12 Dalam penelitian ini, antioksidan yang paling berperan dalam mencegah
radikal bebas adalah flavonoid.
2.2.4 Flavonoid
Daun katuk dapat bekerja sebagai antioksidan yang ditunjukkan oleh adanya senyawa golongan fenol yaitu flavonoid. Flavonoid merupakan salah satu senyawa
golongan fenol alam yang terbesar. Telah diketahui bahwa aktifitas antioksidan dari tumbuhan karena adanya senyawa fenol. Flavonoid adalah golongan senyawa
polifenol yang diketahui memiliki sifat sebagai penangkap radikal bebas, penghambat enzim hidrolisis dan oksidatif, dan bekerja sebagai antiinflamasi. Jadi
dapat disimpulkan bahwa flavonoid dapat bekerja sebagai antioksidan [19]. Flavonoid merupakan kelompok besar fitokimia yang bersifat melindungi dan
banyak terdapat pada buah dan sayuran. Flavonoid sering dikenal sebagai bioflavonoid yang berperan sebagai antioksidan. Flavonoid terdapat beberapa jenis
dan masing-masing berperan dalam menjaga kesehatan. Flavonoid adalah bagian dari senyawa fenolik yang terdapat pada pigmen tumbuh-tumbuhan. Kesehatan manusia
sangat tergantung pada flavonoid sebagai antioksidan untuk mencegah kanker. Manfaat utama flavonoid adalah untuk melindungi struktur sel, membantu
memaksimalkan manfaat vitamin C, mencegah keropos tulang, sebagai antibiotik dan anti-inflamasi [14].
2.3 EKSTRAKSI
Secara sederhana ekstraksi merupakan istilah yang digunakan untuk setiap proses dimana komponen-komponen pembentuk suatu bahan berpindah dari bahan
ke cairan pelarut. Metode sederhana ekstraksi adalah dengan mencampurkan seluruh bahan dengan pelarut, lalu memisahkan larutan dengan padatan tidak terlarut
[20]. Ekstraksi merupakan suatu cara untuk memisahkan campuran beberapa zat
menjadi komponen-komponen yang terpisah. Ekstraksi juga dapat diartikan sebagai proses penarikan komponen atau zat aktif menggunakan pelarut tertentu. Proses
ekstraksi bertujuan mendapatkan bagian-bagian tertentu dari bahan yang mengandung komponen bioaktif. Metode ekstraksi yang digunakan tergantung dari
13 beberapa faktor, antara lain tujuan ekstraksi, skala ekstraksi, sifat komponen-
komponen yang akan diekstrak dan sifat-sifat pelarut yang digunakan. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode, misalnya ekstraksi dengan pelarut,
supercritical fluid extraction SFE, pengepresan dan sublimasi. Metode yang banyak digunakan adalah distilasi dan ekstraksi menggunakan pelarut [14].
Proses isolasi atau pemisahan komponen bioaktif yang terkandung dalam tumbuhan dapat dilakukan dengan metode ekstraksi dengan pelarut. Metode yang
digunakan untuk melarutkan komponen yang dapat larut dari zat padat yang tidak dapat larut dengan menggunakan pelarut tertentu disebut dengan leaching atau
ekstraksi padat-cair. Ekstraksi dengan pelarut dilakukan dengan melarutkan bahan ke dalam suatu pelarut organik sehingga komponen pembentuk bahan akan terlarut ke
dalam pelarut. Beberapa faktor yang mempengaruhi ekstraksi adalah perlakuan pendahuluan
terhadap bahan yang meliputi pengecilan ukuran bahan dan pengeringan bahan, pemilihan jenis pelarut, perbandingan volume pelarut dan bahan serta pengaturan
kondisi ekstraksi seperti lama ekatraksi dan suhu ekstraksi [21].
