RENSTRA 4 agustus setelah visitasi
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi tata pemerintahan (Governance) menjadi wacana yang menarik di kalangan akademisi, praktisi dan aktivis sosial di Indonesia. Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sebagai akibat dari kegagalannya dalam menangani krisis ekonomi telah mendorong masyarakat luas untuk menggugat fondasi kekuasaan ekonomi dan politik yang selama ini menjadi dasar bagi keberlangsungan pemerintahan.
Selama ini, pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan publik cenderung sangat elitis karena hanya melibatkan elit birokrasi dan politik. Akibatnya banyak kebijakan publik yang hanya mengabdi pada kepentingan elite dan mengorbankan kepentingan masyarakat luas. Kondisi ini tentu tidak dapat dipertahankan lagi. Keterlibatan stakeholders dalam proses kebijakan publik menjadi bagian dari proses demokratisasi yang penting. Reformasi administrasi publik akan berjalan dengan baik jika didukung oleh adanya reformasi birokrasi yang dapat mentransformasi lembaga birokrasi dari lembaga yang konvensional menjadi modern. Dari dimensi akuntabilitas, reformasi birokrasi ini hendaknya mampu menempatkan kepentingan warga Negara sebagai sentral kehidupan. Artinya, kepentingan publik selalu menjadi kriteria utama dalam pengambilan keputusan oleh pemerintah.
Isu tentang reformasi kesehatan sejatinya telah digulirkan oleh Badan Kesehatan Dunia (World Health Oganization/WHO) sejak tahun 2008. Dalam Laporan Kesehatan Dunia (World Health Report), WHO bertekad meningkatkan pelayanan kesehatan dasar yang merata, mencakup masyarakat luas, dan adil. Salah satu konsep penting
(2)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 2
dalam sektor kesehatan yang digunakan secara global untuk meningkatkan mutu pelayanan adalah otonomi lembaga pelayanan kesehatan termasuk puskesmas. Di berbagai Negara, konsep otonomi yang banyak dipakai rumah sakit ini merupakan bagian reformasi pelayanan publik yang bertujuan memperhatikan tuntutan masyarakat agar terjadi peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Hasil lain dari otonomi lembaga pelayan kesehatan ini adalah meningkatnya kepercayaan masyarakat pada lembaga pemerintah yang memberi pelayanan kesehatan. Di Filipina, konsep semacam ini dikenal dengan Hospital corporatization. Dalam istilah ini terdapat suatu pemahaman suatu proses yang mengarah menjadi lembaga usaha (corporate) yang mempunyai otonomi luas (Trisnantoro, 2004).
Di Indonesia Puskesmas merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama dilahirkan tahun 1968 ketika dilangsungka rapat kerja nasional (Rakernas) di Jakarta. Waktu itu dibicarakan upaya mengorganisasi sistem pelayanan kesehatan di tanah air, karena pelayanan kesehatan tingkat pertama pada waktu itu dirasakan kurang menguntungkan, dan dari kegiatan-kegiatan seperti BKIA, BP, P4M dan sebagainya masih berjalan sendiri-sendiri dan tidak saling berhubungan. Melalui rakerkesnas tersebut timbul gagasan untuk menyatukan semua pelayanan kesehatan tingkat pertama kedalam suatu organisasi yang dipercaya dan diberi nama Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas).
UU Praktek Kedokteran dan UU Perlindungan Konsumen mengamanatkan pelaku bidang kesehatan diharuskan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional, sesuai kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kebutuhan dan kepuasan selalu berkembang dari waktu ke waktu bahkan bisa berubah secara dinamis sesuai perkembangan dan kemajuan pendidikan, teknologi, epidfemiologi, politis dan keadaan sosial kerja. Dengan demikian Puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas
(3)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 3
pelayanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan salah satunya adalah dengan menerapkan PPK di Puskesmas sebagai PPK BLUD.
Puskesmas Samboja Adalah salah satu puskesmas dari 32 puskesmas di kutai Kartanegara yang terletak di Kelurahan sungai seluang Kecamatan samboja dengan luas wilayah 263,82 km2. JUmlah penduduk pada tahun 2014 sebnyak 16.893 jiwa.
Jumlah kunjungan pasien di wilayah kerja puskesmas samboja pada tahun 2014 sebanyak 32.019 kunjungan dengan jumlah pasien umum sebanyak 10.659 kunjungan. Sebesar 33,28% dari kunjungan 2014 adalah pasien umum Puskesmas Samboja memiliki fasilitas gedung yang sudah cukup memadai, namun ketidak leluasaan dalam pengelolaan anggaran menjadi salah satu kendala dalam mengoptimalkan pelayanan kesehatan.
Kendala lain yang membuat puskesmas tidak optimal dalam pelayanan kesehatan yaitu pembiayaan yang sifatnya emergency seperti yang terdapat pada pelayanan di persalinan, poli gigi dan kegawat daruratan. Sebagai gambaran umum, di puskesmas samboja sarana untuk pelayanan persalinan lengkap, namun puskesmas samboja tidak pernah melakukan karena anggaran pembiayaan yang tidak jelas, seperti diketahui puskesmas tidak boleh menarik biaya untuk pelayanan. Pelayanan di poli gigi hampir keseluruhan pelayanan adalah tidakan dimana setiap tindakan membutuhkan alat atau bahan yg sifatnya habis pakai, sedangkan bahan untuk tindakan gigi di dinas Kesehatan tidak semua tersedia,di pertengahan tahun seringkali bahan untuk pelayanan gigi habis sehingga puskesmas membeli sendiri kebutuhan sengan cara subsidi silang. Di Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan bagian penting dari pelayanan. Seringkali terjadi kondisi dimana pada saat alat ataupun bahan untuk memperlancar habis akan menggaggu. Misalnya obat anastesi habis sehinggga tidak bisa melakukan tindakan tanpa
(4)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 4
anastesi, sehingga puskesmas membeli obat yang dibutuhkan dengan pembiayaan dari sistem subsidi silang dr anggaran.
Dalam menghadapi persaingan global, Puskesmas Samboja mengubah model manajemen yang konvensional menjadi model pengelolaan publik yang modern melalui BLUD yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan.
B. DASAR PELAKSANAAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH 1. Peraturan Pemerintah / Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Dalam negeri No. 13 tahun 2006, mengharuskan pemerintah daerah, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, merubah pola pengelolaan keuangannya mulai dari perencanaan, sampai pertanggungjawabannya, sehingga dimungkinkan waktu pelaksanaan kegiatan mundur dari yang sudah dijawdalkan. Kemudian adanya wacana baru badan Layanan Umum Daerah, turut andil dalam dinamika kinerja Puskesmas Daerah. Karena bagaimanapun juga, sebagai layanan publik harus turut berubah sesuai kondisi yang menyertai.
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan daearh. Untuk maksud tersebut perlu sistem keuangan daerah yaitu akuntansi keuangan daerah. Akuntansi keuangan daerah adalah
(5)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 5
sistem informasi keuangan daerah yang menghasilkan laporan bagi berbagai pihak yang berkepentingan
2. Peraturan Daerah
Kebijakan akuntansi keuangan daerah adalah merupakan prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik yang diterapkan dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan keuangan daerah. Kebijakan akuntansi ini digunakan sebagai dasar dalam pengakuan, pengukuran, dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan pembiayaan serta pelaporan keuangan daerah.
Laporan keuangan daer ah (termasuk laporan keuangan SKPD) merupakan laporan pertanggungjawaban Bupati (kepala SKPD) atas kegiatan keuangan dan sumberdaya ekonomis yang dipercayakan serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan kebijakan akuntansi keuangan daerah.
Dalam peraturan pengelolaan keuangan dan sistem akuntansi yang diterapkan. Sistim pencatatan keuangan berdasarkan akrual (acrual based) yaitu asumsi akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lain pada saat kejadian, bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan dicatat dalam catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang bersangkutan.
Sedangkan entitas pelaporan adalah pemerintah daerah Kutai Kartanegara dan seluruh SKPD yang menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan termasuk PuskesmasSamboja Dalam kebijakan akuntansi keuangan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara
(6)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 6
C. Tujuan
1. Merumuskan arah kebijakan dasar dan strategi Puskesmas Samboja lima tahun kedepan.
2. Mengoptimalkan dan mensinergiskan sumber daya dan potensi yang dimiliki dengan peluang yang ada untuk mewujudkan visi dan misi PuskesmasSamboja.
3. Meningkatkan kinerja Puskesmas Samboja sehingga lebih berdaya guna dan berhasil guna.
(7)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 7
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD
A. TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI 1. Tugas
Sesuai dengan tugas pokoknya UPT Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis Dinas di bidang pengelolaan puskesmas sesuai dengan wilayah dan lingkup tugasnya. Struktur organisasi dari UPT Puskesmas terdiri dari Kepala UPT, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur organisasi merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif. Guna memenuhi syarat tata kelola organisasi Puskesmas menuju Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD). Maka Struktur organisasi menjadi Kepala UPT Puskesmas, Kepala Tata Usaha, dan empat Koordinator sebagaimana tercantum pada bagan dibawah.
Dalam pelaksanaan tugas administrasi dan ketatausahaan, Kepala UPT Puskesmas dibantu oleh seorang Kepala Tata Usaha dengan tiga Sub Bagian yakni Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, Sub Bagian Keuangan dan Aset, dan Sub Bagian Perencanaan dan Monitoring. Masing-masing Sub Bagian dapat dibantu oleh beberapa staf fungsional sebagai pengelola urusan atau kegiatan sesuai dengan kebutuhan.
Dalam pelaksanaan tugas manajemen dan tatalaksana program, Kepala UPTDPuskesmas dibantu oleh empat orang Koordinator, yakni :
a. Koordinator Upaya Kesehatan Wajib dengan 6 Sub Koordinator (Subkor) yaitu : Subkor Promosi Kesehatan, Kesehatan
(8)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 8
Lingkungan, Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Gizi, dan Subkor Pengobatan. b. Koordinator Upaya Kesehatan Pengembangan dengan 3 Subkor
yaitu : Subkor Usaha Kesehatan Sekolah, Subkor Kesehatan Khusus (mata, jiwa dan lansia), Subkor Kesehatan Gigi dan Mulut. c. Koordinator Upaya Kesehatan Penunjang dengan 3 Subkor yaitu :
Subkor SIMPUS, Farmasi, dan Subkor Laboratorium Sederhana. d. Koordinator Jejaring Pelayanan dengan 2 subkor yaitu Subkor
Puskesmas Pembantu dan Subkor Kemitraan. 2. Fungsi
Fungsi puskesmas itu sendiri meliputi a. Fungsi Pokok
1) Pusat pengerak pembangunan berwawasan kesehatan Pusat pemberdayaan
2) Masyarakat dan keluarga dalam pembangunan kesehatan 3) Pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama
b. Peran Puskesmas
Sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat diwilayah terkecil dalam hal pengorganisasian masyarakat serta peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.
c. Cara-cara yang ditempuh
1) Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggunakan sumber daya secara efisien dan efektif.
3) Memberikan bantuan teknis.
4) Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat
(9)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 9
d. Program Pokok Puskesmas 1) KIA
2) KB
3) Usaha Kesehatan Gizi 4) Kesehatan Lingkungan
5) Pemberantasan dan pencegahan penyakit menular
6) Pengobatan termasuk penaganan darurat karena kecelakaan 7) Penyuluhan kesehatan masyarakat
8) Kesehatan sekolah 9) Kesehatan olah raga
10) Perawatan Kesehatan Masyarakat 11) Kesehatan kerja
12) Kesehatan Gigi dan Mulut 13) Kesehatan jiwa
14) Kesehatan mata
15) Laboratorium sederhana
16) Pencatatan dan pelaporan dalam rangka SIK 17) Pembinaan pengobatan tradisional
18) Kesehatan remaja e. Satuan Penunjang
1) Puskesmas Pembantu
Pengertian puskesmas pembantu yaitu Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil.
2) Puskesmas Keliling
Pengertian puskesmas Keliling yaitu Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan komunikasi serta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas, dengan fungsi dan tugas yaitu Memberi pelayanan kesehatan daerah terpencil,
(10)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 10
Melakukan penyelidikan KLB, Transport rujukan pasien, Penyuluhan kesehatan dengan audiovisual.
3) Bidan desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas.Adapun Tugas utama bidan desa yaitu :
a) Membina PSM
b) Memberikan pelayanan
(11)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 11
(12)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 12
3. Sumber Daya UPTD
Komposisi jumlah SDM puskesmas samboja sesuai pendidikan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Komposisi Sumber Daya Manusia di UPTD Puskesmas Samboja Tahun 2014
NO NAMA PENDIDIKAN Status
1 dr.H.Yazid Mochammad Nur S1 Kedokteran PNS
2 dr.Erna Kartikawati S1 Kedokteran PNS
3 drg.Yatty Ravitasari S1 Dokter Gigi PNS
4 Eko Agus Rahmawati, SE S1 Ekonomi THL
5 Iin Khairiyah, SKM SKM THL
6 Raudatul Jannah, SKM SKM THL
7 Eka Farastya, SKM SKM THL
8 Suprapti SPPH PNS
9 Nurfayanti,Amd Far D3 Farmasi PNS
10 Elliya Rahmah. A D1 Manajemen Farmasi THL
11 Su'ud, Amd.Kep D3 Keperawatan PNS
12 Murni, Amd.Kep D3 Keperawatan PNS
13 Sukma Reuni Lubis, Amd.Kep D3 Keperawatan PNS 14 Yulia Puspita, Amd.Kep D3 Keperawatan PNS
15 Misrawati, Amd.Kep D3 Keperawatan THL
16 Amalia, Amd.Kep D3 Keperawatan THL
17 Agustiansyah, Amd.Kep D3 Keperawatan THL 18 Arma Surita Apriyana Amd.Kep. D3 Keperawatan THL 19 Rusmartinah, Amd.Kep D3 Keperawatan THL
20 Rodiyah, Amd.Kep D3 Keperawatan THL
21 Eka Retno Febriyanti, Amd Kep D3 Keperawatan THL 22
Aprianingsih Kurnia Ratri, Amd.Kep
D3 Keperawatan
PNS
23 Rita A.S, Amd.Kep. D3 Keperawatan PNS
24
Sulastrie Surya Ningsih S, Amd.Kep
D3 Keperawatan
PNS 25 Ahmad Iswanto, Amd.Kep. D3 Keperawatan PNS 26 Riana Dewi Ritonga, Amd.Kep D3 Keperawatan PNS 27 Erviani Agustina, Amd.Kep D3 Keperawatan THL 28 Atih Setiawati, Amd.Kep D3 Keperawatan THL
29 Syahrudin SPK PNS
30 Rahmadiana SPK PNS
33 Elviana Kurniawati, Amd.Keb D3 Kebidanan THL 34 Yanti Indriani, Amd.Keb D3 Kebidanan THL 35 Siti Nur Mudzalifah, Amd.Keb D3 Kebidanan THL
(13)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 13
36 Dini Widyastuti, Amd.Keb D3 Kebidanan PNS 37 Kurniawati Agustin, Amd.Keb D3 Kebidanan THL 38 Sri Lestari, Amd.Keb D3 Kebidanan PTT PUSAT
39 Herlina, Amd.Keb. D3 Kebidanan PNS
40 Mulyati, Amd.Keb D3 Kebidanan PNS
41 Siti Rochanah, Amd.Keb. D3 Kebidanan PNS
42 Siti Rahmah, Amd.Keb D3 Kebidanan PNS
43 Yuni Ikawati, Amd.Keb. D3 Kebidanan PNS 44 Duriyatina Qurota Ayun, Amd.Keb D3 Kebidanan THL 45 Rinda Oktaviany, Amd.Keb D3 Kebidanan THL
46 Salasiah D1 Kebidanan PNS
4 Muliyani D1 Kebidanan PNS
48 Normala, Amd.KL D3 Kesling THL
49 Henny Safitri, Amd.Ak D3 Analis Kesehatan THL
50 Bayu Septian D3 Akutansi Honor
51 Dwi Sulistiyo Rini, Amd D3 Sekretaris THL
52 Muslimin SMA PNS
53 Robi Binur SMA PNS
54 Samin SMA THL
55 Moh Taufik SMA THL
56 Adi Sutikno SMU THL
57 Suyono SMA Honor
58 Derry Oktafianur Mandagi SMK Honor
59 Nor Ipandi SMA Honor
60 Dwi Saputro SMK Honor
4. Kinerja Pelayanan Puskesmas Samboja Tahun 2013 dan 2014 Indikator kinerja pelayanan diukur berdasarkan Standar Pelayanan Minimal dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM). Realisasi capaian Standar Pelayanan Minimal Puskesmas Samboja tahun 2014 adalah sebagai berikut :
(14)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 14
Tabel 2.2. Pencapaian Kinerja Puskesmas mengacu pada SPM Tahun 2014
NO INDIKATOR
Tahun 2014
Target (%) Pencapaian (%)
PELAYANAN KESEHATAN DASAR
1 Cakupan kunjungan Ibu hamil K4 95% 83,04 %
2 Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani 80% 54,43 %
3
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
90% 83,02 %
4 Cakupan pelayanan nifas 90% 71 %
5 Cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani 80% 44,44 %
6 Cakupan kunjungan bayi 90% 90,53 %
7 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
Immunization (UCI) 100% 66,6 %
8 Cakupan pelayanan anak balita 100% 49,73 %
9
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin
100% 100 %
10 Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan 100% 100 %
11 Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD
dan setingkat 100% 100 %
12 Cakupan peserta KB aktif 70% 58,97 %
13 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita penyakit
a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun
<15 per 100.000 pend/th
≥ 2 / 100.000 pddk
b. Penemuan Penderita Pneumonia Balita 100% 18 %
c. Penemuan pasien baru TB BTA Positif 100% 45,71 %
d. Penderita DBD yang ditangani 100% 100 %
e. Penemuan Penderita Diare 100% 73 %
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin 100% 100 %
(15)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 15
Terdapat beberapa indikator yang masih belum memenuhi target, hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa penyebab. Indikator yang masih rendah yaitu:
1. Analisis Program KIA
1) Penyebab Masalah Masih Rendahnya Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes
1. Tidak ada koordinasi antara RS dan BPS dengan puskesmas
2. Kurang koordinasi antara nakes dengan dukun bayi 3. Tenaga kesehatan tidak berada di tempat
4. Jarak fasilitas kesehatan jauh
5. Ibu hamil tidak mempunyai tabungan persalinan 6. Rendahnya pengetahuan ibu tentang persalinan dan
bahayanya
7. Faktor budaya, terbiasa melahirkan dengan bantuan dukun bayi
15 Persentase cakupan pelayanan kesehatan
rujukan pasien masyarakat miskin 100% 100 %
16
Persentase cakupan pelayanan gawat darurat level I yang harus diberi sarana kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota
100% 100 %
PENYELIDIKIAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KEJADIAN LUAR BIASA/KLB
17
Cakupan Desa/ Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam
100% Tidak Ada KLB
PROMKES DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
(16)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 16
Tabel 2.3. Nominal Group Technique Rendahnya Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
No Penyebab Masalah 1 2 3 4 5 Jml Rank
1
Rendahnya pengetahuan ibu tentang persalinan dan bahayanya
6 7 6 7 5 31 I
2 Ibu hamil tidak mempunyai
tabungan persalinan 7 5 5 6 7 30 II 3 Jarak fasilitas kesehatan jauh 5 4 3 5 6 23 III 4 Tenaga kesehatan tidak
berada di tempat 4 6 4 2 4 20 IV 5
Tidak ada koordinasi antara RS dan BPS dengan
puskesmas
1 3 7 3 1 15 V
6.
Faktor budaya, terbiasa melahirkan dengan bantuan dukun bayi
3 2 2 4 2 13 VI
7. Kurang koordinasi antara
nakes dengan dukun bayi 2 1 1 1 3 8 VII
Rencana peningkatan Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Nakes yaitu dengan:
1. Memberikan penyuluhan pada ibu hamil dan keluarga tentang persalinan danbahayanya
2. Memberikan motivasi pada ibu dan keluarga untuk menabung sejak awal kehamilan untuk kemungkinan biaya persalinan
3. Mengadakan tabungan persalinan
4. Menginformasikan kepada bumil tentang jaminan kesehatan yang dapat digunakan untuk meringankan biaya persalinan
(17)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 17
5. Koordinasi dengan nakes lain sehingga ada tenaga pengganti
6. Mengadakan pelatihan suami siaga 7. Memberikan pelatihan pada dukun bayi 8. Partnership antara nakes dengan dukun bayi
9. Meningkatkan koordinasi antara nakes dengan RS dan praktek swasta
2) Penyebab Masalahn Rendahnya Cakupan Kunjungan Nifas 1. Tidak ada koordinasi antara RS dan BPS dengan
puskesmas
2. Jarak fasilitas kesehatan jauh
3. Rendahnya pengetahuan dan peran serta ibu
4. Faktor budaya, yang tidak boleh keluar rumah setelah melahirkan
Tabel 2.4. Nominal Group Tehnique Rendahnya Cakupan Kunjungan Nifas
No Penyebab Masalah 1 2 3 4 5 Jml Rank 1 Faktor budaya 4 3 3 4 2 16 I
2 Rendahnya pengetahuan dan
peran serta ibu 3 4 2 3 1 13 II
3 Jarak fasilitas kesehatan jauh 1 2 4 2 3 12 III
4
Tidak ada koordinasi antara RS dan BPS dengan
puskesmas
(18)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 18
Rencana peningkatan Cakupan Rendahnya Cakupan kunjungan nifas yaitu dengan :
1. Melakukan koordinasi dengan RS dan BPS
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarga 3. Melakukan kunjungan ke rumah
3) Penyebab Masalah Rendahnya Kunjungan Neonatus 1. Tidak ada koordinasi antara RS dan BPS dengan
puskesmas
2. Jarak fasilitas kesehatan jauh
3. Rendahnya pengetahuan dan peran serta ibu
4. Faktor budaya, yang tidak boleh keluar rumah sebelum berumur beberapa bulan
Tabel 2.5. Nominal Group Tehnique Rendahnya Kunjungan Neonatus No Penyebab Masalah 1 2 3 4 5 Jml Rank
1 Faktor budaya 4 3 3 4 2 16 I
2 Rendahnya pengetahuan
dan peran serta ibu 3 4 2 3 1 13 II 3 Jarak fasilitas kesehatan jauh 1 2 4 2 3 12 III
4
Tidak ada koordinasi antara RS dan BPS dengan
puskesmas
2 1 1 1 4 9 IV
Rencana peningkatan Cakupan Rendahnya Cakupan kunjungan Neonatus yaitu dengan :
1. Melakukan koordinasi dengan RS dan BPS
2. Memberikan penyuluhan kepada ibu hamil dan keluarga 3. Melakukan kunjungan ke rumah
(19)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 19
4) Penyebab Masalah Rendahnya Cakupan Kunjungan Bayi 1. Tidak ada koordinasi antara RS dan BPS dengan
puskesmas
2. Jarak posyandu jauh
3. Rendahnya pengetahuan dan peran serta masyarakat tentang posyandu
4. Kader kurang aktif dan kurang kompeten
5. Kurangnya pemberian penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat
Tabel 2.6. Nominal Group Tehnique Rendahnya Cakupan Kunjungan Bayi
No Penyebab Masalah 1 2 3 4 5 Jml Rank 1 Kader kurang aktif dan
kurang kompeten 5 5 4 3 5 22 I 2
Kurangnya pemberian penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat
4 3 5 4 4 20 II
3
Rendahnya pengetahuan dan peran serta masyarakat tentang posyandu
2 4 3 5 3 17 III
4 Jarak posyandu jauh 3 1 2 2 2 10 IV 5 Kurang baiknya sistem
pencatatan dan pelaporan 1 2 1 1 1 6 V
5) Penyebab Masalah Rendahnya Cakupan Kunjungan Balita 1. Kurang baiknya sistem pencatatan dan pelaporan
2. Jarak posyandu jauh
3. Rendahnya pengetahuan dan peran serta masyarakat tentang posyandu
4. Kader kurang aktif dan kurang kompeten
(20)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 20
masyarakat
6. Masyarakat merasa sudah tidak perlu karena imunisasi sudah lengkap
Tabel 2.7. Nominal Group Tehnique Rendahnya Cakupan Kunjungan Balita
No Penyebab Masalah 1 2 3 4 5 6 Jml Rank 1
Masyarakat merasa sudah tidak perlu karena imunisasi sudah lengkap
4 6 6 6 6 5 33 I
2 Kader kurang aktif dan
kurang kompeten 6 4 3 4 5 6 28 II 3
Rendahnya pengetahuan dan peran serta masyarakat tentang posyandu
3 5 5 3 4 4 24 III
4
Kurangnya pemberian penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat
5 3 4 5 3 2 22 IV
5 Kurang baiknya sistem
pencatatan dan pelaporan 2 2 1 1 2 3 11 V 6 Jarak posyandu jauh 1 1 2 2 1 1 8 VI
Rencana peningkatan Cakupan Rendahnya Kunjungan Bayi dan Balita yaitu dengan,
1. Memberikan penyuluhan kepada orang tua bayi dan balita 2. Melakukan kunjungan rumah bayi dan balita
3. Menyediakan alat- alat permainan sesuai dengan usia bayi dan balita
4. Melibatkan ibu menjadi kader kesehatan
5. Penyuluhan diberikan pada sasaran yang tepat
(21)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 21
2. Analisa Masalah Program P2M
Cakupan Penemuan diare di seluruh wilayah Puskesmas samboja, permasalahan yang ada karena :
1. Rendahnya Pengetahuan, sosialisasipneumonia masih kurang 2. Kurang Kerjasama Lintas Sektor
3. Kurang nya koordinasi Puskesmas dengan RS /Praktek swasta 4. Pengetahuan Petugas tentang pneumoniamasih kurang atau
petugas kurang aktif .
5. Metode pendataan masih kurang efektif, Kurangnya Survelans, Kurang pencatatan dan Pelaporan
6. Penjaringan suspek pneumonia di di Pusban kurang 7. Faktor ekonomi
8. Jarak dengan Fasilitas penunjang jauh 9. Pendidikan masih rendah
Tabel 2.8. Prioritas Masalah Program P2M dengan menggunakan NominaL Group Tehnique (NGT)
Masalah
Peserta Diskusi
Jum lah
Pering kat
I II III IV V VI VII VIII IX X
Pengetahuan Masyarakat
Kurang 1 6 6 2 1 6 6 6 1 6 41 I
Belum terbentuknya jejaring / kader
pneumonia
(22)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 22
Setelah dilakukan NGT ( Nominal Group Tehnique ) diperoleh Alternatif penyelesaian masalah Pencegahan dan Penanganan Penyakit dalam wilayah kerja Puskesmas Samboja sebagai berikut :
1. Intensitas Penyuluhan atau Sosialisasi tentang penyakit pneumonia harus lebih sering dilakukan
2. Pembuatan dan Pembagian brosur / Leaflet tentang Penyakit Diare kepada masyarakat luas.
3. Pembinaan Petugas Pustu dan Polindes dalam kesempatan Minilokakarya, supervisi atau refreshing petugas puskesmas pembantu maupun polindes
4. Perlu Dukungan politis yang penuh dari instansi terkait / pengambil kebijakan di daerah dalam kegiatan lintas Sektor 5. Meningkatkan koordinasi antar RS / Praktek Swasta dgn
Puskesmas.
Pengetahuan nakes tentang pneumonia
kurang / Penjaringan pend. pneumonia di pustu kurang
2 1 3 4 5 4 1 4 2 4 30 III
Kurangnya Lintas
Pertemuan Sektor 6 5 5 5 6 3 5 2 5 3 40 V
Kurangnya koordinasi dengan RS / praktek Swasta
(23)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 23
3. Analisis Masalah Imunisasi
1. Rendahnya pengetahuan, Budaya, takut Vaksin, tidak perlu imunisasi, Imunisasi haram, sibuk
2. Jarak ke posyandu jauh
3. Sasaran terlalu tinggi Data bayi / balita riil tidak ada 4. Pencatatan kurang tertib
5. Koordinasi dengan rumah sakit atau praktek swasta kurang terjalin dengan baik
6. Lintas sektoral kurang terjalin
7. Kader kurang aktif, Kerja sama Kader dgn Nakes kurang, Motivasi nakes tidak ada
8. Tidak adanya kegiatan Sweeping Imunisasi
Tabel 2.9. Prioritas Masalah Program Imunisasi dengan menggunakan NominaL Group Tehnique (NGT)
Masalah
Peserta Diskusi
Jumlah Peringk at I II III IV V VI VII VIII IX X
Rendahnya pengetahuan, Budaya, takut Vaksin, tdk perlu imunisasi,
Imun.haram, sibuk, sosialisasi
1 6 6 2 1 6 6 6 1 6 41 I
Jarak ke
posyandu jauh 3 2 2 3 3 5 2 5 3 5 33 VII Sasaran terlalu
tinggi, data riil bayi tdk ada
2 1 3 4 5 4 1 4 2 4 30 III RR Kurang tertib 6 5 5 5 6 3 5 2 5 3 40 IV
(24)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 24
kader (-) aktif, Kerja sama Kader dgn Nakes (-), Motivasi nakes
5 4 4 1 4 2 4 3 4 2 32 II
kegiatan Sweeping Imunisasi (-)
2 1 3 4 5 4 1 4 2 4 30 VI Kurang
koordinasi dgn RS / praktek Swasta
2 1 3 4 5 4 1 4 2 4 30 IV
Koordinasi dgn
Linsek kurang 2 1 3 4 5 4 1 4 2 4 30 V Prioritas Masalah yang perlu di selesaikan adalah : Pengetahuan Masyarakat rendah, budaya, takut , Imunisasi haram, di wilayah kerja Puskesmas Samboja Tahun 2014 dengan :
1. Penyuluhan / Sosialisai lebih sering / intensif 2. Pembagian brosur / Leaflet tentang Imunisasi 3. Membuat Job Description untuk Petugas
4. Pembinaan Petugas Pustu/Polindes (Minilokakarya / tutor kepada petugas )
5. Linsek (Dukungan politis yang penuh dari lintas Sektor ) 6. Meningkatkan koordinasi antar RS / Praktek Swasta dgn
Puskesmas.
7. Refreshing kader posyandu 8. KIE mengenai Imunisasi
9. Monitoring dan Evaluasi laporan imunisasi 10. Kunjungan ke rumah pasien
(25)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 25
Adapun pertumbuhan Kunjungan pasien di Puskesmas Samboja pada tahun 2014 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 1. Grafik Kunjunga Pasien di Puskesmas Samboja Tahun 2014
Dari gambar diatas dapat dilihat kunjungan pasien diatas setiap tahun mengalami peningkatan hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat akan pelayanan di puskesmas semakin baik dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan juga semakin baik. 5. Kinerja Keuangan 5 Tahun Sebelumnya
Kinerja keuangan adalah gambaran posisi keuangan puskesmas baik dari sumber pendanaan maupun pembiayaan. Dalam mengukur perspektif keuangan digunakan 2 indikator yaitu :
a. Cost Recovery Rate (CRR)
Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan fungsional puskesmas mampu menutup belanja operasional pelayanan. Perkembangan kemampuan pembiayaan operasional puskesmas selama ini ditopang 100% oleh dana yang bersumber dari APBD
0 500 1.000 1.500 2.000 2.500 3.000 3.500
Pasien Lama Pasien Baru
Tahun 2013 Tahun 2014
(26)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 26
Tabel 2.10. Perkembangan Kemampuan Pembiayaan Operasional Puskesmas Samboja 5 Tahunan Tahun
Realisasi Pendapatan Operasional
Realisasi Belanja Operasional
CRR (%) 2010
2011 856.000.000 852.576.000 99,6 2012 901.000.000 900.099.000 99,9 2013 901.230.000 894.921.390 99,3 2014 1.241.179.600 1.189.781.497 95,8
Sumber Data : Data Keuangan
Berdasarkan data historis 5 tahun terakhir menunjukkan biaya operasional puskesmas dapat terserap secara maksimal, hal ini dikarenakan dana tersebut diperlukan untuk menunjang keperluan operasional puskesmas terutama operasional luar gedung.
b. Tingkat Kemandirian Puskesmas
Indikator ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana kontribusi pendapatan Total terhadap total Anggaran. Tingkat kemandirian keuangan Puskesmas Samboja dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel. 2.11. Kontribusi Pendapatan Total Terhadap Total Anggaran Di Puskesmas Samboja 5 Tahun Terakhir
Tahun
Realisasi Pendapatan
total (Rp)
Realisasi Anggaran
Belanja (Rp) 2010
2011 856.000.000 625.736.000
2012 856.000.000 852.576.000
2013 901.230.000 894.921.390
2014 1.241.179.600 1.189.781.497 Sumber Data : Data Keuangan
(27)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 27
Dari gambaran dua indikator tersebut dapat disimpulkan bahwa satu sisi pendapatan operasional terdapat kecenderungan meningkat, namun sisi lain Puskesmas Samboja masih memiliki ketergantungan kepada pemerintah dalam segi pembiayaan untuk pengadaan sarana dan prasarana.
