21 secara biasa yaitu para siswa tidak mengetahui apa tujuan mereka belajar pada
hari itu. Pembelajaran dengan cara tradisional ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan dari pembelajaran tradisional ini adalah waktu yang diperlukan cukup singkat dalam proses pembelajaran karena waktu dan materi pelajaran dapat diatur
secara langsung oleh guru yang bersangkutan, sedangkan kelemahan dari pem- belajaran tradisional ini adalah tidak semua siswa memiliki cara belajar terbaik
dengan mendengarkan dan hanya memperhatikan penjelasan dari guru. Dalam pembelajaran ini, siswa sering mengalami kesulitan dalam memahami konsep
materi yang diajarkan dan kurang tertarik untuk belajar, selain itu pembelajaran ini cenderug tidak memerlukan pemikiran yang kritis dan mengasumsikan bahwa
cara belajar siswa itu sama sehingga siswa kurang berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional
adalah suatu pembelajaran yang bersifat klasikal, dimana pemahaman siswa di- bangun berdasarkan hapalan, dengan proses pembelajaran yang lebih cenderung
hanya mengantarkan siswa untuk mencapai target kurikulum seperti konsep- konsep penting, latihan soal dan tes tanpa melibatkan siswa secara aktif. Hal itu
dikarenakan selain guru menyampaikan materi dengan pola ceramah, peran guru dalam diskusi kelompok juga lebih mendominasi sehingga siswa hanya menjadi
pendengar, kemudian guru memberikan latihan soal dan tugas. Sehingga siswa tidak terlibat secara aktif dalam pembelajaran karena seluruh kegiatan pem-
belajaran selalu didominasi oleh guru.
22
5. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh setelah
mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu yang relatif sama. Dimyati 2002: 3 menyatakan pengertian hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi
tindak belajar dan mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya dan
puncak proses belajar. Salah satu upaya mengukur pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa.
Bukti dari usaha yang dilakukan dalam pembelajaran adalah hasil belajar yang biasa diukur melalui tes. Hamalik 2002: 146 menyatakan hasil belajar
achievement dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan murid dalam mem- pelajari materi pelajaran sekolah, yang dinyatakan dalam bentuk skor yang di-
peroleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu
gambaran kemampuan yang diperoleh anak setelah mengikuti kegiatan belajar. Hasil belajar dapat diimplementasikan dengan nilai setelah menerima pem-
belajaran kooperatif tipe Group Investigation.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini adalah: 1.
Hasil penelitian dari Anita Nurhidayati 2012 menunjukkan bahwa Pem- belajaran kooperatif tipe Group Investigation pada siswa kelas X SMA
Negeri 3 Bantul tahun pelajaran 20102011 terdapat pengaruh yang positif
23 terhadap aktivitas pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran
Group Investigation siswa dapat mengemukakan pendapat, menerima pen- dapat orang lain, bekerja sama dalam kelompok, dan membuat catatan materi
yang disampaikan kelompok lain. 2.
Hasil penelitian Nura 2008 menunjukkan bahwa minat dan prestasi belajar siswa yang pembelajarannya dengan strategi kooperatif Group Investigation
lebih baik daripada yang pembelajarannya dengan strategi konvensional. Hal ini dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationsiswa
lebih menunjukkan keaktifan mencari sumber belajar, keaktifan diskusi, dan keaktifan bertanya.
C. Kerangka Pikir
Banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran matematika, karena mereka meng-
anggap matematika adalah mata pelajaran yang sulit untuk dipahami atau di- mengerti. Indikasinya dapat dilihat dari nilai hasil belajar matematika siswa yang
belum optimal. Salah satu penyebabnya adalah penerapan model pembelajaran yang kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Penerapkan pendekatan konvensional dalam pembelajaran matematika me-
nempatkan guru sebagai center stage performance, yaitu guru menjadi pusat dalam pembelajaran. Dominasi peran guru sangat terlihat dari awal hingga akhir
pembelajaran. Pembelajaran lebih menekankan memorisasi terhadap materi yang dipelajari daripada struktur yang terdapat di dalam materi itu. Pembelajaran
seperti ini melelahkan dan tidak efektif.
24 Penerapan model kooperatif menurut penelitian yang selama ini dilakukan
terbukti efektif untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Seperti yang kita ketahui model kooperatif mempunyai banyak tipe yang masing-masing
mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation mengelompokkan siswa
menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari empat sampai enam siswa. Kesulitan memahami materi secara individual dapat dipecahkan bersama-sama
dalam kelompok dengan bimbingan guru, setelah materi dipahami maka siswa membagikan hasil diskusi kelompok di depan kelas hal ini guna melihat kesamaan
konsep yang diungkapkan dengan cara berbeda. Kegiatan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat me-
ngembangkan pemikiran siswa secara individu karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban juga dapat meningkat. Selain itu, dalam kegiatan pem-
belajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan karena banyak siswa yang terlihat antusias saat proses belajar mengajar berlangsung.
Hasil belajar dapat diimplementasikan dengan nilai setelah menerima materi
pelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Hasil belajar tergantung pada apa yang telah diketahui dari subyek belajar, tujuan, dan
motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan yang sedang di- pelajari.