Pembobotan Visi dan Misi Tujuan Strategis Sasaran Strategis

Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 31 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA pengembangan UBS Unit Bisnis Strategis 3. Masih adanya subsidi pemerintah untuk pembiayaan masyarakat miskin gedung 4. Sarana prasarana 1. Pengembangan fasilitas 2. Kerja sama pemanfaatan saranaprasarana dengan pihak III 3. Bantuan peralatan dari pemerintah dan pihak III 1. Lahan dapat diambil alih oleh pemerintah 2. Kerusakan Sarana prasarana 3. Saranaprasarana tertinggal perkembangan IPTEK

C. Pembobotan

Pembobotan dalam prosentase dilakukan terhadap faktor dan subfaktor baik internal maupun eksternal untuk setiap bidang didasarkan pada besarnya pengaruh bidang tersebut terhadap kinerja Puskesmas. Adapun bobot masing-masing faktor bidang adalah sebagai berikut: 1. Pelayanan = 35 0,35 2. Organisasi dan SDM = 25 0,25 3. Keuangan = 20 0,2 4. Saranaprasarana = 20 0,2 Adapun pembobotan subfaktor indikator akan ditentukan kemudian setelah dilakukan adjugement lebih lanjut dalam tahap evaluasi dan dapat dilihat dalam tabel penghitungan, sedangkan skor rating terhadap masing-masing indikator subfaktor dengan skala 1 — 5 sebagai berikut: Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 32 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA Skor 5 = sangat kuat Skor 4 = kuat Skor 3 = cukup Skor 2 = lemah Skor 1 = sangat lemah Untuk strength kekuatan dan opportunity peluang bernilai positif, sedangkan untuk weakness kelemahan dan threat ancaman bernilai negatif.

