16
B A B I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dampak globalisasi dan arus informasi yang sangat cepat membawa konsekuensi terhadap pembangunan manusia pada umumnya
Menurut laporan
World Competitiveness Year book
, di tingkat regional daya saing kualitas SDM Indonesia berada dalam taraf yang rendah dan mengalami
penurunan, bila hal ini dibiarkan maka diprediksikan bahwa cita-cita untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat akan menjadi sekedar impian belaka.
dikutip dari sambutan Dirjen Dikti pada buku Panduan Penyusunan Proposal Pengembangan
Soft skill
bagi Mahasiswa, 2008: ii Lebih lanjut dikatakan bahwa persaingan dalam dunia kerja semakin ketat,
daya serap lulusan Perguruan Tinggi masih rendah, hal ini disebabkan karena terbatasnya lapangan kerja yang ada dan tuntutan dari pengguna
user
semakin lama semakin tinggi serta
soft skills
yang dimiliki lulusan masih rendah. Pada umumnya pengguna
user
menginginkan pekerjanya memiliki kemampuan kognitif yang tinggi IPK tinggi dan juga memiliki
soft skills
yang dibutuhkan. Kemampuan kognitif
hard skilsl
saja tidak cukup memadai untuk menjawab kebutuhan dan tuntutan pengguna maupun untuk pengembangan kewirausahaan.
Namun demikian harus juga diimbangi dengan
soft skills
yang memadai agar dapat terbentuk kemampuan yang terintegrasi dan memiliki kemampuan yang
dibutuhkan oleh pengguna.
17
Visi pendidikan ATMI Surakarta yaitu mendidik kaum muda menjadi tenaga profesional yang mampu membantu perkembangan bangsa menuju
masyarakat industri yang adil dan makmur, hormat akan martabat manusia, dan bertanggungjawab atas keseimbangan lingkungan yang dirumuskan dalam sebuah
trilogi:
Competentia, Conscientia
, dan
Compassio
yang ketiganya harus berjalan bersama untuk membentuk pribadi-pribadi yang unggul, bertanggungjawab dan
berguna bagi banyak orang, bukan hanya bagi dirinya sendiri Buku Pedoman Akademik ATMI, 2005: 2
Dalam mempersiapkan para lulusannya menjadi aktor - aktor perubahan
Transformation Agent
yang nyata dan diserap pasar, maka ATMI menerapkan metode pendekatan sistem
Production Based Education and Training PBET .
Pendekatan ini mengkombinasikan 2 model yaitu model
Dual system
dan model
CBET
, dimana model
Dual system
tempat kerjanya
work-place
yang menyatu dengan lingkungan pembelajaran, sedangkan
CBET System
melengkapinya dengan proses
assessment
yang terukur secara standar dalam lingkungan kerja yang nyata. Kiranya pendekatan ini akan menjadi tantangan dalam mendesain
kurikulum pendidikan dan pelatihan kejuruan dimasa kini dan yang akan datang.
18
B. Fokus masalah