Berat Lahir STRATEGI PEMBANGUNAN PERTANIAN MASA DEPAN

269

c. Tinggi Badan

Rata-rata tinggi badan anak kambing pada perlakuan A= kambing PE dari perkawinan alam sebesar 25,50 cm dan rata-rata perlakuanB= hasil IB kambing PE dengan semen kambing Boer sebesar 30,00 cm. Hasil analisis statistik menggunakan uji t menunjukkan bahwa pelaksanaan inseminasi buatan pada kambing PE menggunakan semen kambing Boer sangat nyata meningkat, tinggi badan anak kambing apabila dibandingkan dengan kambing PE hasil kawin alam.Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sulastri et al., 2014 bahwa tinggi badan anak kambing persilangan kambing PE dengan kambig boer 28,12 cm. Besarnya tinggi badan hasil penelitian kemungkinan disebabkan oleh tipe Boer yang digunakan disamping manajemen dan lingkungan yang juga berbeda, Sulastri et al., 2014 kambing Boer juga merupakan kambing pedaging, dibandingkan dengan kambing lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi, Anonim, 2010, sehingga dari persilangan kambing Boer diperoleh postur badan yang tinggi serta bobot badan yang besar dari kambing PE. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa berat lahir, panjang badan dan tinggi badan anak kambing hasil IB kambing PE dengan semen Boer memberikan pengaruh lebih baik terhadap kambing PE kawin alam. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ir. Muh. Rusman, MP; Ir. Yusuf, M.Si dan La Wangi, S.Pt yang telah membantu dalam penelitian dan pengumpulan data. DAFTAR PUSTAKA Adhianto, K., dan Sulastri. 2007 Evaluasi Performan Produksi Kambing Peranakan Ettawa dan Boerawa pada system Pemeliharaan di Pedesaan. Jurnal Agritek-Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian, Teknologi Pertanian, Kehutanan, Terakreditasi Ditjen Dikti No.26DIKTIKEP2005, Vol. 15 3 Juni 2007, Hal 504-506. Anonim. 2010. Its All About Goat and Sheep. http:id.wikipedia.org.[7 Januari 2010] Bharathidhasan, A., R. Narayanan, P. Gopu, A. Subramanian, R. Prabakaran, and R. Rajendra. 2009. Effect Non Genetic Factors on Birth Weight, Weaning Weight and Pre weaning Gain of Barbari goat. Tamilnadu. J. Vet. Anim. Sci. 53: 99-103. Kusuma. A,N. Ngadiyono, Kustantinah dan I.G.S. Budisastra. 2012. Lama Keuntingan. Litter Size dan Bobot Lahir Kambing Boerawa pada Pemeliharaan Perdesaan di Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus. Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol. 12 2: 131-136 ISSN 1410-5020. Kostaman, T. dan I-K Sutaman. 2005. Laju Pertumbuhan Kambing Anak Hasil Persilangan Antara Kambing Boer dengan Peranakan Etawah pada Periode Pra-Sapih. JITV 10 : 106 – 112 Mahmilia, F., M. Doloksaribu, dan S.Nasution. 2010. Pengaruh faktor non genetik terhadap bobot lahir kambing Boer pada Stasiun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong Sei Putih. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.hal. 477-481. Sutama, I-K., I.G.M. Budiarsana dan Y. Saefudin.1994.Kinerja Reproduksi Sekitar Puberitas dan Beranak Pertama Kambing Peranakan Etawah.Ilmu dan Peternakan 8: 9-12. Sutama, I-K., I.G.M. Budiarsana, H. Setianto, dan A. Priyanti. 1995. Productive And Reproductive Performances Of Young Peranakan Etawah does. JITV 1: 81-85. Sutama, I-K. 1996. Potensi produktivitas ternak kambing diIndonesia. Pros. Seminar Nasional Peternakan danVeteriner.Jilid I. Bogor, 7-8 Nopember 1995.PusatPenelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.hlm.35-50. Sulastri., Sumadi., T.Hartatik dan N. Ngadiyono. 2014. Performans Pertumbuhan Kambing Boerawa di Village Breeding Centre, Desa Dadapan Kecamatan Sumberejo Kabupaten Tanggamus Povinsi Lampung. Sains Petrnakan Vol. 12 1, Maret 2014:1-9 Thiruvenkadan, A.K., K. Chinnamani, J. Muralidharan, and K. Karunanithi. 2008. Effect Non Genetic Factors on Birth Weight of Mecheri Sheep of India. Livestock Research for Rural Development.