D. Penentuan Posisi

1. Nilai Kekuatan strength No. Uraian Bobot Rating C Nilai D= AXBXC Faktor A Subfakto r B 1. Pelayanan 0,35 1. Pelayanan Laboratorium dan Farmasi 0,35 0,15 4 0,210 2. Pelayanan komprehensif dengan adanya layanan konsultasi gizi,konsultasi sanitasi, konsultasi PHBS, konsultasi caten dan konsultasi PKPR 0,35 0,25 5 0,438 3. Tersedianya sarana penunjang 0,35 0,20 4 0,280 Jumlah 1.1 sd 1.2 0,928 2. Organisasi dan SDM 0,25 1. Puskesmas sebagai lembaga teknis daerah 0,25 0,2 5 0,375 2. Kualifikasi SDM sesuai 0,25 0,2 4 0,200 Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 33 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA kompetens 3. Jumlah tenaga medis dan paramedis cukup 0,25 0,2 4 0,300 Jumlah 2.1 sd 2.3 1,075 3. Keuangan 0,2 1. Pendanaan sepenuhnya dari Pemerintah 0,2 0,2 5 0,600 2. Adanya kewenangan menarik retribusi pelayanan 0,2 0,2 5 0,400 Jumlah 3.1. sd 3.2 1,000 4. Saranaprasarana 0,2 1. Lahan pengembangan cukup luas 0,2 0,2 5 0,400 2. Saranaprasarana penunjang memadai 0,2 0,2 4 0,240 3. Peruntukan ruangan cukup memadai 0,2 0,2 3 0,120 4. Jumlah dan macam alat cukup 0,2 0,2 4 0,240 Jumlah 4.1 sd 4.4 1,000 2. Nilai Kelemahan weakness No. Uraian Bobot Rating C Nilai D= AXBXC Faktor A Subfaktor B 1. Pelayanan 0,35 1. Pelayanan IGD belum 24 jam ditangani oleh dokter 0,35 0,30 2 0,210 2. Pelayanan rawat jalan terbatas pada jam kerja pagi 0,35 0,30 2 0,210 Jumlah 1.1 sd 1.2 1,120 Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 34 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA 2. Organisasi dan SDM 0,25 1. Resistensi perubahan bagi sebagian SDM 0,25 0,2 3 0,150 2. Belum tersedia spesialis anak dan jiwa 0,25 0,2 5 0,375 3. Reward dan punishment belum optimal 0,25 0,2 3 0,150 4. Komitment organisasi rendah 0,25 0,3 2 0,150 Jumlah 2.1 sd 2.4 0,825 3. Keuangan 0,20 1. Besaran tarif yang berlaku saat ini tidak sesuai unit cost 0,20 0,3 4 0,240 2. Billing system belum optimal 0,20 0,3 3 0,180 3. Sistem akuntansi belum dilaksanakan 0,20 0,2 3 0,120 Jumlah 3.1 sd 3.4 0,660 4. Saranaprasarana 0,20 1. Tata ruang bangunan kurang representatif 0,20 0,3 3 0,180 2. Biaya pemeliharaan tinggi 0,20 0,2 4 0,160 Jumlah 4.1 sd 4.2 0,180 Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 35 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA 3. Nilai Peluang opportunity No. Uraian Bobot Ratin g C Nilai D= AXBXC Faktor A Subfakto r B 1. Pelayanan 0,35 1. Adanya deversifikasi Produk Pelayanan 0,35 0,25 4 0,350 2. Adanya peluang rujukan masuk pelayanan spesialisasi 0,35 0,25 4 0,350 3. Adanya peluang rujukan masuk Pelayanan Laboratorium 0,35 0,15 4 0,210 Jumlah 1.1 sd 1.5 1,400 2. Organisasi dan SDM 0,25 1. Peluang kerja sama dengan pihak III 0,25 0,3 4 0,300 2. Perubahan status sebagai pelaksana PPK-BLU 0,25 0,4 5 0,500 3. Adanya kepercayaan institusi lain bekerja sama untuk program diklat 0,25 0,3 4 0,300 Jumlah 2.1 sd 2.3 1,100 3. Keuangan 0,2 1. Peluang perubahan pola pengelolaan keuangan lebih mandiri 0,2 0,4 4 0,320 2. Peluang pengembangan UBS Unit Bisnis Strategis 0,2 0,4 5 0,400 3. Masih adanya subsidi pemerintah untuk pembiayaan masyarakat miskin 0,2 0,2 4 0,160 4. Jumlah 3.1. sd 3.3 0,880 4. Saranaprasarana 0,2 1. Pengembangan fasilitas 0,2 0,2 5 0,400 Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 36 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA 2. Kerja sama pemanfaatan saranaprasarana dengan pihak III 0,2 0,2 4 0,240 3. Bantuan peralatan dari pemerintah dan pihak III 0,2 0,2 4 0,240 Jumlah 4.1 sd 4.3 0,880 4. Nilai Ancaman threat No. Uraian Bobot Rating C Nilai D= AXBXC Faktor A Subfaktor B 1. Pelayanan 0,35 1. Tuntutan Pelayanan prima dari masyarakat 0,35 0,30 2 0,210 2. Adanya pesaing pelayanan sejenis yang lebih menjanjikan 0,35 0,40 3 0,420 3. Semakin banyaknya institusi pelayanan kesehatan swasta 0,35 0,30 2 0,210 Jumlah 1.1 sd 1.3 0,840 2. Organisasi dan SDM 0,25 1. Rekruetment pegawai oleh pemerintah 0,25 0,25 2 0,300 2. Adanya keinginan pegawai mencari kesejahteraan pada institusi lain 0,25 0,2 4 0,400 Jumlah 2.1 sd 2.2 0,700 3. Keuangan 0,2 1. Subsidi pemerintah semakin berkurang 0,2 0,4 4 0,320 2. Pola tarif kurang menguntungkan 0,2 0,4 3 0,240 Jumlah 3.1 sd 3.3 0,560 4. Saranaprasarana 0,2 1. Kerusakan Sarana prasarana 0,2 0,4 4 0,320 Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 37 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA 2. Saranaprasarana tertinggal perkembangan IPTEK 0,2 0,3 3 0,180 Jumlah 4.1 sd 4.2 0,560 Berikut adalah table Rekapitulasi Hasil Peritungan SWOT Puskesmas Samboja sebagai berikut : Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT Puskesmas Samboja Tahun 2014 No Faktor Kekuatan S Kelemahan W Peluang O Ancaman T 1. Pelayanan 0,928 1,120 1,400 0,840 2. Organisasi dan SDM 1,075 0,825 1,100 0,700 3. Keuangan 1,000 0,660 0,880 0,560 4. Saranaprasarana 1,000 0,340 0,880 0,560 Jumlah 4,003 2,945 4,260 2,660 Selisih S-W dan O- T 1,058 1,600 Dari tabel Rekapitulasi Perhitungan SWOT diperoleh nilai selisih S- W sebesar 1,058 dan selisih O-T sebesar 1,600. Selisih antara S dengan W sebagai nilai ordinat sumbu X dan selisih antara O dengan T sebagai nilai ordinat sumbu Y dalam grafik kartesius untuk menggambarkan posisi Puskesmas. Dengan demikian diperoleh titik koordinat [X , Y ] yaitu [1,058, 1,600] sehingga posisi Puskesmas berada pada kuadran I Growth. Dalam posisi demikian berarti menghadapi kesempatan untuk berkembang dan bertahan hidup atau sebagai market leader. Dengan diagram kartesius dapat digambarkan sebagai berikut: Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 38 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA I Ancaman Kekuatan Kelemahan Peluang II IV DIVESIFICATION III DEFENSIF 1.6 1.058 Dari hasil analisis, Puskesmas Samboja pada posisi pertumbuhan agresif. Penjelasan Analisis Eksternal dan Internal Kinerja yang telah dapat dicapai sampai dengan saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa factor baik internal maupun eksternal. Strategi organisasi dalam mencapai target mengedepankan aspek Pelayanan, Pengerahan SDM, Organisatoris, Keuangan dan Promosi. Kebijakan manajemen yang diambil dalam pencapaian kinerja adalah mengembangkan partisipasi aktif dari semua komponen Puskesmas dalam pelayanan, dan pembagian tugas sesuai dengan profesi, kompetensi, dan ketrampilan yang dimiliki. Artinya dalam penempatan tenaga semacam paramedis, dilihat dari kompetensi dan kemampuan, yang kemudian ditempatkan pada ruang dan unit pelayanan yang sesuai. Selain itu kebijakan lain yang diambil adalah dengan Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 39 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA mengadakan rotasi ketenagaan. Guna memelihara dan meningkatkan kompetensi personil dalam menjaga mutu layanan ditempuh dengan cara pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan kesejahteraan karyawan. Masyarakat sebagai pengguna sekaligus sebagai pemilik Puskesmas, diikutkan dalam identifikasi masalah pelayanan yang ada, lewat kegiatan penilaian kepuasan pelanggan yang dilaksanakan enam bulan sekali, selain itu kritik mengenai pelayanan yang ada dipakai sebagai dasar untuk peningkatan pelayanan. Strategi yang diambil dalam mencapai kinerja pelayanan memakai Costumer Focus Strategy, yaitu strategi yang mengedepankan kepuasan pelanggan dengan mengedepankan pelayanan yang bermutu, diikuti dengan semangat etos kerja yang tinggi, ramah., sehingga warga bangga akan Puskesmas. Dalam mencapai kinerja juga ditempuh inovasi layanan dan cara pelayanan, dimana semua pelayanan tersebut dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Pelayanan rawat jalan harus mengutamakan kepuasan pelanggan sehingga klien tetap menjatuhkan pilihan kepada Puskesmas Samboja, meskipun kompetitor pelayanan kesehatan di sekitar cukup banyak. Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan harus senantiasa kita perhatikan dan dievaluasi secara berkesinambungan. Pemasaran sosial untuk mencapai tujuan tersebut harus kita laksanakan dengan demikian perlu mengedepankan aspek kerjasama semua lini, lintas program dan lintas sector. Semua karyawan Puskesmas harus mampu menjadi agent promosi semua jenis pelayanan sehingga kunjungan ke Puskesmas tetap tinggi. Masa depan diharapkan klien yang berkunjung ke Puskesmas tidak harus Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 40 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA sakit terlebih dahulu tetapi lebih mengarah ke pencegahan sehingga orang sehat pun menjadi klien kita. Trend masa kini ada peningkatan kecenderungan orang akan lebih senang bila mengetahui penyakitnya secara lebih dini melalui pemeriksaan sehingga layanan penunjang untuk Medical Check Up laboratorium, treadmeal, USG,EKG harus kita kedepankan dan dilengkapi secara bertahap. Untuk terciptanya pelayanan pasien yang paripurna, ditempuh upaya rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap, baik rujukan pasien maupun rujukan specimen serta menyediakan informasi tentang semua kegiatan Puskesmas lewat penyuluhan dan rapat koordinasi lintas program dan lintas sektor, menyediakan poster dan leaflet. Pendekatan strategi Costumer Focus tersebut mencakup kondisi internal dan eksternal yang antara lain sebagai berikut :

1. Kondisi Internal a. Organisasi

Puskesmas Samboja merupakan lembaga teknis daerah, secara kelembagaan sebagai UPT, berada langsung dibawah Dinas Kesehatan. Secara umum tidak banyak berperan dalam menentukan kebijakan kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, karena kewenangan ada pada Dinas Kesehatan.. Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi yang berada di bawah Dinas Kesehatan, dalam hal pendanaan sangat tergantung dengan alokasi dana yang ada di Dinas Kesehatan sehingga kurang leluasa untuk mengelola anggaran dan sumber daya lainnya.

b. Sumber Daya Manusia

Sebagai institusi yang menyedia jasa, faktor sumber daya manusia di Puskesmas sangat dominan. Tenaga medis memegang peranan penting dalam pelayanan, sehingga Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 41 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA peningkatan kompetensi pegawai menjadi suatu hal yang harus diperhatikan. Untuk tenaga kerja medis pokok yang tidak ada di Puskesmas ditempuh dengan cara kerjasama dengan pihak lain sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana untuk tindakan medik tertentu harus dilakukan oleh tenaga medis yang sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya.

c. Sarana Prasarana

Dalam mencapai target kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan sarana-prasarana yang mencukupi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer baik pelayanan klinis dan penunjangnya, pelayanan kesehatan masyarakat maupun pelayanan ketatausahaan. Keandalan dan keamanan sarana-prasarana yang ada sangat mendukung dalam kinerja Puskesmas. Disamping kelengkapan peralatan, ketersediaan tenaga yang terampil untuk mengoperasikan peralatan tersebut juga perlu menjadi perhatian. Di Puskesmas, penyediaan tenaga terampil ini menjadi salah satu hambatan dikarenakan keterbatasan biaya, disamping hambatan lainnya yaitu tingginya biaya pemeliharaan dan biaya kalibrasi.

d. Perangkat Lunak

Dalam mencapai kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan perangkat lunak berupa SOP, Petunjuk pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Surat-surat keputusan, dan perangkat lunak system informasi manajemen dan keuangan, sehingga apa yang dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan. Pencatatan dan Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 42 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA pelaporan data pasien dengan menggunakan aplikasi IHIS Integreted Health Information System akan sangat membantu Puskesmas dalam penentuan kebijakan dan penetapan target program tahun selanjutnya.

e. Dana

Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pelayanan antara lain untuk pembelian obat, bahan medis habis pakai, jasa pelayanan, bahan makan pasien, operasional kendaraan, pemeliharaan, gaji karyawan dan lain sebagainya. Selama ini Puskesmas memiliki sumber pendapatan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah,Pendapatan Tranfer, Klaim Asuransi dan Dana Bantuan operasional Kesehatan dari Pemerintah Pusat . Dalam penggunaannya Puskesmas dibatasi oleh aturan pengelolaan keuangan berdasarkan Peraturan daerah yang berlaku, sehingga seringkali Puskesmas menghadapi kendala biaya operasional, dan terhambat pencapaian kinerjanya.

