Tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah

Tabel 31. Tingkat penerapan responden pada komponen pupuk spesifik lokasi No Kategori Skor Jumlah Prosentase 1 2 3 Rendah Sedang Tinggi 3-5 5,1-7 7,1-9 20 40 33,33 66,67 Jumlah 60 100 Sumber: Analisis data primer Bulan Maret tahun 2008 Tabel 31 menunjukkan bahwa tingkat penerapan pada komponen pemupukan spesifik lokasi sebagian besar dalam kategori sedang yaitu sebanyak 40 orang 66,67. Responden yang masuk dalam kategori sedang adalah mereka yang menggunakan dosis pupuk lebih dari yang direkomendasikan. Rekomendasi pemupukan spesifik lokasi yakni 300 kgha phonska, 150 kgha urea, dan 100 kgha ZA. Dilihat dari penggunaan pupuk phonska, 53 responden 88,33 menggunakan pupuk kurang sesuai anjuran. Pada penggunaan pupuk ZA, 33 responden 55 juga menggunakan pupuk ZA kurang sesuai anjuran. Sedangkan pada penggunaan pupuk urea, 58 responden 96,67 menggunakan pupuk urea kurang sesuai anjuran. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menggunakan pupuk kimiaanorganik kurang sesuai dengan anjuran, yang berarti mereka menggunakan pupuk melebihi dosis yang dianjurkan. Perilaku seperti ini seringkali terjadi karena adanya anggapan bahwa semakin banyak diberikan pupuk maka tanaman akan semakin subur sehingga dapat meningkatkan produktivitas tanaman padinya dan hal ini sudah menjadi kebiasaan petani yang sering dilakukan.

7. Tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah

Penerapan responden pada model pengelolaan tanaman terpadu padi Sawah secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel 32. Tabel 32. Tingkat penerapan responden pada model pengelolaan tanaman terpadu secara keseluruhan No Kategori Skor Jumlah Prosentase 1 2 3 Rendah Sedang Tinggi 12-20 20,1-28 28,1-36 6 50 4 10,00 83,33 6,67 Jumlah 60 100 Sumber: Analisis data primer tahun 2008 Tabel 32 menunjukkan bahwa sebagian besar responden di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo dalam menerapkan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah sudah dalam kategori sedang yaitu sebanyak 50 responden 83,33. Sedangkan responden yang benar-benar sudah menerapkan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dalam kategori tinggi masih sedikit yaitu 4 responden 6,63. Hal ini karena pengelolaan tanaman terpadu baru digalakkan dengan gencar kembali pada awal tahun 2007 lalu untuk mendukung program Peningkatan Produksi Beras Nasional P2BN. Sehingga masih ada petani yang belum mengadopsi pengelolaan tanaman terpadu secara keseluruhan dan masih menerapkan kebiasaan lamanya dalam mengelola tanaman padi. C. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Penerapan Model Pengeloaan Tanaman Terpadu Padi Sawah Hubungan karakteristik sosial ekonomi dengan tingkat penerapan model pengeloaan tanaman terpadu padi sawah di Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dapat diketahui dengan menggunakan uji korelasi rank spearman rs. Untuk menghitung korelasi rank spearman menggunakan program komputer SPSS 12.0 for windows. Karakterisrik sosial ekonomi yang diteliti meliputi umur, luas lahan, pendidikan non formal, pendidikan formal, pendapatan dan pengalaman. Sedangkan tingkat penerapan petani pada model pengeloaan tanaman terpadu padi sawah diteliti pada komponen varietas unggul, benih bermutu, bibit muda, cara tanam, pupuk organik, dan pemupukan spesifik lokasi. Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah dapat dilihat pada tabel 32. Tabel 32. Hubungan karakteristik sosial ekonomi petani dengan tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah. No Karakt. Sosial Ekonomi Rs t hitung t tabel Ket Taraf Kepercayaan 1 2 3 4 5 6 Umur Luas penguasaan lahan Pendidikan non formal Pendidikan formal Pendapatan Pengalaman 0.333 0.014 0.493 0.428 0.286 0.270 2.689 0.107 4.315 3.607 2.273 2.136 +2.660 +2.000 +2.660 +2.660 +2.000 +2.000 SS NS SS SS S S 99 95 99 99 95 95 Sumber: Analisis data primer Bulan Maret Tahun 2008 Keterangan: = Signifikan pada taraf kepercayaan 95 = Signifikan pada taraf kepercayaan 99

1. Hubungan umur dengan tingkat penerapan model pengelolaan tanaman terpadu padi sawah

Dokumen yang terkait

Kehidupan Petani Padi Sawah Tadah Hujan di Desa Tanjung Leidong (1970-200)

2 69 90

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi (Studi Kasus: Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

7 68 81

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Adopsi Petani Padi Sawah Dalam Metode SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) (Studi kasus : Desa Paya Bakung Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang)

3 58 57

HUBUNGAN TINGKAT SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU TANAMAN PADI SAWAH (Oryza sativa L.) (Studi Kasus Pada Kelompok Mitra Tani di Desa Cikadu Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan)

1 39 1

Tingkat Adopsi Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

2 21 106

Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah Di Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

0 17 90

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI KENTANG DENGAN TINGKAT PENERAPAN BUDIDAYA TANAMAN KENTANG (SOLANUM TUBEROSUM) DI DESA GUMENG KECAMATAN JENAWI KABUPATEN KARANGANYAR

2 12 78

Karakteristik Sosial Ekonomi dan Partisipasi Petani dalam Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) Kedelai di Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen.

0 0 15

MAKALAH SEMINAR/HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS | Agronomi Pertanian

0 1 24

MAKALAH SEMINAR /HUBUNGAN ANTARA FAKTOR EKSTERNAL PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN MONCONGLOE KAB. MAROS | Agronomi Pertanian

0 0 21