Pemeliharaan Tanaman Salak KEHIDUPAN MASYARAKAT PARSALAKAN SEBELUM TAHUN 1970

harus tetap terlindung dan aman dari curah hujan maupun penyinaran sinar matahari sampai berbentuk putik.Biasanya putik terbentuk sebulan setelah penyerbukan. Bunga yang hasil penyerbukannya berhasil dapat dilihat 2 minggu setelah penyerbukan. Keberhasilan ini ditandai dengan tandan bunga yang segar, bernas dan berwarna hitam cerah. Putik buah baru kelihatan setelah sebulan penyerbukan.Perlakuan yang diberikan pada pemeliharaan buah adalah mengurangi jumlah buah dalam tandan untuk mendapatkan hasil panen yang baik, yaitu buah- buah yang ukurannya besar dan baik bentuknya.Pengurangan jumlah buah dapat dilakukan sebanyak 3 kali.Pertama dilakukan pada saat buah berumur bulan, yang kedua dilakukan pada saat buah berumur 4 bulan lebih, dan yang ketiga dilakukan pada saat buah berumur 5 bulan. Pengurangan buah tahap ketiga ini akan memacu buah untuk membesar dengan cepat terutama pada musim hujan. Pekerjaan ini sangat menguntungkan dari sudut hasil panen, karena buah yang besar di samping harga jualnya tinggi juga mudah memasarkannya.Cara mengurangi buah pada tahap ketiga ini ada dua. Pertama, mengambil buah yang kecil-kecil agar buah yang besar bertambah besar lagi dan kedua, mengambil buah yang besar-besar agar buah yang kecil akan bertambah besar, pemilihan ini tergantung pada tujuan pengurangan buah. Setalah pemeliharaan buah, langkah selanjutnya yaitu, pembumbunan.Pekerjaan pembumbunan dilakukan untuk menutupi akar yang tumbuh di bagian pangkal batang yang berada di atas tanah.Pada pohon yang berumur 10 tahun lebih dapat terlihat akar-akar ini.Untuk menjaga pertumbuhan tanaman agar tetap tumbuh baik, maka akar-akar yang muncul ini sebaiknya ditimbun dengan tanah.Tanah yang digunakan untuk membumbun sebaiknya mengandung humus.Dari dalam kebun biasanya tanah diambilkan dari tengah barisan tempat penumpukan pelepah dan peletakan pupuk kandang. Tahap selanjutnya, yaitu peremajaan.Tanaman salak umur produksinya panjang, bisa mencapai 50 tahun lebih.Tetapi sebaiknya sebelum umur tersebut tanaman sudah selayaknya dilakukan peremajaan.Peremajaan tanaman salak dapat dilakukan dengan menanam tanaman salak yang baru atau memanfaatkan tanaman lama yang diremajakan kembali. Untuk peremajaan dengan tanaman baru, pekerjaannya sama seperti membuka kebun baru. Yang perlu diperhatikan adalah persiapan bibit, jarak tanam dan pembuatan lubang tanam.Untuk pohon pelindung bisa menggunakan pohon pelindung yang sudah ada. Dan yang terakhir adalah pengendalian hama. Hama yang sering mengganggu tanaman salak yang ada di Parsalakan yaitu babi.Tanaman babi sering membongkar bibit salak yang baru ditanam. Hal tersebut biasa dilakukan babi karena babi tersebut melihat tempat yang agak bersih, gembur di sekitar tanaman salak, dikiranya disitu banyak cacing, maka babi tersebut akan mengorek-ngorek cacing di situ, dan akan menyebabkan tanaman salak terbongkar. Umumnya kebun salak yang berumur 1-2 tahun dan banyak rumputnya lebih aman dari gangguan babi, dibandingkan dengan kebun yang bersih. Satu-satunya cara untuk menangkal hama babi ini adalah dengan membuat pagar disekitar tanaman yang baru tersebut.

3.5 Panen dan Pemasaran.

Tanaman salak umumnya berbunga pada umur 3-4 tahun.Lamanya waktu dari setelah penyerbukan bunga sampai menjadi buah yang siap dipanen 6 bulan. Berdasarkan perhitungan ini, tanaman salak baru dapat dipanen pada umur 3-3,5 tahun setelah tanam untuk bibit yanag berasal dari dari biji atau 2 tahun untuk bibit yang berasal dari tunas akar. Cara panen dan umur buah saat dipanen akan mempengaruhi kualitas buah dan lamanya ketahanan buah disimpan. Kriteria buah yang siap dipanen dapat ditentukan melalui umur buah atau dengan memperhatikan penampakan buah. Untuk cara kedua yang memperhatikan penampakan buah hanya dapat dilakukan oleh orang yang telah berpengalaman di kebun salak. Menurut petani salak yang ada di Parsalakan, buah salak yang baik dan siap dipanen itu mempunyai kriteria yaitu jika buahnya mudah dicabut dari tandan salak maka buah tersebut sudah matang.Sedangkan kriteria panen berdasarkan umur buah dapat dilakukan oleh siapa saja, asal umurnya jelas. Untuk mendapatkan buah yang pasti baik dan memuaskan, sebaiknya buah yang akan dipanen dicicipi dahulu rasanya, bila rasa satu buah manis, maka bisa dipastikan buah satu tandan itu akan manis. Kriteria panen buah yang didasarkan pada penampakan kulit buah seperti kulit buah yang bersinar, mengilap, dan sisik-sisik kulit buah melebar serta duri-duri pada kulit buah tidak dapat dijadikan dasar untuk menentukan buah matang.Karena beragamnya jenis salak dengan dengan warna kulit yang beragam pula.Sehingga kriteria warna kulit tersebut di atas dan warna yang ada pada masing-masing buah seperti merah, coklat tua, kuning kehijauan, coklat kehitaman dan sebagainya tidak dapat dijadikan tanda yang baik untuk menentukan buah matang dan siap dipanen. Untuk buah yang akan dibawa ke tempat lain yang jauh dan membutuhkan waktu yang lama dalam perjalanan, sebaiknya buah dipanen pada umur 5 1 2 bulan sudah enak cuma masih terasa masamnya, sedang buah yang berumur 6 bulan sudah matang betul. Buah yang dipanen pada umur 5 1 2 bulan dapat disimpan sampai 10 hari, dan buah yang dipanen pada umur 6 bulan hanya tahan disimpan 3-4 hari. Pemanenan buah salak dapat dilakukan dengan memotong tandan buah atau bertahap diambil satu persatu. Pemotongan tandan lebih dianjurkan untuk buah yang akan dibawa jauh, sebab buah yang bertandan akan lebih tahan disimpan. Buah yang akan dipasarkan untuk pemenuhan kebutuhan lokal sebaiknya permanenan dilakukan secara bertahap. Pada panen bertahap buah dipetik satu persatu, dan dilakukan sampai 3 kali pemetikan. Melalui panen bertahap ini akan didapat buah berkualitas baik, karena ukurannya lebih besar maka nilai atau harga jualnya meningkat. Pada keadaan tertentu kulit buah salak sering pecah-pecah. Secara umum buah pecah ini menandakan ia sudah tua dan siap dipanen. Kriteria pecah tidak dapat dijadikan tanda bahwa buah itu matang dan siap dipanen, karena kulit buah dapat dipecah oleh pengaruh lingkungan, yaitu pada keadaan cuaca panas dan lembap.Biasanya buah banyak yang pecah-pecah setelah terjadi hujan panas, buah pecah ini juga bisa terjadi karena ketidakseimbangan pupuk.Oleh karena itu, petani salak harus mampu membedakan buah pecah yang sudah matang dengan buah pecah karena lingkungan.Secara umum dapat dibedakan dengan memperhatikan ukuran buah dan warna buah serta letak buah pada pohon. Cara panen buah salak dapat dilakukan dalam tiga tahap.Tahap pertama dilakukan pada saat buah berumur 4 bulan lebih, buah yang diambil sebanyak ¼ bagian dari keseluruhan buah dalam tandan.Buah panen tahap ini biasanya dijadikan asinan berkulit.Panen tahap kedua dilakukan pada buah berumur 5 bulan atau lebih, buah diambil ¼ sampai ½ nya dari jumlah buah yang ada dalam tandan.Buah panen kedua bisa juga dibuat asinan atau untuk dibawa ke tempat yang jauh.Panen tahap ketiga dilakukan pada buah berumur 6 bulan.Saat panen ini buah sudah benar-benar matang dan tidak tahan lama.Buah salak yang sudah dipanen, dipisah-pisahkan menurut umur panen, ukuran buah, serta rupa buah. Buah salak yang paling baik mutunya adalah buah salak yang ukurannya relatif besar, umur panennya 6 bulan dan rasanya manis. Buah yang demikian biasanya diekspor ke luar negeri. Pemasaran merupakan suatu tindakan yang paling menentukan suatu usaha yang akan didapat. Makin terbuka luas pasar, maka akan semakin banyak jumlah produk yang dapat dipasarkan. Dalam pemasaran salak ini, para petani salak sangat terbantu dengan kehadiran tauke salak yang hadir di Parsalakan.Para petani salak harus menjalin hubungan yang baik dengan tauke, begitu juga sebaliknya tauke juga perlu membangun relasi yang baik juga dengan petani salak, sebab keduanya sama- sama saling membutuhkan.Masyarakat membutuhkan tauke untuk pemasaran hasil pertanian mereka dan tauke membutuhkan hasil pertanian dari masyarakat untuk melancarkan usaha mereka. Selain itu, dengan adanya tauke ini maka akan semakin mempermudah pendistribusian salak ke daerah yang ada di Sumatera Utara, seperti Pematang Siantar, Balige, Brastagi,Medan, Kabanjahe hingga ke daerah-daerah luar provinsi Sumatera Utara seperti Padang, Pekanbaru, Jambi, Aceh dan kota lainnya. Para petani salak biasanya setiap hari memeriksa pohon salaknya.Pemetikan buah dilakukan setelah embun di pagi hari hilang, sekitar pukul 09.00 pagi.Buah yang telah dipetik dihamparkan di tempat yang udaranya kering dan dialasi tikar.Buah ini dibiarkan sekitar lebih kurang 24 jam, setelah itu baru buah salak dimasukkan ke dalam pembungkus atau karung.Pembungkus atau karung tersebut biasanya isinya kira-kira mencapai 24-26 kg.setelah itu mereka membawanya ke rumah. Pemasaran salak ini sebenarnya cukup mudah, karena si petani salak mempunyai banyak opsi untuk menjual salaknya.Cara yang mudah salak tersebut biasanya dijual ke tauke melalui agen-agen yang dikirimnya ke Parsalakan untuk membeli salak.Misalnya ada satu tauke yang ada di Parsalakan bernama tauke MSH. Setiap sore hari tauke tersebut mengirim truknya ke Parsalakan, ketika telah sampai di Parsalakan biasanya para petani salak sudah mempersiapkan karungnya di depan rumahnya untuk segera diangkut oleh pekerja tauke tersebut ke dalam truk mereka. Banyaknya karung salak yang hendak dijual tergantung kemampuan si petani salak tersebut.Biasanya ada yang 1 karung bahkan ada yang hingga 10 karung. Selain menjual kepada tauke, petani salak tersebut ada juga yang menyisakan salaknya untuk dijual di depot salak yang ada di depan rumah mereka, dan ada juga tauke yang mau menampung untuk dijual ke kota yang dekat dengan Parsalakan yaitu Padangsidimpuan dan Sibolga.