15
3.4 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah jala, tanggok, cool box, tool box, camera digital, pH meter, termometer, lux meter, keping secchi, pipet
tetes, erlemeyer 150 ml, spit 5 ml, spit 3 ml, ember 5 liter dan botol alkohol. Bahan yang digunakan adalah alkohol 70, kertas grafik, aluminium foil, plastik
10 kg, MnSO
4
, KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, dan amilum.
3.5 Pengambilan Sampel Ikan
Pengambilan sampel ikan dilakukan bersamaan dengan pengukuran faktor-fisik kimia perairan. Sampel ikan yang diperoleh dimasukkan ke dalam plastik
berukuran 5 kg dan diawetkan dengan alkohol 70 untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Cara pengambilan ikan dilakukan dengan
menebar jala sebanyak 30 ulangan pada masing-masing stasiun. Penebaran jala dilakukan secara acak di setiap lokasi pengambilan sampel.
3.6 Pengukuran Faktor Fisik-Kimia Perairan 3.6.1 Suhu
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan alat termometer dengan skala 0-100
o
C. Termometer dimasukkan ke badan air dan biarkan beberapa saat lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan dicatat hasil yang tertera pada skala
termometer.
3.6.2 Intensitas Cahaya
Lux meter diletakkan pada lokasi penelitian setelah terlebih dahulu dinyalakan dan diatur Lux meter pada perbesaran 200.000, kemudian dicatat nilai
yang tertera pada layar.
3.6.3 Penetrasi Cahaya
Pengukuran penetrasi cahaya dilakukan dengan menggunakan keping Sechii, caranya dengan keping Sechii dimasukkan ke dalam perairan sungai, sampai
keping Sechii tersebut tidak kelihatan, kemudian diukur panjang talinya.
Universitas Sumatera Utara
16
3.6.4 Kecepatan Arus Sungai
Bola ping pong dimasukkan ke badan sungai bersamaan dengan menghidupkan stopwatch, hingga mencapai jarak 10 m. Kemudian dimatikan
stopwatch dan dicatat waktunya.
3.6.5 pH
Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter. Sebelumnya dikalibrasi dulu pH dengan pH 7. pH meter dimasukkan ke badan air lalu dibaca
nilainya dan dicatat hasil yang tertera pada skala pH meter.
3.6.6 Dissolved Oxigen DO
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan menggunakan metode Winkler, yaitu sampel air dimasukkan ke dalam botol Winkler, lalu ditambahkan masing-
masing 1 ml MnSO
4
dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Sampel didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putih, kemudian
ditambahkan 1 ml H
2
SO
4
, dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu
dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu sampel ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru.
Kemudian sampel dititrasi menggunakan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Volume Na
2
S
2
O
3
0,0125 N yang terpakai dihitung dan hasilnya dicatat. Lampiran 1.
3.6.7 Dessolved Oxigen Demand BOD
5
Pengukuran BOD
5
dilakukan setelah sampel air yang diambil, diinkubasi selama 5 hari, kemudian dengan metode Winkler yang memakai reagen-reagen kimia
yaitu MnSO
4
dan KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, amilum. Sampel air dimasukkan ke dalam botol Winkler, lalu ditambahkan masing-masing 1 ml MnSO
4
dan KOH- KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Sampel didiamkan sebentar hingga
terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan 1 ml H
2
SO
4
, dihomogenkan dan didiamkan hingga terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan
dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga
Universitas Sumatera Utara
17 berwarna kuning pucat, lalu sampel ditetesi amilum sebanyak 5 tetes dan
dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian sampel dititrasi menggunakan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Volume Na
2
S
2
O
3
0,0125 N yang terpakai dihitung dan hasilnya dicatat. Nilai BOD
5
adalah nilai DO awal dikurang dengan nilai DO akhir. Prosedur kerja BOD
5
dapat dilihat pada lampiran 3.
3.6.8 Kejenuhan Oksigen
Nilai kejenuhan oksigen dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Kejenuhan O Keterangan:
2
=
O2 [U] �2 [�]
x 100 O
2
O [U] : Nilai konsentrasi oksigen yang diukur mgl
2
[t] : Nilai konsentrasi pada tabel lampiran 4 sesuai besar suhunya.
3.6.9 Kadar Nitrat NO
3
Sampel air diambil sebanyak 5 ml, lalu ditambahkan 1 ml NaCL dengan pipet volum dan ditambahkan 5 ml H
2
SO
4
75 lalu ditambah 4 tetes Brucine Sulfat Sulfanic Acid. Larutan yang terbentuk dipanaskan selama 25 menit.
Kemudian larutan tersebut didinginkan lalu diukur dengan spektrofotometer pada λ= 410 nm. Kemudian dicatat nilai yang tertera pada spektrofotometer Lampiran
5.
3.6.10 Kadar Posfat PO
4
Sampel air diambil sebanyak 5 ml lalu ditambahkan 1 ml Amstrong Reagen dan 1 ml Ascorbic Acid. Larutan yang terbentuk dibiarkan selama 20 menit, lalu diukur
dengan spektrofotometer pada λ= 880 nm. Kemudian dicatat nilai yang tertera
pada spektrofotometer Lampiran 6.
Universitas Sumatera Utara
18 Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia perairan beserta satuan
dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan satuan yang digunakan dalam pengukuran faktor
fisik-kimia perairan
No Parameter Fisik-Kimia
Satuan Alat
Tempat Pengukuran
1 Suhu
°C Termometer
In situ 2
Penetrasi cahaya meter
Keping secchi In situ
3 Intensitas cahaya
Candela Lux meter
In situ 4
pH air -
pH meter In situ
5 Kecepatan Arus
mdet Stopwatch, Gabus, Meteran
In situ 6
DO mgl
Metoda Winkler In situ
7 BOD
mgl
5
Metode Winkler dan Inkubasi Laboratorium
8 Kejenuhan Oksigen
- Laboratorium
9 Kadar Nitrat NO
3
mgl Spektrofotometri
Laboratorium 10
Kadar Posfat PO
4
mgl Spektrofotometri
Laboratorium
3.7 Analisis Data 3.7.1 Ikan