3.2 Gambar Jembatan
3.2.1 Tampak Samping Memanjang Jembatan
Gambar 3.1 Tampak Memanjang Jembatan
4 1
Universitas Sumatera Utara
3.2.2 Potongan Kiri Jembatan
3.2.3 Potongan Tengah Jembatan
Gambar 3.2 Potongan Bagian Kiri Jembatan
Gambar 3.3 Potongan Bagian Tengah Jembatan
Universitas Sumatera Utara
3.2.4 Potongan Kanan Jembatan
3.2.5 Portal Jembatan
Gambar 3.4 Potongan Bagian Kanan Jembatan
Gambar 3.5 Portal Jembatan
Universitas Sumatera Utara
3.2.6 Tampak Lantai Jembatan
3.2.7 Gelagar Jembatan
Gambar 3.6 Tampak Lantai Jembatan
Gambar 3.7 Gelagar Jembatan
Universitas Sumatera Utara
3.3 Beban Kerja Pada Jemabatan
Beban kerja yang terjadi pada jembatan gantung pejalan kaki terdiri atas beban hidup, beban mati, beban angin dan beban gempa.
3.3.1 Beban Hidup Ada dua aspek beban hidup yang perlu dipertimbangkan dalam pembebanan
jembatan gantung pejalan kaki, yaitu: c.
Beban terpusat pada lantai jembatan akibat langkah kaki manusia untuk memeriksa kekuatan lantai jembatan;
d. Beban yang dipindahkan dari lantai jembatan ke batang struktur
yang kemudian dipindahkan ke tumpuan jembatan. Aksi beban ini akan terdistribusi pendek atau menerus sepanjang batang-batang
longitudinal yang menahan lantai jembatan. Menurut surat edaran menteri pekerjaan umum No.02SEM2010 diatur
beban hidup yang bekerja pada jembatan gantung berdasarkan kelas jembatan sesuai table 2.1. dimana jemabatan gantung pejalan kaki yang berada di Desa Aek
Libung ini termasuk pada jembatan gantung kelas II dengan lebar jembatan 1.4 m. •
Beban hidup �
ℎ
= 400 �� �
2
�
• Beban hidup simetris
= lebar jembatan x beban hidup = 1.4 x 400 = 560 �� �
2
� •
Beban hidup asimetris `= ½ x beban hidup simetris
= ½ x 560 = 280 �� �
2
�
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Beban Mati Beban mati yang bekerja yaitu diakibatkan oleh berat sendiri jembatan yang
terdiri atas, lantai jembatan, gelagar memanjang, gelagar melintang, gelagar pengaku, kabel penggantung dan kabel utama jembatan.
• Lantai Jembatan
Luasan lantai = tebal x lebar lantai
= 0.025 x 1.4 = 0.035 m Berat jenis kayu
= 900 kg �
3
2
Berat lantai = 900 x 0.035 = 31.5 kgm
• Gelagar Memanjang
Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m
Jumlah gelagar = 4 buah dengan panjang 60 m
Total panjang = 4 x 60 = 240 m
Berat jenis kayu = 900 kg
�
3
Berat gelagar memanjang = 900 x 0.003 x 24060 = 10.8 kgm
• Gelagar Melintang
Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m
Jumlah gelagar = 35 buah dengan panjang 1.5 m
Total panjang = 35 x 1.5 = 52.5 m
Berat jenis kayu = 900 kg
�
3
Berat gelagar melintang = 900 x 0.003 x 52.560 = 2.362 kgm
Universitas Sumatera Utara
• Gelagar Penahan Lateral
Luasan gelagar = 0.05 x 0.06 = 0.003 m
Jumlah gelagar = 34 buah panjang 2.2 m
Total panjang = 34 x 2.2 = 74.8 m
Berat jenis kayu = 900 kg
�
3
Berat penahan lateral = 900 x 0.003 x 74.860 = 3.366 kgm
• Kabel Utama
Luasan = ¼
π D = ¼ x 3.14 x 0.03
2 2
= 0.00070 m Panjang kabel utama L
2 k
Dimana : = L
{1 +
8 3
� �
2
}
L = Panjang bentang utama = 60 m d = cekungan kabel di tengah bentang = 2.3 m
maka, L
k =
60 {1 +
8 3
2.3 60
2
} = 60.24 m
Jumlah kabel = 2 buah
Panjang total kabel = 60.24 x 2 = 120.48 m Berat jenis kabel
= 7850 kgm Berat kabel
= 7850 x 0.00070 x 120.4860 = 11.135 kgm
3
Universitas Sumatera Utara
• Batang Penggantung
Luasan = ¼
π D = ¼ x 3.14 x 0.015
2 2
= 0.000176 m Panjang batang
= 52.7 m
2
Jumlah = 2 bagian sama
Total panjang = 52.7 x 2 = 105.4 m
Berat jenis kabel = 7850 kgm
Berat kabel = 7850 x 0.000176 x 105.460 = 2.43 kgm
3
• Beban lain-lain asumsi
= 2 kgm
• Beban mati total
= berat lantai + berat gelagar memanjang, melintang dan penahan lateral + kabel utama + batang penggantung + beban lain-lain
Beban mati total q
d
= 63.593 kgm = 31.5 + 10.8 + 2.362 + 3.366 + 11.135 + 2.43 + 2
3.3.3 Beban Angin Berdasarkan surat edaran menteri pekerjaan umum No.02SEM2010,
standar perencanaan untuk jembatan pejalan kaki mempertimbangkan standar perencanaan kecepatan angin 35 mdetik, yang mengakibatkan tekanan seragam
pada sisi depan yang terbuka dari batang-batang jembatan dari 130 kgm2. Karena tidak mungkin lalu lintas di atas jembatan pada angin yang besar, beban angin
dipertimbangkan terpisah dari beban hidup vertikal. Beban angin q
a
= 130 kgm
Universitas Sumatera Utara
3.3.4 Beban Gempa Menurut surat edaran menteri pekerjaan umum No.02SEM2010, Beban
gempa dihitung secara statik ekuivalen dengan memberikan beban lateral di puncak menara sebesar 15 sampai dengan maksimum 20 beban mati pada
puncak menara. Beban gempa tidak dihitung bersamaan dengan beban angin karena tidak terjadi pada waktu yang sama.
Beban gempa juga bisa dihitung dengan menggunakan respon spectra berdasarkan koordinat lokasi jembatan. Dinas pemerintahan umum membuat
aplikasi perhitungan respon spectra untuk semua lokasi di Indonesia. Yaitu di puskim.pu.go.id data yang kita butuhkan yaitu koordinat lokasi jembatan dan jenis
tanah pada lokasi tersebut. Jembatan gantung yang berada di desa Aek Libung, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan memiliki koordinat
lokasi pada 1 09’15.9” N, 99
25’20.6” E, dan memiliki jenis tanah yaitu tanah lunak.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN