8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pembangunan Daerah
Pembangunan dapat dimaknai sebagai suatu proses perubahan yang dilakukan secara sadar menuju ke arah yang lebih baik. Para ahli memberikan
definisi pembangunan yang berbeda. Siagian dalam Riyadi 2004:4 memberikan pengertian pembangunan sebagai: Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan
dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa
nation building. Selanjutnya Siagian 1993 juga mengemukakan pembangunan sebagai
suatu perubahan mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang lebih baik dari keadaan sekarang, sedangkan pembangunan
sebagai suatu pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang baik secara kualitatif dan kuantitatif dan mutlak harus terjadi dalam
pembangunan. Teori Harrod-Domar mengemukakan dua aspek yang penting sekali
artinya dalam usaha untuk menyusun strategi pembangunan di negara sedang berkembang. Pertama, teori tersebut menekankan analisanya pada syarat untuk
mencapai penggunaan alat modal yang tersedia secara maksimal full capacity. Oleh karena itu teori ini penting artinya pada negara sedang berkembang karena
negara-negara tersebut boleh dikatakan selalu mencapai full capacity dalam penggunaan alat-alat modal yang dimilikinya walaupun pengangguran tenaga
Universitas Sumatera Utara
9
kerja banyak terdapat. Salah satu sifat penting dari negara sedang berkembang, bahwa mereka pada umumnya memiliki alat modal yang terbatas tetapi jumlah
tenaga kerjanya sangat berlebihan yang menimbulkan full capacity. Dengan adanya kesesuaian diantara keadaan yang digambarkan diantara keadaan yang
digambarkan dalam teori Harrid-Domar dengan keadaan di negara sedang berkembang ini maka ramalan Harrod-Domar mengenai akibat dari pertumbuhan
yang lebih laju dari tingkat pertumbuhan yang dikehendaki perlu diperhatikan dalam menciptakan kebijaksanaan pembangunan.
Aspek kedua dari teori Harrod-Domar teori ini memberikan penjelasan dan menunjukkan tentang peranan modal dalam pembangunan dan sampai dimana
pertumbuhan alat produksi meningkatkan pembangunan. Dengan demikian teori ini membantu negara sedang berkembang menaksir jumlah modal yang
diperlukan untuk mencapai satu tingkat pertumbuhan ekonomi tertentu. Hal ini bukan saja berguna bagi Pemerintah Pusat tetapi juga untuk Pemerintah Daerah
yang dapat melakukan hal yang sama dalam perencanaan pembangunan daerahnya.
Teori Neo-klasik, ditinjau dari sudut jumlah faktor yang dianalisanya lebih lengkap dari teori Harrod-Domar karena disamping membahas mengenai peranan
modal, teori ini menganalisa pula mengenai peranan kemajuan teknologi dan pertambahan tenaga kerja. Analisa Neo-Klasik menekankan pada faktor-faktor
yang akan memungkinkan pertambahan produksi dalam masyarakat. Apabila a
i
yaitu bagian pendapatan yang diciptakan oleh suatu unit modal yang besarnya
Universitas Sumatera Utara
10
adalah sama dengan produksi marginal dari modal dan T
i
yaitu tingkat perkembangan teknologi maka dengan menggunakan analisa ini dapat ditentukan
besarnya pertambahan produksi dan pendapatan Nasional yang diakibatkan oleh pertambahan tenaga kerja atau modal atau kemajuan teknologi. Namun teori ini
tidak membuat analisa bagaimana ketiga faktor tersebut akan menciptakan sumbangannya dalam pembangunan ekonomi, suatu aspek analisa pembangunan
yang sebenarnya sangat diperlukan di negara sedang berkembang. Dengan kata lain analisa Neo-Klasik masih belum cukup mendalam pembahasannya terhadap
peranan ketiga faktor di atas dalam pembangunan, sehingga belum cukup sempurna sebagai landasan dalam menyusun strategi pembangunan di negara
sedang berkembang.
2.2 Teori Pemekaran Daerah