variabel pengambilan keputusan akan menambah nilai pembangunan wilayah pesisir sebesar 0,839 per satu satuan skor.
3. Pelaksanaan X2 = 0,129 untuk independent variable pelaksanaan yang bertanda positif berarti memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap
penambahan atau kenaikan nilai satu satuan skor variabel pelaksanaan akan menambah nilai pembangunan wilayah pesisir sebesar 0,129 per satu satuan
skor. 4. Menerima manfaat X3 = 0,504 untuk independent variable menerima
manfaat yang bertanda positif berarti memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap penambahan atau kenaikan nilai satu satuan skor variabel
menerima manfaat akan menambah nilai pembangunan wilayah pesisir sebesar 0,504 per satu satuan skor.
5. Menilai hasil program X4 = 0,014 untuk independent variable menilai hasil program yang bertanda positif berarti memiliki pengaruh yang searah yang
artinya setiap penambahan atau kenaikan nilai satu satuan skor variabel menilai hasil program akan menambah nilai pembangunan wilayah pesisir
sebesar 0,014 per satu satuan skor.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Wilayah Pesisir
Faktor pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi
masyarakat. Faktor pendidikan dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,572 memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap penambahan atau kenaikan
Universitas Sumatera Utara
nilai satu satuan skor variabel pendidikan akan menambah nilai partisipasi masyarakat sebesar 1,573 per satu satuan skor. Hal ini diperkirakan dengan
semakin tingginya pendidikan anggota masyarakat juga akan semakin meningkat terhadap berbagai hal termasuk terhadap pembangunan wilayah
pesisir. Dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang pembangunan wilayah pesisir maka partisipasinya dalam usaha pembangunan wilayah
pesisir cenderung akan semakin meningkat. Faktor pekerjaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
mempengaruhi partisipasi masyarakat. Faktor pekerjaan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,468 memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap
penambahan atau kenaikan nilai satu satuan skor variabel pekerjaan akan menambah nilai partisipasi masyarakat sebesar 0,468 per satu satuan skor. Tidak
berpengaruhnya faktor pekerjaan terhadap partisipasi masyarakat disebabkan kurangnya keterlibatan PNSABRI dalam kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah desa. Menurut Plumer
dalam Suryawan
2004 pekerjaan masyarakat biasanya orang dengan tingkat pekerjaan tertentu akan
dapat lebih meluangkan ataupun bahkan tidak meluangkan sedikitpun waktunya untuk berpartisipasi pada suatu proyek tertentu, seringkali alasan yang mendasar
pada masyarakat adalah adanya pertentangan antara komitmen terhadap pekerjaan dengan keinginan untuk berpartisipasi.
Faktor pemahaman berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi masyarakat. Faktor pemahaman dengan nilai koefisien regresi sebesar 1,733
memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap penambahan atau kenaikan
Universitas Sumatera Utara
nilai satu satuan skor variabel pemahaman akan menambah nilai partisipasi masyarakat sebesar 1,733 per satu satuan skor. Hal ini berarti bahwa semakin
intensif pemahaman yang diberikan oleh aparatur desa, maka partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah pesisir juga akan semakin meningkat.
Pemahaman ini juga berhubungan dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan wilayah pesisir,
sehingga kedua faktor ini berjalan bersama-sama, artinya pengetahuan masyarakat tentang partisipasi masyarakat yang berhubungan dengan
pembangunan wilayah pesisir akan semakin tinggi jika intensitas pemahaman yang diberikan kepada masyarakat semakin intensif. Keberhasilan pembangunan
wilayah pesisir suatu daerah sangat ditentukan oleh tingkat partisipasi masyarakatnya dan tingkat partisipasi tersebut akan dapat diharapkan
keberadaannya apabila masyarakat telah mengetahui akan hak dan kewajibannya terhadap pembangunan wilayah pesisir itu sendiri. Masyarakat yang tidak
mengetahui hak dan kewajibannya maka akan sulit untuk menuntut dan mengharapkan partisipasinya.
Faktor peraturan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan mempengaruhi partisipasi masyarakat. Faktor peraturan daerah dengan nilai
koefisien regresi sebesar = 0,664 memiliki pengaruh yang searah yang artinya setiap penambahan atau kenaikan nilai satu satuan skor variabel peraturan akan
menambah nilai partisipasi masyarakat sebesar 0,664 per satu satuan skor. Tidak berpengaruhnya peraturan terhadap partisipasi masyarakat disebabkan peraturan
yang dibuat oleh pemerintah desa dalam mengundang masyarakat untuk
Universitas Sumatera Utara
mengikuti kegiatan musyarawah dalam pembangunan desa tidak mengikat, sehingga masyarakat belum merasa itu sebagai kewajiban untuk menghadirinya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yunizar 2001 yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang nyata antara faktor terhadap
perubahan partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah. Faktor pendidikan dan pemahaman memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan sampah, sedangkan faktor pekerjaan, umur, bangunan fisik, luas halaman dan
peraturan daerah tidak memberikan pengaruh yang signifikan.
4.2.2. Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Pembangunan Wilayah