Sarana dan Prasarana Masukan Input

Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah mengetahui tugas pokok dan wewenang serta tanggung jawabnya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ramsar dkk 2012, menyatakan bahwa pelaksanaan pengorganisasian yang sukses akan membuat organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini akan tercermin pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek penting organisasi dan proses pengorganisasian.

5.1.2 Sarana dan Prasarana

Hasil penelitian di Puskesmas Bestari menunjukkan bahwa sarana dan prasarana yang digunakan adalah seadanya, dikarenakan saat ini puskesmas Bestari sedang mengalami renovasi sejak bulan 9 tahun 2015. Untuk tetap melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, puskesmas Bestari memakai salah satu ruangan di Dinas Kesehatan Kota Medan, yaitu ruang perlengkapan. Satu ruangan untuk melakukan semua jenis pelayanan yang terdapat pada puskesmas menyebabkan ruangan tidak kondusif. Untuk konseling masih dapat dilakukan di ruangan tersebut tetapi untuk tes HIV atau skrining TB- HIV yang membutuhkan ruangan laboratorium Puskesmas Bestari bekerja sama dengan puskesmas Padang Bulan atau Puskesmas Teladan. Sebelum Puskesmas direnovasi, sarana yang digunakan antara lain ruang pendaftaran atau registrasi, ruang konseling, ruang testing laboratorium dan ruang kebidanan. Untuk prasarana, ada peralatan-peralatan kedokteran, kebidanan, test laboratorium dan transportasi petugas. Menurut KEMENKES RI 2012, saat menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan LKB, perencanaan untuk sarana dan prasarana termasuk ruangan : area 94 Universitas Sumatera Utara untuk pasien rawat jalan, tempat khusus untuk konseling, perawatan, konseling dukungan, dan ruang pertemuan ruang kerja tim LKB. Berdasarkan standar yang ditetapkan tersebut, sarana dan prasarana puskesmas Bestari sebelum renovasi sudah mencukupi. Gambaran pelayanan kesehatan di Puskesmas Bestari yaitu sebelum pintu masuk ruang perlengkapan, terdapat sebuah meja yang tidak terlalu besar dan beberapa kursi menghadap meja tersebut, yang digunakan oleh tenaga administrasi dalam hal registrasi pasien. Ruang perlengkapan Dinas Kesehatan Kota Medan berada di depan Ruang bagian Penyusunan Program Dinas Kesehatan Kota Medan. Sehingga pada lorong antara kedua ruangan itu diletakkan beberapa kursi hingga keluar lorong untuk pasien mengantri giliran. Ketika banyak pasien datang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan kursi yang disediakan tidak mencukupi, di luar lorong disediakan beberapa kursi juga untuk pasien. Sinar matahari yang secara langsung membuat pasien merasa tidak nyaman. Dan kondisi tersebut ternyata mempengaruhi kunjungan pasien ODHA. Hal tersebut diungkapkan oleh pasien ODHA sebagai berikut : “Ngga rutin lagi mbak. Karena kan kondisinya ini puskesmas lagi renov ya mbak. Satu ruangan. Ngga nyaman aja jadinya. Memang antrian sih, tapi ya tetep aja. Kalau buat konseling ato berobat gitu ya, saya ke puskesmas lain.” Informan 10 Kunjungan VCT pada bulan 9 masih terdapat 50 orang, tetapi pada bulan 10 menurun menjadi 10 orang, bulan 11 terdapat 6 orang dan bulan 12 terdapat 2 orang. Kunjungan VCT turun drastis dikarenakan sarana dan prasarana yang tidak 95 Universitas Sumatera Utara memungkinkan untuk pasien ODHA dalam mendapatkan pelayanan terkait HIVAIDS di Puskesmas Bestari. Menurut KEMENKES RI 2013 pelayanan mengutamakan kenyamanan dan kerahasiaan orang yang melakukan pelayanan terkait HIVAIDS, oleh karena itu sarana yang tersedia harus betul-betul dapat menjamin kerahasiaan dan kenyamanan. Ruang konseling harus memenuhi persyaratan aman dan nyaman oleh karena konseling memerlukan waktu yang lama serta harus menjaga kerahasiaan, ruangan tertutup dan suara tidak dapat didengar dari ruangan lain, satu alur dengan pintu masuk dan keluar yang berbeda, akses mudah dan cukup pencahayaan agar proses konseling dan edukasi menggunakan alat peraga dapat dengan jelas dilakukan. Adapun sumber pendanaan untuk sarana dan prasarana sebelum renovasi bersumber dari pemerintah kota, pemerintah provinsi, dan Global Fund. Menurut Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pencegahan dan Penanggulangan HIV dan AIDS pada pasal 32, segala biaya yang dibutuhkan untuk pencegahan dan penanggulangan HIV dan AIDS dan pelaksanaan tugas Komisi Penanggulangan AIDS dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

5.2 Proses