pihak-pihak yang berkonflik sulit membuka jalan untuk melakukan perbaikan. Individu atau kelompok akan merespon pengalaman dan lingkungan dengan
cara memperlakukan anggota masyarakat secara berbeda atau cenderung melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin, cerdas, bodoh, rajin, atau
malas. Penggunaan cara ini untuk menyederhanakan begitu banyak stimuli yang diterimanya dan merupakan pengkatagorian pengalaman untuk
memperoleh informasi tambahan dengan segera.
5. Kesamaan karakter personal
Manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau kita cenderung menyukai orang lain, kita ingin mereka memilih sikap
yang sama dengan kita, dan jika menyukai orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama. Orang-orang yang memiliki kesamaan dalam nilai-nilai,
norma, aturan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tingkat sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung saling menyukai dan menerima keberadaan
masing-masing.
6. Daya tarik
Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan bahwa cara pandang orang lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara berfikir, bahasa dan tindakan
yang khas. Orang pintar, pandai bergaul, ganteng atau cantik akan cenderung ditanggapi dan dinilai dengan cara yang menyenangkan dan dianggap
memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau pandai bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang
sebagai pandai cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab
Universitas Sumatera Utara
tanggapan dan penerimaan personal. Orang-orang yang memiliki daya tarik cederung akan disikapi dan diperlakukan lebih baik, sopan dan efektif untuk
mempengaruhi pendapat orang lain.
7. Ganjaran
Seseorang lebih menyenangi orang lain yang memberi penghargaan atau ganjaran berupa pujian, bantuan, dorongan moral. Kita akan menyukai orang
yang menyukai dan memuji kita. Interaksi sosial ibaratnya transaksi dagang, dimana seseorang akan melanjutkan interaksi bila laba lebih banyak dari
biaya. Bila pergaulan seorang pendamping masyarakat dengan orang-orang disekitarnya sangat menyenangkan, maka akan sangat menguntungkan
ditinjau dari keberhasilan program, menguntungkan secara ekonomis, psikologis dan sosial.
8. Kompetensi
Setiap orang memiliki kecenderungan atau tertarik kepada orang lain karena prestasi atau kemampuan yang ditunjukkannya. Masyarakat akan cenderung
menanggapi informasi dan pesan dari orang berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu memberikan kontribusi secara intelektual, sikap dan
mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi. Dalam situasi krisis, para pihak yang berkonflik membutuhkan bantuan teknis dan
bimbingan dari individu yang dipercaya dan mampu menumbuhkan kerjasama untuk mendorong penyelesaian.
3.5.2. Aktivitas Seksual
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan aspek aktivitas seksual, berbagai penyakit endokrin, vaskuler, neurologic, dan psikiatrik mengganggu fungsi seksual dan reproduksi normal
pada laki-laki dan perempuan. Disamping itu disfungsi seksual merupakan gejala yang disajikan dari penyakit sistemik.
Dari segi aktivitas seksual Hudak Gallo 1997, Supriyadi, Wagiyo, Widowati, 2011 yang mengatakan bahwa pasien yang menjalani HD akan
terjadi penurunan fungsi seksual libido pada laki-laki: sering terjadi impotensi, mungkin karena penyakitnya atau efek samping dari obat-obat anti
hipertensi. Pada wanita selama proses hemodialisis tidak mengalami proses menstruasi karena pengaruh obat imunosupresi .
Perubahan dalam fungsi seksual dan reproduksi yang biasa terjadi pada laki- laki yaitu impotensi, kehilangan libido, kegagalan ereksi, ejakulasi dini tidak
ada emisi tidak ada orgasme dan kegagalan pengecilan kembali. Sedangkan pada perempuan keluhan-keluhan yang berkaitan dengan fungsi seksual dan
reproduksi digolongkan menjadi gangguan menstruasi, nyeri panggul, gangguan fungsi seksual, atau infertilitas Isslbacher, Braunwald, Wilson,
Martin, Fauci Kasper, 1999 Penyakit-penyakit sistemik yang menyebabkan kemunduran seperti kanker
dan penyakit kardiovaskuler, dapat mengganggu respon seksual normal secara tidak langsung. Kegagalan respon seksual lebih sering disebabkan faktor-
faktor psikologis yang mengganggu rangsangan seksual. Yang termasuk disini adalah salah informasi, yaitu persepsi kepuasan seksual sebagai sesuatu yang
buruk. Keadaan stress seperti kecemasan, depresi, kelelahan, dan konflik dalam perkawinan atau pribadi dapat membawa pada kegagalan respon
Universitas Sumatera Utara
seksual infertilitas Isslbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci Kasper, 1999.
3.5.3. Dukungan Sosial
Kualitas hidup pada dimensi sosial bagi pasien yang menjalani hemodialisa dipengaruhi oleh dari dukungan sosial yang diterima oleh responden
Masyitah, 2012. Baik dukungan emosional dari keluarga dan kelompok sosial dilingkungan responden, juga dukungan instrumental dan informasional.
Dari segi dukungan sosial sendiri, Menurut Friedman 1998 komponen- komponen dukungan sosial yaitu:
1. Dukungan informasi, bentuk dukungan ini melibatkan pemberian
informasi, saran atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu, Jenis informasi seperti ini dapat menolong individu untuk mengenali dan
mengatasi masalah dengan lebih mudah. 2.
Dukungan penilaian, bentuk dukungan ini seperti pemberian sebuah bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan
masalah. 3.
Dukungan instrumen, bentuk dukungan ini merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan langsung seperti pinjaman uang,
pemberian barang, makanan serta pelayanan. bentuk dukungan ini dapat mengurangi stress karena individu dapat langsung memecahkan
masalahnya yang berhubungan dengan materi. Dukungan instument sangat diperlukan terutama dalam mengatasi masalah dengan lebih mudah.
Universitas Sumatera Utara
4. Dukungan emosional, bentuk dukungan ini membuat individu memiliki
perasaan nyaman, yakin, diperdulikan dan dicintai oleh sumber dukungan sosial sehingga individu dapat menghadapi masalah dengan lebih baik.
Dukungan ini sangat penting dalam menghadapi keadaan yang dianggap tidak dapat dikontrol.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang