25
3.5.7 Penetapan kadar abu tidak larut dalam asam
Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 mL asam klorida encer selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam
dikumpulkan, disaring melalui kertas saring bebas abu, cuci dengan air panas, dipijarkan, kemudian didinginkan dan ditimbang hingga bobot tetap. Kadar abu
yang tidak larut asam ditimbang terhadap bahan yang telah dikeringkan Depkes, RI., 1995.
3.6 Skrining Fitokimia
Skrining fitokimia dari serbuk simplisia, ekstrak etanol, fraksi n-heksana dan fraksi etilasetat meliputi pemeriksaan golongan senyawa alkaloida,
glikosida, glikosida
antrakuinon, flavonoida,
saponin, tanin
dan steroidatriterpenoida Depkes, RI., 1995; Farnswoth, 1966. Prosedur
pemeriksaan ekstrak etanol dan fraksi daun mindi sama seperti prosedur skrining fitokimia terhadap daun mindi.
3.6.1 Pemeriksaan alkaloida
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambahkan 1 mL asam klorida 2 N dan 9 mL air suling, dipanaskan di atas penangas air selama 2
menit. Didinginkan dan disaring. Filtrat dipakai untuk percobaan : a. Filtrat sebayak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Meyer, akan
terbentuk endapan menggumpal bewarna putih atau kuning. b. Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Bouchardat,
akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam. c.
Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Dragendorff, akan terbentuk endapan merah atau jingga.
Universitas Sumatera Utara
26 Serbuk mengandung alkaloida jika sekurang-kurangnya terbentuk endapan
dengan menggunakan dua golongan larutan percobaan yang digunakan Depkes, RI., 1995.
3.6.2 Pemeriksaan glikosida
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 2 g, lalu disari dengan 20 mL campuran etanol 95 dengan air 7:2 dan 10 mL asam klorida 2 N, direfluks
selama 2 jam, didinginkan dan disaring. Diambil 20 mL filtrat ditambahkan 25 mL air suling dan 25 mL timbal II asetat 0,4 M, dikocok, didiamkan 5 menit
lalu disaring. Filtrat disari dengan 20 mL campuran isopropanol dan kloroform 2:2, dilakukan berulang kali sebanyak 2 kali. Sari air dikumpulkan dan
diuapkan pada temperatur tidak lebih dari 50
o
C. Sisanya dilarutkan dalam 2 mL metanol. Larutan sisa digunakan untuk percobaan berikut : 0,1 mL larutan
percobaan dimasukkan dalam tabung reaksi dan diuapkan diatas penangas air. Pada sisa ditambahkan 2 mL air dan 5 tetes pereaksi Molisch. Langkah
selanjutnya, secara perlahan-lahan ditambahkan 2 mL asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuknya cincin berwarna ungu pada batas kedua cairan
menunjukkan glikosida Depkes, RI., 1995.
3.6.3 Pemeriksaan glikosida antrakinon
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,2 g, kemudian ditambahkan 5 mL asam sulfat pekat 2 N, dipanaskan sebentar, setelah dingin ditambahkan 10 mL
benzene, dikocok dan didiamkan. Lapisan benzene dipisahkan dan disaring, kocok lapisan benzene dengan 2 mL NaOH 2 N, didiamkan. Lapisan air
berwarna merah dan lapisan benzene tidak berwarna menunjukkan adanya antrakinon Depkes, RI., 1995.
Universitas Sumatera Utara
27
3.6.4 Pemeriksaan flavonoida
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia ditambahkan 20 mL air panas, dididihkan selama 10 menit dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 mL filtrat
ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1 mL asam klorida pekat dan 2 amil alkohol, dikocok dan dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika terjadi warna
merah, kuning, jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1966.
3.6.5 Pemeriksaan saponin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambahkan 10 mL air panas, didinginkan kemudian dikocok selama 10 detik,
jika terbentuk busa setinggi 1 sampai 10 cm yang stabil tidak kurang dari 10 menit dan tidak hilang dengan penambahan 1 tetes asam klorida 2 N
menunjukkan adanya saponin Depkes, RI., 1995.
3.6.6 Pemeriksaan tanin
Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia disari dengan 10 mL air suling lalu disaring, filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan
diambil sebanyak 2 mL dan ditambahkan 1 sampai 2 tetes pereaksi besi III klorida 1. Perubahan warna hijau, biru atau kehitaman menunjukkan adanya
tanin Farnsworth, 1966.
3.6.7 Pemeriksaan steroidatriterpenoida
Sebanyak 1 g sampel dimaserasi dengan n-heksana selama 2 jam, lalu disaring. Filtrat diuapkan dalam cawan penguap. Pada sisa ditambahkan 2 tetes
asam asetat anhidrida dan 1 tetes asam sulfat pekat. Timbul warna biru atau hijau menunjukkan adanya steroid dan timbul warna merah, pink atau ungu
menunjukkan adanya triterpenoid Farnsworth, 1966.
Universitas Sumatera Utara
28
3.7 Pembuatan Ekstrak