Tehnik pengumpulan data Pengujian hipotesis

95 Jika sampel berhubungan dua langkah dari subjek yang sama atau pasangan yang cocok, rumus data yang berkorelasi digunakan.

3.9.2 Analis Varians Dua Jalan

Analisa varian dua jalan merupakan teknik analisa data penelitian dengan deasin faktoril dua faktor arikunto, 2007: 424. Penelitian ini menggunakan anava dua jalan untuk mengetahui tingkat signifikasi perbedaan dua metode pembelajaran dan apakah ada interaksi antara metode pembelajaran dengan motivasi berprestasi siswa pada mata pelajaran IPS. Seperti pada analisis variansi satu jalan, untuk memudahkan perhitungan, didefinisikan besaran-besaran 1, 2, 3, 4, dan 5 sebagai berikut :   ; 1 2 N G    k j i ijk X , , 2 ; 2   ; 3 2  i i nq A   ; 4 2  j j np B    j i ij n AB , 2 5 96 Terdapat lima jumlah kuadrat pada analisis variansi dua jalan, yaitu jumlah kuadrat baris JKA, jumlah kuadrat kolom JKB, jumlah kuadrat interaksi JKAB, jumlah kuadrat galat JKG, dan jumlah kuadrat total JKT. Berdasarkan sifat-sifat matematis tertentu dapat diturunkan formula-formula untuk JKA, JKB, JKAB, JKG, JKT dan sebagainya. JKA = 3 – 1 =  i i nq A 2 - N G 2 JKB = 4 – 1 =  j j np B 2 - N G 2 JKAB = 1 + 5 – 3 – 4 = N G 2 +  j i ij n AB , 2 -  i i nq A 2 -  j j np B 2 JKG = 2 – 5 =  k j i ijk X , , 2 -  j i ij n AB , 2 JKT = 2 – 1 =  k j i ijk X , , 2 - N G 2  atau JKT = JKA + JKB +JKAB + JKG Derajat kebebasan untuk masing-masing jumlah kuadrat tersebut adalah : dkA = p – 1 dkB = q – 1 dkAB = p – 1q – 1 dkG = pqn – 1 = N – pq dkT = N – 1 97 Berdasarkan jumlah kuadrat dan derajat kebebasan masing-masing, diperoleh rataan kuadrat berikut : dkA JKA RKA  dkAB JKAB RKAB  dkB JKB RKB  dkG JKG RKG  Statistik Uji Statistik uji analisis variansi dua jalan dengan sel sama ini ialah : 1. Untuk A H adalah RKG RKA F a  yang meruupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq; 2. untuk B H adalah RKG RKB F b  yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1 dan N-pq; 3. untuk AB H adalah RKG RKAB F ab  yang merupakan nilai dari variabel random yang berdistribusi F dengan derajat kebebasan p-1q-1 dan N- pq. 98 Sebaiknya, hasil-hasil komputasi disajikan dalam tabel rangkuman analisis variansi dengan format berikut : Tabel 5. Rangkuman Analisis Variansi Dua Jalan Sumber JK dk RK obs F  F p Baris A JKA p-1 RKA a F F     atau Kolom B JKB q-1 RKB b F F     atau Interaksi AB JKAB p-1q-1 RKAB ab F F     atau Galat JKG N-pq RKG - - - Total JKT N-1 - - - - Keterangan : p adalah probabilitas amatan; F adalah nilai F yang diperoleh dari tabel

3.9.3 Analisis Varian Desain Faktorial

Analisis varian disain faktorial merupakan kelanjutan dari analisis varian dua jalan. Perbedaan utama dengan analisis varian dua jalan yaitu pada analisis varian disain faktorial telah menambahkan adanya pengaruh bersama dari kedua variabel bebas yang disebut dengan “interaksi”. Oleh karena itu pada bagian ini Analisis Varian Faktorial akan dibahas secara rinci tentang; pengertian interaksi pada analisis varian disain faktorial, Jenis interaksi, 99 e keunggulan analisis varian disain faktorial, dan penggunaan hasil analisis varian disain faktorial. Untuk melakukan analisis menggunakan analisis varian dua jalan tahapannya tidak jauh berbeda dengan analisis varian satu jalan. Karena itu besaran angka yang dihasilkan oleh SPSS digunakan untuk: 1 Menentukan signifikansi secara umum. 2 Menentukan signifikansi per pasangan. 3 Menentukan besaran masing‐masing komponen varian. Untuk uji lebih lanjut, Analisis varians pada dasarnya dapat dikembangkan tidak hanya sampai analisis dua jalur. Pengembangan analisis varian dua jalur ini disebut dengan istilah Analisis Varians Disain Faktorial. Sudarmanto, R.Gunawan 2012:348 Hasil Belajar Interaksi antara AB Ganbar 1. Model variasi hasil belajar yang dijelaskan oleh variabel model pembelajaran dan motivasi berprestasi. B Motivasi Berprestasi Model Pembelajaran A 100

