Universitas Sumatera Utara
3. Artikel Berita 3
NASIONAL
Ada Bercak Darah di Kamar Ibu Angkat Angeline
Saat ini bercak darah masih diperiksa di laboratorium. Jumat, 12 Juni 2015 | 14:54 WIB
Oleh : Bayu Adi Wicaksono, Bobby Andalan Bali
Margareth Megawe bersama Angeline VIVA.co.idfacebook.com
VIVA.co.id - Polisi menemukan bercak darah di dalam kamar pribadi ibu angkat Angeline, Margareth dan di kamar tersangka Agustinus Tai Andamai.
Bercak darah ditemukan saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara TKP di dalam kamar Margareth di Jalan Sedap Malam, Denpasar dan kamar
rumah Agus.
Kapolda Bali Irjen Pol Ronny F Sompie mengatakan, bercak darah itu sudah diamankan dan tengah diperiksa di laboratorium forensik Polri. Disita dan
diperiksa Labfor. Apakah darah manusia, lalu siapa manusianya, untuk menguatkan pembuktian sebagai tersangka, kata Ronny, Jumat, 12 Juni 2015.
Menurut Ronny, semua benda mencurigakan yang ditemukan polisi di lokasi pembunuhan dan di rumah tersangka akan dijadikan alat bukti untuk mengungkap
siapa saja dalang pembunuhan sadis itu. Semua yang diperoleh di dalam hasil olah TKP harus jadi bahan yang ditingkatkan menjadi alat bukti ketika sudah
diperiksa di Labfor, ujarnya menambahkan.
Hingga saat ini, Margareth masih berstatus saksi dan tengah menjalani serangkaian pemeriksaan.
Seperti diketahui, Angeline ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di dalam
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
lubang di belakang rumah Margareth setelah lebih dari tiga pekan dinyatakan hilang misterius. mus
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
4. Artikel Berita 4
METRO
Ibu Angkat Angeline Jadi Tersangka. Ini Penjelasan Polisi
Dia terbukti telah menelantarkan Angeline Minggu, 14 Juni 2015 | 12:29 WIB
Oleh : Nila Chrisna Yulika, Bobby Andalan Bali
Ibu angkat Angeline, Margriet Megawe dan Angeline kecil VIVA.co.idfacebook.com
VIVA.co.id - Kabid Humas Polda Bali Komisaris Besar Hery Wiyanto menyatakan, ibu angkat Angeline, Margareth Megawe telah ditetapkan sebagai
tersangka. Sayangnya, ia tak hafal pasal berapa yang dituduhkan kepada Margareth.
Coba Mas dicek ulang, pasalnya antara pasal 77 atau 80 UU Perlindungan Anak. Intinya tentang penelantaran anak, kata Hery saat dihubungi VIVA.co.id, Minggu
14 Juni 2015.
Ia menjelaskan, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang telah digali sebelumnya, Margareth terbukti melakukan tindakan penelantaran terhadap Angeline.
Angeline terlihat kurus. Soal asupan gizi, tidak memberi makan, itu kan juga masuk dalam penelantaran anak, ujar Hery.
Selain itu, Margareth dianggap tak becus mengurus Angeline. Ia tak memperhatikan dengan baik bocah mungil tersebut. Dia juga tidak memberikan
perhatian yang baik terhadap Angeline, itu juga penelantaran anak, ujarnya menambahkan.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Pada saat yang sama, Margareth juga terbukti melakukan tindak kekerasan terhadap Angeline. Hanya untuk kekerasan ini kita menunggu hasil visum. Harus
dibuktikan lagi berdasarkan visum, ujarnya.
Itu yang mendasari kita menetapkan Margareth sebagai tersangka. Hingga kini, Margareth masih dalam pemeriksaan intensif Polda Bali. Polisi akan
memanggil saksi ahli guna mendalami tuduhan yang dialamatkan kepada ibu angkat Angeline ini.
Sebelumnya, Margareth ditangkap tim PPA Polda Bali di vilanya di kawasan Canggu, Kuta Utara pada dinihari tadi. Ia langsung digelandang menuju Polda
Bali untuk menjalani pemeriksaan.
mus
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran III Analisis Framing Gamson dan Modigliani pada Kasus Pembunuhan Engeline
di viva.co.id
Framing Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 10 Juni 2015 Judul
Core Frame Condensing Symbols
Framing devices Reasoning devices
Mengerikan, Tubuh
Angeline Penuh
Luka dan Sundutan
Rokok Engeline
ditemukan dalam kondisi
tewas ketika
sempat dikabarkan hilang.
Tewasnya Engeline
diduga karena luka yang
ditemukan di
sekujur tubuhnya. Metaphors: -
Exemplaar:
Bagian tubuh
Engeline yang
diduga menjadi sasaran
kekerasan oleh
pelaku. Catchphrases:
fakta mengerikan.
