Adapun aktivitas analisis data yaitu Sugiyono, 2011: 246: 1.
Reduksi Data Data Reduction
Reduksi data adalah kegiatan merangkum, memilih hal- hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta
mencari teman dan polanya yang sesuai dengan penelitian. Hal ini bermaksud agar penelitian ini menjadi lebih jelas dan
mempermudah peneliti dalam melakukan pengumpulan data. 2.
Penyajian Data Data Display Penyajian data dalam hal ini diartikan sebagai kegiatan
untuk menyusun informasi-informasi atau data-data yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dengan penarikan data akan dapat dengan mudah
dipahami apa yang terjadi dan apa yang harus dilakukan pada penelitian ini sehingga menghasilkan hasil yang akurat.
3. Penarikan kesimpulan atau Verifikasi conclusion
drawingverification. Langkah ini menyangkut tujuan dari penelitian, yaitu
menggambarkan maksud dari data yang dipergunakan sangat beragam, sehingga perlu pembeda dan pembandingan yang
meluas, pencatatan tema dan pola-pola pengelompokan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum LAZISMU
Muktamar Muhammadiyah Ke-47 yang dilaksanakan di Makassar Sulawesi Selatan menghasilkan beberapa hal penting yang menjadi pedoman
seluruh warga
Muhammadiyah dalam
menjalankan kelembagaan
Muhammadiyah di Indonesia. diantaranya yaitu adanya TRISULA sebagai Senjata untuk melakukan upaya-upaya dalam menyongsong Abad Ke-2
Muhammadiyah agar lebih dapat memberikan manfaat kepada ummat. Adapun 3 TRISULA tersebut yaitu: Hasil Wawancara dengan Pak Da’i.
1. Badan Penanggulangan Bencana. Ini sebagai langkah Muhammadiyah
untuk meresponbanyaknya bencana yang akhir-akhir ini menimpa Indonesia. Sehingga Muhammadiyah perlu ikut andil secara teknis
agar dapat memberikan dampak terhadap masyarakat. 2.
LAZIS Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah. Sebagai Lembaga Filantropi dan lembaga Nirlaba atau sebagai Aksi Sosial yang dapat
membantu masyarakat secara nyata. Dalam hal ini adalah LAZISMU. 3.
Pemberdayaan Masyarakat. Bagian pemberdayaan masyarakat lebih diarahkan agar masyarakat dapat berdaya, baik secara ekonomi
maupun sosial, dan didampingi melalui pembinaan akidah ataupun keyakinan. Dengan kata lain ikut memurnikan keyakinan. Dan menjadi
bagian pencerahan yang merupakan tujuan dari Muhammadiyah.
1. Sejarah LAZISMU
Lembaga Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah yang selanjutnya disebut LAZISMU adalah merupakan salah lembaga zakat
tingkat nasional yang dinaungi dibawah pimpinan organisasi Islam, Muhammadiyah. Terbentuknya lembaga ini tentunya telah mendapat
izin dari pemerintah pusat melalui Kementerian Agama Republik Indonesia,
yang bertujuan
berkhidmat dalam
pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan secara produktif dana zakat, infaq,
wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya.
DidirikanolehPimpinanPusatMuhammadiyahpadatahun 2002
yang selanjutnyadikukuhkanolehMenteri Agama Republik Indonesia sebagaiLembagaAmil
Zakat Nasional
melalui Surat
KeputusanKementerian Agama Nomor 45721 November 2002 www.lazismu.org
.
2. Profil LAZISMU
Lembaga Amil Zakat Infak Shadaqoh untuk Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Daerah Istimewa Yogyakarta telah ada sejak periode
kepemimpinan PWM DIY 2005-2010. Keberadaannya menjadi sangat istimewa karena menjadi satu-satunya lembaga atau majelis yang
menjalankan fungsi teknis pengelolaan keuangan disamping keberadaan bendahara PWM DIY LazisMuDIY, 2012: 38.