Dengan menggunakan upaya dan keterampilan, perusahaan menghasilkan suatu output yang dinamakan sebagai kinerja perusahaan. Kinerja pemasaran didefinisikan sebagai
usaha pengukuran tingkat kinerja meliputi omzet penjualan, jumlah pelanggan, keuntungan dan pertumbuhan penjualan Voss dan Voss,2000.
Berdasarkan paparan di atas kinerja pemasaran yang didukung oleh dimensi – dimensi kinerja
pemasaran di dalam penelitian ini meliputi volume penjualan pembiayaan yang disalurkan, pertumbuhan pelanggan, dan porsi pasar.
2.2 Teori Inovasi
Menurut Prakosa 2005 inovasi adalah suatu mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang dinamis. Oleh sebab itu dituntut untuk mampu
menciptakan pemikiran – pemikiran yang baru, gagasan – gagasan yang baru dengan
menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang dapat memuaskan pelanggan. Prakosa 2005 inovasi merupakan cara untuk terus membangun dan
mengembangkan organisasi yang dapat dicapai melalui introduksi teknologi baru, aplikasi baru dalam bentuk produk
– produk dan pelayanan – pelayanan, pengembangan pasar baru dan memperkenalkan bentuk
– bentuk baru organisasi, perpaduan berbagai aspek inovasi tersebut pada gilirannya membentu arena inovasi.
Han et al 1998 mengemukakan bahwa inovasi tidak hanya terpaku pada masalah teknis namun juga terkait dengan aspek administrasi organisasi. Munculnya inovasi produk
pada dasarnya adalah untuk memenuhi permintaan pasar, sehingga inovasi produk merupakan salah satu yang dapat digunakan sebagai keunggulan kompetitif bagi perusahaan.
Inovasi produk secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, akan tetapi inovasi produk juga dapat berperan sebagai mediator yang menguatkan hubungan
antara orietasi pasar dan kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Inovasi produk merupakan cara meningkatkan nilai sebagai sebuah komponen kunci kesuksesan sebuah operasi bisnis yang dapat membawa perusahaan memiliki keunggulan
kompetitif dan menjadi pemimpin pasar, Hernard dan Szymanski 2001, dalam Helmi Aditya 2004 Inovasi yang berkelanjutan merupakan kebutuhan yang mendasar dari sebuah
perusahaan untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Hurley dan Hult 1998 mengajukan dua konsepsi inovasi yaitu keinovatifan dan kapasitas berinovasi. Keinovatifan adalah fikiran
tentang keterbukaan untuk gagasan baru sebagai aspek kultur perusahaan. Kapasitas inovasi berkaitan dengan kapasitas penyerapan. Perusahaan yang memiliki kapasitas yang lebih besar
untuk berinovasi mampu untuk membuat keunggulan kompetitif dan mencapai tingkat kinerja yang lebih besar. Menurut Avionitis dan Papastathopoulou 2000 mengenai cara dalam
meningkatkan sukses sebuah produk yaitu dengan mempraktekkan inovasi, dimana inovasi merupakan kebutuhan dari suatu pilihan strategis.
Menurut Raharso 2006, dalam Suendro 2010 menyatakan kinerja organisasi pada dasarnya tergantung keserasian dari inovasi teknik dan inovasi administratif. Inovasi teknik
berhubungan dengan aktivitas kerja dasar yang bisa berpengaruh secara langsung terhadap produk maupun proses. Inovasi administratif adalah inovasi yang tidak secara langsung
berhubungan dengan aktivitas dasar organisasi. Berpijak pada batasan masalah dalam penelitian ini lebih difokuskan kepada inovasi teknik baik berupa produk ataupun pelayanan.
2.3 Teori Promosi