63
Dengan adanya pendidikan politik didaerah memberikan dampak yang baik kepada masyarakat karena memberikan pelajaran dan bimbingan untuk
mengembangkan potensi diri manusia, agar masyarakat juga dapat sadar akan hak dan kewajibannya agar ikut serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dalam setiap proses pembanguna, terlebih kepada generasi muda Padang Lawas agar lebih kritis dalam menyikapi maslah-masalah yang terjadi di Padang Lawas
agar semua aman sesuai keinginan masyarakat untuk sejahtera.
3.4 Analisis Data
Pemekaran wilayah pada hakekatnya adalah upaya menciptakan pemerintahan yang lebih efektif dan efisien serta berdaya guna demi mewujudkan
percepatan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, pembangunan dan pengembangan otonomi dalam masa transisi ini adalah
mengembangkan prakarsa dari dalam inward looking, menumbuhkan kekuatan- kekuatan baru dari masyarakat autonomous energies sehingga intervensi dari
luar termasuk dari pemerintah terhadap masyarakat harus merupakan proses pemberdayaan dalam rangka mengelola pembangunan untuk mengantisipasi
perubahan dan peluang yang lebih luas. Secara esensial sebenarnya dalam penyelenggaraan desentralisasi terdapat dua elemen penting yang saling berkaitan,
yaitu pemebentukan daerah otonom dan penyerahan kekuasaan secara hukum dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan menangani urusan
pemerintahan tertentu yang diserahkan. Pembentukan daerah otonom baru DOB yang telah diperjuangkan sejak 1992 hingga 2007, merupakan keberhasilan
Universitas Sumatera Utara
64
tersendiri bagi seluruh masyarakat Padang lawas dan tim pemekaran pada khususnya.
Konsepsi mengenai elit pada dasarnya merupakan sekelompok kecil dalam masyarakat yang memegang posisi dan peranan penting. Dalam istilah lain bahwa
elit adalah segolongan kecil yang memperoleh sebagian besar dari nilai apa saja, elit itu menunjuk pada mereka yang berpengaruh Jurdi, 2004:21. Elit memiliki
komunitas yang sedikit atas komunitas yang lebih banyak. Akan tetapi elit memegang peranan besar,tentunya memiliki kendali terhadap aktivitas politik
yang ada dalam masyarakat. Dalam proses pemekaran daerah tentunya tidak lepas dari campur tangan
para elit lokal. Adapun elite lokal yang dimaksud ialah mereka para oknum yang bertanggungjawab dalam mengembangkan dan mengelola daerah untuk menjadi
mandiri, para aparat di pemerintahan termasuk para pejabat birokrat, para anggota dewan perwakilan rakyat dari lembaga legislatif dan para stakeholder termasuk
para tokoh masyarakat dan tokoh pemuda yang ada dalam lingkup daerah baik elit politik maupun non politik. Elit politik adalah individu dalam kelompok
masyarakat yang memerintah. Sedangkan elit non politik adalah individu atau sekolompok orang dalam masyarakat yang memiliki kelebihan dan berpengaruh
besar naum tidak memerintah. Sehingga efektifitas dalam implementasi otonomi daerah dapat tercermin dari peran elite lokal dalam pengembangan otonomi
daerah itu sendiri Dalam prosesnya, pemekaran Padang Lawas dilaksanakan oleh elit.
Dimana menurut teori Vilfredo Pareto, elit merupakan orang-orang yang berhasil,
Universitas Sumatera Utara
65
yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. Selaras dengan itu pemekaran di Padang Lawas dimotori oleh tim pemekaran yang terdiri dari
tokoh tokoh masayarakat, tokoh agama, tokoh pemuda. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa peran Elit lokal baik Elit
politik maupun non politik dalam memperjuangkan proses pemekaran wilayah di Kabupaten Padang Lawas telah dilakukan dengan baik. Hal ini mengandung
implikasi bahwa penting bagi rakyat maupun elit lokal saling memahami peran masing masing dalam pencapaian pemekaran daerah tersebut. Dengan demikian
diharapkan dapat meningkatkan kualitas dari pada daerah pemekaran dalam mewujudkan harapan masyarakat Padang Lawas secara umum.