Depiction: bocah.
Visual images: gambar beberapa
polisi yang
sedang mengevakuasi
jenazah Engeline dari rumahnya.
Roots: Engeline diduga
tewas akibat
jeratan tali di bagian
leher. Appeals
to principle:
Engeline sama seperti
anak perempuan
lainnya yang
senang bermain boneka.
Consequences: kasus
pembunuhan Engeline
menrupakan kasus
besar sehinga
melibatkan para petinggi di
bidang forensik dan kepolisian
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
daerah Bali.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Framing Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 12 Juni 2015 Judul
Core Frame Condensing Symbols
Framing devices Reasoning devices
Tragedi Angeline
Jangan Sampai Berbuah
Misteri Kasus
Engeline harus
diselidiki sampai tuntas dan
pencarian pelaku harus
dilakukan dengan
benar- benar serius.
Metaphors: menyayat hati.
Exemplaar: pada
tubuh Engeline
terdapat banyak
luka ketika
ditemukan. Engeline
dibunuh persis di depan kamar
Margareth, sementara
Margareth tidak mengaku
tidak mengetahui
pembunuhan tersebut.
Catchphrases: pelaku tunggal.
Depiction: mengenaskan.
Visual images: Engeline
merupakan anak
Roots: Engeline yang
sempat dinyatakan hilang
dan ditemukan
dalam keadaan
tewas, membuat sedih
banyak pihak.
Appeals to
principle: Engeline
diperkosa oleh
Agus sebanyak
dua kali, sebelum dan
setelah meninggal dunia.
Consequences: proses
penyelidikan masih
berlangsung dan keluarga angkat
Engeline masih
berkemungkinan ditetapkan
sebagai tersangka.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
perempuan yang
masih kecil
dan duduk
di bangku
Sekolah Dasar. Engelineyang
masih bersekolah
tersebut merupakan
korban kekerasan dan
pembunuhan. Korban
perdagangan anak?
Adanya dugaan
bahwa Engeline
merupakan korban sindikat
perdagangan anak dalam
jaringan paedofil
Metaphors: - Exemplaar:
Kemungkinan adanya
tersangka lain yang
terlibat dalam
pembunuhan Engeline selain
Agus. Catchphrases:
terkejut. Depiction:
terlalu dini. Visual images:
- Roots: ada asas
praduga tak
bersalah yang
bisa dijadikan
pertimbangan agar
proses penyelidikan
Engeline sesuai
dengan aturan
yang ada. Penyelesaian
kasus Engeline
sampai tuntas
akan menjadi
cerminan bagi
perlindungan anak.
Appeals to
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
principle: masyarakat
dihimbau untuk
tidak menduga-
duga akan apa yang terjadi pada
kasus Engeline,
dan menunggu
proses penyelidikan.
Consequences: Dugaaan
Engeline sebagai korban
perdagangan anak dalam
jaringan paedofil
harus tetap diselidiki.
Kepekaan harus
dibangun Mayarakat
dituntut untuk
lebih peka
terhadap kasus
kekerasan pada
anak yang terjadi di
lingkungan sekitar.
Metaphors: membuka
mata. Exemplaar:
kasus kekerasan pada
anak jarang
terangkat di
publik karena masyarakat
kurang peka,
dan faktor
internal keluarga
Roots: Kasus
kekerasan pada
anak tidak
terekspos karena kurang pekanya
masyarakat di
sekitar. Appeals
to principle:
Seorang anak
yang harusnya
dilindungi, justru menjadi
korban kekerasan
oleh
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
korban dan
korban itu
sendiri. Catchphrases:
beban kepolisian.
Depiction: darurat
Visual images: -
orang dewasa. Consequences:
perlunya dibentuk tim khusus untuk
fokus pada kasus kekerasan
anak yang terjadi di
lingkungan sekitar.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Framing Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 12 Juni 2015 Judul
Core Frame Condensing Symbols
Framing devices Reasoning devices
Ada Bercak
Darah di
Kamar Ibu
Angkat Angeline
Ditemukan alat
bukti berupa
bercak darah di kamar Margareth
Ibu Angkat
Engeline. Margareth
kemungkinan terlibat
dalam kasus
kekerasan dan pembunuhan
Engeline. Metaphors:
dalang. Exemplaar:
bercak darah
ditemukan saat olah
Tempat Kejadian
Perkara di
kamar Margareth dan
kamar Agus. Catchphrases:
pembuktian. Depiction:
pribadi. Visual images:
ilustrasi berupa foto bagaimana
kedekatan Engeline
dan Margareth.
Roots: - Appeals
to principle:
Margareth masih
ditetapkan sebagai
saksi dan
masih dalam
proses pemeriksaan.
