Tipologi Pers Kerangka Konseptual

Pers kuning menggunakan pandangan sex, conflict and crime seks, konflik dan kriminal. Ketiganya selalu mendominasi pers kuning. Pers kuning tidak bisa dipercaya karena opini dan fakta sering disatukan, dibaurkan, dikaburkan hingga diputarbalikkan. Khalayak sasaran dari pers kunig ditujukan untuk masyarakat kelas bawah.

B. Landasan Teori

1. Jurnalisme Warga

Jurnalisme warga atau citizen journalism adalah sebuah aliran baru yang termasuk dari bagian jurnalisme saat ini. Untuk itu penulis akan membahas sedikit mengenai jurnalistik dan dilanjutkan dengan jurnalisme warga, bentuk jurnalisme warga serta karakteristiknya.

a. Jurnalistik

Suatu catatan harian atau catatan mengenai kejadian sehari-hari, atau bisa juga berarti surat kabar disebut sebagai perkataan journa. Kemudian menjadi jurnalistik atau journalism. 9 Singkatnya, jurnalistik adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari. 10 Pada definisinya, jurnalistik adalah sebuah kegiatan yang menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan melalui media berkala kepada halayak seluas-luasnya dan secepat-cepatnya. 11 Perbedaan jurnalistik dengan jurnalisme tidak ada yang signifikan, hanya saja berkaitan dengan penggunaan istilahnya saja. Dalam 9 Hikmat Kusumaningrat, Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h.15. 10 Haris Sumadiria, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Features, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2006, h.2. 11 Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Features, h. 3. sejarah perkembangannya, jurnalistik adalah kata sifat dari jurnalisme. McDougall menyebutkan bahwa jurnalisme adalah kegiatan menghimpun berita, mencari fakta, dan melaporkan peristiwa. 12 Dalam dunia jurnalistik dikenal berbagai produk jurnalistik, di antaranya yaitu berita, artikel, tajuk rencana, reportase, opini dan features. Bila dikaitkan dengan penelitian ini, laporan yang terdapat dalam Rubrik Jelajah termasuk jenis features, karena laporan dituturkan secara berkisah oleh para penulis berdasarkan pengalaman dengan objek yang ditulis. Tentunya isi tersebut tak lepas dari unsur-unsur berdasarkan pengalaman yang berpijak pada fakta, data dan 5W+1H what, who, where, when, why + how.

b. Jurnalisme Warga

Kini warga memiliki pengertian yang mengakar pada pembahasan jurnalisme warga negara. Warga negara disebut sebagai sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri berdasarkan undang-undang yang mempunyai hak dan kewajiban bersifat timbal balik. Menurut KBBI, warga adalah anggota keluargaa, perkumpulan, dan sebagainya. Dari beberapa pendapat mengenai kata “jurnalisme” dan kata “warga”, penulis menarik kesimpulan tentang pengertian jurnalisme itu sendiri yakni kegiatan mencari, mengolah hingga menyiarkan informasi melalui media massa yang dilakukan oleh seorang atau sekumpulan anggota 12 Hikmat Kusumaningrat dan Purnama Kusumaningrat, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, h.15. masyarakat dan hal informasi tersebut berpengaruh bagi kehidupan masyarakat luas. Menurut Nurudin dalam bukunya Jurnalisme Masa Kini, jurnalisme warga atau citizen journalism adalah keterlibatan warga dalam memberitakan sesuatu. Seseorang tanpa memandang latar belakang pendidikan, keahlian dapat merencanakan, menggali, mencari, mengolah, melaporkan informasi tulisan, gambar, foto, tuturan kepada orang lain.

c. Bentuk-bentuk Jurnalisme Warga

Steve Outing mengklasifikasikan bentuk-bentuk citizen journalism menjadi 10 bentuk, masing-masing: 13 a Membuka ruang untuk komentar publik. dalam ruang tersebut, pembaca dapat bereaksi, memuji, mengkritik atau menambahkan bahan tulisan jurnalis. Pada media cetak konvensional jenis ini bisa dikenal dengan surat pembaca. b Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian artikel dari artikel yang ditulis. Nonjurnalis diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya pada sebuah topik utama yang dilaporkan jurnalis. c Kolaborasi atau gabungan antara jurnalis profesional dengan nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang sedang dibahas. Kolaborasi ini bertujuan untuk mengarahkan atau 13 Nurudin, Jurnalisme Masa Kini Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h. 218. Lihat juga Pepih Nugraha, Citizen Journalism: Pandangan, Pemahaman, dan Pengalaman Jakarta: Kompas, 2012, h. 26.