6. Tantangan dan Peluang Pengambangan Pelayanan Puskesmas Samboja
a. Tantangan
i. Perilaku hidup sehat masyarakat yang masih rendah ii. Jumlah tenaga kesehatan masih kurang dan tidak merata iii. Peran lintas sektor dalam bidang kesehatan belum optimal iv. Pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan yang
masih rendah b. Peluang
i. Pusekesmas Samboja yang menjalankan pola pengelolaan keuangan dengan PPK-BLUD berpeluang untuk merekrut tenaga kerja yang berkompeten dengan sistem rekrutmen yang diatur sendiri oleh pimpinan Puskesmas, sehingga Puskesmas bisa mendapatkan tenaga/karyawan yang memiliki komitmen dan kinerja yang tinggi untuk memajukan Puskesmas
ii. Adanya peluang untuk melakukan kerja sama dengan fakultas-fakultas berbasis kesehatan di beberapa universitas untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di puskesmas Samboja
(28)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 28
BAB III ANALISIS SWOT
Dalam analisis SWOT, organisasi menilai kekuatan terhadap kelemahannya, dan peluang terhadap ancaman dari pesaing. Ada 4 kuadran posisi organisasi hasil analisis SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada peninjauan dan penilaian atas keadaan-keadaan yang dianggap sebagai kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Setelah diketahui gambaran mengenai posisi / keadaan organisasi saat ini, maka akan dapat ditentukan beberapa alternatif langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi pada masa yang akan datang dengan cara memaksimumkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta meminimumkan kelemahan dan mengatasi ancaman yang dihadapi.Dalam bentuk diagram, gambaran perusahaan pada saat ini berdasarkan analisis SWOT dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Aggressive
Selective
Peluang
Stable
Conglomerat Diversification Turn Arround
Giurella
Kelemahan
I II
Rapid
III IV
Ancaman
Nice Concentric diversification
Kekuatan
Y X
(29)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 29
A. Faktor internal
Hasil Identifikasi Faktor Internal dapat dilihat di tabel berikut :
Tabel 3.1. Hasil Identifikasi SWOT Faktor Internal Puskesmas Samboja
No Bidang
identifikasi Kekuatan (Strenght)
Kelemahan (Weakness) 1. Pelayanan 1. Tersedia 6 jenis
pelayanan.
2. Pelayanan Laboratorium
1. Pelayanan IGD 24 jam belum berjalan
2. Organisasi dan SDM
1. Puskesmas sebagai lembaga teknis daerah 2. Komitmen karyawan cukup
tinggi
1. Resistensi
perubahan bagi sebagian SDM 2. Reward dan
punishment belum optimal 3. Masih ada SDM
yang tidak sesuai dengan Job Description, serta penempatannya 3. Keuangan 1. Adanya pendanaan dari
pemerintah (Jamkesmas, BPJS, Jamkesda, Jamkesos, BOK)
2. Adanyakewenangan
menarik retribusi pelayanan
1. Billing system belum optimal 2. Sistem akuntansi
belum
dilaksanakan secara aktual 3. Belum terbentuk
SPI
4. Belum ada tenaga akuntan 4. Sarana /
prasarana
1. Lahan pengembangan cukup luas
2. Jumlah dan macam alat cukup
1. Pemanfaatan lahan belum optimal
2. Tata ruang bangunan kurang representatif 3. Biaya
pemeliharaan tinggi
(30)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 30
B. Faktor Eksternal
Identifikasi faktor eksternal dilakukan secara profesional djugement terhadap empat bidang yang dianggap berpengaruh bagi Puskesmas untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi saat ini. Dari hasil pengamatan yang dilakukan diperoleh hasil identifikasi faktor eksternal sebagai berikut:
Tabel 3.2. Hasil Identifikasi SWOT Faktor Eksternal Puskesmas Samboja Tahun 2014
No Bidang
identifikasi Opportunity (Peluang) Ancaman (Threat) 1. Pelayanan 1. Jenis kebutuhan
pelayanan kesehatan berkembang
2. Adanya peluang rujukan masuk pelayanan spesialisasi 3. Adanya peluang
rujukan masuk Pelayanan
Laboratorium
4. Peluang diversifikasi produk pelayanan 5. Tuntutan Pelayanan
prima dari
masyarakat
1. Adanya pesaing pelayanan
sejenis yang lebih menjanjikan 2. Terdapat
beberapa pelayanan kesehatan swasta
2. Organisasi dan SDM
1. Peluang kerja sama dengan pihak III
2. Perubahan status sebagai pelaksana PPK-BLU
3. Adanya kepercayaan institusi lain bekerja sama untuk program diklat
1. Rekruetment pegawai oleh pemerintah
2. Adanya keinginan pegawai mencari kesejahteraan pada institusi lain
3. Keuangan 1. Peluang perubahan pola pengelolaan keuangan lebih mandiri
2. Peluang
1. Subsidi
pemerintah daerah semakin
berkurang untuk kegiatan luar
(31)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 31
pengembangan UBS (Unit Bisnis Strategis) 3. Masih adanya subsidi
pemerintah untuk pembiayaan
masyarakat miskin
gedung
4. Sarana / prasarana
1. Pengembangan fasilitas
2. Kerja sama pemanfaatan
sarana/prasarana dengan pihak III
3. Bantuan peralatan dari pemerintah dan pihak III
1. Lahan dapat diambil alih oleh pemerintah
2. Kerusakan Sarana / prasarana
3. Sarana/prasarana tertinggal
perkembangan IPTEK
C. Pembobotan
Pembobotan dalam prosentase (%) dilakukan terhadap faktor dan subfaktor baik internal maupun eksternal untuk setiap bidang didasarkan pada besarnya pengaruh bidang tersebut terhadap kinerja Puskesmas. Adapun bobot masing-masing faktor / bidang adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan = 35% (0,35) 2. Organisasi dan SDM = 25% (0,25) 3. Keuangan = 20% (0,2) 4. Sarana/prasarana = 20% (0,2)
Adapun pembobotan subfaktor (indikator) akan ditentukan kemudian setelah dilakukan adjugement lebih lanjut dalam tahap evaluasi dan dapat dilihat dalam tabel penghitungan, sedangkan skor rating terhadap masing-masing indikator (subfaktor) dengan skala 1— 5 sebagai berikut:
(32)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 32
Skor 5 = sangat kuat Skor 4 = kuat
Skor 3 = cukup Skor 2 = lemah
Skor 1 = sangat lemah
Untuk strength (kekuatan) dan opportunity (peluang) bernilai positif, sedangkan untuk weakness (kelemahan) dan threat (ancaman) bernilai negatif.