2.4 MINYAK KELAPA
Selama ribuan tahun minyak kelapa digunakan sebagai minyak pangan oleh masyarakat di daerah tropis. Minyak kelapa digunakan sebagai minyak goreng,
bahan margarin dan mentega putih, komponen dalam pembuatan sabun serta formulasi kosmetika. Selain digunakan untuk menggoreng, pada masyarakat
pedesaan minyak kelapa juga digunakan sebagai minyak pijat, kerik, dan untuk minyak cem-ceman. Dalam bidang farmasi, minyak kelapa dewasa ini mulai
meningkat penggunaannya, terutama dengan semakin banyaknya produk minyak telon yang salah satu komponennya adalah minyak kelapa, juga dengan diketahuinya
beberapa khasiat minyak kelapa terhadap kesehatan [22]. Minyak kelapa penting bagi metabolisme tubuh karena mengandung vitamin-
vitamin yang larut dalam lemak, yaitu vitamin A, D, E, dan K. Suatu riset yang dilakukan di India menunjukkan bahwa serangan kardiovaskular di Pulau Nikobar
sangat rendah, karena penduduk yang bermukim di pulau tersebut mengonsumsi kelapa. Sama halnya dengan penduduk di Pulau Lashadeveep yang mengonsumsi
14 daging buah kelapa dan minyak kelapa sebagai minyak makan, ternyata kasus
penyakit jantungnya sangat rendah [23]. Minyak kelapa merupakan bagian yang paling berharga dari buah kelapa dan
banyak digunakan sebagai bahan baku industri atau sebagai minyak goreng. Minyak kelapa dihasilkan dari daging buah kelapa atau daging buah kelapa yang dikeringkan
kopra. Kandungan minyak pada kopra umumnya 60 – 65, sedangkan daging buah kelapa sekitar 43. Berdasarkan kandungan asam lemaknya, asam lemak jenuh
minyak kelapa kurang lebih 90 dalam bentuk trigliserida sebagian besar sekitar 70 adalah minyak dengan rantai lebih rendah yang dikenal sebagai alam lemak
rantai menengah [24]. Tabel 2.2 berikut memperlihatkan komposisi asam lemak minyak kelapa.
Tabel 2.2 Komposisi Asam Lemak Minyak Kelapa [2] Asam Lemak
Rumus Kimia Jumlah
Asam lemak jenuh :
Asam Kaproat Asam Kaprilat
Asam Kaprat Asam Laurat
Asam Palmitat Asam Stearat
Asam Arachidat
Asam lemak tak jenuh :
Asam Palmitoleat Asam Oleat
Asam Linoleat C
5
H
11
COOH C
7
H
17
COOH C
9
H
19
COOH C
11
H
23
COOH C
13
H
27
COOH C
17
H
35
COOH C
19
H
39
COOH C
15
H
29
COOH C
17
H
33
COOH C
17
H
31
COOH 0 – 0,8
5,5 – 9,5 4,5 – 9,5
44 – 52 7,5 – 10,5
1 – 3 0 – 0,4
0 – 1,3 5 – 8
1,5 – 2,5 Degradasi minyak dapat disebabkan oleh proses oksidasi, hidrolisis,
polimerisasi dan pirolisis. Reaksi oksidatif dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti cahaya, panas, ionisasi dan logam, reaksi oksigen dengan lipid tak jenuh,
reaksi kimia, dan mekanisme enzimatik seperti autoksidasi, foto oksidasi dan lipoksigenasi [25].
Oksidasi adalah faktor yang sangat penting sebab dapat menghasilkan senyawa-senyawa yang menyumbangkan terjadinya off flavour dan kondisi ini lazim
disebut tengik rancid. Produk pangan olahan yang tengik dapat mengalami perubahan warna dan kehilangan nilai gizi karena oksidasi vitamin dan asam lemak
tak jenuh. Selanjutnya mutu produk akan menurun, selain itu hasil oksidasi lipid akan menghasilkan senyawa peroksida, aldehid dan keton yang dapat
15 membahayakan kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan upaya untuk
mengatasinya [1]. Bentuk minyak kelapa yang beredar di pasar ada tiga jenis yaitu RBD-
Coconut Oil minyak kelapa RBD, Traditional Coconut Oil minyak kelapa tradisional dan Virgin Coconut Oil minyak kelapa murni. Minyak kelapa RBD
merupakan minyak yang diproses dengan penambahan bahan kimia dalam pemurnian minyak refined, pemutihan minyak bleaching dan penghilangan bau
yang tidak sedap deodorized. Traditional Coconut Oil minyak kelapa tradisional adalah minyak kelapa yang diolah secara tradisional yang mulai dari penghancuran
buah kelapa segar hingga pemanasan yang menghasilkan minyak dan ampas atau blondo [1].
2.5 KETENGIKAN