Sebagai tokoh masyarakat, bapak H.Marahadi Hasibuan selaku tokoh pemekaran telah menjalankan peranan elit sesuai dengan landasan teoritis dimana
ia berstatus sebagai tokoh masyarakat lokal. Dalam klasifikasi elit, menurut Gaetano Mosca dan Vilfredo Pareto, maka beliau masuk dalam kategori Elit Non
Politik Lokal yang merupakan seseorang yang menduduki jabatan-jabatan strategis dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam
lingkungan masyarakat. Demikian juga anggota tim pemekaran lainnya, dimana mereka terdiri dari berbagai unsur tokoh agama, kepemudaan dan unsur-unsur
lainnya yang bisa mempengaruhi masyarakat Padang Lawas pada umumnya. Dalam pelaksanaan pemekaran daerah, segenap penyelenggara, termasuk
Bupati dan Gubernur harus melakukan prosedur ketetapan pemekaran daerah, yang menjadi syarat sah yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 129
Tahun 2009 yang kemudian di amandemen dalam Undang-undang No. 32 dan 33
Universitas Sumatera Utara
66
tahun 2004, dan PP No. 78 tahun 2007, berupa syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Dan hal ini juga yang dilakukan oleh segenap penyelenggara
dalam pemekaran daerah Kabupaten Padang Lawas, yang secara sadar, bahwa pelayanan publik pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan pada waktu itu, tidak
bisa maksimal, karena terlalu luasnya wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan itu sendiri. Oleh karena itu, muncul inisiatif yang beralasan dari para tokoh. Pada
awal mulanya digagas pemekaran daerah Padang Lawas, peran kepala daerah dalam hal ini H. Raja Inal Siregar Gubernur Sumut 1988 hingga 1998, turut
memprakarsai terwujudnya pembentukan kabupaten Padang lawas.Selanjutnya sejumlah masyarakat kemudian mendirikan panitia yang mengawal pemekaran
Kabupaten Tapanuli Selatan untuk pembentukan Kabupaten Padang Lawas. Selain itu juga, kehendak masyarakat daerah yang didukung oleh Undang-
undang Dasar 1945 yang menyatakan, pengakuan negara untuk selalu menghormati kesatuan adat istiadat beserta hak-hak tradisionalnya yang
mencerminkan identitas bhineka tunggal ika. Oleh karena itu, pemekaran wilayah dalam hal ini bertujuan selain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
meningkatkan pelayanan publik, pemekaran wilayah juga memiliki filosofi penting dalam konsep dan perkembangannya, yaitu menjaga keanekaragaman adat
istiadat daerah yang telah menjadi ciri khusus dalam budaya nasional, sehingga terhindar dari kontaminasi budaya barat yang semakin berkembang, dan
menciptakan rasa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Dalam banyak kasus pemekaran daerah yang berada di Indonesia, ide dan
gerakan daerah tersebut muncul dari sekelompok elit politik yang memiliki
Universitas Sumatera Utara
67
tendensi politik yang melatarbelakangi munculnya ide dan gerakan pemekaran wilayah, seperti para mantan calon Kepala Daerah yang kalah pada saat Pemilu-
kada, atau sekelompok orang yang hanya ingin menikmati hasil alam daerah tertentu, oleh karenanya mereka memunculkan ide pemekaran wilayah Padang
Lawas. Kesejahteraan masyarakat Padang Lawas mengalami peningkatan terlihat
dari meningkatnya jumlah Pendapatan Asli Daerah PAD, sementara angka kemiskinan di Kabupaten Padang Lawas setiap tahunnya mengalami penurunan,
hal ini dihasikan oleh penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan yg semakin berkembang pasca pemekaran.
Pakar berpendapat bahwa dampak yang paling utama dari pemekaran yaitu kesejahteraan ekonomi hal ini dikarenakan luas daerah yang semakin sempit,
rentang kendali yang semakin pendek membuat daerah itu semakin sedikit daerah yang diurusnya dengan anggaran yang tidak berkurang dibandingkan sebelum
pemekaran. Kemudian prioritas selanjutnya dari dampak pemekaran wilayah pakar mengharapkan peningkatan kualitas aparatur lalu peningkatan kualitas
infrastruktur.Sementara masyarakat merasakan setelah pemekaran ternyata peningkatan kualitas infrastruktur lebih dominan daripada kesejahteraan ekonomi.
Kesejahteraan masyarakat Padang Lawas mengalami peningkatan terlihat dari meningkatnya jumlah Pendapatan Asli Daerah PAD, sementara angka
kemiskinan di Kabupaten Padang Lawas setiap tahunnya mengalami penurunan, hal ini dihasikan oleh penyerapan tenaga kerja oleh perusahaan pertambangan yg
semakin berkembang pasca pemekaran.