D. Penentuan Posisi
1. Nilai Kekuatan (strength)
No. Uraian
Bobot
Rating (C)
Nilai (D)= AXBXC Faktor
(A)
Subfakto r (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Pelayanan Laboratorium dan Farmasi
0,35 0,15 4 0,210 2. Pelayanan komprehensif
dengan adanya layanan konsultasi gizi,konsultasi sanitasi, konsultasi PHBS, konsultasi caten dan konsultasi PKPR
0,35 0,25 5 0,438
3. Tersedianya sarana
penunjang 0,35 0,20 4 0,280
Jumlah 1.1 s/d 1.2 0,928
2. Organisasi dan SDM 0,25 1. Puskesmas sebagai
lembaga teknis daerah
0,25 0,2 5 0,375 2. Kualifikasi SDM sesuai 0,25 0,2 4 0,200
(33)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 33
kompetens
3. Jumlah tenaga medis dan paramedis cukup
0,25 0,2 4 0,300
Jumlah 2.1 s/d 2.3 1,075
3. Keuangan 0,2
1. Pendanaan sepenuhnya dari Pemerintah
0,2 0,2 5 0,600 2. Adanya kewenangan
menarik retribusi pelayanan
0,2 0,2 5 0,400 Jumlah 3.1. s/d 3.2 1,000 4. Sarana/prasarana 0,2
1. Lahan pengembangan cukup luas
0,2 0,2 5 0,400 2. Sarana/prasarana
penunjang memadai
0,2 0,2 4 0,240 3. Peruntukan ruangan
cukup memadai 0,2 0,2 3 0,120
4. Jumlah dan macam alat cukup
0,2 0,2 4 0,240
Jumlah 4.1 s/d 4.4 1,000
2. Nilai Kelemahan (weakness)
No. Uraian
Bobot
Rating (C) Nilai (D)= AXBXC Faktor (A) Subfaktor
(B) 1. Pelayanan 0,35
1. Pelayanan IGD belum 24 jam ditangani oleh dokter
0,35 0,30 2 0,210
2. Pelayanan rawat jalan terbatas pada jam kerja pagi
0,35 0,30 2 0,210
(34)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 34
2. Organisasi dan
SDM 0,25
1. Resistensi perubahan bagi sebagian SDM
0,25 0,2 3 0,150
2. Belum tersedia spesialis anak dan jiwa
0,25 0,2 5 0,375
3. Reward dan punishment belum optimal
0,25 0,2 3 0,150
4. Komitment organisasi rendah
0,25 0,3 2 0,150
Jumlah 2.1 s/d 2.4 0,825
3. Keuangan 0,20 1. Besaran tarif
yang berlaku saat ini tidak sesuai unit cost
0,20 0,3 4 0,240
2. Billing system belum optimal
0,20 0,3 3 0,180
3. Sistem akuntansi belum
dilaksanakan
0,20 0,2 3 0,120
Jumlah 3.1 s/d 3.4 0,660 4. Sarana/prasarana 0,20
1. Tata ruang bangunan
kurang representatif
0,20 0,3 3 0,180
2. Biaya
pemeliharaan tinggi
0,20 0,2 4 0,160
(35)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 35
3. Nilai Peluang (opportunity)
No. Uraian
Bobot
Ratin g (C)
Nilai (D)= AXBXC Faktor
(A)
Subfakto r (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Adanya deversifikasi Produk Pelayanan
0,35 0,25 4 0,350 2. Adanya peluang rujukan
masuk pelayanan spesialisasi
0,35 0,25 4 0,350 3. Adanya peluang rujukan
masuk Pelayanan Laboratorium
0,35 0,15 4 0,210
Jumlah 1.1 s/d 1.5 1,400
2. Organisasi dan SDM 0,25
1. Peluang kerja sama dengan pihak III
0,25 0,3 4 0,300 2. Perubahan status sebagai
pelaksana PPK-BLU
0,25 0,4 5 0,500 3. Adanya kepercayaan institusi
lain bekerja sama untuk program diklat
0,25 0,3 4 0,300
Jumlah 2.1 s/d 2.3 1,100
3. Keuangan 0,2
1. Peluang perubahan pola pengelolaan keuangan lebih mandiri
0,2 0,4 4 0,320 2. Peluang pengembangan
UBS (Unit Bisnis Strategis)
0,2 0,4 5 0,400 3. Masih adanya subsidi
pemerintah untuk pembiayaan masyarakat miskin
0,2 0,2 4 0,160
4. Jumlah 3.1. s/d 3.3 0,880
4. Sarana/prasarana 0,2
(36)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 36
2. Kerja sama pemanfaatan sarana/prasarana dengan pihak III
0,2 0,2 4 0,240 3. Bantuan peralatan dari
pemerintah dan pihak III
0,2 0,2 4 0,240
Jumlah 4.1 s/d 4.3 0,880
4. Nilai Ancaman (threat)
No. Uraian
Bobot
Rating (C)
Nilai (D)= AXBXC
Faktor (A)
Subfaktor (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Tuntutan Pelayanan prima dari
masyarakat 0,35 0,30 2 0,210
2. Adanya pesaing pelayanan sejenis yang lebih menjanjikan
0,35 0,40 3 0,420 3. Semakin banyaknya institusi
pelayanan kesehatan swasta
0,35 0,30 2 0,210
Jumlah 1.1 s/d 1.3 0,840
2. Organisasi dan SDM 0,25
1. Rekruetment pegawai oleh pemerintah
0,25 0,25 2 0,300 2. Adanya keinginan pegawai
mencari kesejahteraan pada institusi lain
0,25 0,2 4 0,400
Jumlah 2.1 s/d 2.2 0,700
3. Keuangan 0,2
1. Subsidi pemerintah semakin berkurang
0,2 0,4 4 0,320 2. Pola tarif kurang
menguntungkan
0,2 0,4 3 0,240
Jumlah 3.1 s/d 3.3 0,560
4. Sarana/prasarana 0,2
(37)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 37
2. Sarana/prasarana tertinggal perkembangan IPTEK
0,2 0,3 3 0,180
Jumlah 4.1 s/d 4.2 0,560
Berikut adalah table Rekapitulasi Hasil Peritungan SWOT Puskesmas Samboja sebagai berikut :
Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT Puskesmas Samboja Tahun 2014
No Faktor Kekuatan
(S)
Kelemahan (W)
Peluang (O)
Ancaman (T)
1. Pelayanan 0,928 1,120 1,400 0,840
2. Organisasi dan SDM 1,075 0,825 1,100 0,700
3. Keuangan 1,000 0,660 0,880 0,560
4. Sarana/prasarana 1,000 0,340 0,880 0,560
Jumlah 4,003 2,945 4,260 2,660
Selisih (S-W) dan
(O-T) 1,058 1,600
Dari tabel Rekapitulasi Perhitungan SWOT diperoleh nilai selisih (S-W) sebesar (1,058) dan selisih (O-T) sebesar (1,600). Selisih antara S dengan W sebagai nilai ordinat sumbu X dan selisih antara O dengan T sebagai nilai ordinat sumbu Y dalam grafik kartesius untuk menggambarkan posisi Puskesmas. Dengan demikian diperoleh titik koordinat [X , Y ] yaitu [(1,058), (1,600)] sehingga posisi Puskesmas berada pada kuadran I (Growth). Dalam posisi demikian berarti menghadapi kesempatan untuk berkembang dan bertahan hidup atau sebagai market leader. Dengan diagram kartesius dapat digambarkan sebagai berikut:
(38)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 38 I
Ancaman
Kekuatan Kelemahan
Peluang
II
IV
DIVESIFICATION III
DEFENSIF
1.6 1.058
Dari hasil analisis, Puskesmas Samboja pada posisi pertumbuhan (agresif).
Penjelasan Analisis Eksternal dan Internal
Kinerja yang telah dapat dicapai sampai dengan saat ini sangat dipengaruhi oleh beberapa factor baik internal maupun eksternal. Strategi organisasi dalam mencapai target mengedepankan aspek Pelayanan, Pengerahan SDM, Organisatoris, Keuangan dan Promosi. Kebijakan manajemen yang diambil dalam pencapaian kinerja adalah mengembangkan partisipasi aktif dari semua komponen Puskesmas dalam pelayanan, dan pembagian tugas sesuai dengan profesi, kompetensi, dan ketrampilan yang dimiliki. Artinya dalam penempatan tenaga semacam paramedis, dilihat dari kompetensi dan kemampuan, yang kemudian ditempatkan pada ruang dan unit pelayanan yang sesuai. Selain itu kebijakan lain yang diambil adalah dengan
(39)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 39
mengadakan rotasi ketenagaan. Guna memelihara dan meningkatkan kompetensi personil dalam menjaga mutu layanan ditempuh dengan cara pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Masyarakat sebagai pengguna sekaligus sebagai pemilik Puskesmas, diikutkan dalam identifikasi masalah pelayanan yang ada, lewat kegiatan penilaian kepuasan pelanggan yang dilaksanakan enam bulan sekali, selain itu kritik mengenai pelayanan yang ada dipakai sebagai dasar untuk peningkatan pelayanan.
Strategi yang diambil dalam mencapai kinerja pelayanan memakai Costumer Focus Strategy, yaitu strategi yang mengedepankan kepuasan pelanggan dengan mengedepankan pelayanan yang bermutu, diikuti dengan semangat etos kerja yang tinggi, ramah., sehingga warga bangga akan Puskesmas. Dalam mencapai kinerja juga ditempuh inovasi layanan dan cara pelayanan, dimana semua pelayanan tersebut dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Pelayanan rawat jalan harus mengutamakan kepuasan pelanggan sehingga klien tetap menjatuhkan pilihan kepada Puskesmas Samboja, meskipun kompetitor pelayanan kesehatan di sekitar cukup banyak. Kelengkapan sarana dan prasarana pendukung pelayanan harus senantiasa kita perhatikan dan dievaluasi secara berkesinambungan.
Pemasaran sosial untuk mencapai tujuan tersebut harus kita laksanakan dengan demikian perlu mengedepankan aspek kerjasama semua lini, lintas program dan lintas sector. Semua karyawan Puskesmas harus mampu menjadi agent promosi semua jenis pelayanan sehingga kunjungan ke Puskesmas tetap tinggi. Masa depan diharapkan klien yang berkunjung ke Puskesmas tidak harus
(40)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 40
sakit terlebih dahulu tetapi lebih mengarah ke pencegahan sehingga orang sehat pun menjadi klien kita. Trend masa kini ada peningkatan kecenderungan orang akan lebih senang bila mengetahui penyakitnya secara lebih dini melalui pemeriksaan sehingga layanan penunjang untuk Medical Check Up (laboratorium, treadmeal, USG,EKG) harus kita kedepankan dan dilengkapi secara bertahap.
Untuk terciptanya pelayanan pasien yang paripurna, ditempuh upaya rujukan ke fasilitas yang lebih lengkap, baik rujukan pasien maupun rujukan specimen serta menyediakan informasi tentang semua kegiatan Puskesmas lewat penyuluhan dan rapat koordinasi lintas program dan lintas sektor, menyediakan poster dan leaflet.
Pendekatan strategi Costumer Focus tersebut mencakup kondisi internal dan eksternal yang antara lain sebagai berikut :
1. Kondisi Internal a. Organisasi
Puskesmas Samboja merupakan lembaga teknis daerah, secara kelembagaan sebagai UPT, berada langsung dibawah Dinas Kesehatan. Secara umum tidak banyak berperan dalam menentukan kebijakan kesehatan di Kabupaten Kutai Kartanegara, karena kewenangan ada pada Dinas Kesehatan.. Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi yang berada di bawah Dinas Kesehatan, dalam hal pendanaan sangat tergantung dengan alokasi dana yang ada di Dinas Kesehatan sehingga kurang leluasa untuk mengelola anggaran dan sumber daya lainnya.
b. Sumber Daya Manusia
Sebagai institusi yang menyedia jasa, faktor sumber daya manusia di Puskesmas sangat dominan. Tenaga medis memegang peranan penting dalam pelayanan, sehingga
(41)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 41
peningkatan kompetensi pegawai menjadi suatu hal yang harus diperhatikan.
Untuk tenaga kerja medis pokok yang tidak ada di Puskesmas ditempuh dengan cara kerjasama dengan pihak lain sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana untuk tindakan medik tertentu harus dilakukan oleh tenaga medis yang sesuai dengan kewenangan dan kompetensinya.
c. Sarana Prasarana
Dalam mencapai target kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan sarana-prasarana yang mencukupi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer baik pelayanan klinis dan penunjangnya, pelayanan kesehatan masyarakat maupun pelayanan ketatausahaan.
Keandalan dan keamanan sarana-prasarana yang ada sangat mendukung dalam kinerja Puskesmas. Disamping kelengkapan peralatan, ketersediaan tenaga yang terampil untuk mengoperasikan peralatan tersebut juga perlu menjadi perhatian.
Di Puskesmas, penyediaan tenaga terampil ini menjadi salah satu hambatan dikarenakan keterbatasan biaya, disamping hambatan lainnya yaitu tingginya biaya pemeliharaan dan biaya kalibrasi.
d. Perangkat Lunak
Dalam mencapai kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan perangkat lunak berupa SOP, Petunjuk pelaksanaan, Petunjuk Teknis, Surat-surat keputusan, dan perangkat lunak system informasi manajemen dan keuangan, sehingga apa yang dilaksanakan dapat dipertanggungjawabkan. Pencatatan dan
(42)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 42
pelaporan data pasien dengan menggunakan aplikasi IHIS (Integreted Health Information System) akan sangat membantu Puskesmas dalam penentuan kebijakan dan penetapan target program tahun selanjutnya.
e. Dana
Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pelayanan antara lain untuk pembelian obat, bahan medis habis pakai, jasa pelayanan, bahan makan pasien, operasional kendaraan, pemeliharaan, gaji karyawan dan lain sebagainya.
Selama ini Puskesmas memiliki sumber pendapatan yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah,Pendapatan Tranfer, Klaim Asuransi dan Dana Bantuan operasional Kesehatan dari Pemerintah Pusat.
Dalam penggunaannya Puskesmas dibatasi oleh aturan pengelolaan keuangan berdasarkan Peraturan daerah yang berlaku, sehingga seringkali Puskesmas menghadapi kendala biaya operasional, dan terhambat pencapaian kinerjanya.
2. Kondisi Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undang; kebijakan pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah dan nasional; perkembangan sosial budaya; dan perkembangan teknologi. Yaitu :
a. Undang-undang dan peraturan 1) Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan. Dalam format aturan tersebut, bisa dimungkinkan penambahan program dan
(43)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 43
kegiatan berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam kenyataannya, pemerintah daerah sangat restriksi dengan program dan kegiatan yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program dan kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam penganggaran.
Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja, contoh konkrit adalah belanja untuk jasa pelayanan, sampai saat ini belum ada aturan, format baku atau kode rekening tentang jasa pelayanan, sehingga manajemen Puskesmas kesulitan dalam menyusun penganggaran jasa pelayanan, sementara pemerintah daerah ragu-ragu untuk membuat program, kegiatan dan kode rekening baru untuk dapat mewadahi belanja tersebut.
2) Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV Pasal 324, Pasal 325, Pasal 326, Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal 329.
Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 ahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara telah membuka koridor baru kepada departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota yang bertugas memberikan pelayanan publik seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan, lisensi untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel melalui pembentukan Badan Layanan Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23 tahun 2005.
(44)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 44
Sebagai kekayaan negara/daerah yang tidak dipisahkan BLU perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan keuangan disajikan dan disusun sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kementriann/ lembaga/pemerintah daerah. Untuk itu Laporan Keuangan BLU disampaikan secara
berkala kepada menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan kementrian negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
Pembinaan keuangan BLUD dilakukan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan pembinaan teknis dilakukan oleh kepala yang bertanggung jawab atas urusan pemerintah yang bersangkutan. Pembinaan keuangan BLUD meliputi pemberian pedoman, bimbingan, supervisi, pendidikan dan pelatihan di bidanga pengelolaan keuangan BLUD.
Permasalahan yang timbul adalah perbedaan standar akuntansi sebagai dasar penyusunan laporan keuangan BLU dengan dasar penyusunan laporan keuangan kementrian atau lembaga. Sesuai dengan pasal 26 ayat (2) PP 23 Tahun 2005 akuntansi dan laporan keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Hal ini menjadi masalah ketika laporan tersebut dikonsolidasikan dengan Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga/SKPD/pemerintah daerah yang menggunakan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP).
Permasalahan lain timbul ketika satuan kerja tersebut menerima dana dari APBN seperti pada kasus Puskesmas sebagai BLU yang mendapat dana dari APBN/APBD. Selain
(45)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 45
sebagai BLU juga berfungsi sebagai satker yang wajib menyusun Laporan Keuangan tahunan atas dana APBN/APBD yang diterima sesuai dengan Sistem Akuntansi dimana Laporan Keuangannya disebut Laporan Keuangan BLU.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) pasal 26 antara lain menyatakan setiap transaksi keuangan BLU harus diakuntansikan dan dokumen pendukungnya dikelola secara tertib dan Akuntansi dan Laporan Keuangan BLU diselenggarakan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi indonesia.
Sementara itu Peraturan Menteri Keuangan Nomor 59/PMK.06/2005 tanggal 20 Juli 2005 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat Bab VIII Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga pasal 32 antara lain Laporan Keuangan Kementrian Negara/Lembaga Tahunan dilampiri Laporan Keuangan BLU yang berada dilingkungan Kementrian Negara/Lembaga. Laporan Keuangan BLU sebagaimana dimaksud disusun berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3) Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah
Peraturan pemerintah tentang perumahsakitan negeri sampai saat ini belum begitu jelas, yang ada baru rancangan. Sedangkan pemerintah daerah sesuai dengan Peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2007, Puskesmas masih dalam koridor lembaga teknis daerah.
(46)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 46
Walaupun ada peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Menteri Keuangan tentang Badan Layanan Umum, namun aturan tersebut baru secara tegas untuk instansi vertikal, sehingga untuk Puskesmas Samboja masih dalam bentuk wacana yang perlu pengkajian secara mendalam.
Masih belum jelasnya peraturan pemerintah tentang rekruitmen pegawai, membawa dampak yang sangat besar bagi kinerja pelayanan di Puskesmas, karena hanya sekedar menambah tenaga honorer saja harus ijin Bupati.
b. Kondisi Ekonomi Daerah
Secara umum, ekonomi daerah Sambojatergolong daerah yang memiliki kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam pengembangan pelayanan inovatif mungkin akan terbentur dalam hal pentarifan. Walaupun demikian fenomena menarik masyarakat Samboja adalah semakin banyaknya bermunculan institusi pelayanan kesehatan swasta yang menawarkan jenis pelayanan kesehatan yang beragam dengan tarif layanan yang beragam juga.
c. Sosial Budaya Masyarakat
Warga Masyarakat Samboja, memiliki type atau berkarakteristik tradisionil, sehingga budaya dan tradisi masyarakat masih cukup kental bahkan sangat dilestarikan. Namun demikian ada beberapa perilaku tradisi yang masih kurang mendukung dalam pembangunan kesehatan, dan efisiensi pengeluaran masyarakat.
d. Perkembangan Teknologi Kesehatan
Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan semakin canggih. Untuk institusi pelayanan kesehatan yang
(47)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 47
mampu, mereka berlomba-lomba mengadakan alat-alat kesehatan karena didukung pendanaan yang memudahkan inovasi dan diversifikasi pelayanan kesehatan.
Dengan semakin berkembangnya teknologi kesehatan, banyak alat-alat kesehatan yang sudah cukup umur tidak diproduksi lagi, dan sekaligus tidak ada suku cadangnya, hal itu menyulitkan Puskesmas dalam pemeliharaan alat yang dimiliki karena sebagian besar alat-alat kesehatan yang ada sudah out of date.
Artinya perkembangan teknologi kesehatan khususnya alat-alat medis disamping dapat meningkatkan kinerja Puskesmas tetapi juga dapat menghambat kinerja Puskesmas, karena ada beberapa alat kesehatan untuk kerja pelayanan yang tidak sustainable lagi.
e. Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasi oleh Puskesmas. Untuk perangkat kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas daerah tidak ada kendala, namun dalam pemeliharaan, software, petugas informasi terkendala dengan tingkat pendidikan yang kurang sesuai, disamping pemeliharaannya membutuhkan dana yang besar. Sementera kebanyakan SDM Puskesmas sudah cukup paham akan pentingnya data dan informasi.
Dengan adanya teknologi informasi, akan memudahkan manajemen dalam mengambil keputusan, karena semua informasi dapat diterangkan dalam sistem informasi manajemen secara terintegrasi.
(48)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 48
f. Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs
Tingkat inflasi mempengaruhi operasional Puskesmas dalam mengadakan bahan habis pakai untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak secara langsung berdampak pada kinerja Puskesmas, namun ada kekawatiran pengurangan pendanaan dari berbagai sumber pendapatan Puskesmas, yang kemudian akan mengubah prediksi kinerja. Nilai kurs rupiah terhadap mata usang asing utama juga memacu fluktuasi harga-harga pasar terutama barang-barang untuk kesehatan dari luar negeri apalagi dengan seringnya kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga BBM, yang membuat harga-harga domestik melambung.
Dengan melihat posisi bisnis Puskesmas, maka dapat disimpulkan bahwa pada posisi tersebut menguntungkan, Puskesmas mempunyai peluang dan sekaligus kekuatan sehingga Puskesmas dapat memanfaatkan peluang yang ada, serta mampu mengerahkan semua sumberdaya yang masih menganggur dan belum optimal menjadi maksimal.
(49)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 49
BAB IV VISI DAN MISI
A. Visi dan Misi
Visi adalah Menjadi Pusat Layanan Kesehatan Dasar Pilihan Masyarakat Yang Bermutu dan Terpercaya.
Misi :
1) Mewujudkan pelayanan Kesehatan Dasar yang Bermutu, Efektif dan Efisien.
2) Meningkatnya Profesionalisme Sumber Daya Manusia di Lingkungan Puskesmas Samboja.
3) Meningkatnya Kemandirian Masyarakat Samboja Untuk Hidup Sehat.
B. Tujuan Strategis
1) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan yang berorientasi pada pelanggan
2) Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas.
3) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber daya 4) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan
bidang kesehatan C. Sasaran Strategis
Konsep pengembangan Puskesmas Samboja secara keseluruhan disusun sebagai arah pengembangan yang terencana sekaligus sebagai strategi yang terpadu dan komprehensif. Konsep yang dikembangkan berorientasi pada kualitas dan kuantitas pelayanan menuju pada keselamatan pasien (patients safety) yang bermuara pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction). Sasaran (goals) adalah suatu pencapaian menyeluruh yang dipertimbangkan penting untuk kesuksesan organisasi di masa mendatang.
(50)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 50
Tabel. 4.1 Tujuan dan Sasaran strategis puskesmas Samboja tahun 2015
Tujuan Sasaran
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan secara berkelanjutan yang berorientasi pada pelanggan
n secara berkelanjutan yang berorientasi pada pelanggan
1. Meningkatnya kualitas pelayanan puskesmas dalam bidang medis, penunjang medis dan administratif
2. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
3. Meningkatnya kualitas pelayanan medis bagi masyarakat
4. Meningkatnya ketersediaan fasilitas pelayanan kesehatan Meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pemanfaatan sumber daya
pemanfaatan sumber daya
1. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan, sarana dan prasarana.
2. Meningkatnya kontribusi hasil usaha dalam menunjang pendanaan puskesmas.
Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan bidang kesehatanrakat dalam pembangunan bidang keseh
Meningkatnya peran serta aktif masyarakat dalam menangani kesehatan secara mandiri
(51)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 51
D. Ukuran Keberhasilan
Dalam mengukur keberhasilan dalam suatu program Puskesmas, maka ada beberapa indicator yang dijadikan acuan yaitu :
1. Indeks Kepuasan Pelanggan meningkat dari tahun 2015-2019. 2. Cakupan program upaya kesehatan Masyarakat baik pokok
maupun pengembangan meningkat dari tahun 2015-2019.