Consequences: semua
barang hasil olah TKP
akan dijadikan alat
bukti, termasuk bercak
darah yang
ditemukan di
kamar Margaret dan Agus.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Framing Artikel Berita Pembunuhan Engeline Edisi 14 Juni 2015 Judul
Core Frame Condensing Symbols
Framing devices Reasoning devices
Ibu Angkat
Angeline Menjadi
Tersangka. Ini Penjelasan
Polisi Penjelasan
polisi terkait penetapan
Margareth sebagai tersangka
untuk kasus penelantaran
anak. Metaphors: -
Exemplaar:
Penetapan Margareth
sebagai tersangka
berdasarkan keterangan para
saksi yang telah digali
sebelumnya. Catchphrases:
terbukti melakukan
kekerasan. Depiction: tak
becus. Visual images:
Engeline dan
Margareth dalam satu frame dan
sedang memegang buah
pepaya. Terlihat kurang
hangat interaksi
yamg diberikan kepada
Engeline oleh
Roots: Margareth
ditetapkan sebagai
tersangka karena
melanggar UU tentang
Perlindungan Anak,
yaitu menelantarkan
Engeline. Appeals
to principle:
penelantaran anak
yang dituduhkan
kepada Margareth
adalah dilihat
dari tubuh
Engeline yang terlihat
kurus dan
kurang diperhatikan.
Consequences: Kepolisian
akan
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Margareth. mendatangkan
saksi ahli untuk memeriksa
Margareth dan penetapannya
sebagai tersangka.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran IV DATA PRIBADI
Nama : Bagus Prakasa
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat, Tanggal Lahir : Medan, 24 Februari 1994
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kawat 1 Gang Mawar No. 168, Tanjung
Mulia Hilir, Medan Email
: bagus_prakasayahoo.com Anak ke-
: 3 dari 4 bersaudara Nama Orangtua
Ayah : Muliadi
Ibu : Kasiani
Pekerjaan Orangtua Ayah
: Karyawan Swasta Ibu
: Ibu Rumah Tangga Pendidikan
: 2000-2006 SD Negeri Inpres 064995 Medan
2006-2009 SMP Swasta Laksamana Martadinata Medan
2009-2012 SMA Swasta Dharmawangsa Medan
2012-2016
S-1 Ilmu Komunikasi USU
Universitas Sumatera Utara
73
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR REFERENSI
Sumber Buku:
Ardiyanto, Elvinaro Q-Annes, Bambang. 2007. Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Tesaurus Alfabetis Bahasa Indonesia. Bandung: PT. Mizan Pustaka.
Eriyanto. 2001. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta: LkiS Yogyakarta.
Hamidi. 2004. Metode Kualitatif. Malang: UMM Pers. Kriyantono, Rachmat. 2008. Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nawawi, Hadari. 2001. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta. UGM Press Nurudin. 2004. Komunikasi Massa.Malang: Cespur.
Pohan, Syafrudin. Dkk. 2012. Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal
Penelitian. Medan: PT Grasindo Monoratama. Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang:
Intrans Publishing. Romli, Asep Syamsul. 2012. Jurnalistik Online. Bandung: Nuansa Cendikia.
Saifuddin, Achmad Fedyani. 2005. Antropologi Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Severin, Werner J. Tankard, Jr. James W. 2008. Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Sugeng Hariyanto. Pengalih
Bahasa. Jakarta: Kencana. Shoemaker, Pamela J dan Stephen D. Reese. 1996. Mediating The Messages:
Theories of Influences on Mass Media Content. Second edition.USA: Logman Publisher.
Sobur, Alex. 2004. Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika dan Analisis Framing. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Universitas Sumatera Utara
74
Universitas Sumatera Utara
Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta: PT. LkiS Pelangi Aksara.
Suparno, Paul. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Suyanto, Bagong Sutinah Ed.. 2008. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Tamburaka, Apriadi. 2013. Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Usman KS, Ekomant. 2010. Media Pengantar Konsep dan Media. Jakarta Selatan, Indonesia.
Vardiansyah, Dani. 2008. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Indeks.
Vivian, John. 2008. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wardhani, Morrison Andy Corry. 2009. Teori Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia.
Zamroni, Muhammad. 2009. Filsafat Komunikasi; Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis. Yogyakarta: PT. Graha Ilmu
Perundang-undangan
UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002
UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Jurnal Ilmiah
Azhari, Marina. 2015. Analisis Framing Kuis Kebangsaan di RCTI. Medan:
Jurnal FLOW, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Bakti, Andika 2014.
Analisis Framing tentang Konstruksi Melayu Saat Revolusi Sosial Sumatera Timur di Kesultanan Langkat dalam Surat Kabar Pandji
Ra’jat.
