Peran aktif komunitas termasuk ODHA, layanan terintegrasi dan terdesentralisasi sesuai
kondisi setempat,
paket layanan
HIV komprehensif
yang berkesinambungan, sistem rujukan dan jejaring kerja dan akses layanan terjamin.
5.2.1 Koordinasi dan Kemitraan dengan Semua Pemangku Kepentingan
Menurut KEMENKES RI 2012, dalam pengembangan layanan komprehensif HIV-IMS yang berkesinambungan perlu suatu mekanisme
koordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan, termasuk ODHA, sektor swasta dan masyarakat, di semua lini tingkat nasional, provinsi
dan kabupatenkota. Mekanisme tersebut terutama sangat diperlukan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengelolaan layanan komprehensif tersebut. Untuk
itu diperlukan suatu Forum Koordinasi yang efektif baik di tingkat nasional
maupun di tingkat provinsi dan kabupatenkota. Forum koordinasi tersebut akan memfasilitasi terjalinnya jejaring kerja sama antar layanan baik secara horizontal
maupun vertikal atas dasar saling menghormati, menghargai dan membutuhkan.
5.2.1.1 Pelaksanaan Forum Koordinasi LKB
Forum koordinasi akan memfasilitasi terjalinnya jejaring kerja sama antar layanan baik secara horisontal maupun vertikal atas dasar saling
menghormati, menghargai dan membutuhkan. Untuk itu diperlukan forum koordinasi yang efektif baik diadakan di tingkat nasional, tingkat provinsi, dan
tingkat KabupatenKota. Untuk tingkat kabupatenkota forum koordinasi dipimpin oleh kepala Dinas Kesehatan Kota Medan dan dilaksanakan pada triwulan ke-3
yaitu bulan September. 97
Universitas Sumatera Utara
Hal ini sesuai dengan pernyataan KEMENKES RI 2012, mekanisme koordinasi di tingkat KabupatenKota dilakukan dengan jejaring kerjasama yang
terjalin atas dasar saling menghormati dan menghargai baik antar layanan secara
horisontal maupun vertikal melalui pertemuan berkalanya yang setidaknya setiap triwulan atau lebih sering sesuai kebutuhan. Pembahasan dalam forum koordinasi
adalah mengenai pelaksanaan program LKB mencakup kendala atau hambatan, pelaksanaan koordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan dan
hal lain yang berkaitan dengan program LKB. Sesuai konsensus nasional maka
sebagai ketua forum koordinasi di tingkat kabupatenkota adalah Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota.
Pada Puskesmas Bestari, yang mengikuti forum koordinasi adalah kepala Puskesmas Bestari dan salah satu dari tim LKB seperti dokter koordinator LKB
atau tenaga administrasi. Keterlibatan LSM dalam forum koordinasi dijelaskan oleh tenaga
sukarela LSM sebagai berikut : “Ada. Tapi biasanya bukan saya yang ikut, nggg.. itu pimpinan yang
menghadiri nya, kalau saya ngga pernah ikut. Nggg.. kalau pimpinan ngga bisa menghadirinya, ada yang diutus kesana, tapi saya ngga
pernah.
” Informan 9 Berdasarkan laporan penelitian Berdasarkan laporan operasional Pusat
Kebijakan dan Manajemen Kesehatan PKMK Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada tentang Prosedur Pengobatan pada Layanan Komprehensif HIV-
AIDS Berkesinambungan LKB di Kota Yogyakarta dan Kota Semarang, menyatakan bahwa Isu seputar rujukan dan jejaring LSM dengan fasyankes
menjadi satu catatan bahwa kenaikan cakupan di fasyankes tidak terlepas dari 98
Universitas Sumatera Utara
rujukan dari LSM dan KDS Kelompok Dukungan Sebaya. Sehingga dengan peran tersebut, sangat penting untuk mengikuti rapat koordinasi.
Dari 5 informan yang termasuk Tim LKB, 3 diantaranya tidak mengetahui tentang pelaksanaan forum koordinasi. 2 informan mengatakan sudah
terlaksananya forum koordinasi.
5.2.1.2 Kendala dalam Mewujudkan Koordinasi dan Kemitraan dengan
Semua Pemangku Kepentingan
Kendala yang sering dijumpai dalam pelaksanaan koordinasi dan kemitraan dengan semua pemangku kepentingan adalah pemangku kepentingan
seperti camat, lurah, kepala lingkungan dan lain-lain belum menganggap HIVAIDS sebagai skala prioritas utama.
Kendala lainnya adalah pimpinan wilayah setempat ada juga yang belum sepenuhnya tahu tentang LKB, jadi ketika diminta keikutsertaannya kurang
antusias pada saat prakteknya dan juga dari izin praktek kerja sama belum teraplikasikan dengan baik.
5.2.2 Peran ODHA untuk Berpartisipasi dalam Mendukung Program LKB