2. Kondisi Eksternal

Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undang; kebijakan pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah dan nasional; perkembangan sosial budaya; dan perkembangan teknologi. Yaitu :

a. Undang-undang dan peraturan 1 Permendagri

Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan. Dalam format aturan tersebut, bisa dimungkinkan penambahan program dan Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 43 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA kegiatan berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya, pemerintah daerah sangat restriksi dengan program dan kegiatan yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program dan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam penganggaran. Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh konkrit adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan, format baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehingga manajemen Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasa pelayanan, sementara pemerintah daerah ragu-ragu untuk membuat program, kegiatan dan kode rekening baru untuk dapat mewadahi belanja tersebut. 2 Permenkeu Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV Pasal 324, Pasal 325, Pasal 326, Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal 329. Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 ahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah membuka koridor baru kepada departemenlembagaprovinsikabupatenkota yang bertugas memberikan pelayanan publik seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, lisensi untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel melalui pembentukan Badan Layanan Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23 tahun 2005. Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 44 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA Sebagai kekayaan negaradaerah yang tidak dipisahkan BLU perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan disajikan dan disusun sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kementriann lembagapemerintah daerah. Untuk itu Laporan Keuangan BLU disampaikan secara berkala kepada menteripimpinan lembagagubernurbupatiwalikota sesuai dengan kewenangannya untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementrian negaralembagaSKPDpemerintah daerah. Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah PPKD dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala yang bertanggung jawab atas urusan pemerintah yang bersangkutan. Pembinaan keuangan BLUD meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan di bidanga pengelolaan keuangan BLUD. Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akuntansi sebagai dasar penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasar penyusunan laporan keuangan kementrian atau lembaga. Sesuai dengan pasal 26 ayat 2 PP 23 Tahun 2005 akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan SAK. Hal ini menjadi masalah ketika laporan tersebut dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan KementerianLembagaSKPDpemerintah daerah yang menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah SAP. Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dana dari APBN seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapat dana dari APBNAPBD. Selain Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 45 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA sebagai BLU juga berfungsi sebagai satker yang wajib menyusun Laporan Keuangan tahunan atas dana APBNAPBD yang diterima sesuai dengan Sistem Akuntansi dimana Laporan Keuangannya disebut Laporan Keuangan BLU. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum BLU pasal 26 antara lain menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya dikelola secara tertib dan Akuntansi dan Laporan Keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi indonesia. Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59PMK.062005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Bab VIII Laporan Keuangan Kementrian NegaraLembaga pasal 32 antara lain Laporan Keuangan Kementrian NegaraLembaga Tahunan dilampiri Laporan Keuangan BLU yang berada dilingkungan Kementrian NegaraLembaga. Laporan Keuangan BLU sebagaimana dimaksud disusun berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku. 3 Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah Peraturan pemerintah tentang perumahsakitan negeri sampai saat ini belum begitu jelas, yang ada baru rancangan. Sedangkan pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2007, Puskesmas masih dalam koridor lembaga teknis daerah. Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 46 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA Walaupun ada peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Keuangan tentang Badan Layanan Umum, namun aturan tersebut baru secara tegas untuk instansi vertikal, sehingga untuk Puskesmas Samboja masih dalam bentuk wacana yang perlu pengkajian secara mendalam. Masih belum jelasnya peraturan pemerintah tentang rekruitmen pegawai, membawa dampak yang sangat besar bagi kinerja pelayanan di Puskesmas, karena hanya sekedar menambah tenaga honorer saja harus ijin Bupati.

b. Kondisi Ekonomi Daerah

Secara umum, ekonomi daerah Sambojatergolong daerah yang memiliki kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam pengembangan pelayanan inovatif mungkin akan terbentur dalam hal pentarifan. Walaupun demikian fenomena menarik masyarakat Samboja adalah semakin banyaknya bermunculan institusi pelayanan kesehatan swasta yang menawarkan jenis pelayanan kesehatan yang beragam dengan tarif layanan yang beragam juga.

c. Sosial Budaya Masyarakat

Warga Masyarakat Samboja, memiliki type atau berkarakteristik tradisionil, sehingga budaya dan tradisi masyarakat masih cukup kental bahkan sangat dilestarikan. Namun demikian ada beberapa perilaku tradisi yang masih kurang mendukung dalam pembangunan kesehatan, dan efisiensi pengeluaran masyarakat.

