22
3.4.5 Pereaksi besi III klorida 1
Sebanyak 1 g besi III klorida ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air secukupnya hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes, RI., 1995.
3.4.6 Pereaksi timbal II asetat 0,4 M
Sebanyak 15,17 g timbal II asetat ditimbang, kemudian dilarutkan dalam air suling bebas karbon dioksida sebanyak 100 mL Depkes, RI., 1995.
3.4.7 Pereaksi natrium hidroksida 2 N
Sebanyak 8,002 g kristal natrium hidroksida dilarutkan dengan air suling sebanyak 100 mL Depkes, RI., 1995.
3.4.8 Pereaksi asam klorida 2 N
Sebanyak 17 mL larutan asam klorida pekat ditambahkan air suling hingga diperoleh larutan 100 mL Depkes, RI., 1995.
3.4.9 Pereaksi Liebermann-Burchard
Sebanyak 10 tetes asam asetat anhidrat dicampur dengan 1 tetes asam sulfat pekat. Ditambahkan dengan hati-hati asetat anhidrida ke dalam campuran
tersebut, didinginkan Depkes, RI., 1995.
3.4.10 Larutan kloralhidrat
Pereaksi kloralhidrat dibuat dengan cara melarutkan kloralhidrat sebanyak 50 g dalam 20 mL air Depkes, RI., 1995.
3.5 Pemeriksaan Karakterisasi Simplisia 3.5.1 Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan mengamati bentuk, ukuran,
warna, bau dan rasa dari daun mindi segar dan simplisia daun mindi.
Universitas Sumatera Utara
23
3.5.2 Pemeriksaan mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik dilakukan terhadap serbuk simplisia daun mindi. Serbuk simplisia ditaburkan di atas kaca objek yang telah ditetesi dengan larutan
kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup, kemudian diamati dibawah mikroskopik. Gambar mikroskopik dapat dilihat pada Lampiran 3, Halaman 49.
3.5.3 Penetapan kadar air
Penetapan kadar air dilakukan menurut metode Azeotropi destilasi toluen. Alat terdiri dari labu alas bulat 500 mL, alat penampung dan pendingin,
tabung penyambung dan penerima 10 mL. Cara kerja :
Dimasukkan 200 mL toluena dan 2 mL air suling ke dalam labu alas bulat, lalu didestilasi selama 2 jam. Toluen dibiarkan mendingin selama ± 30 menit dan
dibaca volume air pada tabung penerima dengan ketelitian 0,05 mL. Serbuk simplisia 5 g yang telah ditimbang seksama dimasukkan ke dalam labu, lalu
dipanaskan dengan hati-hati selama 15 menit. Toluena yang mendidih kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes tiap detik sampai sebagian besar air
terdestilasi, kemudian kecepatan tetesan dinaikkan hingga 4 tetes tiap detik. Semua air yang terdestilasi pada dalam pendingin dibilas dengan toluena.
Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin pada suhu kamar. Semua air dan toluena yang telah memisah
sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 mL. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang
diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen WHO, 1998.
Universitas Sumatera Utara
24
3.5.4 Penetapan kadar sari larut dalam air
Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 mL air-kloroform 2.5 kloroform dalam air suling sampai 1 liter dalam labu
bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, lalu disaring. Sejumlah 20 mL filtrat pertama diuapkan sampai
kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan residu dipanaskan pada 105
C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes, RI., 1995.
3.5.5 Penetapan kadar sari larut dalam etanol
Sebanyak 5 g serbuk simplisia, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 mL etanol 95 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali 6 jam pertama yang
kemudian dibiarkan selama 18 jam, lalu disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol. Sejumlah 20 mL filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan
penguap yang berdasar rata yang telah dipanaskan dan ditara. Residu dipanaskan pada suhu 105
C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari larut dalam etanol 95 dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes, RI., 1995.
3.5.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk simplisia dimasukkan krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus dipijar perlahan-lahan sampai arang habis,
jika arang masih tidak dapat dihilangkan, ditambahkan air panas, saring melalui kertas saring bebas abu. Sisa dan kertas saring dipijar dalam krus yang sama.
Masukkan filtrat ke dalam krus lalu diuapkan, pijarkan hingga bobot tetap, ditimbang, kadar abu dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes,
RI., 1995.
Universitas Sumatera Utara
25
3.5.7 Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 mL asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan, kemudian didinginkan dan ditimbang hingga bobot tetap. Kadar abu
yang tidak larut asam ditimbang terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes, RI., 1995.
3.6 Skrining Fitokimia