Pembibitan KEHIDUPAN MASYARAKAT PARSALAKAN SEBELUM TAHUN 1970
Selain penanaman salak dengan melalui biji, petani salak yang ada di Parsalakan juga biasanya melakukan pembibitan melalui tunas akar. Jika sebelumnya
pembibitan melalui biji biasanya dilakukan seorang petani salak yang baru mempunyai lahan dan membukanya, sehingga membutuhkan biji-biji salak.Biji-biji
tersebut biasanya diperoleh dari petani salak yang lainnya. Sedangkan penanaman salak melalui bibit tunas akar ini dilakukan oleh petani salak yang sebelumnya sudah
mempunyai lahan yang dipenuhi oleh pohon salak, sehingga untuk mempermudah mereka dalam memperbanyak tanaman salaknya tidak perlu lagi menggunakan
metode melalui perkecambahan biji, karena pastinya akan membutuhkan waktu yang lama dalm proses penanamannya. Selain itu, pembibitan melalui tunas akar ini
sebaiknya diambil dari pohon induk yang unggul baik pertumbuhannya maupun buahnya. Pembibitan salak dengan tunas akar ini banyak memberikan keuntungan,
karena bibit yang didapat sudah dapat ditentukan jenis jantan atau betinanya. Mutu bibit dari tunas akar ini sangat ditentukan oleh pohon induknya. Jika pohon induknya
baik, maka dapat dipastikan anak yang diambil akan baik seperti induknya. Sebab prinsip dari perkembangbiakan secara vegetatif ini akan mewariskan sifat-sifat baik
atau unggul dari induknya seratus persen. Namun kenyataan selanjutnya di lapangan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat dimana tanaman itu ditanam.
Pencangkokan ataupun pemisahan tunas akar ini dapat dilakukan pada berbagai umur pohon induk. Cara kerjanya adalah dengan mengerdilkan tunas akar.
Tunas akar yang akan dijadikan bibit, daunnya dipangkas, sisakan sekitar 15 cm dari
pangkal tunas. Kemudian dilakukan pemotongan hubungan antara pohon induk dengan anakan sebesar 75 persen, sisakan sedikit saja. Kemudian pada pangkal tunas
akar ini diletakkan kaleng yang telah diisi tanah atau dilakukan penimbunan saja ke pangkal tunas akar. Jika sudah ada tampak tanda-tanda tunas akar telah membentuk
akar yang biasanya ditandai dengan kelihatan tumbuh dan segar kembali, maka dilakukan pemutusan hubungan antara pohon induk dengan anaknya. Kemudian
anaknya diangkat dan bibit tersebut dapat langsung ditanam di lahan yang telah disiapkan.
Tunas akar hasil pemisahan ini selanjutnya di letakkan di tempat persemaian. Tempatnya juga diusahakan harus yang teduh, terhindar dari penyinaran matahari
langsung, karena anakan yang baru pindah sangat peka terhadap sinar matahari. Pada dasarnya salak dapat tumbuh pada semua jenis tanah. Indikator yang
dapat digunakan untuk mengetahui jenis tanah yang baik ditanami salak adalh dengan melihat atau memperhatikan pertumbuhan tanaman keluarga palem seperti pinang,
rotan, enauaren, dan kelapa. Jika tanaman tersebut tumbuh baik maka tanaman salak pun dapat tumbuh dengan baik.Tindakan selanjutnya tinggal usaha si petani salak
untuk memelihara dan merwatnya sehingga dapat berbuah. Pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam melakukan penanaman salak adalah pohon pelindung, jarak
tanam, pola tanam, lubang tanam, dan waktu serta cara tanam.
Tanaman salak mutlak memerlukan pohon pelindung, jika tidak ada pohon pelindung, pertumbuhan tanaman salak akan terhambat. Tanaman salak yang
daunnya tidak terlindung, sering terdapat bercak-bercak sinar matahari dan bercak- bercak serangan penyakit bercak daun. Di samping itu buahnya juga akan menjadi
kecil-kecil, warnanya kusam dan terkihat tidak menarik. Pohon pelindung tanaman salak dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu pohon pelindung sementara dan pohon
pelindung permanen.Pohon pelindung sementara adalah pohon pelindung yang sifatnya sementara, sewaktu-waktu bisa dimatikan, dan untuk selanjutnya pohon
pelindung permanen yang berperan untuk melindungi pohon slak.Penggunaan pohon pelindung sementara ini ditujukan untuk mengejar waktu penanaman agar tidak
terlambat.Pohon pelindung sementara ini juga dapat menambah pendapatan melalui hasil yang diberikannya sebelum tanaman salak menghasilkan. Jenis tanaman yang
dapat digunakan sebagai pohon pelindung sementara antara lain tanaman pisang, ubi karet, kayu res dan jenis tanaman lainnya yang pertumbuhannya cepat. Sedangkan
pohon pelindung permanen adalah pohon pelindung yang berumur panjang dan diharapkan dapat menaungi tanaman salak selama pertumbuhannya.Sebaliknya pohon
pelindung ini adalah pohon yang tumbuhnya tinggi, kuat, tidak mudah patah atau roboh dan berumur panjang. Tanaman tahunan yang akan dijadikan pohon pelindung
permanen sebaiknya dipilih yang daunnya besar-besar atau dalam bentuk pelepah seperti kelapa, atau tanaman yang daunnya kecil-kecil sekali seperti petai. Hal ini
penting diperhatikan, karena daun yang jatuh dapat memberikan pekerjaan tambahan
bagi petani salak, terutama pekerjaan membersihkan daun-daun yang jatuh di atas bunga atau pelepah. Daun-daun tersebut dapat mengganggu pandangan untuk melihat
bunga-bunga yang sedang mekar dan akan diserbuki. Walaupun demikian jika terpaksa atau ingin juga menanam salak pada lahan yang sudah ada tanaman
hortikulturanya dan daunnya berukuran sedang. Penanaman salak ini masih akan menguntungkan, karena pekerjaan pembersihan daun ini tidak sulit.
Jarak tanam salak hendaknya diatur dengan baik, karena jarak tanam akan mempengaruhi gerakan dan pekerjaan kita dalam melakukan pemeliharaan,
penyerbukan bunga dan pemanenan. Penentuan jarak tanam salak dibagi dua, yaitu untuk tanaman yang ditanam di kebun yang baru dibuka dan penanaman salak pada
lahan yang sudah ada tanaman tahunannya.Dalam hal ini tanaman salak berperan sebagai tanaman sela.Untuk salak yang ditanam di antara tanaman tahunan yang
sudah ada, sebagai tanaman sela, jarak tanamnya dibuat mengikuti pola tanaman tahunan yang sudah ada.Pada kondisi ini tidak dapat ditentukan jarak tanamnya yang
pasti. Yang perlu diperhatikan adalah menyiapkan dan memperhitungkan jalan yang akan digunakan dalam melakukan pemeliharaannya nanti.Salak yang akan ditanam
khusus, jarak tanamnya dapat ditentukan dengan berbagai pilihan, mulai dari 2,5 x 2,5m; 3 x 3 m; 4 x 1 m, atau 4 x 2 m dengan jumlah pohon dua per dua meter.
Menurut petani salak yang ada di Parsalakan, system tersebut dinamakan menanam salak dalam bentuk larikan atau lorong. Ada beberapa kelebihan yang diberikan dari
melakukan penanaman dengan menggunakan lorong ini, antara lain memudahkan dalam :
- melakukan penyerbukan bunga - pemeliharaan tanaman dan penyiangan rumput-rumputan
- melakukan pemanenan - mengurangi kerebahan tanaman sewaktu ada angin kencang, dan
- penanamannya dapat menggunakan sistem teras, untuk di lahan yang miring Pemilihan jarak tanam akan menentukan jumlah tanaman yang dapat ditanam
dalam satu satuan luas. Jarak tanam dapat mempengaruhi pekerjaan petani salak dalam melakukan pemeliharaan tanaman seperti, melakukan penyerbukan,
penyiangan, dan panen. Salak yang ditanam terlalu rapat akan menyebabkan pertumbuhannya kecil, pelepah daunnya mengarah ke atas, dan tanaman akan cepat
tinggi serta cepat tua karena persaingan dalam ruang dan unsure hara dalam tanah. Sedangkan jarak tanaman yang terlalu jarang akan menambah pekerjaan penyiangan
