42
c. Nama Lengkap
: LTS Nama panggilan
: Aseng Tempat, tanggal Lahir
: Bunut, 12 November 1968 Alamat
: Jln. Gaperta Ujung Kompleks ACM Blok A
Pekerjaan : Teknisi Mesin
Suku : Hokkien
Umur : 46 Tahun
Hobbi : memancing
2.4 Metode penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
Metode adalah cara kerja yang teratur dengan berpikir baik untuk mencapai suatu maksud. Dapat juga dikatakan bahwa metode adalah cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna menghasilkan tujuan yang sempurna. Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data lisan. Adapun yang menjadi sumber data penelitian ini yaitu masyarakat keturunan Tionghoa di kota Medan. Tahap pengumpulan data,
metode yang digunakan yaitu metode simak Sudaryanto, 1993:133. Metode simak adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara menyimak penggunaan
bahasa. Dalam hal ini, penggunaan bahasa yang disimak adalah penggunaan bahasa dalam bunyi bahasa Indonesia oleh Masyarakat keturunan Tionghoa di
kota Medan. Selanjutnya, untuk melengkapi penggunaan metode tersebut,
Universitas Sumatera Utara
43
digunakan teknik sadap sebagai teknik dasar, teknik simak libat cakap sebagai teknik lanjutan I, teknik rekam sebagai teknik lanjutan II dan catat sebagai teknik
lanjutan terakhrir Sudaryanto, 1993:135. Dalam hal ini, peneliti membaca, mempelajari, dan memeriksa data-data yang diperlukan, lalu menyadap bagian-
bagian penting dan selanjutnya mencatat data yang diperoleh ke dalam kartu data.
2.5 Metode dan Teknik Analisis Data
Surdayanto 1985; 2 mengatakan metode padan adalah metode yang dipakai untuk mengkaji atau menentukan identitas satuan lingual tertentu dengan
memakai alat penentu yang berada di luar bahasa, terlepas dari bahasa, dan tidak menjadi dari bahasa yang bersangkutan karena memakai alat penentu
diluarterlepas dari bahasa, maka ketepatan dan keefektifan metode ini untuk memberikan masalah-masalah kebahasaan sering diragukan. Alasannya, karena
metode padan memberikan cara kerja yang tidak sesuai dengan sifat kebahasaaan satuan bahasa dan bagaimana bahasa itu bekerja melaksanakan fungsinya sebagai
alat komunikasi. Surdayanto, 1985 dalam Subroto 2007 Metode padan dengan alat
penentunya adalah organ atau alat ucap terutama sekali dipakai untuk mengindentifikasi bunyi-bunyi bahasa tertentu secara fonetik artikulatoris. Bunyi-
bunyi bahasa tertentu dinamai berdasarkan cara terjadinya atau berdasarkan gabungan antara alat ucap yang disebut artikulator dan titik artikulasinya.
Penamaan bunyi-bunyi bahasa berdasarkan organ atau alat ucap itu sekalipun
Universitas Sumatera Utara
44
memakai metode padan, namun tetap linguistis karena jenis fonetik yang palng relevan secara linguistik adalah fonetik artikulatoris. Berdssarkan jenis fonetik itu
setiap bunyi bahasa diberi ciri berdasarkan keterlibatan alat ucap tertentu pada waktu terjadinya.
Berikut contoh proses peristiwa tutur percakapan anatara peneliti dengan responden dengan menggunakan metode padan:
Peneliti :
“ce‟, aku mau jual lagi tepung ini, berapalah tepung ini sekilo?”
Responden :
“lu mau belapa kilo ambek, wa kasi sekilo tupung ini lapan libu la, jadi lu bisa jual Sembilan tengah loh”
Peneliti :”bagus tepung ini kan cek? mau ku jual lagi soalnya”
Responden : “baguslah, wa mana belani ambil tupung yang gak
bagus, wa kasih yang bagus lo cap segitiga bilu, lu bole ceklah sama toko lain semua jual sembilan libu”
Data yang sudah diperoleh kemudian disesuaikan dengan bunyi-bunyi bahasa dan dibuat transkripsi fonetisnya.
Contoh : Bunyi [ e ] bervariasi dengan bunyi [ u ]
tepung diucapkan [ tupung ]
bunyi vokal [e] dalam fonetik artikulatoris adalah vokal sedang dengan bentuk bibir tidak bulat atau terbentang lebar. Karena adanya [u] posisi bentuk bibir
Universitas Sumatera Utara
45
berubah menjadi bulat dan terbentuklah vokal [u] yang juga menggantikan vokal [e].
Proses ini disebut perubahan bunyi asimilasi yaitu perubahan dua bunyi vokal yang berbeda menjadi bunyi vokal yang sama bunyi [ǝ] diasimilasikan oleh vokal
[u] menjadi bunyi vokal [u].
Universitas Sumatera Utara
46
BAB IV PEMBAHASAN