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat Puskesmas berupaya mendekatkan diri dengan pengguna layanan jasa agar dapat memantau sampai seberapa jauh efektivitas layanan yang diberikan. Kebijakan umum Puskesmas adalah program puskesmas dilaksanakan di dalam gedung dan diluar gedung dan meningkatkan kunjungan rumah. Implementasi dari kebijakan tersebut adalah dengan melaksanakan program upaya kesehatan keluarga dan Keluarga Berencana, perbaikan gizi masyarakat, pengembangan lingkungan sehat dan pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
E. Nilai-nilai yang Dianut Puskesmas
Upaya mewujudkan visi dan misi didasari dengan berbagai nilai dasar. Nilai-nilai dasar menjiwai dan menjadi pegangan/pedoman bagi direksi, satuan kerja manajemen, satuan kerja produksi (staf medis, keperawatan, dan fungsional lain), dan seluruh karyawan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. Nilai-nilai dasar organisasi untuk mencapai visi, misi Puskesmas Samboja adalah sebagai berikut:
1. Profesionalisme,bahwa dalam melaksanakan tugas dan atau kewajiban harus dilandasi oleh:
a. standar pelayanan profesi yaitu ukuran-ukuran dan prosedur yang harus dipatuhi dalam melaksanakan tugas profesinya,
(52)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 52
b. kompetensi yaitu pelaksanaan tugas yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan kewenangannya,
c. integritas yaitu kesadaran dalam bersikap untuk melaksanakan tugas dengan menjunjung tinggi etika,
d. responsif yaitu sikap tanggap terhadap situasi dan kondisi yang berkembang khususnya dalam melaksanakan tugas profesinya.
2. Kebersamaan,bahwa pelayanan terbaik kepada masyarakat di rumah sakit hanya akan dicapai apabila melibatkan peran seluruh komponen karyawan secara sinergis. Konsekuensinya adalah bahwa dalam melaksanakan tugas dimanapun posisinya dalam organisasi harus dilandasi oleh sikap tanggung jawab dan kepentingan bersama diantara seluruh anggota organisasi. 3. Transparansi,bahwa berbagai data dan informasi yang secara
substantif dan normatif boleh/dapat dikonsumsi atau diketahui oleh pihak lain (dalam/luar organisasi) maka akses terhadap informasi tersebut harus dibuka dengan tetap memegang prinsip kehati-hatian dan kewajiban untuk menjaga rahasia negara dan jabatan.
4. Disiplin, bahwa dalam melaksanakan tugas/kewajiban harus dilandasi oleh ketaatan dan kepatuhan tanpa paksaan dan atau tanpa pengawasan, melainkan dengan kesadaran yang tinggi terhadap peraturan, dan norma yang berlaku.
5. Tanggung jawab,bahwa dalam melaksanakan tugas atau kewajiban harus memegang teguh prinsip kehati-hatian dan kesadaran akan segala resiko yang akan terjadi sehingga tugas tidak hanya sekedar dilaksanakan melainkan dengan dilandasi semangat agar diperoleh hasil yang memuaskan dari segala aspek.
6. Efisien,bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesi selalu didasarkan pada upaya pengorbanan sumber daya minimal
(53)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 53
dengan hasil optimal atau pengorbanan sejumlah sumber daya tertentu dengan hasil maksimal baik dari sisi biaya, waktu, tenaga maupun sumber daya lainnya.
7. Kepuasan pelanggan, bahwa dalam melaksanakan tugas jabatan/profesii selalu diorientasikan pada upaya mencapai kualitas optimal (pelayanan prima) sehingga tercapai kepuasan konsumen/masyarakat (customer satisfaction) sebagai pelanggan Puskesmas.
(54)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 54
BAB V
PROGRAM DAN PENDANAAN INDIKATIF TAHUN 2015-2019
A. Program
1. Progran Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB a. Cakupan kunjungan ibu hamil K-1
b. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4
c. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani d. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan e. Cakupan neonatus yang ditangani
f. Cakupan persalinan di fasilitas kesehatan g. Cakupan kunjungan neonatus lengkap h. Cakupan kunjungan bayi
i. Cakupan bayi yang sudah di SDIDKT j. Cakupan KB Aktif
k. Cakupan KB pasca bersalin
2. Program Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat.
a. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
b. Cakupan pemberian MP-ASI pada anak 6-24 bulan dari gakin c. Cakupan balita ditimbang berat badannya (D/S)
d. Cakupan balita yang naik berat badannya (N/D) e. Cakupan pemantauan pertumbuhan balita BGM f. Cakupan pemberian asi ekslusif 0-6 bulan
g. Cakupan bayi balita (6-59 bulan) mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi
h. Cakupan ibu nifas mendapatkan kapsul vitamin A i. Cakupan pemberian Fe 90 tablet pada ibu hamil 3. Program Upaya pencegahan penyakit
a. Cakupan desa/kelurahan UCI b. Cakupan Bias Campak kelas 1SD
(55)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 55
4. Program Upaya Pemberantasan Penyakit
a. Cakupan desa/kelurahan yang mengalami KLB yang dilaksanakan PE <24jam
b. Cakupan penemuan dan penanganan AFP rate per 100.000 penduduk <15th.
c. Angka penemuan pasien baru TB BTA (+) (CDR) d. Cakupan diare ditemukan dan ditangani
e. Cakupan pneumonia balita ditemukan dan ditangani f. Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD g. Angka KIPI yang ditangani
5. Program Upaya penyehatan lingkungan
a. Cakupan rumah/bangunan bebas jentik nyamuk b. Cakupan TTU yang memenuhi syarat kesehatan c. Cakupan rumah tangga pengguna air bersih
d. Cakupan rumah tangga yang menggunakan jamban sehat e. Cakupan rumah yang mempunyai SPAL
f. Cakupan penyakit berbasis lingkungan yang dilayani di klinik sanitasi
g. Cakupan tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
h. Prosentase air minum yang memenuhi syarat
i. Prosentase penduduk yang memiliki akses air minum j. Cakupan rumah yang memenuhi syarat kesehatan. 6. Program Upaya Promosi kesehatan
a. Cakupan rumah tangga PHBS
b. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin
c. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
d. Cakupan desa siaga aktif
(56)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 56
a. Cakupan kunjungan rawat jalan b. Survey kepuasan pelanggan c. Tanggapan terhadap keluhan
d. Pelyanan konseling pojok gizi, laktasi dan oralit. 8. Program Upaya kesehatan sekolah
a. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat b. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMP dan setingkat c. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SMA dan setingkat d. Cakupan sekolah sehat
9. Program perawatan kesehatan Masyarakat
a. Persentase kelompok keluarga rawan yang di perkesmas. b. Persentase Ibu hamil yang risiko tinggi yang di perkesmas. c. Persentase balita risiko tinggi yang di perkesmas.
d. Persentase pasien penyakit menular kronis (TBC BTA +, HIV+/AIDS) yang di perkesmas.
10. Program kesehatan gigi dan mulut
a. Cakupan penduduk dapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
b. Cakupan ibu hamil dapat pelayanan kesehatan gigi dan mulut. c. Ratio penambalan dan pencabutan.
11. Program kesehatan mata
a. Cakupan Skrining penderita katarak.
b. Cakupan Penemuan penderita mata katarak. c. Cakupan Penderita katarak di operasi. d. Cakupan Perawatan Pasca operasi 12. Program kesehatan usia lanjut
13. Program perbaikan sarana dan prasarana 14. Program sistem informasi kesehatan
(57)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 57
B. KONDISI DAN RENCANA MANAJEMEN PUSKESMAS TAHUN 2015
– 2019
1. KONDISI TENAGA TEKNIS KESEHATAN
Tabel 5.3 . Kondisi Tenaga kesehatan UPTD Puskesmas Samboja tahun 2014
NO
Jenis SDM
Jumlah
1 Dokter Umum 2
2 Dokter Gigi 0
3 Apoteker (S1) 0
4 Perawat (D.3) 18
5 Perawat gigi (D.3) 0
6 Perawat (D.4) 0
7 Bidan (D.3) 13
8 SKM AdminKes 0
9 SKM Sanitarian 1
10 Asisten Apoteker (D.3) 1 11 SKM Gizi /Nutrisionis 0
11 Gizi / Nutrisionis 0
12 Analis Kesehatan 1
13 SKM Epidemiologi 1
14 SKM Promkes 1
15 Bidan (D.4) 0
(58)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 58
2. PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA KESEHATAN
Untuk melaksanakan strategi dan mencapai target kinerja pelayanan, kebutuhan pengembangan SDM diproyeksikan sebagai berikut.
Tabel 5.4. Proyeksi Kebutuhan Tenaga KesehatanTambahan tahun 2015 - 2019
NO Jenis SDM Jumlah 2015 2016 2017 2018 2019
1 Dokter Umum 2 - 1 1 - -
2 Dokter Gigi 2 1 - - 1 -
3 Apoteker (S1) 1 - - 1 - -
4 Perawat (D.4) 1 - 1 - - -
5 SKM Gizi /Nutrisionis 1 - - - 1 -
6 Gizi / Nutrisionis 1 - - - - 1
Jumlah 8
Tabel 5.5. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Non Kesehatan Tambahan tahun 2015 - 2019
NO Jenis SDM Jumlah 2015 2016 2017 2018 2019
1 Pendaftaran 1 - - - 1 -
2 Sopir 1 - - 1 - -
3 Petugas Simpus 1 1 - - - -
4 Staff Administrasi 1 - 1 - - -
(59)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 59
6 Teknik Informatika (D.3) 1 - 1 - - -
Jumlah 8
C. PENDANAAN INDIKATIF
Menjadikan Puskesmas yang bermutu dan sehingga mampu menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, mampu memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan dengan meningkatkan SDM yang handal dan profesional.
1. Indikator penilaian dan target kinerja Puskesmas tahun 2015
– 2019 yang ditetapkan adalah sebagai berikut. Tabel 5.1. Standar Pelayanan Minimal
MENINGKATNYA CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR BAGI MASYARAKAT
INDIKATOR HASIL
2015 2016 2017 2018 2019
Cakupan kunjungan Ibu
hamil K4 87% 91% 95% 97% 100%
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani.
64% 74% 84% 94% 100%
Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
(60)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 60
Cakupan pelayanan
nifas 75% 80% 85% 90% 100%
Cakupan neonatus dengan komplikasi ditangani
55% 65% 75% 89% 100%
Cakupan kunjungan
bayi 92,57% 92,58% 92,59% 92,59% 96%
Cakupan Desa/Kelurahan Universal : United Chid Imunization (UCI)
77,7% 88,8% 99,9% 100% 100%
Cakupan pelayanan
anak balita 59% 69% 79% 89% 100%
Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga miskin.