dan kemungkinan mudah roboh bila diterpa angin kencang.Setelah itu dibuat pula pembuatan lubang tanam yang bertujuan untuk memberikan kesempatan akar tumbuh
dan berkembang dengan baik sehingga tanaman dapat tumbuh sempurna. Pembuatan lubang untuk menanam salak dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama adalah
dengan menggunakan tugal dan yang kedua adalah membuat lubang tanaman seperti yang lazim dilakukan.Dalam melakukan pembuatan lubang tanam ini para petani
salak yang ada di Parsalakan mengerjakannya sesuai kondisi lahan yang dimilikinya.Jika lahannya berada dalam kondisi yang miring dan banyak gangguan
hama babi maka pola pembuatan lubang tanam dengan tugal adalah cara yang tepat dikerjakan. Akan tetapi yang biasanya dikerjakan oleh petani salak adalah pembuatan
lubang tanam dengan cangkul karena lebih mudah dan lebih efisien.Pembuatan lubang tanam dengan tugal dapat dilakukan untuk lahan yang memiliki kesuburan
tinggi.Pelaksanaannya terdiri dari persiapan dan pembersihan lahan, kemudian menetapkan jarak tanam.Setelah ditentukan jarak tanamnya maka dapat dilakukan
pembuatan lubang dengan tugal.Penanaman dengan tugal biasanya dilakukan untuk menanam bibit yang berasal dari biji, atau bibit yang baru berumur 2-6
bulan.Penanaman dengan pola ini, maka pupuk kandang diberikan setelah bibit tumbuh, biasanya 2-4 minggu setelah tanam. Sedangkan pembuatan lubang tanam
dengan cangkul, caranya sama dengan lubang tanam yang umum dilakukan. Besar dan dalamnya lubang berkisar antara 30 x 30 x 30 cm sampai 40 x 40 x 40 cm. Ke
dalam lubang tanam ini dimasukkan pupuk kandang atau kompos dengan perbandingan 1: 1 antara tanah dan pupuk. Pemilihan pembuatan lubang ini lebih
ditujukan untuk penanaman bibit yang berasal dari anakan atau tunas akar, namun dapat juga ditujukan untuk bibit yang berasal dari biji.
Pola penanaman salak dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama secara tumpang sari, yaitu menanam salak sebagai tanaman utama bersama dengan tanaman
lainnya sebagai tanaman kedua yang sekaligus berfungsi sebagai pohon pelindung.Cara yang kedua adalah menanam salak di antara tanaman tahunan yang
sudah ada, dan disini tanaman salak berperan sebagai tanaman sela.Tetapi fungsinya
bisa menjadi tanaman utama jika pengusahaannya ditujukan ke tanaman salak.Dalam hal ini tanaman yang ada sebelumnya diharapkan perannya hanya sebagai pelindung,
dan hasil yang diberikannya bukan merupakan prioritas utama. Pola penanaman salak yang lazim dilakukan oleh petani salak yang ada di
Parsalakan adalah dengan pola penanaman secara tumpang sari, sebab penanaman dengan pola itu memberikan banyak keuntungan, karena hasil yang didapat dari
luasan tanah yang diusahakan menjadi ganda. Pada pola tanam tumpang sari, biasanya penanaman salak dilakukan dengan serentak dengan penanaman pohon
pelindung permanen.Pada pola ini diperlukan juga penanaman pohon pelindung sementara untuk melindungi tanaman salak sebelum pohon pelindung permanen
berperan.Sedangkan pola penanaman salak sebagai tanaman sela dilakukan pada lahan yang sudah ada tanaman tahunannya.Pada pola penanaman ini pohon pelindung
tidak menjadi masalah, karena sudah ada. Tanaman tahunan yang akan dijadikan pohon pelindung ini yang penting adalah pohonnya lebih tinggi dari tanaman salak
dan dapat berfungsi sebagai pelindung. Untuk penanaman salaknya, masalah jarak tanamnya cukup dengan memperkirakan jarak tanamnya yang menurut perhitungan
tidak menyulitkan gerak petani salak pada waktu melakukan pemeliharaan, penyerbukan bunga, panen salaknya serta pekerjaan pemanen terhadap hasil yang
diberikan oleh pohon pelindung. Waktu melakukan penanaman salak sebaiknya dilakukan pada saat awal
musim hujan, demikian juga halnya dengan penanaman pohon pelindung permanen
dan pohon pelindung sementara.Pohon pelindung sebagai peneduhnya harus sudah siap sebelum tanaman salak ditanam, dengan harapan tanaman pelindung tersebut
dapat menaungi tanaman salak yang baru ditanam.Bila pohon pelindung sementaranya cepat tumbuh, maka penanamannya dapat dilakukan serentak dengan
tanaman salak.