Medan: Jurnal FLOW, Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Marini, Ama 2015. Kebebasan Pers Dikaitkan dengan Berita Pemblokiran Situs Islam di Republika Online. Medan: Jurnal FLOW, Departemen Ilmu
Universitas Sumatera Utara
75
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
Sumber Internet www.databiografi.com201506Engeline-kisah-tragis-bocah-mungil.html. diakses
pada 18 Februari 2016, pukul 23.18 WIB. http:news.viva.co.idpagestentangkami diakses pada 20 Februari 2016, pukul
09:25 WIB. www.kpai.go.id. diakses pada 06 Maret 2016, pukul 22.05 WIB.
https:www.vivagroup.co.id. diakses pada 17 Juli 2016, pukul 21.09 WIB. http:nasional.news.viva.co.idnewsread636497-mengerikan-tubuh-angeline-
penuh-luka-dan-sundutan-rokok. diakses pada 17 Juli 2016 pukul 21.51 WIB. http:fokus.news.viva.co.idnewsread637137-tragedi-angeline-jangan-sampai-
berbuah-misteri. diakses pada 17 Juli 2016, pukul 22.02 WIB. http:nasional.news.viva.co.idnewsread637387-ada-bercak-darah-di-kamar-ibu-
angkat-angeline. diakses pada 17 Juli 2016, pukul 22.17 WIB. http:metro.news.viva.co.idnewsread637947-ibu-angkat-angeline-jadi-
tersangka-ini-penjelasan-polisi. diakses pada 17 Juli, pukul 22.54 WIB. http:www.alexa.comsiteinfoviva.co.id diakses pada 10 Agustus 2016, pukul
20:40 WIB. www.kbbi.web.idngeri. diakses pada 10 Agustus 2016, pukul 23.27 WIB.
www.kbbi.web.idenasi.mengenaskan diakses pada 11 Agustus 2016, pukul 23.38 WIB.
www.kbbi.web.idsayat. diakses pada 10 Agustus 2016, pukul 23.55 WIB. www.kbbi.web.iddalang. diakses pada 11 Agustus 2016, pukul 21.13 WIB.
www.kbbi.web.idbecus. diakses pada 11 Agustus 2016, pukul 22.08 WIB.
Universitas Sumatera Utara
76
Universitas Sumatera Utara
www.remotivi.or.idkupas245Hierarki-Pengaruh-dalam-Mediasi-Pesan.html diakses pada 28 Agustus 2016, pukul 21.05 WIB.
https:movie.co.iduntuk-angeline. diakses pada 28 Agustus 2016, pukul 22.04 WIB
https:tempo.coreadberitafoto39626Ibu-Angkat-Engeline-Divonis-Seumur- Hidup diakses pada 28 Agustus 2016, pukul 22.55 WIB.
https:tempo.coreadnews20150623174677446Kasus-Angeline-Laut-Hitam- Kekerasan-Anak-di-Indonesia. diakses pada 28 Agustus, pukul 23.04 WIB.
www.pendidikan.info201602pedoman-ejaan-bahasa-indonesia-2016.html diakses pada 29 Agustus 2016, pukul 20.10 WIB
Universitas Sumatera Utara
32
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati suatu masalah dan mencari jawabannya. Metodologi dengan kata lain
adalah suatu pendekatan umum, untuk mengkaji topik penelitian. Metodologi dipengaruhi atau berdasarkan perspektif teoritis itu sendiri adalah suatu kerangka
penjelasan atau interpretasi yang memungkinkan peneliti memahami data dan menghubungkan data yang rumit dengan peristiwa dan situasi yang lain.
Sebagaimana perspektif yang merupakan suatu rentang juga dari yang sangat kuantitatif hingga yang sangat kualitatif Mulyana, 2003: 145.
Adapun metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma konstruktivis sebagai cara pandang dalam media
meneliti. Metode yang digunakan adalah metode analisis framing Gamson dan Modigliani, yaitu metode analisis yang melihat wacana sebagai kontruksi realitas
sosial. Analisis framing Gamson dan Modigliani dapat menggunakan pendekatan paradigma konstruktivisme yang melihat representasi media baik berita maupun
artikel. Perangkat pembingkaian terdiri atas package-package interpretatif yang mengandung konstruksi makna tertentu.
3.2 Objek Penelitian
Yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah artikel-artikel berita terkait pembunuhan Engeline di situs berita online viva.co.id selama periode 10 Juni
– 16 Juni 2015. Artikel yang diteliti adalah artikel yang memiliki isi sesuai dengan
konteks yang ingin diteliti, yaitu pembunuhan Engeline. Peneliti memilih empat buah artikel yang isinya terkait dengan pembunuhan
Engeline, di antaranya artikel yang terbit pada tanggal 10 Juni 2015 pukul 17.08 WIB, 12 Juni 2015 pukul 00.17 WIB, 12 Juni 2015 pukul 14.54 WIB, dan 14 Juni
2015 pukul 12.29 WIB.
Universitas Sumatera Utara
33
Universitas Sumatera Utara
3.3 Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah portal berita viva.co.id. Viva.co.id merupakan salah satu portal berita yang turut menyajikan
pemberitaan tentang pembunuhan Engeline.
3.3.1 Profil viva.co.id
Viva.co.id sebelumnya bernama vivanews.com merupakan sebuah portal berita online yang dikelola oleh PT. Viva Media Baru, sebuah anak perusahaan
PT. Visi Media Asia Tbk. yang juga mengelola bisnis penyiaran Antv, tvOne, Sport One, viva+. Untuk pertama kalinya, situs berita viva.co.id diluncurkan pada
tanggal 17 Desember 2008. Presiden Komisaris dan Chairman dari PT. Visi Media Asia adalah Anindya Bakrie. Tahun 2010, adik Anindya yaitu Anindra
Ardiansyah Bakrie terpilih menjadi Direktur PT. Visi Media Asia. Selanjutnya Anindra Ardiansyah Bakrie menduduki posisi Direktur Eksekutif di portal berita
online viva.co.id.
Gambar 1.3 Tampilan portal berita online viva.co.id
Dikutip dari https:www.viva.co.id
Tahun 2012 vivanews.com berubah menjadi viva.co.id. Tidak hanya berubah pada alamat website saja, melainkan juga pada tampilan. Pemberitaan
viva.co.id ditampilkan secara teks, foto, video, dan suara. Situs viva.co.id dapat diakses selama 24 jam sehari dan tujuh hari dalam seminggu melalui komputer
pribadi, laptop, telepon seluler, dan Personal Digital Assistant PDA yang terhubung jaringan internet. Selain memberikan jasa pemberitaan yang dilaporkan
Universitas Sumatera Utara
34
Universitas Sumatera Utara
oleh wartawan yang bekerja di viva.co.id, situs ini juga menerima informasi dari pembaca viva.co.id yang berminat melaporkan berita yang mereka anggap penting
melalui fitur U-Report.
Gambar 2.3 Logo viva.co.id
Nama Perusahaan : PT. Viva Media Baru
Alamat : Kawasan Industri Pulogadung, Gedung tvOne
Jalan Rawa Terate II No. 2 Jakarta Timur, 13260, Indonesia
Telepon : 021 4601326
Fax : 021 4601327
Email : redaksiviva.co.id
Slogan : Indepth, Trusted
3.4 Kerangka Analisis
Analisis kualitatif digunakan untuk memahami sebuah fakta dan bukan untuk menjelaskan fakta tersebut. Analisis kualitatif umumnya tidak digunakan
untuk mencari data dalam arti frekuensi, akan tetapi digunakan untuk menganalisis makna dari data yang tampak di permukaan Bungin, 2008: 309.
Penelitian ini menggunakan analisis framing model Gamson dan Modigliani. Analisis framing yang dikembangkan Gamson dan Modigliani
memahami media sebagai satu gagasan interpretasi interpretative package saat mengkonstruksi dan memberi makna pada suatu isu.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Studi Kepustakaan Library Research Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan semua data yang
berasal dari literatur serta bahan bacaan yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara membaca
Universitas Sumatera Utara
35
Universitas Sumatera Utara
buku-buku, literatur, serta tulisan yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.
2. Studi dokumen Document Research
Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang dianalisis dari bahan-bahan tertulis pada viva.co.id yang memuat berita tentang
pembunuhan Engeline.
3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis framing Gamson dan Modigliani untuk menganalisis artikel pemberitaan kasus pembunuhan Engeline pada situs
berita online viva.co.id. Model ini didasarkan pada pendekatan konstruksionis yang melihat representasi media seperti berita dan artikel, terdiri atas
interpretative package yang mengandung konstruksi makna tertentu. Package ini di dalamnya terdapat dua struktur, yaitu Core Frame dan Condensing Symbol.
Berikut adalah model analisis framing Gamson dan Modigliani:
Gambar 3.3 Model analisis framing Gamson dan Modigliani
Diadopsi dari William A. Gamson dan Andre Modigli ani,”Media Discourse and Public Opinion
on Nuclear Power A Co nstructionist Approach”, dalam Azhari, 2015, hlm.48, dalam Sobur,
hlm.177.
CONDENSING SYMBOL FRAMING
DEVICES REASONING
DEVICES 1.
Metaphors 2.
Exemplaar 3.
Catchphrases 4.
Depiction 5.
Visual Images 1.
Roots 2.
Appeals to Principle
3. Consequence
MEDIA PACKAGE CORE FRAME
Universitas Sumatera Utara
36
Universitas Sumatera Utara
Core frame gagasan sentral pada dasarnya berisi elemen-elemen inti untuk memberikan pengertian yang relevan terhadap peristiwa dan mengarahkan
makna isu yang dibangun condensing symbol. Condensing symbol adalah hasil pencermatan terhadap interaksi perangkat simbolik framing devices dan
reasoning devices sebagai dasar digunakannya perspektif. Struktur framing devices yang mencakup methapors, exemplaar,
catchprhrases, depiction, dan visual images menekankan aspek cara „melihat‟
suatu isu. Framing devices dijelaskan, seperti: 1.
Metaphors dipahami sebagai suatu cara memindahkan makna dengan merelasikan dua fakta melalui analogi, atau memakai kiasan dengan
menggunakan kata seperti ibarat, bak, sebagai, umpama, laksana. 2.
Exemplaar mengemas fakta tertentu secara mendalam agar satu sisi memiliki bobot makna lebih untuk dijadikan rujukan atau pelajaran.
3. Cathphrases adalah istilah, bentukan kata, atau frase khas cerminan
fakta yang merujuk pemikiran atau semangat tertentu. 4.
Depiction, penggambaran fakta dengan memaknai kata, istilah, kalimat konotatif agar khalayak terarah ke citra tertentu.
5. Visual images adalah pemakaian foto, diagram, grafis, table kartun,
dan sejenisnya untuk mengekspresikan kesan, misalnya perhatian atau penolakan, dibesarkan-dikecilkan, ditebalkan-dimiringkan, serta
pemakaian warna. Struktur reasoning devices menekankan aspek pembenaran terhadap cara
„melihat‟ isu, yakni roots analisis kausal, appeals to principle klaim-klaim moral, dan consequences efek spesifik.
1. Roots analisis kausal merupakan pembenaran isu dengan
menghubungkan suatu objek atau lebih yang dianggap menjadi sebab timbulnya atau terjadinya hal yang lain.
2. Appeals to principle klaim-klaim moral adalah pemikiran, prinsip,
klaim moral sebagai argumentasi pembenar membangun berita, berupa pepatah, cerita rakyat, mitos, doktrin, ajaran, dan sejenisnya.
3. Consequences adalah efek atau akibat yang didapat dari bingkai.
Universitas Sumatera Utara
37
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2. Hasil 4.1.1. Frame Berita Pembunuhan Engeline
Teks terkait pembunuhan Engeline yang dimuat oleh portal berita viva.co.id akan dianalisis menggunakan analisis framing dengan merujuk pada
konsep Gamson dan Modigliani. Melalui konsep ini, frame dipandang sebagai cara bercerita story line yang tersusun sedemikian rupa dan menghadirkan
konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan suatu wacana. Pada rentang waktu dari 10 Juni 2015 sampai dengan 16 Juni 2015, peneliti
menemukan empat teks yang berkaitan dengan pembunuhan Engeline, masing- masing terbit pada 10 Juni 2015, 12 Juni 2015, dan 14 Juni 2015.
Teks dipilih untuk dilihat framing devices atau perangkat framing mengetahui metaphors, catchphrases, exemplar, depiction, dan visual images,
selanjutnya diketahui reasoning devices atau perangkat penalaran mengetahui roots, appeals to principle, consequences. Teks akan dideskripsikan dengan
merujuk pada bingkai yang telah dianalisis.
1. Analisis Framing Artikel Berita 1 Judul
: Mengerikan, Tubuh Angeline Penuh Luka dan Sundutan Rokok
Terbit : Rabu, 10 Juni 2015 | 17:08 WIB
Penulis : Harry Siswoyo
Artikel tersebut merupakan artikel kedua yang muncul pada website viva.co.id, sesaat setelah Engeline ditemukan dalam keadaan tewas. Artikel berita
ini lebih digambarkan kondisi Engeline saat ditemukan oleh pihak Kepolisian. Jika diamati pada bagian judul, terlihat bahwa isi berita tersebut mengenai
banyaknya luka dan bekas sundutan rokok pada tubuh Engeline yang ditemukan. Lewat judul yag diberikan, viva.co.id ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa
kondisi jasad Engeline cukup parah. Hal tersebut dijelaskan dengan penggunaan kata
„mengerikan‟ di awal judul berita. Jika ditilik dalam kaidah linguistik, kata
Universitas Sumatera Utara
38
Universitas Sumatera Utara
„mengerikan‟ merupakan verba, yakni kelas kata yang menunjukkan satu tindakan atau perbuatan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan kata
„mengerikan‟ sebagai sesuatu menimbulkan rasa ngeri seram yang menyebabkan berdiri bulu
roma. Core Frame gagasan inti yang terdapat dalam artikel
„Mengerikan, Tubuh Angeline Penuh Luka dan Sundutan Rokok
‟ ingin menunjukkan kondisi jasad Engeline ketika ditemukan. Adanya luka yang cukup banyak di sekujur
tubuh Engeline dan dugaan penyebab tewasnya Engeline menjadi gagasan inti yang ingin disampaikan oleh viva.co.id melalui artikel berita ini. Selanjutnya,
uraian tentang kondisi Engeline ketika ditemukan mengarah pada condensing symbol yang terdiri atas framing devices dan reasoning devices.
Framing devices merupakan pembingkai yang didukung oleh pemakaian simbol-simbol untuk memberi penekanan dan penonjolan apa yang ingin
disampaikan. Simbol-simbol itu berfungsi sebagai ikon yang memberi penekanan dan penonjolan, agar penafsiran dan pemaknaan akan peristiwa lebih diterima
dan dihayati oleh pembaca. Melalui artikel berita ini, perangkat pembingkai framing devices dapat dilihat melalui metaphors, exemplaar, catchphrases,
depiction, dan visual images. 1.
Metaphors Penggunaan metaphors dalam artikel ini tidak ditemukan oleh peneliti.
Kata dan kalimat yang digunakan dalam artikel ini tidak ada yang bersifat kiasan, maupun analogi.
2. Exemplaar
Penggunaan exemplaar terlihat pada uraian kondisi jasad Engeline ketika ditemukan.
“Di antaranya luka memar di paha kanan samping luar, pada bokong kanan, pinggang kanan dan perut kanan bawah.
” Exemplaar menunjukkan bahwa viva.co.id ingin menjelaskan Engeline
tewas akibat tindak kekerasan yang dilakukan oleh seseorang. Pada artikel berita ini, viva.co.id menjabarkan beberapa bagian dari tubuh
Engeline yang diduga menjadi sasaran kekerasan oleh pelaku ketika
Universitas Sumatera Utara
39
Universitas Sumatera Utara
membunuh Engeline. Viva.co.id juga ingin menunjukkan seluruh bagian tubuh Engeline tidak luput dari tindak kekerasan yang
dilakukan pelaku. Peneliti meyakini bahwa bagian-bagian tubuh yang dijelaskan pada artikel ini merupakan bagian tubuh yang sifatnya
tertutup, antara lain paha, bokong, pinggang dan perut bagian bawah. Viva.co.id secara tidak langsung menjelaskan kekerasan yang dialami
Engeline bukan hanya terjadi pada bagian tubuh yang mudah dilihat saja, melainkan bagian tubuh yang biasanya ditutupi orang banyak.
3. Catchphrases
“Dari pemeriksaan awal terungkap sejumlah fakta mengerikan. Diketahui di tubuh Engeline ditemukan banyak sekali luka dan
bekas sundutan rokok .”
Melalui kalimat tersebut dapat diketahui viva.co.id menunjukkan bahwa dilakukan sekali pemeriksaan terhadap jasad Engeline.
Pemeriksaan yang baru dilakukan pada tahap awal tersebut, sudah menunjukkan kalau tubuh Engeline ditemukan dengan keadaan yang
sangat menyeramkan. Catchphrases yang digunakan pada artikel berita ini terlihat pada kata
„mengerikan‟. Penggunaan kata „mengerikan‟ pada artikel ini disandingkan dengan kata
„fakta‟. Peneliti memercayai bahwa viva.co.id ingin menegaskan pelaku melakukan tindak
kekerasan yang sangat kejam dengan hasil temuan pada tubuh Engeline tersebut. Hasil temuan itu selanjutnya digambarkan sebagai sesuatu hal
yang benar-benar terjadi dan menimbulkan rasa ngeri bagi pembaca. 4.
Depiction Depiction dalam Eriyanto, 2001: 263 merupakan penggambaran
atau pelukisan suatu isu yang bersifat konotatif dan umumnya untuk melabeli sesuatu. Pemakaian depiction label ditemukan
pada penggunaan kata „bocah‟ yang dapat dilihat dalam teks
berikut: “Tak cuma itu, ditemukan juga pembusukan pada tubuh bocah
yang telah dinaikkan ke kelas 3 oleh sekolahnya itu. ”
Universitas Sumatera Utara
40
Universitas Sumatera Utara
Konstruksi yang ingin dibangun oleh viva.co.id melalui kalimat ini adalah menampilkan sosok Engeline yang masih anak-anak sebagai
korban pembunuhan. Kata tersebut seolah-olah ingin menjelaskan seorang anak yang semestinya mendapat perlindungan dan kasih
sayang justru menjadi sasaran tindak kekerasan, hingga ditemukan tewas. Artikel berita ini juga mengangkat bahwa Engeline masih duduk
di bangku kelas tiga Sekolah Dasar. Penggunaan label ini mengingatkan pembaca bahwa Engeline masih sangat muda dan masih
memiliki jenjang pendidikan yang sangat panjang. 5.
Visual Images Jika dilihat dari artikel ini, visual images yang digunakan adalah foto
beberapa petugas kepolisian yang mengevakuasi jasad Engeline di rumahnya. Jasad Engeline berada di dalam kantong jenazah berwarna
oranye dan terlihat digotong oleh beberapa polisi. Melalui foto tersebut juga terlihat beberapa petugas kepolisian menggunakan masker.