3.10 Pengujian hipotesis

Dalam penelitian ini dilakukan empat pengujian hipotesis, yaitu: Rumusan Hipotesis 1 Ho :Tidak ada perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajaranya menggunakan metode pembelajaran koopertif tipe STAD Student Team Achievement Division dengan pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction. Ha : Terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran koopertif tipe STAD Student Team Achievement Division dengan pembelajaranya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction. Rumusan Hipotesis 2 Ho :Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPS pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran koopertif tipe STAD Student Team Achievement Division dengan yang diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction. Pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Ha : Ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPS pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran koopertif tipe STAD Student Team Achievement Division dengan yang diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction. Pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. 101 Rumusan Hipotesis 3 Ho :Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar IPS pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran koopertif tipe STAD Student Team Achievement Division dengan yang diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction. Pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Ha :Ada perbedaan Rata-rata hasil belajar IPS pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran koopertif tipe STAD Student Team Achievement Division dengan yang diajar menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction. Pada siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi. Rumusan Hipotesis 4 Ho :Tidak Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division dan model pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction terhadap motivasi berprestasi. Ha :Terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD Student Team Achievement Division dan model pembelajaran kooperatif tipe PBI Prolem Based Intruction terhadap motivasi berprestasi.

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan yang sudah dijabarkan sebelumnya, maka perlu dikemukakan berupa simpulan, implikasi dan saran, sebagai jawaban dari penelitian.

5.1 Simpulan

Kesimpulan dari hasil analisis dan hasil pengujian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1 Hasil dari penelitian menunjukan ada perbedaan hasil belajar IPS antara metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD dengan metode kooperatif Tipe Problem Based Instruction PBI pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar Tulang Bawang Barat. 2 Rata – rata hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD kelas eksperimen lebih rendah nilainya dibandingkan dengan rata-ra hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Problem Based Instruction PBI kelas pembanding pada siswa yang memiliki motivasi tinggi 155 3 Rata – rata hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD kelas eksperimen lebih tinggi nilainya dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan metode pembelajaran Problem Based Instruction PBI kelas pembanding pada siswa yang memiliki motivasi rendah. 4 Ada interaksi antara metode pembelajaran yang digunakan dari tingkat motivasi berprestasi siswa terhadap hasil belajar. Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar, bila diperhatikan ketiga garis tersebut tidak sejajar tetapi garis biru bersinggungan atau memotong garis hijau dan garis coklat yang menyatakan bahwa memang ada interaksi antara ketiganya dapat dikatakan signifikan. Ketiga garis yang dibentuk oleh perkiraan mean tepi masing-masing kelompok sehingga tidak diragukan lagi bahwa memang ada interaksi setelah siswa diberikan perlakuan proses pembelajaran dengan metode tersebut.

5.2 Implikasi

Dalam penelitian akan memberikan implikasi teori dan implikasi teoritis, yang sangat strategis yang akan dijabarkan sebagai berikut.

5.2.1 Implikasi Teoritis.

Implikasi perbedaan hasil belajar siswa dalam pembelajaran dengan penggunaan metode pembelajaran yang berbeda memberikan masukkan 156 kepada seorang guru untuk berupaya memilih metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi IPS yang akan disampaikan Pemilihan metode pembelajaran bertujuan untuk mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran berpusat kepada siswa student centered bukan berpusat pada guru teacher centered. Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran dimana siswa yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk terus dikembangkan karena melalui pembelajaran ini kemampuan berpikir, mengeluarkan pendapat, rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan soal dapat ditingkatkan

5.2.2 Implikasi Praktis

Diharapkan dengan memakai metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD dan Problem Based Instruction PBI dapat dipakai untuk pelaksanaan pembelajaran dengan baik, khususnya dalam mata pelajaran IPS pada materi yang dikonsep sesuai dengan tujuan pembelajaran serta karakteristik siswa. Peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian untuk metode pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD dan Problem Based Instruction PBI, harus memperhatikan sebagai berikut. 157 a. Pada proses pelaksanaan pembelajaran untuk materi IPS dalam pemahaman yang luas diperlukan keaktifikan berkolaborasi sesama mata pelajaran yang serumpun. supaya guru dalam pembelajaran mampu untuk memahami motivasi berprestasi siswa baik motivasi berprestasi tinggi, sedang maupun rendah. Dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok heterogen dalam setiap kelompok diskusi akan memberikan wahana baru dalam kelompok sehingga dapat menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa yang lain tentang konsep-konsep materi IPS yang akan mereka pelajari. Karena siswa diupayakan belajar untuk memahami makna bukan hafalan, pemahaman serta pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Penilaian hasil belajar sebaiknya dilakukan selama 45 - 50 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari dan kerjakan baik secara perorangan maupun kelompok. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. b. Hasil nilai perkembangan, maka harus ada bentuk kepedulian, penghargaan dan perhatian berupa penghargaan pada prestasi siswa harus diberikan dalam tingkatan penghargaan yang berbeda seperti memberikan pujian, ucapan selamat,ucapan baik, hebat dan pintar atau mendoakan serta ucapan sukses Agar siswa lebih bersemangat, termotivasi, dan merasa bahagia dan nyaman. 158