d. Perkembangan Teknologi Kesehatan

Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan semakin canggih. Untuk institusi pelayanan kesehatan yang Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 47 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA mampu, mereka berlomba-lomba mengadakan alat-alat kesehatan karena didukung pendanaan yang memudahkan inovasi dan diversifikasi pelayanan kesehatan. Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan, banyak alat-alat kesehatan yang sudah cukup umur tidak diproduksi lagi, dan sekaligus tidak ada suku cadangnya, hal itu menyulitkan Puskesmas dalam pemeliharaan alat yang dimiliki karena sebagian besar alat-alat kesehatan yang ada sudah out of date. Artinya perkembangan teknologi kesehatan khususnya alat-alat medis disamping dapat meningkatkan kinerja Puskesmas tetapi juga dapat menghambat kinerja Puskesmas, karena ada beberapa alat kesehatan untuk kerja pelayanan yang tidak sustainable lagi.

e. Perkembangan Teknologi Informasi

Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasi oleh Puskesmas. Untuk perangkat kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas daerah tidak ada kendala, namun dalam pemeliharaan, software, petugas informasi terkendala dengan tingkat pendidikan yang kurang sesuai, disamping pemeliharaannya membutuhkan dana yang besar. Sementera kebanyakan SDM Puskesmas sudah cukup paham akan pentingnya data dan informasi. Dengan adanya teknologi informasi, akan memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan, karena semua informasi dapat diterangkan dalam sistem informasi manajemen secara terintegrasi. Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 48 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA

f. Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs

Tingkat inflasi mempengaruhi operasional Puskesmas dalam mengadakan bahan habis pakai untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak secara langsung berdampak pada kinerja Puskesmas, namun ada kekawatiran pengurangan pendanaan dari berbagai sumber pendapatan Puskesmas, yang kemudian akan mengubah prediksi kinerja. Nilai kurs rupiah terhadap mata usang asing utama juga memacu fluktuasi harga- harga pasar terutama barang-barang untuk kesehatan dari luar negeri apalagi dengan seringnya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik melambung. Dengan melihat posisi bisnis Puskesmas, maka dapat disimpulkan bahwa pada posisi tersebut menguntungkan, Puskesmas mempunyai peluang dan sekaligus kekuatan sehingga Puskesmas dapat memanfaatkan peluang yang ada, serta mampu mengerahkan semua sumberdaya yang masih menganggur dan belum optimal menjadi maksimal. Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 49 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA BAB IV VISI DAN MISI

A. Visi dan Misi

Visi adalah Menjadi Pusat Layanan Kesehatan Dasar Pilihan Masyarakat Yang Bermutu dan Terpercaya. Misi : 1 Mewujudkan pelayanan Kesehatan Dasar yang Bermutu, Efektif dan Efisien. 2 Meningkatnya Profesionalisme Sumber Daya Manusia di Lingkungan Puskesmas Samboja. 3 Meningkatnya Kemandirian Masyarakat Samboja Untuk Hidup Sehat.

B. Tujuan Strategis

1 Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan yang berorientasi pada pelanggan 2 Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas. 3 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya 4 Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan

C. Sasaran Strategis

Konsep pengembangan Puskesmas Samboja secara keseluruhan disusun sebagai arah pengembangan yang terencana sekaligus sebagai strategi yang terpadu dan komprehensif. Konsep yang dikembangkan berorientasi pada kualitas dan kuantitas pelayanan menuju pada keselamatan pasien patients safety yang bermuara pada kepuasan pelanggan customer satisfaction. Sasaran goals adalah suatu pencapaian menyeluruh yang dipertimbangkan penting untuk kesuksesan organisasi di masa mendatang. Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 50 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA Tabel. 4.1 Tujuan dan Sasaran strategis puskesmas Samboja tahun 2015 Tujuan Sasaran Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan yang berorientasi pada pelanggan n secara berkelanjutan yang berorientasi pada pelanggan 1. Meningkatnya kualitas pelayanan puskesmas dalam bidang medis, penunjang medis dan administratif 2. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat 3. Meningkatnya kualitas pelayanan medis bagi masyarakat 4. Meningkatnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya pemanfaatan sumber daya 1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana. 2. Meningkatnya kontribusi hasil usaha dalam menunjang pendanaan puskesmas. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatan rakat dalam pembangunan bidang keseh Meningkatnya peran serta aktif masyarakat dalam menangani kesehatan secara mandiri Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 51 RENCANA STRATEGI BISNIS UPTD PUSKESMAS SAMBOJA

D. Ukuran Keberhasilan