Universitas Sumatera Utara
68
Setelah tujuh tahun berjalan, posisi daerah Padang Lawas secara umum lebih baik dari kondisi sebelum pemekaraan dalam beberapa aspek. Saat awal
pemekaran telah dilakukan beberapa pengalihan administratif dari daerah induk dalam hal ini dari Tapanuli Selatan ke daerah Padang Lawas, baik pengalihan
aparatur, dan penyiapan infrastruktur perekonomian dan pemerintahan. Satu hal yang pasti adalah pembagian potensi ekonomi yang merata hingga daerah
kabupaten Padang Lawas dapat sebanding dengan daerah induk. Dalam jangka pendek juga diperlukan perubahan pola belanja aparatur dan pembangunan yang
akan menciptakan permintaan barang dan jasa setempat serta dukungan penuh terhadap pengembangan sektor pertanian dan pertambangan sebagai basis
ekonomi daerah Padang Lawas. Selanjutnya perubahan secara mendasar adalah pembagian wilayah adminstrasi yang berujung pada percepatan pelayanan publik
di Kabupaten Padang Lawas. Secara umum keberhasilan elit dalam memperjuangkan pemekaran Padang
Lawas telah tercapai, dibuktikan dengan adanya daerah otonomi baru. Pencapaian ini diwujudkan dengan beberapa perkembangan pembangunan di daerah setempat,
seperti infrastruktur fasilitas publik seperti sarana ekonomi dan sarana fasilitas kesehatan dan pendidikan.
Peran Elit Lokal di Kabupaten Padang Lawas dalam sistem politik sampai pada tahap pembuatan kebijakanpemekaran wilayah tingkat daerah dengan
dikeluarkannya SKPersetujuan Pemekaran Daerah DPR RI dan SK Persetujuan dari Pemerintah Pusat sudah berjalan dengan baik dan sesuai prosedur.
Universitas Sumatera Utara
69
Meski studi ini memiliki keterbatasan dalam jumlah sampel, data-data yang terbatas, perbedaan bobot masing-masing indikator maupun ketiadaan survei
persepsi di tingkat masyarakat, namun penulis berharap studi ini dapat mendeskripsikan bagaimana perkembangan daerah Kabupaten Padang Lawas
pasca otonomi daerah sehingga dapat menjadi bahan masukan kebijakan yang strategis, baik terkait dengan kebijakan penataan daerah maupun kebijakan
desentralisasi dan otonomi daerah secara umum. Pasca terbentuknya Kabupaten Padang Lawas sebagai DOB, terdapat
peluang yang besar bagi akselerasipembangunan ekonomi di wilayah yang baru diberi status sebagai daerah otonomdengan pemerintahan sendiri. Bukan hanya
infrastruktur pemerintahan yang terbangun, tetapi juga infrastruktur fisik, Sepertibeberapa fasilitas dan sarana prasaran publik.
Sebagai daerah otonomi baru, Kabupaten Padang Lawas juga dimungkinkan untuk melahirkan infrastruktur kebijakan pembangunan ekonomi,
semua infrastruktur ini membukapeluang yang lebih besar bagi wilayah hasil pemekaran untuk mengakselerasipembangunan ekonomi. Akselerasi
pembangunan ini harus dibayar dengan biaya yangtinggi, terutama anggaran yang dikeluarkan untuk membiayai pemerintahan daerah,seperti belanja pegawai dan
belanja operasional pemerintahan daerah lainnya. Melaluikebijakan pembangunan ekonomi wilayah yang menjangkau seluruh wilayah Kabupaten Padang Lawas,
akselerasipembangunan ekonomi tetap dimungkinkan untuk dilakukan dengan biaya yang rendahKhalid : 2012.
Universitas Sumatera Utara
70
Temuan studi mengenai kondisi sosial ekonomi maupun secara politik menunjukkan pemekaran daerah yang berpengaruh positif pada peningkatan
kondisi sosial ekonomi masyarakat Padang Lawas. pendapatan asli daerah Kabupaten Padang Lawas langsung dikelola untuk membangun daerahnya sendiri
sehingga lebih fokus dalam pembangunan dan berkembang lebih cepat. Dengan demikian secara umum, pemekaran Kabupaten Padang Lawas
mengahsilkan kemajuan kemajuan yang positif, terlepas dari beberapa kelemahan yang masih ada dalam proses perjalanannya.
Universitas Sumatera Utara
71
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN