4.6 Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran yang digunakan untuk menyatakan tanggapan responden terhadap setiap instrumen adalah dengan menggunakan skala likert dengan lima alternatif jawaban.
Urutan skala penelitian dari masing – masing indikator variabel tersebut, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Instrumen Skala Likert
No Jawaban
Skor
1 Sangat berpengaruh
5 2
Cukup berpengaruh 4
3 Berpengaruh
3 4
Kurang berpengaruh 2
5 Tidak berpengaruh
1
4.7 Definisi Operasional Variabel
Variabel adalah sesuatu yang memiliki nilai yang berbeda – beda atau bervariasi Sinulingga,
2011. Berdasarkan perumusan masalah, kerangka konseptual, dan hipotesis yang diajukan maka variabel
– variabel dalam penelitian diidentifikasikan sebagai berikut : 1.
Variabel independen bebas, sering disebut juga variabel prediktor adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun secara negatif
Sinulingga, 2011. Dalam hal ini variabel independen terdiri dari : inovasi X1, promosi X2, orientasi pasar X3.
2. Variabel dependen terikat, sering disebut juga variabel kriteria adalah variabel yang
nilainya dipengaruhi atau ditentukan oleh nilai variabel lain Sinulingga, 2011. Dalam hal ini variabel dependen Y adalah kinerja pemasaran.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Definisi Operasional Variabel Variabel
Definisi Operasional Dimensi Indikator
Skala
Inovasi X1 kemampuan perusahaan
untuk menggunakan atau menerapkan gagasan, proses,
atau produk baru secara berhasil
Perluasan lini produk
Produk sejenis Produk baru
Likert
Promosi X2 merupakan salah satu
program pemasaran yang terkendali dan terpadu dari
metode komunikasi yang dirancang perusahaan untuk
menawarkan produk
– produknya kepada calon
konsumen, menyampaikan karakteristik produk yang
memuaskan kebutuhan konsumen untuk mendorong
penjualan dan memberikan kontribusi pada kinerja
pemasaran jangka panjang Tenaga penjual
Program pemasaran
kreatif Periklanan
Likert
Orientasi Pasar X3
pola dari nilai – nilai dan
kepercayaan yang membantu individu untuk memahami
fungsi organisasi berdasar norma
– norma tertentu atau dengan kata lain filosofi
bisnis lebih memfokuskan pada serangkaian tata nilai
dan kepercayaan, sikap dan budaya perusahaan untuk
memberikan kontribusi pada tataran operasional berupa
serangkaian
aktivitas –
aktivitas pengelolaan bisnis Orientasi
pelanggan Orientasi pesaing
Koordinasi antar fungsional
Likert
Kinerja Pemasaran Y
usaha pengukuran tingkat kinerja meliputi omzet
penjualan, jumlah pelanggan, keuntungan dan
pertumbuhan penjualan Volume
penjualan pembiayaan
yang disalurkan Pertumbuhan
pelanggan Porsi pasar
Likert
Universitas Sumatera Utara
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1 Latar Belakang Perusahaan
Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akta Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas PT dengan
sebutan BPDSU. Pada tahun 1962 berdasarkan UU No.13 tahun 1962 tentang Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah dan sesuai dengan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara No.5 tahun 1965 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah BUMD. Modal dasar pada saat itu sebesar Rp 100 juta dan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se – Sumatera Utara.
Sejalan dengan program rekapitalisasi, bentuk hukum BPDSU tersebut dirubah dari Perusahaan Daerah PD menjadi Perusahaan Terbatas PT agar saham pemerintah pusat
dapat masuk untuk pengembangan dan dikemudian hari saham pihak ketiga dimungkinkan dapat masuk atas persetujuan DPRD Tingkat I Sumatera Utara, sehingga beradasarkan hal
tersebut maka pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah kembali menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT.
Bank SUMUT yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, Jalan Imam Bonjol No.18, yang didirikan berdasarkan Akta No.38 tanggal 16 April 1999 dibuat dihadapan Alina
Hanum, SH, Notaris di Medan yang telah mendapatkan pengesahan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia Nomor C
– 8224 HT.01.01.TH 99 tanggal 5 Mei 1999. Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp 400 miliar. Dan kerena
pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akta No.31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500 miliar. Sesuai dengan Akta
Universitas Sumatera Utara