manusia, benda, maupun jumlah dari objek tersebut. Pada populasi akan dibahas mengenai sifat dan karakteristik yang ada yang ditentukan oleh peneliti Sugiyono
dalam Ferijanto, 2007.
2.9.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dijadikan sebagai objek penelitian. Sampel dapat diartikan sebagai contoh. Jadi sampel merupakan sedikit bagian dari populasi
yang diambil untuk kemudian diteliti. Alasan perlu dilakukan pengambilan sampel karena terbatasnya waktu, tenaga, dan biaya; memudahkan penelitian, serta
mendapatkan informasi yang lebih fokus Nasution, 2003.
2.9.3 Metode Pengambilan Sampel
Pemilihan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapatkan sampel yang refresentatif dan mewakili dari populasi yang ada. Menurut Henry dalam Dwiastuti
2012, pengambilan sampel dibedakan menjadi dua jenis yakni probabilitas probability sampling dan nonprobabilitas nonprobability sampling.
2.9.3.1 Propability Sampling
Pengambilan sampel probabilitas probability sampling artinya setiap bagian populasi memiliki kesempatan yang sama dan diambil secara acak dari populasi. Metode ini
terbagi atas beberapa tipe yang dijelaskan pada Tabel 2.4.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.4 Tipe Metode Sampel Probabilitas
Tipe Sampel Deskripsi
Kapan Digunakan
Simple random sampling Sampel acak sederhana artinya setiap
bagian dari populasi yang ada mempunyai kesempatan yang sama
untuk diambil sebagai sampel. Sampel nantinya akan dipilih secara acak.
Kelebihan dari cara pengambilan sampel ini karena sederhana dan
mudah dilakukan. 1.
Bila populasi tidak tersebar luas. 2.
Bila populasi sedikitnya homogen dengan karakteristik yang diteliti.
Systematic sampling Metode pengambilan sampel dengan
unsur pertama yang dipilih secara acak dan unsur selanjutnya dipilih
secara sistematis dengan pola tertentu. Populasi sifatnya besar dan homogen.
1. Bila terdapat stratifikasi pada
populasi. 2.
Bila stratifikasi dengan banyak data digunakan.
Stratified sampling Masing-masing bagian dari populasi
dibentuk menjadi strata dan dipilih secara acak dari masing-masing strata.
Populasi bersifat heterogen. 1.
Bila penyebaran karakteristik populasinya sangat sedikit dan
menumpuk dalam kelompok kecil.
Cluster sampling Tidak tersedia kerangka sampel dan
masing-masing unit populasi dibentuk dalam cluster kemudian cluster dipilih
secara acak. Anggota cluster adalah unit sampel.
1. Bila populasi bisa dikelompokkan ke
cluster saat unit populasi individu berbeda dari karakteristik yang
dibahas.
Sumber : Dwiastuti, 2012
2.9.3.2 Nonpropability Sampling
Pengambilan sampel nonprobabilitas nonpropability sampling artinya sampel diambil berdasarkan pertimbangan peneliti agar mencapai tujuan penelitian dan dipilih secara
sistematis. Metode sampel nonprobabilitas terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis merupakan metode pengambilan sampel yang berdasarkan pada urutan dari anggota populasi yang sebelumnya telah diberi nomor urut.
b. Sampling Kuota Sampling kuota bertujuan untuk menentukan sampel dari populasi yang memiliki
karakteristik tertentu dan jumlah yang diinginkan. c. Sampling Insidental
Sampling insidental merupakan metode sampling dengan cara kebetulan yang artinya siapapun yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat dijadikan sebagai sampel
jika orang tersebut dianggap sesuai untuk digunakan sebagai sumber data.
Universitas Sumatera Utara
d. Sampling Purposif Sampling purposif adalah metode sampel dengan pertimbangan tertentu. Metode
sampling ini lebih cocok digunakan pada penelitian kualitatif. e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan tipe metode penentuan sampel yang menggunakan semua anggota populasi sebagai sampelnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keberadaan air tidak dapat dilepaskan dari kehidupan makhluk hidup karena air merupakan komponen vital yang sangat diperlukan terutama oleh manusia. Setiap harinya manusia
memerlukan air untuk memenuhi keberlangsungan hidupnya. Bagi manusia, air digunakan untuk berbagai keperluan seperti mandi, minum, mencuci, memasak, dll. Dengan beragam
kebutuhan air tersebut, perusahaan-perusahaan air bersih dituntut untuk menyediakan pasokan air bersih kepada masyarakat agar setiap kebutuhan tersebut terpenuhi.
Penyediaan air bersih di Indonesia difasilitasi oleh ± 318 Perusahaan Daerah Air Minum PDAM. Sistem ini ternyata melayani 33 juta jiwa atau hanya sebesar 39 penduduk
perkotaan dan 9 juta jiwa atau 8 penduduk perdesaan. Sedangkan masyarakat lainnya yang belum terlayani air minum memperoleh dari sumber lain seperti mata air, sumur dalam, sumur
dangkal, penampungan air hujan dan penjaja air water vendor yang kualitasnya tidak terjamin. Untuk masyarakat miskin yang belum terlayani oleh sistem, membeli air dengan
harga yang cukup mahal Sutjahjo, 2014. Berbagai faktor mempengaruhi kondisi pelayanan air minum di Indonesia sehingga
menyebabkan air yang diterima masyarakat belum memenuhi standar kualitas air minum. Selain itu, tingkat kehilangan air yang tinggi juga menjadi alasan tidak meratanya pelayanan
air bersih ke masyarakat. Kehilangan air bukan menjadi fenomena yang baru lagi dalam dunia air minum. Hal ini dapat
terjadi ketika air yang berhasil didistribusikan ke pelanggan namun karena berbagai alasan seperti kebocoran, tidak diukur atau dicatat secara akurat sehingga menyebabkan terjadinya
kesalahan dalam jumlah konsumsi pelanggan. Hal ini merupakan salah satu permasalahan manajemen air minum yang juga masih sering terjadi di Indonesia. Beragam penyebab
terjadinya kehilangan air dapat diakibatkan berbagai faktor seperti inkonsistensi teknis serta menurunnya fasilitas yang pada akhirnya menyebabkan kerugian yang cukup besar tidak
hanya dari pihak perusahaan air minum, tetapi juga imbasnya lagi-lagi dialami oleh masyarakat. Terjadinya kehilangan air seringkali menyebabkan distribusi aliran air bersih
Universitas Sumatera Utara