Gambaran tersebut menunjukkan bahwa jasad Engeline mengeluarkan aroma yang tidak sedap sehingga harus menggunakan media untuk
menghalau aroma tersebut, yaitu masker. Selain framing devices, condensing symbol juga dibangun oleh reasoning
devices untuk mencapai maksud dari core frame. Reasoning devices disebut juga perangkat penalaran merupakan ide atau pemikiran yang dikembangkan dalam
artikel berita untuk menekankan kepada khalayak bahwa „versi berita‟ yang
disajikan dalam artikel adalah benar. Oleh sebab itu, fakta yang dipilih secara tidak langsung dalam pandangan ini untuk memperkuat bangunan perspektif yang
telah disusun oleh wartawan. Reasoning devices tersebut terdiri dari roots, appeals to principle, dan juga consecuences.
1. Roots
Penggunaan roots dalam teks terdapat pada kalimat: “…Angeline diduga tewas karena jeratan tali. Sebab ada bekas
jeratan dan tali di leher Angeline, saat tubuhnya ditemukan. ”
Universitas Sumatera Utara
41
Universitas Sumatera Utara
Maksud dari roots di atas seolah ingin menunjukkan bahwa Engeline tewas karena dijerat dengan menggunakan tali di bagian leher.
Viva.co.id ingin menggambarkan bahwa dari banyaknya luka yang ditemukan di tubuh Engeline, jeratan tali di bagian leher menjadi
dugaan paling kuat tewasnya Engeline. Walaupun proses autopsi belum dilakukan, namun viva.co.id telah mengkonstruksi penyebab
meninggalnya Engeline dengan menggunakan dugaan kausal tadi. 2.
Appeals to Principle Penggunaan appeals to principle sebagai klaim-klaim moral dapat
dilihat dalam teks: “Bersama jasad Angeline juga terdapat kain kemben berwarna
merah motif bunga. Ada pula boneka Barbie kesayangan Angeline.
” Teks di atas mengarahkan khalayak pada diri Engeline yang
merupakan perempuan dan masih anak-anak. Penggunaan kata-kata pada teks di atas menggambarkan seperti anak-anak perempuan pada
umumnya, bahwa Engeline juga sering bermain dengan boneka yang dimiliki. Viva.co.id secara jelas menggambarkan hal tersebut dengan
menempatkan kata „motif bunga‟, „boneka‟, dan „kesayangan‟.
3. Consequences
Penggunaan consequences dalam teks ini mengarahkan pada kasus pembunuhan Engeline yang dianggap sangat penting, khususnya
tergambar pada penjelasan tentang proses autopsi. “Kini jasad Angeline tengah diautopsi, dipimpin langsung
Kepala Instalasi Forensik RSUP Sanglah Denpasar, dr Dudut Rustyadi SpF dan disaksikan Kabid Dokkes Polda Bali dr Felix
Sangkalia dan Kasat Reskrim Polresta Denpasar
.” Penggunaan kata-kata tersebut menunjukkan bahwa proses autopsi
Engeline melibatkan orang-orang penting di bidang forensik dan kepolisian. Viva.co.id seolah ingin menggambarkan dengan terlibatnya
para pemimpin di bidangnya untuk mengautopsi Engeline, kasus
Universitas Sumatera Utara
42
Universitas Sumatera Utara
Engeline seolah merupakan salah satu terbesar terkait kekerasan dan pembunuhan.
Melalui artikel berita pertama yang peneliti analisis, peneliti menemukan viva.co.id ingin menggambarkan bahwa kasus pembunuhan Engeline merupakan
kasus yang mengerikan. Hal tersebut terlihat dari cara viva.co.id menguraikan tentang apa yang dialami pada jasad Engeline secara detil. Viva.co.id menjelaskan
bagian-bagian tubuh Engeline yang diduga menjadi sasaran kekerasan. Lebih lanjut, viva.co.id turut menguraikan dugaan tewasnya Engeline berdasarkan
adanya jeratan tali di leher. Hal tersebut diuraikan sebelum adanya pemeriksaan dari pihak Kepolisian. Dengan kata lain, melalui penggambaran banyaknya luka
yang ditemukan pada jasad Engeline, viva.co.id menjelaskan bahwa pelaku melakukan tindak kekerasan yang membuat pembaca merasa iba dan ngeri.
Viva.co.id juga menggunakan kata „bocah‟ untuk menggantikan kata Engeline. Peneliti melihat bahwa viva.co.id menggiring persepsi pembaca bahwa
kekerasan yang dilakukan pelaku, tidak sepantasnya dialami oleh seorang anak perempuan yang masih kecil dan sedang menempuh pendidikan.
2. Analisis Framing Artikel Berita 2 Judul