Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Uji Normalitas

perbaikan pada uji tersebut, dan setelah memenuhi persyaratan, dilakukan pengujian pada uji yang lain.

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linier berganda.Jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Multikolinieritas dapat dideteksi dengan beberapa metode,diantaranya adalah dengan melihat : • Jika nilai toleransi atau VIF Variance Inflation Factor kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10. • Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8 Gujarati,2007.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas. Pengambilan keputusannya yaitu: • Jika ada pola tertentu,seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka terjadi heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara • Jika tidak ada pola yang jelas seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, makatidak terjadi heteroskedastisitas Priyatno,2012.

3. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesapanen yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing-masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan normalitas pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian. Dan untuk menguji identifikasi masalah 3 akan diuji dengan membandingkan secara langsung antara ketersediaan dengan konsumsi kedelai yang terjadi di Sumatera Utara mulai tahun 1998-2013. Universitas Sumatera Utara Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi 1. Ketersediaan kedelai adalah jumlah kedelai yang tersedia untuk dikonsumsi oleh masyarakat maupun industri. 2. Luas panen adalah luasan areal pertanian yang diusahakan untuk memproduksi jenis tanaman produksi tertentu. 3. Tenaga kerja adalah kelompok penduduk usia kerja dimana yang mampu bekerja atau yang melakukan kegiatan ekonomi dalam menghasilkan suatu barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. 4. Nilai tukar mata uang adalah perbandingan suatu mata uang terhadap mata uang negara lain yang dinyatakan dalam satuan Rupiah per US. 5. Konsumsi kedelai adalah sejumlah kedelai yang akan dimakan oleh masyarakat dengan tujuan pemenuhan kebutuhan hayati. 6. Harga Kedelai Impor adalah Harga Kedelai Impor Rupiah ton yang diperoleh dari perkalian harga kedelai impor dalam Dollar Amerika dengan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika. 7. Pendapatan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan oleh aktifitasnya, kebanyakan dari penjualan produk danatau jasa kepada pelanggan. 8. Jumlah penduduk adalah sejumlah penduduk yang mendiami dan beraktifitas di suatu wilayah. 9. Jumlah industri tahutempe adalah sejumlah industri yang memakai bahan baku kedelai untuk berproduksi yang berada di suatu wilayah. Universitas Sumatera Utara Batasan Operasional 1. Data yang diambil adalah data dalam kurun waktu 1998 sampai 2013 meliputi ketersediaan dan konsumsi kedelai di Sumatera Utara. 2. Penelitian dilakukan dalam wilayah Sumatera Utara. 3. Waktu penelitian dimulai tahun 2015. Universitas Sumatera Utara 32

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN