatkan besarnya pengaruh keberadaan partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Universitas Sumatera Utara Simbolon 2007 dalam penelitiannya “Partisipasi Masyarakat Dalam Program Pemberdayaan Kelurahan Studi Kasus Di Kecamatan Medan Belawan Kota Medan. Adapun variabel dalam penelitian ini adalah kegiatan pembinaan masyarakat dan partisipasi masyarakat dengan metode pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa secara umum tingkat partisipasi masyarakat Kecamatan Medan Belawan telah cukup baik. Perhatian masyarakat terhadap Program Pemberdayaan Kelurahan yang dilaksanakan cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari berbagai aktifitas yang dilakukan masyarakat dalam program tersebut, baik dalam proses perencanaan maupun proses pelaksanaan kegiatan. Sitorus 2008 dalam tesis penelitian “ Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Kecamatan Balige”, dengan variable penelitian tingkat pendidikan dan pendapatan terhadap partisipasi masyarakat, dan partisipasi masyarakat terhadap perencanaan pembangunan yang dianalisis dengan uji regresi berganda dan analisis deskriptif, menyimpulkan bahwa mayoritas responden mempunyai tanggapan tentang peran pemerintah desa, lembaga masyarakat desa dan rencana pembangunan desa yang diukur dari aspek transparansi, akuntabilitas, berkelanjutan, tepat guna dalam musrenbangdesa pada kategori kurang baik berdasarkan hasil uji statistik, variable tingkat pendidikan dan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan, serta variable partisipasi masyarakat berpengaruh positif dan signifikan terhadap perencanaan pembangunan. Universitas Sumatera Utara Sutami 2009 melakukan penelitian yang berjudul “Partisipasi Masyarakat Pada Pembangunan Prasarana Lingkungan Melalui Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK di Kelurahan Marunda Jakarta Utara”, variable dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat, pembangunan prasarana lingkungan, tingkat sosial ekonomi masyarakat dan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK, dengan metode analisis deskriptif kualitatif untuk menganalisis bentuk dan tingkat partsipasi masyarakat pada pembangunan prasarana lingkungan, dan metode analisis kuantitatif, untuk menganalisis pengaruh hubungan sosial ekonomi masyarakat dengan bentuk partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan adanya antusiasme keterlibatan masyarakat dalam setiap tahapan pembangunan prasarana lingkungan dalam berbagai bentuk. Keikutsertaan responden pada setiap tahapan pembangunan prasarana lingkungan menunjukkan bahwa responden sudah melakukan kerjasama yang baik dengan pemerintah sebagai penggagas adanya program PPMK. Indikasi adanya kerjasama ini, menunjukkan bahwa bentuk partisipasi masyarakat telah berada pada tingkat kemitraan partnership, sedang keberadaan Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan PPMK di Kelurahan Marunda Jakarta Utara berada pada tingkat therapy. Lubis 2011 melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Otonomi Desa Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa Studi Pada Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Fenomena yang dikaji partisipasi masyarakat merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun secara berkelompok atau masyarakat. Universitas Sumatera Utara Untuk menyatukan kepentingan atau keterkaitan mereka terhadap organisasi atau masyarakat yang bergabung dalam rangka pencapaian tujuan masyarakat tersebut. Desa Pulau Jambu adalah salah satu Desa yang terletak diwilayah Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau merupakan suatu bentuk pemerintahan yang berfungsi sebagai tempat pelayanan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan masyarakat desa. Organisasi ini sangat menentukan maju atau mundurnya desa. Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh otonomi desa terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa di Desa Pulau Jambu, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif dengan pendekatan Korelasional, dimana data yang diperoleh melalui 94 orang responden yang merupakan sampel yang diolah dengan mengunakan statistik, kemudian disajikan dalam bentuk analisis ilmiah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara otonomi desa terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa yaitu 0.927 dari r tabel 0.927 0,207. Listya 2011 melakukan penelitian Pengaruh Partisipasi Masyarakat Terhadap Tingkat Keberhasilan Proyek Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten Banyuwangi. Fenomena yang dikaji adalah penyediaan prasarana merupakan bagian terpenting dalam upaya pengembangan dan pembangunan wilayah. Tersedianya prasarana yang memadai dapat meningkatkan kegiatan sosial ekonomi, dengan kondisi sosial ekonomi yang baik masyarakat lebih memiliki kemampuan berpartisipasi dalam penyediaan prasarana di lingkungannya. Namun Universitas Sumatera Utara pada kenyataannya kemampuan pemerintah dalam menyediakan prasarana terbatas, sedang partisipasi masyarakat tidak muncul dengan sendirinya, perlu terus-menerus didorong melalui suatu komunikasi pembangunan. Dalam arti peran pemerintah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana secara langsung semakin lama harus semakin dikurangi dan digantikan perannya sehingga dapat merangsang dan mengarahkan peran organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam partisipasi pembangunan. Penelitian ini mengukur besarnya pengaruh tingkat partisipasi masyarakat terhadap keberhasilan proyek pada proyek PNPM Mandiri Pedesaan menurut masyarakat yang terlibat berdasarkan pada analisis SEM Structural Equation Modelling. Hal ini penting dilakukan agar masyarakat itu yang mengelola dan mengorganisasikan sumber-sumber lokal baik yang bersifat materil, pikiran, maupun tenaga dapat mempercepat penanggulangan kemiskinan. Hasil dari penelitian ini antara lain variabel partisipasi masyarakat yang paling berpengaruh di Kabupaten Banyuwangi adalah tahapan partisipasi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proyek PNPM Mandiri Perdesaan, masyarakat tidak terlalu mempertimbangkan bentuk partisipasi, karena tahapan partisipasi merupakan proses awal yang paling penting tahu mengenai apa yang menjadi kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Sedangkan untuk tingkat keberhasilan proyek, variable yang paling berpengaruh adalah kesesuaian tindakan aktor yang terlibat. Yang menunjukkan bahwa lebih berpengaruh dibandingkan variable lainnya, yang mana menunjukkan besarnya kekuatan masyarakat dalam suatu proyek dapat mencapai yang sesuai target pada rencana awal proyek. Universitas Sumatera Utara Muliani 2011 melakukan penelitian Partisipasi Masyarakat Miskin terhadap Penanggulangan Kemiskinan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM-M Perkotaan di Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Fenomena yang dikaji adalah kemiskinan sejak tahun 1970 sampai dengan tahun 2010. Angka jumlah masyarakat miskin mengalami pengurangan yang kurang berarti, karena jumlah orang miskin saat ini masih mencapai 37,02 juta jiwa atau 16 persen dari penduduk Indonesia. Berbagai program bantuan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan sejak 1993 oleh pemerintah maupun Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, tetapi program tersebut dikhawatirkan kurang efektif karena belum menyentuh masyarakat miskinnya secara langsung. Salah satu program pemberdayaan saat ini dinilai berhasil adalah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM-M, sehingga dapat dilakukan pengujian hubungan efektivitas orang miskin, partisipasi dan pemberdayaan. Tujuan penelitian ini ialah: 1 Mengkaji hubungan tingkat kemiskinan terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di desa Cadasngampar, dan 2 Mengkaji hubungan tingkat partisipasi terhadap tingkat keberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di desa Cadasngampar. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang didukung oleh kualitatif. Metode yang digunakan adalah metode survai. Peneliti mengambil 90 responden berdasarkan pendekatan sampel acak terstratifikasi stratified random sampling.. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan memakai uji Rank Spearman Universitas Sumatera Utara dan analisis kualitatif sebagai penunjang hasil dari hasil kuantitaif. Partisipasi masyarakat dianalisis berdasarkan 8 tingkat partisipasi menurut Arstein. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi tertinggi berada pada tingkat konsultasi. Tingkat keberdayaan masyarakat dilihat dari perubahan pengeluaran konsumsi dan non konsumsi antara sebelum dan sesudah pelaksanaan PNPM-M Perkotaan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa PNPM-M Perkotaan tidak efektif dalam menjangkau orang miskin di Desa Cadasngampar. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat kemiskinan dengan tingkat partisipasi, serta tidak terdapat hubungan antara tingkat partisipasi dengan tingkat keberdayaan masyarakat.

2.2. Teori Perencanaan Wilayah