5.3 Saran

Hasil dari penelitian yang berupa simpulan dan implikasi di atas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut. a Sebelum melakukan pembelajaran dikelas hendaknya seorang guru terlebih dahulu melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa baik yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi, sedang maupun rendah yang gunanya untuk dapat memilih metode pembelajaran apa yang paling tepat untuk digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran IPS. b Dalam proses pembelajaran siswa diharapkan dapat berinteraksi dengan teman-temannya sehingga siswa yang mempunyai tingkat motivasi berprestasi yang tinggi akan membantu teman-temannya yang mempunyai tingkat motivasi berprestasi sedang dan rendah begitu juga siswa yang mempunyai tingkat motivasi berprestasi sedang dapat membantu teman- temannya yang mempunyai tingkat motivasi berprestasi rendah. c Bagi siswa yang memang mempunyai tingkat motivasi berprestasi tinggi tidak akan mempunyai kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran IPS hasil belajarnya pun akan baik apabila guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat. d Bagi siswa yang mempunyai tingkat motivasi berprestasi rendah akan butuh kerja keras dan perhatian dari gurunya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai tingkat kemampuan tinggi dan sedang. Diharapkan siswa yang 159 mempunyai motivasi berprestasi tinggi dan sedang dapat membantu siswa yang mempunyai tingkat motivasi berprestasi rendah, sehingga siswa yang bermotivasi berprestasi rendah dapat memperoleh hasil belajar yang baik pula. e Dalam proses perlakuan dengan pembelajaran memakai metode pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division STAD efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa baik yang mempunyai tingkat motivasi berprestasi tinggi, sedang maupun rendah. f Kepada para ahli dan calon peneliti,karena kelemahan dalam penelitian ini adalah instrumen pembelajaran belum baku, maka para ahli perlu melakukan pengembangan yang menuju pada permintaan sesuai dengan kebutuhan. DAFTAR PUSTAKA Abdul ,Azis Wahab 2007. Metode dan Model Mengajar IPS. Bandung: Alfabeta Abdullah, Ide.2007. Pengembangan kurikulum teori praktik. Yogyakarta: AR – Ruzz Media. Ahmad, Sobri. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Ciputat Press Alma, Bouchori. 2010. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta Anne Akhira. 2011.Teori Perkembangan Belajar,Jakarta, Pustaka Pelajar. Anururohman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Asep, Hery Hermawan. 2008.Buku Modul Universitas Terbuka Pembelajaran Terpadu di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Press. Asep, Jihad. Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogjakarta:Multi Press Barth, J.L. 2000. Methods of Instruction in Social Studies Education.Third Edition.Boston.Univesity Press USA. Baharudin, H dan E.N. Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Beane, J.A.2005.Curriculum integration and the disciplin of knowledge.diambil dari internet 20 januari 2012 dari htt:proquest.umu.compqpweb Benny, A Pribadi 2009. Model Desain dan Sistem Pembelajaran,Langkah Penting Merancang Pembelajaran Efektif dan Berkualitas. Jakarta:Dian Rakyat Bloom, B.S.1979.Taxonomi Of Educational Objectives,London.Longman Group LTD BNSP. 2006.Paduan Satuan Kurikulum KTSP. Jakarta: Dikdasmen

Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI ANTARA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL (STUDI PADA SISWA KELAS X SMA GAJAH MADA TAHUN PELAJ

1 21 89

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 7 83

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 9 B

0 8 90

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DAN GROUP INVESTIGATION (GI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 3 Natar Tahun

3 28 175

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN PROBLEM BASED INTRUCTION (PBI) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar

1 24 133

HASIL BELAJAR IPS TERPADU DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBRED HEAD TOGETHER (NHT) DAN LEARNING TOGETHER (LT) DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

1 12 91

KOMPARASI MODEL PEMBELAJARAN TIPE PICTURE AND PICTURE DAN STUDENT TEAM ACHIEVEDMENT DIVISION (STAD) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

0 8 106

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN PROJECT BASED LEARNING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 METRO TAHUN AJARAN 2014/2015

0 6 87

PERBANDINGAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT)

0 0 12

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION

0 0 10