Anaptiksis Zeroinisasi Faktor Penyebab timbulnya Variasi Bunyi Vokal

70

4.2.4 Anaptiksis

Verhaar 1996 berpendapat bahwa anaptiksis atau suara bakti adalah perubahan bunyi dengan jalan menambahkan bunyi vokal tertentu di antara dua konsonan untuk memperlancar ucapan. Bunyi yang biasa ditambahkan adalah bunyi vokal lemah. Contoh yang ditemukan dalam etnis Tionghoa adalah Peneliti : “ci, di daerah rumah cici ini sering gak ada orang gila?” Informan : “kalo olang gilak, banyaklah lewat sini” Percakapan Informan 1 [oraŋ gila] [oraŋ gilak] Bunyi kata [gila ] bertambah dengan bunyi fonem [yk] di akhir kata menjadi kata [gilak].

4.2.5 Zeroinisasi

Verhaar 1996 berpendapat bahwa zeronisasi adalah penghilangan bunyi fonemis sebagai akibat upaya penghematan atau ekonomisasi pengucapan. Peristiwa ini biasa terjadi pada penuturan bahasa-bahasa di dunia, termasuk bahasa Indonesia, asalkan saja tidak menggangu proses dan tujuan komunikasi. Peristiwa ini terus berkembang karena secara diam-diam telah didukung dan disepakati oleh komunitas penuturnya. Dalam bahasa Indonesia sering dijumpai pemakaian kata yang menghilangkan beberapa fonem. Penghilangan beberapa fonem tersebut dianggap tidak baku oleh tatabahasa baku bahasa Indonesia. Universitas Sumatera Utara 71 Contoh yang ditemukan dalam etnis Tionghoa adalah: Peneliti : “menurut cici apa sih sisi positif sering jalan-jalan?” informan : “kita kenal dunia luar itu gimana, istila nya kita gak bilang cupu lah” Percakapan Informan 2 [istilah] [istila] Bunyi fonem [h] di akhir kata [istilah] mengalami proses pengilangan menjadi kata [istila] Peneliti : “cici rumahnya ini sama suzuya deket lagi gak?” Informan : “oh, kalo itu udah deket sikit lagi nyampek” . Percakapan Informan 1 [sedikit] [sikit] Bunyi fonem [e] dan [d] di tengah kata [sedikit] mengalami proses pengilangan menjadi kata [sikit] Universitas Sumatera Utara 72

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai variasi bunyi vokal bahasa Indonesia pada Etnis Tionghoa di kota Medan, dapat di tarik simpulan bahwa: 1. variasi bunyi vokal bahasa Indonesia pada masyarakat keturunan Tionghoa bersuku Hokkien di Kota Medan terdiri atas vokal o variasinya adalah [o] dan [ ᴐ], vokal e variasinya adalah [e], [  [ ∂ ], vokal u variasinya adalah \[u] dan [U], vokal [i] variasinya adalah [i] dan [I], vokal a dan ∂ hanya memiliki satu variasi yaitu [a] dan [ ∂ ]. 2. Faktor penyebab terjadinya variasi bunyi vokal bahasa Indonesia pada etnis Tionghoa adalah asimilasi, monoftongisasi, modifikasi vokal, anaptiksis dan zeroinisasi.

5.2 Saran

Penulis menyadari masih banyak yang harus diperbaiki dalam skripsi ini. Skripsi ini terbatas karena hanya ingin membahas tentang variasi bunyi vokal bahasa Indonesia pada Etnis Tionghoa di Kota Medan saja. Penulis menyarankan untuk membahas aspek lain yang belum diteliti seperti variasi bunyi konsonan Universitas Sumatera Utara