Pendapatan Asli Daerah yang merupakan hasil penerimaan dari

pengeluaran rutin dan modalnya dari Pendapatan Asli Daerah, karena dalam penyelenggaraan otonomi daerah didasarkan pada asas desentralisasi, dekonsentrasi, tugas perbantuan. Penetapan terget pendapatan harus didasarkan pada data potensi yang akurat dengan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun. Pendapatan Asli Daerah perlu dihitung secara sistematis, rasional dengan prinsip ekonomis, efisien, dan adil serta sederhana pengadministrasiannya. Kebijakan pendapatan daerah untuk APBD Tahun Anggaran 2010- 2014 disesuaikan dengan kewenangannya, struktur pendapatan daerah dan asal sumber penerimaannya dapat dibagi berdasarkan 3 kelompok, yaitu:

1. Pendapatan Asli Daerah yang merupakan hasil penerimaan dari

sumber- sumber pendapatan yang berasal dari potensi daerah sesuai dengan kewenangan yang dimiliki dalam rangka membiayai urusan rumah tangga daerahnya. Sedangkan Kebijakan pendapatan asli daerah dilakukan dalam berbagai upaya yang diarahkan untuk meningkatkan pendapatan daerah meliputi : a. Peningkatan kualitas pelayanan pajak dan retribusi kepada masyarakat disertai peningkatan kualitas SDM Petugas Pemungut PAD; b. Peningkatan kesadaran masyarakat untuk membayar pajak dan retribusi daerah; c. Intensifikasi pajak dan retribusi daerah; d. Menaikkan pajak melalui peningkatanpenyesuaian tarif dan perluasan subyek dan obyek pajak. Atau meninjau ulang beberapa ketetapan pajak dan retribusi daerah; e. Pemantapan Kelembagaan dan Sistem Operasional Pemungutan Pendapatan Daerah; f. Peningkatan kualitas dan optimalisasi pengelolaan aset untuk peningkatan pendapatan; g. Operasionalisasi, Monitoring dan Evaluasi pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah; h. Memberikan insentif bonus dan penghargaan kepada SKPD yang berhasil mencapai atau melampaui target, dan menjatuhkan sanksi kepada SKPD yang tidak berhasil mencapai target penerimaan pendapatan daerah secara optimal dalam satu tahun anggaran; i. Penerapan dan penegakkan ketentuan hukum bagi wajib pajak wajib retribusi yang tidak memenuhi kewajibannya; j. Pemberian penghargaan kepada wajib pajak wajib retribusi yang telah sadar dan patuh dalam melaksanakan kewajibannya sesuai ketentuan; k. Pengembangan koordinasi secara sinergis di bidang Pendapatan Daerah dengan Pemerintah Pusat, Provinsi serta SKPD Penghasil. l. Revitalisasi dan restrukturisasi Badan Usaha Milik Daerah agar memberikan kontribusi Pendapatan Daerah; m. Peningkatan dan penggalian potensi sumber-sumber pendapatan lain disertai pembentukan payung hukumnya, diantaranya dengan melakukan inovasi pendapatan daerah, seperti pengelolaan air, pengelolaan bidang lain yang terkait dengan wisata, tambang, pengelolaan sumber daya alam dan mineral yang tidak merusak lingkungan; n. Pembentukan BLUD dan BUMD untuk pengembangan potensi sumber daya daerah yang dikelola secara profesional.

2. Dana Perimbangan yaitu merupakan pendapatan daerah yang