100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat
100% 100% 100% 100% 100%
Cakupan peserta KB
aktif 60% 71% 82% 92% 100%
2. Kinerja kegiatan Puskesmas
Jumlah Kunjungan di Puskesmas Samboja tahun 2014 sebanyak 32.019 kunjungan, kunjungan pasien umum di puskesmas samboja sebanyak 10.659, hal ini berarti 33,28% adalah pasien umum. Adapun proyeksi jumlah kunjungan pasien
(61)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 61
umum yang mendapat tindakan di puskesmas samboja setiap tahunnya meningkat sebanyak 20%. Proyeksi Jumlah Kunjungan Pasien Umum selama 5 tahun kedepan
Tabel 5.2. Target Kinerja Pelayanan untuk Proyeksi Jumlah Pasien Umum
PELAYANAN PUSKESMAS 2014 2015 2016 2017 2018 2019
TINDAKAN GIGI
Ekstrasi gigi anak 18 22 26 31 37 45
Ekstrasi gigi dewasa 52 62 75 90 108 129 Tambal sementara anak 0 0
Tambal sementara dewasa 30 36 43 52 62 75
Tambal tetap anak 15 18 22 26 31 37
Tambal tetap dewasa 40 48 58 69 83 100 TINDAKAN KIA/KB
Pasang/angkat susuk KB 85 102 122 147 176 212 Angkat IUD dengan
penyulit 0
LABORATORIUM Pemeriksaan darah
Hemoglobin 38 46 55 66 79 95
Leukosit 23 28 33 40 48 57
Trombosit 12 14 17 21 25 30
Malaria 9 11 13 16 19 22
(1)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 102
RENCANA STRATEGI BISNIS
2) Upaya Kesehatan Lingkungan
3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana 4) Upaya Perbaikan Gizi masyarakat
5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular 6) Upaya Pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan meliputi : 1) Upaya Kesehatan sekolah
2) Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat. 3) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4) Upaya Kesehatan Jiwa
5) Upaya Kesehatan Usia Lanjut 6) Upaya Kesehatan Mata
7) Upaya Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
Dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Samboja menggunakan Protap selaku pengganti Prosedur Kerja dan instruksi kerja, yang meliputi :
1. Protap Unit Pendaftaran
a. Penerimaan Pasien : PT/UPD/01/SBJ/2014 b. Penomoran Rekam Medis (RM) : PT/UPD/02/SBJ/2014 c. Pengambilan dan Penyimpanan RM : PT/UPD/03/SBJ/2014 d. Pencatatan Registrasi : PT/UPD/04/SBJ/2014 e. Peminjaman Rekam Medis : PT/UPD/05/SBJ/2014 2. Protap Poli Umum
a. Persiapan Pelayanan : PT/BPU/01/SBJ/2014 b. Mengukur Tekanan Darah : PT/BPU/02/SBJ/2014 c. Menghitung Frekuensi Nadi : PT/BPU/03/SBJ/2014 d. Mengukur Suhu Tubuh : PT/BPU/04/SBJ/2014 e. Menimbang Berat Badan : PT/BPU/05/SBJ/2014 f. Menghitung Frekuensi Nafas : PT/BPU/06/SBJ/2014 g. Penutupan Pelayanan : PT/BPU/07/SBJ/2014 3. Protap Poli Gigi
(2)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 103
RENCANA STRATEGI BISNIS
a. Persiapan Pelayanan : PT/PGG/01/SBJ/2014 b. Persiapan Dental Unit : PT/PGG/02/SBJ/2014 c. Penanganan Carries : PT/PGG/03/SBJ/2014 d. Penanganan Pulpitis : PT/PGG/04/SBJ/2014 e. Penanganan Karang Gigi : PT/PGG/05/SBJ/2014 f. Penanganan Tumpatan : PT/PGG/06/SBJ/2014 g. Penanganan Pencabutan : PT/PGG/07/SBJ/2014 h. Penutupan Pelayanan : PT/PGG/08/SBJ/2014
4. Protap Unit Laboratorium
a. Persiapan Pelayanan : PT/LAB/01/SBJ/2014 b. Penerimaan Sampel : PT/LAB/02/SBJ/2014 c. Pengambilan darah : PT/LAB/03/SBJ/2014 d. Penulisan Hasil : PT/LAB/04/SBJ/2014 e. Penyimpanan Hasil : PT/LAB/05/SBJ/2014 f. Pemakaian Alat : PT/LAB/06/SBJ/2014 g. Pengolahan Limbah : PT/LAB/07/SBJ/2014 h. Selesai Pelayanan : PT/LAB/08/SBJ/2014 5. Protap KIA
a. Pencatatan Pelaporan : PT/KIA/01/SBJ/2014 b. Pemeriksaan Atenatal Care : PT/KIA/02/SBJ/2014 c. Anemia Pada Kehamilan : PT/KIA/03/SBJ/2014 d. Kriteria Ibu Hamil Resiko Tinggi : PT/KIA/04/SBJ/2014 e. Kriteria Rujukan Kehamilan : PT/KIA/05/SBJ/2014 f. Tindik Telinga : PT/KIA/06/SBJ/2014 6. Protap Imunisasi
a. Penerimaan Vaksin Dari Dinkes Kukar : PT/IMU/01/SBJ/2014 b. Penyimpanan Vaksin : PT/IMU/02/SBJ/2014 c. Distribusi Vaksin : PT/IMU/03/SBJ/2014 d. Penanganan vaksin rusak : PT/IMU/04/SBJ/2014 e. Pencatatan dan Pelaporan : PT/IMU/05/SBJ/2014
(3)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 104
RENCANA STRATEGI BISNIS
7. Protap Unit KB
a. Pembuatan Larutan Chlorin : PT/UKB/01/SBJ/2014 b. Pemakaian Sarung Tangan : PT/UKB/02/SBJ/2014
c. KB Suntik : PT/UKB/03/SBJ/2014
d. Pelepasan Implant : PT/UKB/04/SBJ/2014 e. Pemasangan Susuk KB : PT/UKB/05/SBJ/2014 f. Insersi IUD : PT/UKB/06/SBJ/2014 8. Protap Unit Gawat Darurat
a. Persiapan Pelayanan : PT/UGD/01/SBJ/2014 b. Batasan Kewenanangan : PT/UGD/02/SBJ/2014 c. Perawatan Luka : PT/UGD/03/SBJ/2014 d. Persiapan Pasien Rujukan : PT/UGD/04/SBJ/2014 e. Alur Pasien Rujukan : PT/UGD/05/SBJ/2014 f. Syock Anafilaktif : PT/UGD/06/SBJ/2014 g. Pemasangan Infus : PT/UGD/07/SBJ/2014 h. Inform Consent : PT/UGD/08/SBJ/2014 9. Protap Unit Farmasi
a. Pelayanan Obat : PT/FAR/01/SBJ/2014 b. Pelayanan Resep : PT/FAR/02/SBJ/2014 c. Penyimpanan Obat : PT/FAR/03/SBJ/2014 d. Perawatan Mortir dan Stamp : PT/FAR/04/SBJ/2014 e. Penulisan LPLPO : PT/FAR/05/SBJ/2014 f. Pengelolaan Gudang Obat : PT/FAR/06/SBJ/2014 g. Penulisan dan Label : PT/FAR/07/SBJ/2014 10. Protap Kesling
a. Kebersihan wastafel : PT/KES/01/SBJ/2014 b. Kebersihan Lantai : PT/KES/02/SBJ/2014 c. Kebersihan Langit langit : PT/KES/03/SBJ/2014 d. Pengelolaan Sampah Padat : PT/KES/04/SBJ/2014 e. Tempat Sampah : PT/KES/05/SBJ/2014 11. Protap Gizi
(4)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 105
RENCANA STRATEGI BISNIS
a. Penanganan Pasien : PT/PGZ/01/SBJ/2014 b. Konseling Kadarzi : PT/PGZ/02/SBJ/2014 c. Pengukuran LILA : PT/PGZ/03/SBJ/2014 d. Kebutuhan Kalori Dewasa : PT/PGZ/04/SBJ/2014 e. Kebutuhan Kalori Anak : PT/PGZ/05/SBJ/2014 12. Protap Tata Usaha
a. Surat Masuk : PT/PTU/01/SBJ/2014 b. Surat Keluar : PT/PTU/02/SBJ/2014 c. Surat Tugas : PT/PTU/03/SBJ/2014 d. Surat Dinas : PT/PTU/04/SBJ/2014 e. Pengarsipan Surat : PT/PTU/05/SBJ/2014 f. Surat Rekomendasi : PT/PTU/06/SBJ/2014
g. SP2TP : PT/PTU/07/SBJ/2014
B. Penanggung Jawab Program
Program di puskesmas samboja terdiri dari 8 program yang masing-masing program memiliki penanggung jawab yang akan bertanggung jawab atas program. Berikut ini adalah nama penanggung jawab beserta programnya
1) Murni,Amd Kep : Pelayanan Kesehatan 2) Raudatul Jannah,SKM : Promosi Kesehatan 3) Kurniawati Agustin,Amd Keb : Kesehatan Ibu dan Anak 4) Suprapti : Kesehatan Lingkungan 5) Eka Farastya,SKM : Gizi
6) Yanti Indriani, Amd Keb : Korim 7) Agustiansyah,Amd Keb : Surveilans
8) Iin Khairiyah,SKM : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
(5)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 106
RENCANA STRATEGI BISNIS
C. Sistem dan Mekanisme Evaluasi Serta Revisi RSB
Rencana Strategi Bisnis Puskesmas ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terkait dengan Rencana Strategi Bisnis Puskesmas sebagaimana disebutkan di atas, serta disesuaikan dengan fungsi, tanggung jawab, dan kewenangan organ Puskesmas serta perubahan lingkungan.
(6)
Dokumen BLUD UPTD Puskesmas Samboja 2015 Page 107
RENCANA STRATEGI BISNIS
BAB VII PENUTUP
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas menjadi komitmen kinerja yang akan dilaksanakan oleh seluruh jajaran yang ada di Puskesmas dan dijabarkan dalam bentuk Rencana Bisnis Anggaran dan Penetapan Kinerja sebagai alat komitmen kepada Kepala Daerah.
Rencana Bisnis Anggaran dan Penetapan Kinerja yang merupakan turunan dari Rencana Strategis Bisnis dengan target tahunan yang harus dilaksanakan dan dicapai oleh jajaran Puskesmas dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan tujuan kepuasan pelanggan karena dengan status BLUD kita punya komitmen untuk mencapai kepuasan pelanggan demi untuk mempertahankan customer loyality.
Hasil implementasi perencanaan tersebut akan dilakukan evaluasi kinerja internal dan akan dilaporkan selain kepada Kepala Daerah juga kepada publik dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusdiklat BPKP sehingga seluruh pihak dapat mengakses akuntabilitas Puskesmas dengan mudah.