28
2.2.5.2 Disimilasi
Seperti halnya asimilasi menyebabkan penyamaan dua fonem yang berbeda, maka yang dimaksud dengan disimilasi adalah dua fonem yang sama berdekatan
atau tidak menjadi fonem yang lain. Verhaar 1996:86 menyatakan bahwa disimilasi adalah perubahan bunyi dari
dua bunyi yang sama atau mirip menjadi bunyi yang tidak sama atau berbeda. Dalam sebuah contoh kasus beberapa kata dalam bahasa Indonesia, Verhaar
1996:86 membedakan disimilasi menjadi dua bagian yaitu: 1.
Pada kata belajar yang dihasilkan dari menggabungkan awalan ber- dan ajar. Akan tetapi bentuk berajar mempunyai dua r, dan dalam bahasa
Indonesia ada kecenderungan untuk menghindari dua r dalam kata yang berawalan ber-. Contoh kata belajar adalah kasus disimilasi sinkronik.
2. Contoh dalam kasus disimilasi diakronik adalah pada kata cinta dan cipta.
Kedua kata itu berasal dari kata sanskerta citta, jadi tt-nya menjadi pt untuk cipta dan nt untuk cinta. Contoh lain terdapat pada kata langsir,
langsir, yang dulu pernah dipungut dalam bahasa Belanda itu, r yang pertama, dalam pemungutan, secara disimilatif diubah menjadi l.
Universitas Sumatera Utara
29
2.2.5.3 Metatesis
Verhaar 1996: 86 berpendapat bahwa dalam proses metatesis yang diubah adalah urutan fonem-fonem tertentu. Biasanya bentuk asli dan bentuk yang
mengalami metatesis itu terdapat bersama-sama, sehingga ada variasi bebas. Contoh yang terdapat dalam bahasa Indonesia
Brantas dan bantras, jalur dan lajur, kerikil dan kelikir
2.2.5.4 Modifikasi vokal
Verhaar 1996: 81 mengatakan bahwa modifikasi vokal adalah modifikasi yang menyebabkan fonem vokal tertentu berubah menjadi fonem vokal yang lain.
Ada tiga jenis modifikasi vokal yaitu: 1.
Modifikasi Vokal: Umlaut, yaitu perubahan vokal sedemikian rupa sehingga vokal itu diubah menjadi vokal lebih tinggi, sebagai akibat
vokal biasa i atau semivokal yaitu [y] yang mengikutinya langsung atau tidak langsung yang tinggi. Tentunya umlaut itu
merupakan salah satu jenis asimilasi. Peninggian vokal seperti itu dapat merupakan perubahan fonetis saja, dapat juga merupakan
perubahan fonemis. Contoh dalam bahasa Jerman bucher „buku‟
jamak dengan bentuk tunggal buch bux. Akhiran jamak –er tidak
memadai untuk menyebabkan umlaut pada suku kata pertama, karena vokal dalam
akhiran itu tidak cukup tinggi kualitas ǝ, jadi bunyi
Universitas Sumatera Utara
30
pepet karena itu, tidak ada dasar sinkronik untuk pengumlautan dari u- menjadi Ü , tetapi dulu pernah akhiran jamak untuk buch
memiliki bunyi i, sehingga u berubah menjadi Ü .
2. Modifikasi vokal: Ablaut, yaitu perubahan vokal yang ditemukan
dalam bahasa-bahasa german. Contohnya adalah pemarkah kala dalam bahasa inggris: sing, sang, sung
„bernyanyi‟ atau dalam bahasa Belanda duiken, dook. gedoken
„terjun‟. Secara diakronik, ablaut itu berdasarkan aksen, Oleh karena itulah termasuk fonologi. Secara
diakronik, perubahan sing menjadi sang lalu menjadi sung termasuk morfologi lalu diberi nama modifikasi internal.
3. Modifikasi vokal: harmoni vokal adalah perubahan vokal di bawah
pengaruh vokal yang lain, sedemikian rupa sehingga vokal dalam setiap silabel dalam kata yang sama secara fonemis berubah menjadi
vokal yang lain. Bahasa Turki terkenal karena harmonisasi vokal tersebut, seperti contoh at : atlar
„kuda‟; oda : odalar „kamar. Vokal a dalam bentuk tunggal menyebabkan akhiran penjamak memiliki
vokal a juga. Hal terpenting dalam harmonisasi vokaladalah betuk keselarasan dengan melibatkan tiga kualitas vokal, yaitu; depan
belakangnya, tinggi rendahnya, dan bundar tidaknya.
Universitas Sumatera Utara
31
2.2.5.5 Netralisasi