18 Secara keseluruhan pengukuran faktor fisik kimia perairan beserta satuan
dan alat yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Alat dan satuan yang digunakan dalam pengukuran faktor
fisik-kimia perairan
No Parameter Fisik-Kimia
Satuan Alat
Tempat Pengukuran
1 Suhu
°C Termometer
In situ 2
Penetrasi cahaya meter
Keping secchi In situ
3 Intensitas cahaya
Candela Lux meter
In situ 4
pH air -
pH meter In situ
5 Kecepatan Arus
mdet Stopwatch, Gabus, Meteran
In situ 6
DO mgl
Metoda Winkler In situ
7 BOD
mgl
5
Metode Winkler dan Inkubasi Laboratorium
8 Kejenuhan Oksigen
- Laboratorium
9 Kadar Nitrat NO
3
mgl Spektrofotometri
Laboratorium 10
Kadar Posfat PO
4
mgl Spektrofotometri
Laboratorium
3.7 Analisis Data 3.7.1 Ikan
Data ikan yang diperoleh dianalisis dengan menghitung kepadatan populasi, kepadatan relatif, frekuensi kehadiran, indeks diversitas Shannon Wiener, Indeks
keseragaman dan indeks kesamaan.
a. Kepadatan Populasi
KP indm
2
plot Area
Luas spesies
suatu individu
Jumlah
= Michael, 1994
b. Kepadatan Relatif Ikan
KR =
K total
spesies setiap
dalam K
jumlah
x 100
Apabila KR 10 maka suatu habitat dikatakan cocok dan sesuai bagi perkembangan suatu organisme Barus, 2004.
Universitas Sumatera Utara
19
c. Frekuensi Kehadiran FK
FK = 100
x plot
total Jumlah
jenis suatu
ditempati yang
plot Jumlah
Apabila nilai FK : 0 - 25
= kehadiran sangat jarang 25 - 50
= kehadiran jarang 50 -75
= kehadiran sering 75 - 100
= kehadiran absolut sangat sering Michael, 1994
d. Indeks Diversitas Shannon – Wiener H’
H’ =
∑
− pi
pi ln dimana :
H’ = indeks diversitas Shannon – Wiener
ln = logaritma Nature
pi =
∑
N ni
Perhitungan jumlah individu suatu jenis dengan keseluruhan jenis
0 H´ 2,302 = keanekaragaman rendah
2,302 H´ 6,907 = keanekaragaman sedang H´ 6,907
= keanekaragaman tinggi Krebs, 1985
e. Indeks EquitabilitasIndeks Keseragaman E
E =
max H
H
dimana : H’
= indeks diversitas Shannon – Wienner H max
= keanekaragaman spesies maximum = ln S dimana S banyaknya genus
Krebs, 1985
Universitas Sumatera Utara
20
f. Indeks Similaritas IS
IS = 100
X b
a 2c
+
dimana:
IS = Indeks Similaritas a = Jumlah spesies pada lokasi a
b = Jumlah spesies pada lokasi b c = Jumlah spesies yang sama pada lokasi a dan b
Michael, 1994
3.7.3 Hubungan Panjang-Bobot
Hubungan Panjang-Bobot ikan dpat dilakukan untuk melihat pola pertumbuhan ikan di alam, yang ditentukan dengan rumus sebagai berikut Effendie, 2002:
W= aL Dimana:
b
W : Bobot tubuh ikan g
L : Panjang total ikan cm
a : Konstanta
b : Koefisien pertumbuhan
Pendekatan regresi linier dilakukan untuk melihat hubungan kedua parameter tersebut. Nilai b digunakan untuk menduga laju pertumbuhan kedua parameter
yang dianalisis. Hipotesis yang digunakan adalah: 1.
Jika b=3 maka disebut isometrik pola pertumbuhan panjang sama dengan pola pertumbuhan berat.
2. Jika b
≠3 disebut allometrik yaitu: a.
Jika b3 disebut allometrik positif pertumbuhan berat lebih dominan b.
Jika b3 disebut allometrik negatif pertumbuhan panjang lebih dominan
Universitas Sumatera Utara
21
3.7.4 Analisis Korelasi
Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang berkorelasi terhadap nilai keanekaragaman ikan. Analisis korelasi dihitung
menggunakan Analisis Korelasi Pearson dengan metode komputerisasi SPSS Ver. 17.00.
Keterangan: 0,00-0,199
: Sangat rendah 0,20-0,399
: Rendah 0,40-0,599
: Sedang 0,60-0,799
: Kuat 0,80-1,00
: Sangat kuat
Universitas Sumatera Utara
22
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Jenis-jenis Ikan yang diperoleh tiap stasiun